Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul 01, Pengolahan Bahan Galian – MG3017

Kominusi (Crushing dan Grinding)


Yuyun Wahyudin (12115036) / Kelompok A / Senin, 2 April 2018
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik MetalurgiFakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan Asisten : Mohammad Andi Setianegara (12514035)

Abstrak – Praktikum Modul 01 – Modul praktikum ini membahas tentang proses reduksi ukuran pada proses pengolahan bahan
galian atau yang sering disebut kominusi. Tujuan dilakukannya proses kominusi ini ialah untuk meningkatkan derajat liberasi
dan kadar dari mineral berharga sebelum dilakukan proses selanjutnya. Proses kominusi dilakukan dengan 2 tahapan, yakni
tahap crushing (peremukan) dan tahap grinding (penggerusan). Perbedaan yang paling mencolok dari kedua tahapan ini ialah
dari ukuran umpan dan produkta yang dapat dihasilkan, dimana proses crushing berjalan efektif dengan ukuran umpan sekitar
1 meter hingga menghasilkan produkta berukuran sekitar 2.5 cm, sedangkan proses grinding membutuhkan umpan dengan
ukuran sekitar 2.5 cm dimana yang merupakan ukuran produkta dari proses crushing. Percobaan crushing dilakukan dengan
tujuan memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja
alat. Sedangkan percobaan grinding dilakukan untuk memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat serta mempelajari
pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus. Pada praktikum ini digunakan dua jenis crusher, yaitu jaw crusher dan
roll crusher. Crushing dilakukan sebanyak 3 kali, crushing pertama menggunakan jaw crusher, hasilnya kemudian diayak dan
dibagi 2 untuk menjadi umpan pada roll crusher. Crushing pada roll crusher pertama menggunakan gape 1.25 cm, dan yang
kedua dengan gape 1.75 cm. Pada saat melakukan crushing di roll crusher terjadi choking, dimana material tidak bisa melewati
roller (tersangkut). 500 gram produkta hasil ayakan dari roll crusher kemudian diambil untuk dilakukan proses grinding
menggunakan ball (jar) mill dengan waktu grinding 10 menit dan 20 menit. Produkta grinding kemudian diayak menggunakan
ayakan getar. Praktikum ini akan menghasilkan nilai P80 pada masing-masing alat dan RR80 pada roll crusher, serta menghitung
berat material yang hilang selama proses berjalan.

A. Tinjauan Pustaka Mekanisme peremukan yang dapat terjadi antara lain:


Kominusi atau proses reduksi ukuran butir merupakan 1. Abrasion (Attrition)
proses pengecilan ukuran untuk menghasilkan ukuran dengan Terjadi bilamana energi yang kurang cukup diterapkan
spesifikasi tertentu untuk proses selanjutnya. Proses kominusi ke partikel, menyebabkan terjadinya localized
terdiri dari 2 tahapan, yakni tahap crushing (peremukan) dan stressing dan remuknya sebagian kecil area sehingga
grinding (penggerusan). Selain untuk mereduksi ukuran butir, menghasilkan distriusi ukuran partikel yang halus
2. Compression (cleavage)
kominusi juga bertujuan untuk meningkatkan derajat liberasi
Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
bijih, yaitu melepaskan mineral berharga dari mineral
menghasilkan ukuran partikel yang tidak jauh berbeda
pengotornya. Proses kominusi merupakan tahapan paling
dengan ukuran umpan
awal dalam proses pengolahan bahan yang bertujuan untuk : 3. Impact (shatter)
a) Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral Energi sangat mencukupi untuk terjadinya peremukan
berharga dari material pengotornya. partikel, menghasilkan banyak partikel yang distribusi
b) Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang ukuran yang lebar.
sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya. Peralatan yang umum digunakan antara lain adalah :
c) Memperluas permukaan partikel agar dapat 1. Jaw crusher
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya Jaw crusher digunakan untuk menghancurkan
reagen flotasi. berbagai material,terutama batuan jenis pertambangan
Crushing (peremukan) seperti batu granit, kokas, batu bara,bijih mangan,
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan bijih besi, ampelas, melebur aluminium, oksida,
galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of kalsiumkarbida menyatu, batu kapur, kuarsit, paduan,
mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) dll. Kompresi terbesar perlawanan dari material yang
menjadi ukuran ukuran 2,5 cm. akan hancur adalah 320MPa. Jaw Crusher banyak
Berdasarkan tahapannya, crushing terbagi menjadi : digunakan di pertambangan, metallurgical industri,
1. Primary crushing; alat yang digunakan adalah jaw bahan bangunan, jalan raya, kereta api dan industri
crusher dan gyratory crusher untuk mengecilkan ukuran kimia. Merupakan primary crusher.
bijih menjadi 8”-6”
2. Secondary crushing; alat yang digunakan adalah jaw
crusher, gyratory crusher, cone crusher dan roll crusher
untuk mengecilkan ukuran dari 8”-6” menjadu 3”-2”
3. Tertiary crushing; alat yang digunakan adalah cone
crusher, roll crusher, dan hammer mill untuk
mengecilkan ukuran dari 3”-2” menjad 3/8”-1/2”.
Gambar A1. Alat Jaw Crusher dan material disebabkan oleh pengaduk yang berputar di
2. Gyratory crusher dalam mill.
Gyratory crusher dibuat lebih lebar dan luas dalam Media gerus yang dapat digunakan dalam tumbling mill
bidang dari bijih lebar yang keras dan aplikasi di antaranya adalah bola-bola baja atau keramik, batang-
penghancur mineral. Pada dasarnya seperti pada batang baja, tanpa media (autogenous) dan semi autogenous.
adukan semen dan palu penghancur.

