Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemeriksaan serologi Hepatitis B terdiri atas pemeriksaan untuk me
ndeteksi adanya antigen virus Hepatitis B seperti pemeriksaan Hepatitis
B surface antigen(HBsAg),Hepatitis B e antigen (HBeAg) dan pemeriksaan
untuk mendeteksi adanya antibodi penderita terhadap virus Hepatitis B
seperti pemeriksaan AntiHBs, anti HBe dan anti HBc IgM maupun IgC.
Hepatitis B merupkan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh Virus
Hepatitis B. Penyakit hepatitis ini dalam masyarakat dikenal dengan istilah
penyakit kuning karena memang salah satu ciri-ciri orang yang terinfeksi penyakit
hepatitis ini tubuhnyaberwarna kuning.Penyakit hepatitis B sebagian besar akan
sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 % yang akan menjadi kronik. Bila
hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan
menjadi sirosis hati dan kanker hati. Namun hanya sebagian kecil saja penderita
Hepatitis B yang berkembang menjadi kanker hati.Untuk mengetahui adanya
infeksi Virus Hepatitis B pada tubuh dapat dilakukan beberapa serangkaian
pemeriksaan.
Infeksi Hepatitis B memberikan gejala klinis yang khas dan bervariasi, yaitu
badan terasa lemah, nyeri pada perut kanan atas, mual, muntah, air kencing dapat
berwarna seperti air teh pekat, mata dan seluruh tubuh dapat menjadi kuning
(Hadi, 2002). Diagnosis VHB dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium,
yaitu serologi berupa pemeriksaan Hepatitis B surface Antigen (HBsAg) yang
sekarang ini banyak disediakan secara komersial, pemeriksaan Hepatitis B core
Antigen (HBcAg), Hepatitis B e Antigen (HBeAg), Anti HBc, AntiHBs, yang
dilakukan secara ELISA, sampai pada pemeriksaan DNA VHB, genotipe virus,
subgenotipe dan pemeriksaan struktur virus secara molekuler seperti HBV X Gene
yang diperkirakan erat hubungannya dengan HCC (Kew, 2011). Pemeriksaan

1
serologi untuk VHB dengan rapid test yang tersedia sampai saat ini adalah HBsAg
dan Anti HBs, sedangkan untuk pemeriksaan serologi yang lain memerlukan alat
khusus dan tenaga yang terampil untuk melakukan pemeriksaan

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Anti HBs?
2. Bagaimana pemeriksaan Anti HBs?
3. Bagaimana diagnosa laboratorium Hepatitis B metode ELISA?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengertahui pengertian Anti HBs
2. Untuk mengertahui pemeriksaan Anti HBs
3. Untuk mengertahui diagnosa laboratorium Hepatitis B metode ELISA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anti HBs


Anti HBs merupakan antibodi spesifik untuk HBsAg, muncul di darah 1
sampai 4 bulan setelah timbulnya gejala. Munculnya antiHBs menyusul hilangnya
HBsAg menandakan kesembuhan dan karena antiHBs dapat menetralisir VHB
maka antiHBs disebut antibodi yang protektif (3). Kadang-kadang, pada 10 – 20%
penderita dengan hepatitis B kronis, bisa ditemukan anti HBs, dikatakan bahwa
antiHBs tersebut ditujukan kepada determinan subtipe yang berlainan dengan
HBsAg yang ada(12).
Salah satu pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnose Hepatitis
B yakni pemeriksaan serologis. Pemeriksaan serologi adalah pemeriksaan yang
menggunakan prinsip antigen-antibodi.Salah satu pemeriksaan serologis yang
digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi hepatitis B yaitu pemeriksaan Anti
HBs.
Tes anti HBs adalah bagian dari serangkaian uji diagnosis hepatitis B. Anti
HBs adalah kepanjangan dari hepatitis B surface antibody. Tes darah ini dilakukan
sebagai tindak lanjut dari tes HBsAG guna mengamati bagaimana dan seberapa
baik sistem imun tubuh Anda bekerja melawan virus HBV.
Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen) Jika hasilnya
“reaktif/positif” menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis
B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
Anti hbs merupakan antibodi spesifik untuk hbsag, muncul di darah 1 sampai 4
bulan setelah terinfeksi virus hepatitis B. Anti-HBs diinterpretasikan sebagai
kekebalan atau dalam masa penyembuhan penyakit hepatitis B.Antibodi ini
memberikan perlindungan terhadap penyakit hepatitis B ( Riswanto,2010 ).

