NAMA KELOMPOK :
KADEK YULIANTARA ( 07 )
I GUSTI PUTU ARDI WIRAYANA ( 13 )
I MADE SUSANTA ADI PUTRA ( 15 )
I GUSTI PUTU AGUS KRISNA WIJAYA ( 26 )
I PUTU ANGGA PARANAYA ( 29 )
SEBASTIAN PODHI ( 34 )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2017
1.1 PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)
Multiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausal antara variable tertentu dengan
variable pendapatan nasional.Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi,
maka perubahan yang terjadi pada variable tersebutakan mempengaruhi terhadap tingkat
pendapatan nasional juga besar dan sebalikanya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan
oleh suatu angka pelipat yang disebutdengan koefisien multiplier. Sedangkan Keynes
mendefinisikan Multiplier sebagai “Rasio pasti antara pendapatan dan investasi serta, subyek
penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan tenaga kerja yang dipekerjakan pada
investasi langsung.”Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah
pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan
dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
(Sumber:SadonoSukirno:2011 ).
Pengertian akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomic agar mempunyai energy
yang sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki.Alat pengukurnya
disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hokum kedua Newton (F=m.a) termasuk
akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de graff, dan sinkrotron.
Perhitungan keekonomian sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan agar dapat mengetahui
proyek yang akan atau sedang dilaksanakan apakah layak secara ekonomis atau tidak. Demikian
juga halnya dengan proyek akselerator elektron, dimana jasa perhitungan keekonomian terhadap
akselerator sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan ekonominya.Perbandingan biaya
iradiasi pada kasus referensi dengan kasus Indonesia serta analisis sensitivitasnya dapat dipakai
untuk mencaripemecahan yang optimal dalam pengambilan keputusan. Diasumsikan nilai tukar
sebesar Rp6500 tiap 1 US dollars, umur ekonomis 20 tahun dan data referensi yang sudah
disesuaikan dengan keadaans ekarang.Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai NPV, IRR
dan B/C untuk masing-masing kasus.Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kasus referensi
sebaiknya tidak diambil sebab tidak layak secara ekonomi, karena NPV negatif, B/C kurangdari
1 .Demikian halnya dengan kasus Indonesia walaupun biaya ¬iradiasi lebih tinggi dari kasus
referensi, tetapi untuk NPV, B/C, maupun IRR sama dengan kasus referensi oleh karena itu tidak
layak juga secara ekonomi. Untuk layak secara ekonomi sebaiknya menggunakan kasus referensi
dengan biaya iradiasi minimal sebesar 'Rp1432/ kg, karena NPV menjadi positif, B/C lebih dari
1. Demikian juga untuk kasus Indonesia sebaiknya menggunakan biaya iradiasi minimal sebesar
Rp 2600/ kg.agar layak secara ekonomi. ( Sumber : Mochamad Nasrullah dkk : 2000 ).
Faktor akselerator dapat dilihat dari asasnya yaitu akselerato rmenerengkan bagaimana
dan berapa besar tambahan tingkat konsumsi masyarakat akan mendorong tambahan tingkat
investasi masyarakat, melalui proses tambah tingkatan pendapatan masyarakat. Apabila terdapat
tambahan permintaan akan barang-barang konsumsi dalam jumlah yang besar sekali, sedangkan
tidak cukup dilayani dengan persediaan yang ada, maka akibatnya timbul dorongan bagi para
pengusaha mengadakan penanaman-penanaman baru dalam pembelian barang-barang modal
ataupun perluasan pabrik untuk menghasilkan barang-barang konsumsi.