Gambar A4. Mekanisme penggerusan di dalam tumbling


Gambar A2. Alat Gyratory Crusher mill
3. Roll crusher
Selama tumbling mill beroperasi akan terjadi rotasi dan
Roll Crusher adalah mesin pereduksi ukuran yang gesekan material dengan dinding mill. Hal ini akan
menggunting dan menekan material antara dua menyebabkan material bergerak melompat yang disebut
permukaan yang keras. Permukan yang digunakan cataracting dan cascading. Pada zona cataracting, kominusi
biasanya berbentuk roll yang berputar dan besi yang terjadi didominasi oleh impact dan menghasilkan
landasan yang diam, atau dua roll dengan diameter produkta yang masih berukuran agak kasar, namun keausan
sama yang berputar pada kecepatan sama dan arahnya pada liner lebih kecil. Sedangkan pada zona cascading,
berlawanan. Permukaan roll bisa rata, berkerut atau kominusi yang terjadi menghasilkan produkta berukuran
bergigi. Roll crusher biasanya digunakan untuk halus dan keausan liner lebih tinggi.
mereduksi material yang keras.
Adapun bagian penting dari tumbling mill adalah:

a) Shell, plat baja yang membentuk bagian silinder dan


dirancang untuk mampu menahan impact serta beban
yang berat.
b) Liner, pelapis yang dilekatkan di bagian dalam shell
dan harus mampu menahan impact dan beban berat
serta tahan kikisan. Liner ini dibuat bergelombang
dalam berbagai bentuk untuk menciptakan gerakan
yang baik dari media gerus. Pelapis biasanya terbuat
Gambar A3. Alat Roll Crusher dari baja atau karet keras.