3
Tes Anti-Hbs positif juga dapat berarti seseorang pernah mendapat vaksin
hepatitis B atau immunoglobulin. Hal ini juga dapat terjadi pada bayi yang
mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-Hbs posistif padaindividu yang tidak pernah
mendapat imunisasi hepatatitis B menunjukkan bahwa individu tersebut
pernahterinfeksivirushepatitisB(Riswanto,2010). Dulu, diperkirakan HBsAg dan
Anti - HBs tidak mungkin dijumpai bersama- sama, namun ternyata sepertiga
carrier HBsAg juga memiliki Anti - HBs. Hal ini
dapatdisebabkanolehinfeksisimultandengansub-tipeyangberbeda ( Riswanto,2010 )

B. Pemeriksaan Anti HBs


Pemeriksaan Anti - HBs dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi spesifik
terhadap virus Hepatitis B (HBV) pada serum atau plasma pasien. Pemeriksaan
Anti – HBs dilakukan dengan menggunakan metode Immunochromatografi
Rapid Test.
Metode Immunochromatografi Rapid Test merupakan sebuah metode
pemeriksaan yang dapat mendeteksi adanya anti HBV dalam serum atau plasma
pasien dengan menggunakan sebuah kaset test yang telah dilapisi oleh anti HBV.
Di kaset test untuk uji anti HBs ini memiliki tanda berupa huruf “C” sebagai tanda
control dan tanda huruf “T” sebagai tanda hasil test pada permukaannya. Terdapat
dua sampel serum yang dilakukan pemeriksaan anti HBs yaitu sampel serum I
dansampel serumII. Sebelum dilakukan pemeriksaan kondisi sampel harus
diperhatikan. Sampel yang baik digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sampel
serum yang tidak lisis, tidak lipemik dan tidak terdapat presipitat atau endapan
dalam sampel. Sampel yang lipemik atau terdapat presipitat dapat mengganggu
pemeriksaan, dimana akan mempengaruhi laju sampel pada membrane uji,
sehingga akan menghambat reaksi. Selain itu suhu sampel juga dapat
mempengaruhi pemeriksaan.Sampel dan kasset harus disuhuruangkan terlebih
dahulu sebelum direaksikan.Hal ini dilakukan mengingat dalam pemeriksaan ini
suhu dapat mempengaruhi hasi pemeriksaan. Pemeriksaan anti HBs dengan SD

4
Bioline dilakukan pada range suhu 15-30oC yaitu pada suhu kamar. Pada range
suhu ini reaksi pada membrane uji akan lebih optimal.
Mengingat suhu dapat mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi suhu maka
semakin cepat laju reaksi yang terjadi dan begitu pula sebaliknya.Jika suhunya
kurang dari 10oC maka pada saat pemeriksaan, pembacaan dilakukan pada menit
ke 30. Volume serum/plasma yang digunakan adalah 100 mikroliter, serum harus
diteteskan secara hati-hati pada lubang serum, serum akan bercampur dengan
conjugat yang terdapat dalam caset. Konjugat ini merupakan suatu reagen spesifik
dengan control. Dari lubang serum, campuran serum dan konjugat akan bermigrasi
secara kromatografi pada membrane uji menuju daerah T yang telah dilapisi oleh
antigen spesifik terhadap antibody. Apabila di serum yang diuji tersebut
mengandung antibody spesifik terhadap HBV maka pada daerah T ini akan terjadi
kompleks antigen-antibody yang ditunjukkan dengan garis warna. Dari daerah T
campuran serum akan menuju daerah C dan disini akan terjadi kompleks konjugat
dengan control sehingga akan menimbulkan reaksi warna pada control. Oleh sebab
itu, sebelum sampel diteteskan pada tempat penetesan sampel garis control ini
tidak akan muncul, namun garis control ini harus selalu muncul jika pengujian
telah dilakukan dengan benar dan reagen pada test kit (kaset test) dari garis control
telah bekerja dengan baik.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada kedua sampel serum yang diuji
menunjukkan hasil negatif.Dimana garis warna yang muncul hanya pada daerah
control.Hal ini belum dapat disimpulkan bahwa pada sampel uji tidak terdapat
antibody spesifik terhadap BHV, kemungkinan dalam sampel yang diuji
mengandung antibody tersebut namun dalam jumlah yang sedikit, mengingat
pemeriksaan dengan rapid test ini memiliki sensitifitas 30 ml U/ml. Ini merupakan
kadar terkecil anti HBs yang masih dapat dideteksi oleh alat SD Bioline, jika
dalam sampel uji kadar anti HBs kurang dari nilai tersebut maka tidak akan
memberikan hasil yang positif. Oleh sebab itu untuk lebih memastikan dan untuk
menentukan kadar dari anti HBs dalam sampel maka dapat dilakukan pemeriksaan

