(PKM)
OLEH :
RAMLAN FAUZI
NPM. 155100062
i
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
(PKM)
OLEH :
RAMLAN FAUZI
NPM. 155100062
i
i
PERSYARATAN PERSETUJUAN
Laporan PKM ini telah disetujui oleh Pembimbing Materi dan Pembimbing Lapangan
Kesehatan Masyarakat
NIK. 1027.98.016
i
ii
IDENTITAS MAHASISWA
NPM : 155100062
(Ramlan Fauzi)
ii
iii
KATA PENGANTAR
SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) ini
dapat diselesaikan. Laporan ini berisi mengenai Pelaksanaan Prosedur Izin Kerja Risiko
Tinggi Pada Pemasangan Bekisting Kolom Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
mengalami hambatan, namun atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak pada
akhirnya laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
Indonesia.
iii
iv
4. Evi Nopiyanti, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Materi yang telah
5. Dosen dan staff Universitas Respati Indonesia yang telah memberikan ilmu
6. Wahyu Anugrah selaku pembimbing lapangan dan QHSE Officer Proyek Conexio
Kesehatan Masyarakat
7. Ponijo dan Mulyono selaku QHSE Supervisor Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi
Persada Gedung yang telah banyak membantu dan memberikan arahan kepada
8. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
9. Teman – Teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk maju dan
kasih sayang yang tulus sehingga memberikan kekuatan kepada penulis untuk
iv
v
dapat bermanfaat bagi PT. Adhi Persada Gedung khususnya pada Proyek Konstruksi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun yang bertujuan untuk
Ramlan Fauzi
v
vi
DAFTAR ISI
vi
vii
3.1.5 Data Umum dan Data Struktur Proyek Conexio Cikunir 1 .................................. 16
3.1.6 Fasilitas Proyek .................................................................................................... 17
3.1.7 Struktur Organisasi Proyek Conexio Cikunir PT Adhi Persada Gedung ............... 23
3.2 Divisi QHSE (Quality Health Safety and Environment) ................................................ 25
3.2.1 Kebijakan QHSE ................................................................................................... 25
3.2.2 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan ( K3L ) ....................... 26
3.2.3 Struktur Organisasi QHSE pada PT Adhi Persada Gedung .................................. 27
3.2.4 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan ( K3L ) ....................... 35
3.3 Kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) .......................................................... 38
3.3.1 Pengorganisasian permit to work di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
Gedung....……………………………………………………………………………………………………………………….40
3.3.2 Pengorganisasian pemasangan bekisting pada kolom di Proyek Conexio Cikunir
1 PT Adhi Persada Gedung .................................................................................................. 44
3.3.2 Perbandingan Antara Standar Yang Berlaku dengan Kenyataan di Lapangan.... 46
3.4 Hasil Praktik Kesehatan Masyarakat ........................................................................... 47
3.4.1 Hasil Observasi ........................................................................................................... 47
3.4.2 Hasil Wawancara ........................................................................................................ 50
3.4.3 Learning by Doing ...................................................................................................... 51
3.4.4 Studi Dokumentasi ..................................................................................................... 53
3.5 Identifikasi Masalah di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung............... 53
3.6 Pembahasan Masalah di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung............ 53
3.7 Alternatif Pemecahan Masalah di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
……………………………………………………………………………………………………………………………….60
BAB IV ........................................................................................................................... 62
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 62
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 62
4.2 Saran ................................................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
vii
viii
DAFTAR SINGKATAN
viii
ix
DAFTAR TABEL
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.6 Los Kerja Besi Untuk Kegiatan Pembesian Proyek ....................... 19
x
xi
DAFTAR BAGAN
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia yang sedang dikerjakan atau direncanakan. Perkembangan yang pesat ini
menuntut tiap pelaku bisnis jasa konstruksi dapat melaksanakannya sesuai biaya,
kualitas dan waktu yang telah direncanakan serta diselesaikan dengan cara yang baik
alat, dan bahan dalam jumlah besar, baik secara sendiri atau bersama sehingga tingkat
kecelakaan kerja pada bidang pekerjaan ini lebih besar dibandingkan bidang pekerjaan
lain. Industri konstruksi sendiri adalah jenis industri yang paling banyak memberikan
kontribusi dalam hal kecelakaan kerja. Secara global menurut data dari International
Labour Organization (ILO) tahun 2016 diperkirakan 337 juta kecelakaan kerja dan 2,3
juta kematian terjadi setiap tahun. Data kecelakaan kerja menurut Badan
kerja mencapai 105.182 kasus dengan korban meninggal dunia 2.375 orang. Dengan
kata lain, inilah akibat kelalaian dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Gatra,
2016).