Grinding (Penggerusan)
Grinding adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari
yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau Gambar A5. Jenis-jenis liner
bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill. c) Feeder, bagian yang berfungsi memberikan umpan
4. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau kepada tumbling mill dengan laju tertentu. Ada tiga
bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous jenis feeder, yaitu spout feeder, drum feeder, dan
scoop feeder.
mill (SAG).
Pada tahap ini partikel dikecilkan ukurannya dengan Alat penggerus yang umum dipergunakan adalah:
kombinasi impact dan abrasi (attrition dan shear). Proses
grinding dilakukan di dalam sebuah silinder dari baja yang a) Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola
baja atau keramik.
berisi media gerus, material yang akan digerus dapat dalam
b) Rod mill dengan media penggerus berupa batang-
kondisi kering ataupun basah. Menurut geraknya, grinding
batang baja.
mill dibedakan menjadi tumbling mill dan stirrer mill.
c) Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya
Tumbling mill umum digunakan dalam industri pengolahan, sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
ciri khas dari tumbling mill adalah dinding mill berputar yang d) Autogenous mill bila media penggerusnya adalah
memberikan pengaruh terhadap bergeraknya media gerus dan bahan galian atau bijihnya sendiri.
material. Sedangkan pada stirrer mill, gerakan media gerus
B. Data Percobaan Bagi menjadi 2 bagian yang sama banyak pada
Berat awal umpan Jaw Crusher : 2 kg material hasil peremukan jaw crusher.
Berat awal umpan Roll Crusher 1.25 : 1 kg
Berat awal umpan Roll Crusher 1.75 : 1 kg Atur gape bukaan menjadi 1.25 cm.
Ukuran (mm) Berat tertampung per fraksi (kg)
Jaw Roll Crusher Roll Crusher
Crusher (Gape 1.25) (Gape 1.75)
Jalankan Roll Crusher dan amati cara kerjanya
+25.4 0.75 0.1 0.15
-25.4 +12.5 0.76 0.4 0.45
-12.5 +6.73 0.225 0.25 0.2 Umpankanlah dengan hati-hati setengah
-6.73 +2.38 0.11 0.1 0.08 bagian produk jaw crusher ke roll crusher
-2.38 +1.41 0.05 0.05 0.04
-1.41 +0.841 0.04 0.025 0.03 Tampung hasilnya amati ukuran dan bentuk
-0.841 0.06 0.04 0.05 partikel
Total 1.995 0.965 1

Berat feed Ball Mill : 500 gr Lakukan pengayakan pada hasil peremukan.
Ukuran feed : -12.5 mm -0.841mm
Ukuran (mesh) Ukuran Berat I Berat II
Ulangi dengan menggunakan setengah bagian
(mm) (gr) (gr)
umpan lainnya dan dengan gape bukaan 1.75
+28 0.6 261.6 195.1
cm sampai langkah pengayakan.
-28 +48 0.3 31.3 46.0
-48 +65 0.212 37.0 110.8
c) Ball (Jar) Mill
-65 +80 0.180 109.5 90.7
-80 +100 0.150 12.6 2.2 Masukkan umpan sebanyak 500 gram yang merupakan
-100 8.7 8.1 produk dari roll crusher, ambil dari produk yang paling
Total 460.7 452.9 halus.
Berat I : berat hasil grinding selama 10 menit
Berat II : berat hasil grinding selama 20 menit

Isi silinder gerus dengan bola gerus, perbandingan 1:10


C. Pengolahan Data Percobaan dengan berat umpan, namun untuk percobaan ini hanya
1. Prosedur kerja dipakai bola dengan bobot total 3 kg.
a) Jaw Crusher
Siapkan material umpan seberat 2 kg

Putar penggerus selama 10 menit, keluarkan material,


ayak dengan ayakan 28, 28, 65, 80, 100 mesh.
Ukur setting Jaw Crusher yaitu open setting dan close Timbang dan catat fraksi yang terbentuk
setting

Ulangi dengan memasukkan kembali material yang


Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong dan
telah diayak tadi, dan lakukan penggerusan kembali
amati cara kerjanya
selama 10 menit.

Masukkan umpan perlahan-lahan dan tampung


hasilnya Setelah itu keluarkan material, ayak dengan ayakan 28,
28, 65, 80, 100 mesh. Timbang dan catat fraksi yang
terbentuk

Amati hasil peremukan meliputi bentuk ukuran


bijih
2. Rumus Dasar
berat fraksi
%Berat = × 100%
Lakukan pengayakan pada produk menggunakan berat seluruhnya
ayakan bertingkat. 𝑃80 feed
𝑅𝑅80 =
P80 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎
Berat feed − Berat produkta
Timbang masing-masing fraksi dan buat grafik %Berat Hilang =
Berat feed
distribusi ukuran menentukan ukuran ayakan yang × 100%
meloloskan 80%
3. Perhitungan
a) Jaw Crusher
Hasil peremukan Jaw Crusher jangan dibuang Ukuran (mm) Berat % Berat % Berat
tertampung per Kumulatif Kumulatif
b) Roll Crusher fraksi (kg) tertampung Lolos
+25.4 0.75 37.59% 62.41%
-25.4 +12.5 0.76 75.69% 24.31%
-12.5 +6.73 0.225 86.97% 13.03%
-6.73 +2.38 0.11 92.48% 7.52% Roll Crusher Gape 1.75 cm
-2.38 +1.41 0.05 94.99% 5.01%
-1.41 +0.841 0.04 96.99% 3.01% 100.00%