5
lanjutan dengan metode ELISA sebuah garis uji ungu akan terlihat di permukaan
hasil (pada tanda “T” ) jika ada antibody yang cukup terhadap resiko HBV dalam
sampel. Jika antibody terhadap resiko HBVV tidak ada atau ada namun pada
tingkat yang sangat rendah (dibawah nilai sensitifitas) dalam sampel, maka tidak
akan ada warna muncul dalam garis test (pada tanda “T”) . Adanya Anti - HBs
dapat
dideteksikarenaantibodidarisampelserumatauplasmaakanberikatandenganantigen
rekombinan virus Hepatitis B yang terdapat di dalam Test Kit Anti-HBs.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan anti HBs agar
hasil yang diperoleh tepat yaitu :
1. Strip test atau rapid test yang digunakan harus selalu dalam keadaan baik,
bersih dan tidak kadaluarsa.
2. Spesimen dikondisikan pada suhu kamar sebelum dilakukan pengujian, jika
tidak segera digunakan dapat disimpan pada suhu 2-8o C selama 3 hari.
Spesiman dapat dibekukan untuk penyimpanan yang lebih lama.
3. Pemeriksaan dilakukan sesuai protap atau sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan.
4. Gunakan serum yang bersih, karena apabila dalam spesimen terdapat
endapan akan menghasilkan hasil tes tidak konsisten.
5. Jangan menggunakan test kit jika kantong rusak atau segel rusak

Prosedur pemeriksaan Anti HBs


Alat dan Bahan
a) Alat
1. Mikropipet 100 µl
2.Stand Mikropipet
3.Stopwatch/timer
b) Bahan
1.Sampel serum

6
2.SD Bioline Anti-HBs rapid test kit
3.Yellow tip

Cara Kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Semua komponen dibawa ke suhu ruang/kamar sebelum pengujian.
c) Perangkat uji diletakkan dari kantong foil dan diletakkan di permukaan yang
datar dan kering.
d) Memipet 100 µl sampel ditambahkan ke dalam lubang sampel.
e) Tes akan mulai bekerja, yang ditunjukkan dengan terlihatnya warna
ungubergerak di jendela hasil di tengah perangkat uji.
f) Hasil tes diinterpretasikan segera setelah 20 menit.
Interpretasi Hasil
a) Hasil negatif : Hanya ada satu band / garis warnaungu dalam jendela
hasil menunjukkan hasil negate Hasil positif : Terdapat dua band/garis
warna ("t"band dan "c" band) dalam jendela hasil , yaitu padagaris “t” dan “c
“ menunjukkan hasil yang positif.
b) Hasil tidak valid : Setelah melakukan tes dan tidakada band/garis warna ungu
terlihat dalam jendela hasil,hasilnya dianggap tidak valid. Beberapa penyebab
hasilyang tidakvaliddisebabkan karenatidakmengikutipetunjuk dengan benar
atau tes kit pemeriksaan telahmelampaui tanggal kedaluwarsa.
Anti HBs diinterpretasikan sebagai kekebalan atau dalam masa penyembuhan
penyakit hepatitis B. Antibodi ini memberikan perlindungan terhadap penyakit
hepatitis B.