pencegahan untuk meminimalisir kecelakaan kerja dengan potensi bahaya yang tinggi
di perusahaan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menerapkan suatu system
izin kerja aman atau bisa disebut permit to work system (PTW System). Permit to work
1
2
orang tertentu untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, dengan waktu dan tempat
benar-benar dengan prosedur dan persyaratan dalam bekerja aman agar terjamin
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun aset perusahaan dan lingkungan serta
Salah satu sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi di lingkungan konstruksi
yaitu pada pemasangan bekisting kolom. Bekisting adalah suatu sarana pembantu untuk
mencetak beton dengan ukuran, bentuk rupa ataupun posisi serta Alignment yang
dikehendaki. Bekisting terdiri dari beberapa bagian yang dirangkai menjadi suatu
kesatuan konstruksi tertentu dengan system yang praktis. Kolom adalah batang tekan
vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu
elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
Pada hal ini PT Adhi Persada Gedung merupakan anak perusahaan dari PT Adhi
bangunan bertingkat (high rise-building) yang berdiri pada tahun 2013. Salah satu
proyek yang sedang dilaksanakan oleh PT Adhi Persada Gedung adalah pembangunan
2
3
Pada proses pembangunan struktur salah satu pekerjaan yang dilakukan adalah
berisiko tinggi sehingga perlu adanya permit to work sebelum kegiatan tersebut dapat
dilakukan oleh pekerja. Adanya permit to work merupakan salah satu upaya untuk
pencegahan kecelakaan yang dilakukan oleh tim QHSE. Sistem izin kerja adalah
mempertimbangkan bahaya yang ada, dan semua langkah pengaman ditentukan dan
dilaksanakan dalam urutan yang tepat. Setiap instruksi dan persyaratan pekerjaan
dituliskan di dalam formulir izin kerja sehingga kesalahan dalam pemahaman dan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada pekerja yang
body harness, hal ini jelas tidak sesuai dengan salah satu isi pada permit to work yaitu
setiap pekerja yang melakukan pekerjaan wajib memakai alat pelindung diri sesuai
dengan jenis pekerjaannya. Penulis juga mendapatkan informasi dari QHSE Officer
pada setiap pekerjaan yang dilakukan khususnya pada pekerjaan pemasangan bekisting.
4
Menurut hasil wawancara dengan QHSE Officer bahwa pada periode Desember
2018, tidak didapatkan sama sekali adanya kasus kecelakaan kerja diketinggian. Namun
masih ada beberapa temuan terkait dengan perilaku dan kebiasaan pekerja yang tidak
disiplin dalam menggunakan alat pelindung diri khususnya pada pekerjaan pemasangan
bekisting kolom. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
membahas tentang permit to work terhadap pemasangan bekisting kolom dengan judul
pelaksanaan prosedur izin kerja risiko tinggi pada pemasangan bekisting kolom di
1.2 Tujuan
Diketahui secara umum pelaksanaan prosedur izin kerja risiko tinggi pada
Gedung.
Persada Gedung
1.3 Manfaat
Kesehatan Masyarakat
c. Terbinanya jaringan kerja sama dengan institusi tempat PKM dalam upaya
kebutuhan.
Perusahaan.
terhitung dari :
2.2 Metode
a. Observasi
7
8
b. Wawancara
Pekerja dan tim Quality Health Safety and Environment (QHSE) di PT Adhi
pemecahan masalah.
c. Learning by Doing
kolom.
d. Studi Dokumentasi
Gedung.
9
Tabel 2.1
h. Observasi
2. Minggu II a. Wawancara dengan a. Proyek a. Wawancara
3-7 Penanggung Jawab
Desember Lapangan (proyek)
2018 b. Melakukan kunjungan b. Proyek b. Observasi
lapangan ke unit-unit kerja
c. Wawancara dengan salah c. Proyek c. Wawancara
satu karyawan/pekerja
d. Melakukan Inspeksi d. Proyek d. Observasi
APAR di area proyek
e. Daily Safety Patrol (1) e. Proyek e. Observasi
f. Wawancara dengan f. Proyek f. Wawancara
pembimbing lapangan
terkait dengan kegiatan
pemasangan bekisting g. Kantor g. Learning by
g. Meeting QHSE doing
10
PT Adhi Persada Gedung berdiri pada tahun 2013 dengan nama PT Adhi
Persada Gedung yang berlokasi di 18 Office Park, 7th Floor, Jl. TB. Simatupang Kav.
18, RT. 002/01 Kel. Kebagusan, Kec. Pasar Minggu, Kab. Kota Jakarta Selatan.
Perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari PT Adhi Karya (Persero) yang
merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan pengalaman
building) PT tersebut saat ini telah semakin maju dan terus berkomitmen dalam
3.1.2 Visi, Misi, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Mutu & K3L
Visi, Misi, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Mutu & K3L Proyek Conexio
1. Visi
2. Misi
12
13
corporate governance.
3. Nilai
a. Bekerja Cerdas
dan efisiensi yang dilandasi jiwa entrepreneurship. Sisi lain dari tata nilai
ini adalah agar setiap orang di PT Adhi Persada Gedung memiliki sifat
c. Bersahaja
(proporsional) juga memiliki sikap sederhana dan rendah hati (tidak arogan)
agar mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif. Dengan tata nilai ini
rekan kerja, mitra bisnis, perusahaan pesaing, dan masyarakat luas terus
14
pekerjaan tepat waktu, keselamatan kerja dengan zero accident serta selalu
berkesinambungan dengan :
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas risiko kecelakaan,
berkelanjutan.