%Berat Kumulatif Lolos


-0.841 0.06 100.00% 0.00% 80.00% y = 0.032x + 0.0206
Total 1.995 60.00%
40.00%
20.00%
Jaw Crusher 0.00%
0 10 20 30
80.00%
Ukuran (mm)
%Berat Kumulatif Lolos

60.00% y = 0.0235x - 0.0006


40.00% i. P80 untuk Jaw Crusher
20.00% y = 0.0235x - 0.0006
80% = 0.0235x - 0.0006
0.00%
x = 34.068
0 10 20 30
P80 = 34.068 mm
Ukuran (mm)

ii. P80 untuk Roll Crusher Gape 1.25 cm


y = 0.0348x + 0.019
b) Roll Crusher Gape 1.25 cm 80% = 0.0348x + 0.019
Ukuran (mm) Berat % Berat % Berat x = 23.5345
tertampung Kumulatif Kumulatif P80 = 23.5345 mm
per fraksi (kg) tertampung Lolos
+25.4 0.1 10.36% 89.64%
-25.4 +12.5 0.4 51.81% 48.19%
iii. P80 untuk Roll Crusher Gape 1.75 cm
-12.5 +6.73 0.25 77.72% 22.28%
y = 0.032x + 0.0206
-6.73 +2.38 0.1 88.08% 11.92% 80% = 0.032x + 0.0206
-2.38 +1.41 0.05 93.26% 6.74% x = 25.64375
-1.41 +0.841 0.025 95.85% 4.15% P80 = 25.64375 mm
-0.841 0.04 100.00% 0.00%
Total 0.965 iv. RR80 untuk Roll Crusher Gape 1.25 cm
𝑃80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 =
𝑃80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
34.068 mm
Roll Crusher Gape 1.25 cm 𝑅𝑅80 =
23.5345 mm
100.00% 𝑅𝑅80 = 1.44757
%Berat Kumulatif Lolos

80.00% y = 0.0348x + 0.019


60.00% v. RR80 untuk Roll Crusher Gape 1.75 cm
40.00% 𝑃80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 =
20.00% 𝑃80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
0.00% 34.068 mm
𝑅𝑅80 =
0 10 20 30 25.64375 mm
𝑅𝑅80 = 1.32851
Ukuran (mm)
vi. %Berat hilang
𝐹𝑗𝑎𝑤 − 𝑃𝑟𝑜𝑙𝑙1.25 − 𝑃𝑟𝑜𝑙𝑙1.75
%𝐵𝐻 = 𝑥100%
c) Roll Crusher Gape 1.75 cm 𝐹𝑗𝑎𝑤
2000𝑔𝑟−965𝑔−1000𝑔𝑟
Ukuran (mm) Berat % Berat % Berat %𝐵𝐻 = 𝑥 100%
2000𝑔𝑟
tertampung Kumulatif Kumulatif
35𝑔𝑟
per fraksi (kg) tertampung Lolos %𝐵𝐻 = 𝑥 100%
2000𝑔𝑟
+25.4 0.15 15.00% 85.00% %𝐵𝐻 = 1.75%
-25.4 +12.5 0.45 60.00% 40.00%
-12.5 +6.73 0.2 80.00% 20.00%
d) Ball (Jar) Mill, grinding selama 10 menit
-6.73 +2.38 0.08 88.00% 12.00%
Ukuran Ukuran Berat %Berat %BTK %BLK
-2.38 +1.41 0.04 92.00% 8.00%
(mesh) (mm) (gr)
-1.41 +0.841 0.03 95.00% 5.00%
+28 0.6 261.6 57% 57% 43%
-0.841 0.05 100.00% 0.00%
-28 +48 0.3 31.3 7% 64% 36%
Total 1
-48 +65 0.212 37.0 8% 72% 28%
-65 +80 0.180 109.5 24% 95% 5%
-80 +100 0.150 12.6 3% 98% 2%
-100 8.7 2% 100% 0%
Total 460.7 100%
Berat Hilang 39.3 8%
proses crushing, dimana hal ini dapat terjadi dikarenakan
Grinding 10 menit ukuran butir hasil penggerusan yang halus menyebabkan
60% material mudah terbang terbawa angin. Selain itu