Pemeriksaan Anti HBs


1. Metode : Rapid Strip Test
2. Merk : AIM

7
3. Prinsip : Anti HBs Ag Rapid Strip Test adalah suatu cara penetapan
kualitatif imunologi yang cepat berdasarkan prinsip Sandwich
Imunokromatografi Recombinan HBs Ag murni yang melapisi membran filter
akan mendeteksi anti HBs yang spesipik dengan sensitifitas yang tinggi terdiri
dari dua bagian , bagian test (T) dan bagian kontrol (C). Garis test (T) yang
berwarna ungu akan timbul dalam waktu 30 detik sampai 15 menit jika terdapat
anti HBs di dalam serum. Garis kontrol (C) yang berwarna ungu selalu timbul
dalam proses pengetesan.

4. Alat dan bahan :


a) Tabung reaksi
b) Rapid Stip Anti HBs Ag

5. Bahan pemeriksaan : Serum.

6. Cara kerja :
a) Alat test dan spesimen harus mencapai suhu kamar sebelum pengetesan.
b) Dibuka sampul sebelum alat pereaksi dipakai, diberi tanda identitas pasien
pada alat.
c) Dicelupkan strip Test kedalam serum (tidak boleh melebihi garis hitam
pada Strip). Volume minimum sampel
± 1000 µl.
d) Dibaca hasil pengetesan antara 15 - 20 menit. Tidak disarankan membaca
hasil test sesudah 30 menit.

7. Interpretasi Hasil :
a) Negatif : hanya timbul satu garis kontrol (C).
b) Positif : timbul dua garis berwarna ungu masing - masing pada daerah
kontrol (C) dan daerah Test (T).

8
c) Test yang gagal : bila garis kontrol (C) tidak muncul.
C. Diagnosa Laboratorium Untuk Hepatitis B Dengan Metode ELISA
Penelitian laboratorium secara intensif mengenai VHB telah menemukan hal
untuk diamati diklinik dan laboratorium. Keterangan diatas ( petanda serologi )
telah memuat variabel - variabel yang sering diperiksa. Tes - tes yang sangat
sensitif pun telah banyak dikembangkan secara luas untuk meneggakan diagnosa
hepatitis B dalam kasus - kasus ringan, sub klinis atau yang menetap. Salah satu
tes pemeriksaan yang tergolong dalam generasi ketiga menurut WHO adalah
ELISA. ELISA dianggap pemeriksaan yang memiliki spesifitas dan sensitifitas
yang tinggi yang mampu menunjang diagnosa klinis hepatitis B.( Handojo, 2004 )
Prinsip dari pemeriksaan ELISA ( Enzym Linked Imuno Sorbent Assay )
adalah reaksi antigen-antibodi ( Ag - Ab ) dimana setelah penambahan konjugat
yaitu antigen atau antibodi yang dilabel enzim dan substrat akan terjadi perubahan
warna. Perubahan warna ini yang akan diukur intensitasnya dengan alat pembaca
yang disebut spektrofotometer atau ELISA reader dengan menggunakan panjang
gelombang tertentu.
ELISA ( EIA ) dibagi menjadi dua macam yaitu homogenous EIA dan
heterogenous EIA. Homogenous EIA berguna untuk pemeriksaan bahan obat-
obatan, hormon dan lain-lain.Sedangkan heterogenous EIA berguna untuk
pemeriksaan bahan yang memiliki berat molekul besar misalnya antigen dan
antibodi.Pemeriksaan parameter petanda serologis hepatitis B termasuk dalam
kelompok kedua yaitu heterogenous EIA.
Ada tiga tahapan penting dalam uji ELISA yaitu :
1. Pelapisan ( coating ) dengan antigen atau antibodi pada plate ( Phase padat ).
Pelapisan dengan dengan antigen untuk penentuan antibodi untuk penentuan
antigen.
2. Penambahan bahan yang ditentukan ( diperiksa ), misalnya serum, plasma,
saliva dan cairan tubuh yang lain.