%Berat Kumulatif Lolos


y = 0.8179x - 0.0068 material halus juga banyak yang masih lengket pada jar
40% gerus dan ayakan.
Pada proses secondary crusher menggunkan roll
20%
crusher menggunakan bukaan gape sebesar 1.25 cm dan
0% 1.75 menghasilkan RR80 masing-masing 1.44757 dan
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.32851. Bukaan gape yang lebih besar akan
Ukuran (mm) menghasilkan ukuran produkta yang lebih besar pula.
Itulah mengapa pada nilai reduction ration diperoleh nilai
P80 untuk proses grinding selama 10 menit RR yang lebih besar pada roll crusher dengan besar gape
y = 0.8179x - 0.0068 1.25 cm, dimana perbandingan antara ukuran feed
80% = 0.8179x - 0.0068 dengan ukuran produkta akan semakin besar bila
x = 0.98643 dibandingkan dengan roll crusher dengan besar gape 1.75
P80 = 0.98643 mm cm.
Factor-faktor yang mempengaruhi P80 dan RR80 pada
e) Ball (Jar) Mill, grinding selama 20 menit proses grinding ialah sifat fisik material yang akan
Ukuran Ukuran Berat %Berat %BTK %BLK diremukkan, seperti kekerasan, kandungan air,
(mesh) (mm) (gr)
komposisi mineral, ukuran butir, porositas, selain itu juga
+28 0.6 195.1 43% 43% 57%
dipengaruhi oleh discharge dari crusher. Sedangkan
-28 +48 0.3 46 10% 53% 47%
factor-faktor yang mempengaruhi nilai P80 ialah waktu
-48 +65 0.212 110.8 24% 78% 22%
-65 +80 0.180 90.7 20% 98% 2% penggerusan, karakteristik dan sifat material, jenis dan
-80 +100 0.150 2.2 0% 98% 2% banyaknya media gerus,
-100 8.1 2% 100% 0% Kegunaan RR80 ialah untuk menentukan kapasitas
Total 452.9 100% produksi dari sebuah crusher dan menilai efisiensi dari
Berat Hilang 47.1 9% alat tersebut bila digunakan untuk proses crushing.
Masalah yang sering timbul pada crusher di industry
misalnya ausnya ring hammer, suspension
Grinding 20 menit bar dan screen plate, hal ini bisa diatasi dengan
80% melakukan pemeliharaan secara rutin, terjadi overfeeding
%Berat Kumulatif Lolos

60% y = 1.2004x - 0.0861 yakni pemasukan bahan lebih banyak daripada kapasitas
crusher sehingga crusher macet, solusi untuk
40%
permasalahan ini ialah dengan menggunakan feeder dan
20%
kecepatan conveyor feeding disesuaikan dengan
0% kapasitas crusher, serta terjadinya choking, material
0 0.2 0.4 0.6 0.8
tersangkut pada crusher, untuk permasalahan ini dapat
Ukuran (mm)
diselesaikan dengan memasukkan umpan sesuai
spesifikasi alat, misalnya kekerasan material umpan dan
P80 untuk proses grinding selama 20 menit ukuran umpan maksimum yang dapat ditangani alat.
y = 1.2004x - 0.0861 Pada percobaan grinding dengan ball mill, diperoleh
80% = 1.2004x - 0.0861 grafik yang dapat memberikan gambaran pengaruh
x = 0.73817 waktu grinding terhadap berat material yang dapat
P80 = 0.73817 mm diloloskan oleh setiap fraksi ayakan. Dari grafik yang
ada, didapat nilai P80 untuk masing-masing lama
D. Analisis Hasil Percobaan pengayakan, yakni untuk 10 menit sebesar 0.98463 mm
Dari hasil percobaan diperoleh %berat yang hilang dan untuk 20 menit sebesar 0.73817 mm yang berarti
pada proses crushing sebesar 1.75%, sedangkan pada bahwa semakin lama waktu grinding, semakin banyak
proses grinding dengan waktu grinding 10 menit dan 20 produkta yang dapat lolos. Dapat disimpulakn bahwa
menit masing-masing sebesar 8% dan 9%. %berat hilang semakin lama penggerusan, semakin halus hasil yang
disebabkan jumlah material yang masuk tidak sama diperoleh. Namun bila hasil terlalu halus, maka
dengan jumlah material yang keluar dari sebuah proses, berdampak pada % berat hilang yang makin besar
pada tahap crushing hal ini bisa saja terjadi akibat ada dikarenakan produkta makin mudah untuk terbawa
material yang tersangkut ataupun terlempar keluar dari angin.
alat dan tidak jatuh pada wadah produkta. Selain itu juga
karena bentuk material yang kasar dan tidak beraturan E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
menyebabkan sebagian material tersangkut pada proses Crushing
pengayakan. Pada tahap grinding, %berat hilang semakin 1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip.
meningkat bila dibandingkan dengan %berat hilang pada
 Gape: Jarak mendatar pada mouth yang diukur pada sehingga menghasilkan distribusi ukuran partikel
bagian mouth dimana umpan yang dimasukkan yang halus.
bersinggungan dengan mouth.  Compression(clevage)
 Setting adalah jarak yang dapat diubah pada crusher. Terjadi apabila energi cukup untuk membuat partikel
Untuk jaw crusher terdapat dua jenis setting, yaitu remuk, menghasilkan ukuran partikel ukurannya
open setting dan closed setting. Open setting adalah tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
jarak maksimum antara kedua jaw, sedangkan closed  Impact (shatter)
setting adalah jarak minimum antara kedua jaw. Terjadi apabila Energi sangat mencukupi untuk
 Angle of nip adalah sudut yang dibentuk antara dua terjadinya peremukan partikel, menghasilkan
permukaan dari jaw plate pada jaw crusher. banyak partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.
Sedangkan pada roll crusher, angle of nip adalah 6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel
sudut yang dibentuk dari tangen pada permukaan roll melewati permukaan ayakan
pada titik kontak dengan partikel yang akan diremuk.  Ukuran bukaan ayakan, semakin besar diameter
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio, lubang bukaan akan semakin mudah dan banyak
limiting reduction ratio, reduction ratio 80%. Apakah material yang lolos.
faktor-faktoryang mempengaruhi besarnya reduction  Ukuran relatif partikel, material yang semakin
ratio hasil peremukan rounded akan semakin mudah lolos pada ayakan.
 Reduction Ratio adalah adalah perbandingan antara  Pantulan dari material, saat material jatuh ke screen
ukuran umpan yang masuk dengan ukuran produkta maka material akan membentur kisi-kisi screen
yang dihasilkan. sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi
 Limiting Reduction Ratio adalah perbandingan yang tidak teratur.
antara ukuran bukaan screen dimana semua feed bisa  Kandungan air, material yang memiliki kandungan
lolos terhadap ukuran bukaan screen yang sama air yang banyak akan lebih mudah lolos, namun bila
dimana semua produkta bisa lolos. sedikit malah akan menyumbat screen.
 Reduction Ratio 80% adalah perbandingan antara  Faktor-faktor yang juga mempengaruhi laju partikel
ukuran ayakan yang meloloskan 80% umpan melewati permukaan diantaranya adalah densitas