9
3. Penambahan detektor yang berfungsi untuk mendeteksi ikatan Ag – Ab yang
terjadi. Ada dua detektor yang digunakan yaitu :
a. Penambahan konjugat yaitu antigen atau antibodi yang
berlabel enzim, misalnya Horse Radish Peroxidase ( HRPO). Alkaline
Phosphatase,Urease,Glukose-Oxidase(GOP) dan lain-lain.
b. Penambahan substrat yang berfungsi memberi perubahan
warna pada reaksi. Misalnya TMB (Tetra Methyl Benzidine, O-
Toluidine, OPD, ABTS dan lain-lain.
ELISA sendiri terdiri dari beberapa macam metode diantaranya ELISA
kompetitif, ELISA double sandwich antigen atau antibodi dan indirect ELISA
yang ketiganya memiliki prinsip dasar reaksi yang sama yaitu reaksi Ag - Ab.
Dalam penulisan ini akan dijelaskan mengenai pemeriksaan terhadap anti-HBs
dengan menggunakan teknik ELISA metode double sandwich Ag sebagai deteksi
terhadap orang-orang yang pernah menderita hepatitis B atau pernah kontak
dengan virus hepatitis B dan scrining test pravaksinasi VHB.
1. Tujuan : Untuk mengetahui sekaligus menentukan titer dari antibodi
pada serum tes terhadap Hepatitis B Surface Antigen ( HBsAg ).
2. Specimen : Serum atau plasma.
3. Prinsip : Double Sandwich Ag Assay
Lubang plate ( phase padat) ( HbsAg ) + specimen ( anti - HBs ) + HbsAg –
HRPO à HbsAg – anti – HBs HbsAg - HRPO à sandwich
kompleks.Sandwich kompleks + substrat TMB à warna biru.Warna biru +
H2SO4 2N ( stop solution ) à kuning sampai coklat.Baca absorben dengan
panjang gelombang 450 nm.
4. Kit : Pasific Biotekindo
5. Reagen
a. Plate HBsAg ( solid phase coated Hbs Ag )
b. Larutan HBsAg Peroksidase ( konjugat)
c. Kontrol positif anti-HBs

10
d. Kontrol negatif anti-HBs
e. Larutan substrat TMB ( Tetra Methyl Benzidine ) A
f. Larutan substrat TMB ( Tetra Methyl Benzidine ) B
g. Larutan pencuci dengan pengenceran 20X
h. H2SO4 2 N ( Stopping solution )

6. Alat – alat :
a. Mikropipet 50µl dan 100µl
b. Inkubator dengan kontrol temperatur 37°C
c. Lempeng pencuci
d. ELISA Reader
e. Well
7. Prosedur Tes :
a. Masukan 50µl control positive, control negative dan sample dalam masing-
masing well.
b. Tambahkan 50µl anti-HBS peroxidase solution (conjugate) kedalam masing-
masing well, di rotator selama 2 detik.
c. Inkubasi pada suhu 37ºc selama 80 menit.
d. Well di cuci 6 kali dengan larutan pencuci.
e. Tambahkan masing-masing TMB substrate solution A 50µl dan B50µl,
dirotator selama 2-3 detik.
f. Tutup dengan cover hitan, inkubasi suhu kamar selama 30 menit.
g. Tambahkan 100 µl larutan stop solution H2SO4 2 N.
h. Baca pada ELISA reader dengan panjang gelombang 450 atau 650 nm
8. Interpretasi Hasil
a. Hasil Negatif : Spesimen dari pasien dengan nilai absorben lebih
kecil dari nilai cut off disebut non-reaktif dan berarti HBsAg negative.
b. Hasil Positif : Spesimen dari pasien dengan nilai absorben lebih
besar atau sama dengan nilai cut off disebut reaktif.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Mengingat pentingnya diagnose hepatitis B dengan teknik ELISA, maka
diharapkan agar setiap laboratorium untuk menggunakan metode ELISA untuk
pemeriksaan hepatitis karena akan didapatkan hasil yang sensitif dan cukup
spesifik.

12

Anda mungkin juga menyukai