dengan ukuran ayakan yang meloloskan 80% hasil bulk, permukaan ayak, persentase area bukaan,
peremukan. bentuk partikel, ukuran jarak antar mantel,
kelembapan permukaan, bentuk lubang, ketebalan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
mantel, frekuensi, dan sudut inklinasi.
reduction ratio di antaranya adalah sifat fisik
7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw Crusher,
material yang akan diremukkan, seperti kekerasan,
Gyrator Crusher, Roll Crusher dan pengayak getar
kandungan air, komposisi mineral, ukuran butir,
(vibration screen)
porositas, selain itu juga dipengaruhi oleh discharge
dari crusher.  Jaw crusher: gape x width
3. Ada berapa macam type jaw Crusher menurut  Gyratory crusher: gape x mantle diameter
desainnya dan dimana letak perbedaannya  Roll crusher: diameter x width
 Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan desain,  Pengayak getar: banyaknya lubang dalam ukuran 1
yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead Eccentric, inch linear (mesh), atau ukuran geometri 1 lubang
dan Dodge. Perbedaan dari keempat tipe tersebut (mm)
adalah dalam hal ukuran umpan, power, kecepatan Grinding
putar, dan karakteristik, serta aplikasinya.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing 1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang terjadi di
dan Arrested crushing pada operasi peremukan serta beri dalam ball mill, demikian juga dengan roll mill!
contoh alat yang menggunakan cara tersebut  Ball mill : bola baja yang besar berada pada diameter
 Choke crushing adalah mekanisme peremukan shell yang besar untuk menghancurkan partikel
dimana dalam prosesnya material diremukkan oleh besar, sedangkan bola-bola baja yang kecil (sudah
alat serta tumbukan dengan material itu sendiri. aus) berada pada cone section dekat ujung
Contoh alat:roll crusher. pengeluaran untuk menghancurkan partikel yang
 Arrested crushing adalah mekanisme peremukan sudah halus. Pada ball mill, bola akan ikut berputar
yang selama prosesnya material diremukkan oleh dengan tumbling mill. Kemudian di suatu titik ketika
alat sampai material lolos ke zona discharge. Contoh kecepatannya sama dengan nol, bola akan jatuh dan
alat: jaw crusher. menumbuk bijih di dalam mill.
5. Jelaskan mekanisme remuknya material  Roll mill : Roll Mill bentuknya hampir sama dengan
Ada 3 mekanisme remuknya material yaitu : Ball mill, berbentuk shell silinder dengan ukuran
 Abrasion (attrition) panjangnya lebih besar dari diameternya (1 1/3 – 3
Terjadi apabila energi yang kurang mencukupi kali), dimuati dengan grinding media berupa batang-
diterapkan pada partikel, menyebakan terjadinya batang baja (stel rod) pengganti bola-bola baja. Pada
localized stressing dan remuknya sebagian kecil area rod mill, material akan berada di antara dua rod dan
dalam kondisi terjepit. Penggerusan terjadi akibat Saat mill berputar dengan kecepatan cukup tinggi,
berat dari rod. muatan ikut berputar dan bergerak naik relatif tinggi
2. Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan bahan galian dengan kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah
umumnya dilakukan dengan cara basah? kesetimbangan tercapai, muatan akan jatuh bebas ke
 Pada proses pengolahan cara basah tidak dasar mill. Pada mekanisme ini pengecilan ukuran
menghasilkan debu dan lebih bersih, sehingga tidak akibat pengaruh gaya impact dan kompressi. Produk
diperlukan alat penangkap debu. yang dihasilkan berukuran relatif lebih kasar.
 Klasifikasi cara basah lebih mudah dan memerlukan  Putaran kritis
ruang lebih kecil dibandingkan cara kering. Putaran mill dimana muatan mulai menempel pada
 Penggerusan cara basah memerlukan energi lebih dinding mill dan ikut berputar bersama mill. Pada
sedikit dibandingkan cara kering. kondisi ini tidak terjadi mekanisme pengecilan
 Untuk proses pengolahan yang kering membutuhkan ukuran.
feed yang kering, sehingga perlu dilakukan proses
pengeringan yang dapat menambah alur kerja. F. Kesimpulan
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan bola  Kominusi terdiri dari dua tahap, yaitu crushing dan
pelapis (liner) pada ball mill! grinding. Crushing adalah proses reduksi ukuran dari
 Pada proses pengolahan basah, liner mudah terkorosi bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM
sehingga mudah aus. = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 2,5 cm. Contoh alat
 Gesekan antara liner dengan bijih yang digiling bisa
yang digunakan pada primary crushing adalah jaw
mengakibatkan abrasi untuk liner berbahan baja,
crusher yang memiliki cara kerja seperti rahang
kekuatan abrasi liner tergantung pada jenis manusia, dengan satu jaw bergerak maju dan mundur.
materialnya. Pada secondary crushing digunakan roll crusher, yang
 Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar liner, cara kerjanya berdasarkan gesekan dan gaya putar dari
ketebalan liner, dan zona cascading. silinder yang menjepit material.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kritis dan  Proses pengayakan dilakukan untuk mencari nilai nilai
turunkan persamaannya! P80 dan RR80 pada alat crushing dan grinding. Dimana
 Kecepatan yang menyebabkan bola-bola baja akan material yang telah melalui proses pengayakan akan
melekat pada liner. ditimbang untuk masing-masing fraksi ukuran ayakan.
Penurunan rumus: Dari percobaan diperoleh nilai P80 untuk jaw crusher,
𝑚𝑉 2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝ roll crusher dengan gape 1.25 cm dan 1.75 cm, dan
𝑅
proses grinding menggunakan ball mill dengan waktu 10
V pada proses dapat dinyatakan dalam,
2𝜋𝑅𝑁
menit dan 20 menit masing-masing 34.068 mm, 23.5345
𝑉= mm, 25.64375 mm, 0.08643 mm, dan 0.73817 mm, serta
60
Sehingga jika disubtitusikan, diperoleh nilai RR80 untuk roll crusher untuk masing-
4𝜋 2 𝑅 2 𝑁 2 masing ukuran gape ialah 1.44757 untuk gape 1.25 cm
cos ∝ =
602 𝑔 dan 1.32851 untuk gape 1.75 cm.
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2  Ball mill menggerus material dengan adanya perputaran
cos ∝ =
2 tumbling mill sehingga terbentuk dua zona di dalamnya,
Kecepatan kritis terjadi saat α=0, sehingga nilai cos
yaitu cataracting zone dan cascading zone. Dalam
α=1, kedua zona terjadi aksi abrasi, kompresi dan impact.
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
1= Pada cascading zone, terjadi abrasi dan kompresi
2
2
2 sedangkan pada cataracting zone, terdapat loncatan
𝑁 =
0,0011(𝐷 − 𝑑) batuan sehingga menimbulkan impact.
𝑁=
42,3  Pada percobaan grinding dengan ball mill, didapatkan
√(𝐷 − 𝑑) kesimpulan bahwa semakin lama waktu penggerusan
Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan akan didapatkan lebih banyak material berukuran halus.
revolusi per menit (rpm). Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai P80 yang lebih
besar untuk waktu penggerusan yang lebih lama.
5. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi
penggerusan! G. Daftar Pustaka
 Cascading Wills, B. A., Napier-Munn, Tim. 2006. Will’s Mineral
Saat mill berputar dengan kecepatan relatif rendah, Processing Technology “An Introduction to The
muatan akan bergerak naik dengan tidak begitu Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral
tinggi. Setelah muatan mencapai titik kesetimbangan Recovery”. Elsevier Science & Technology Books.
maka akan segera kembali menggelinding di atas (Hlm. 109 – 115)
muatan lain yang sedang bergerak ke atas. Pada Modul Praktikum MG3107-Pengolahan Bahan Galian
mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat gaya Tahun 2018.
abrasi. Produk yang dihasilkan dengan mekanisme Sanwani, Edy. Handout Kuliah Pengolahan Bahan
ini adalah sangat halus. Galian.
 Cataracting Referensi daring :
 http://kuliahd3fatek.blogspot.co.id/2009/05/bab-
ii-pengolahan-bahan-galian.html (diakses tanggal
7 April 2018).
 http://saungpinkyku.blogspot.co.id/2012/06/bab-i-
pendahuluan.html. (diakses pada 8 April 2018).
Analisis Kerusakan Crusher B Pada Coal Handling
Sytem Unit 5-7 Pltu Suralaya ditulis oleh Asma
Binti Syahar.

H. Lampiran Proses Pengayakan Hasil Grinding menggunakan


Dokumentasi praktikum : Ayakan Getar bertingkat

Alat Jaw Crusher di Laboratorium Pengolahan


Bahan Galian

Tabel konversi ukuran fraksi ayakan


(Sumber :
http://www.universalfilters.com/images_mesh/chart
_conv.jpg)

Proses Pengayakan untuk Produkta Jaw Crusher


dan Roll Crusher

Alat Jaw Crusher di Industri


(Sumber :
http://www.limingco.com/products/jaw_crusher.ht
Alat Roll Crusher di Laboratorium Pengolahan ml)
Bahan Galian

Alat Roll Crusher di Industri


(Sumber : https://surabayacrusher.com/coal-
crusher/)
Alat Ball (Jar) Mill beserta media gerusnya di
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

Alat Ball Mill di Industri


(Sumber :
http://www.limingco.com/products/ball_mill.html)

Anda mungkin juga menyukai