9001 : 2008. Selain itu untuk menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan
sesuai OSHAS 18001 : 2007 dan ISO 14001 : 2004. Ketiga standar tersebut
up yang dimulai pada tanggal 18 April 2018 yang berlokasi di Jl.Cempaka Raya,
Jatibening, Bekasi. Apartemen adalah tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang
lengkap dengan ruang duduk, kamar tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar
mandi yang terletak pada satu lantai, bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa
bangun 25 lantai, 2 basement, dan 1 semi basement di lahan seluas 3.170 m², dengan
luas tapak 2.356 m², luas bangunan 36.792 m² dan tinggi bangunan 85 m, dengan total
713 unit apartemen. Apartemen ini menawarkan hunian dengan konsep premium dan
kemudahan akses menuju tol jatibening dan Stasiun LRT. PT Adhi Persada Gedung
selaku pelaksana proyek telah berkomitmen untuk membangun proyek ini dengan
Gambar 3.1 Gambaran lokasi Proyek Conexio Cikunir 1 dengan Bird View Kamera
4. Tinggi Bangunan : 85 m
Gambar 3.3
Kantor sementara proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
lokasi proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff kontraktor maupun
2. Mushola/Tempat Ibadah
Gambar 3.4
Fasilitas tempat Ibadah untuk staff dan pekerja proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi
Persada Gedung
Gambar 3.5
Gudang tempat penyimpanan material proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
Gedung
berbagai jenis material dan peralatan yang digunakan saat proyek berlangsung.
Pada lokasi ini memiliki kondisi dengan kelembaban yang rendah agar
mempengaruhi kualitas.
Gambar 3.6
Los kerja besi untuk kegiatan pembesian proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi
Persada Gedung
Los kerja adalah area yang dibuat lepas tanpa dinding (los) dan tidak
diberi penutup atap, area ini digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan
5. Pos Keamanan
Gambar 3.7
Pos keamanan yang berada di pintu masuk utama proyek Conexio Cikunir 1 PT
Adhi Persada Gedung
6. Pagar Proyek
Gambar 3.8
Pagar proyek yang berada di pintu masuk utama proyek Conexio Cikunir 1 PT
Adhi Persada Gedung
lingkungan proyek.
pelaksanaan suatu proyek. Listrik yang digunakan berasal dari PLN yang
direksi serta berfungsi dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti bar
8. Kamar Mandi/WC
Gambar 3.9
Fasilitas kamar mandi proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
pekerja yang digunakan untuk buang air besar ataupun buang air kecil.
22
9. Barak Pekerja
Gambar 3.10
Fasilitas Barak pekerja proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
Gambar 3.11
Fasilitas area untuk merokok proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
istirahat.
Gambar 3.12
Fasilitas area parkir proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
Sebuah lahan yang disediakan untuk parkir kendaraan baik bagi pekerja
PT Adhi Persada Gedung mempunyai struktur bagian yang terdiri dari jajaran
top management hingga staff yang memiliki tugas berbeda sesuai dengan kedudukan
Bagan 3.1
PROJECT COORDINATOR
Project Manager
Document Control
Operator TC Mekanik
Reger TC
25
dampak lingkungan yang dapat terjadi akibat operasional kegiatan proyek pembangunan
risiko yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja,
PT Adhi Persada Gedung, telah ditetapkan suatu kebijakan QHSE yang diharapkan
mampu diterapkan dalam kegiatan operasional. Refrensi yang digunakan antara lain:
18001: 2007
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas risiko kecelakaan,
pencemaran lingkungan.
perusahaan.
K3L.
Gedung dikepalai QHSE Manager yang selanjutnya oleh QHSE Officer, dan juga
program, maka akan berkoordinasi kepada QHSE Officer maupun QHSE Manager
1. QHSE Manager
QHSE Manager adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam perencanaan,
proses pelaksanaan, dan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja yang berada dalam
QHSE
2) QHSE Manager melaporkan kepada Manajer Proyek dan harus secara aktif
program K3.
Management Representatif.
pendidikan atau pelatihan, mutasi serta pemberian promosi dan sanksi bagi
e. Tugas-tugas lain :
f. Ukuran keberhasilan
baik.
2. QHSE Officer
QHSE Officer bertanggung jawab membantu QHSE Manager untuk mengelola dan
kesehatan kerja serta dan lingkungan serta sebagai wakil sekertaris P2K3 dalam
perusahaan.
QHSE
6) QHSE Officer melaporkan kepada Manajer QHSE dan harus secara aktif
e. Tugas-tugas lain :
Manajemen
f. Ukuran keberhasilan
3. Safety supervisor
Safety supervisor adalah petugas yang ditunjuk oleh QHSE Manager untuk
lapangan.
31
Cikunir 1.
c. Hubungan kerja
Cikunir 1
11) Investigasi semua kecelakaan, cidera, kebakaran dan kerusakan properti dan
yang diperlukan.
13) Identifikasi klasifikasi cidera jika pekerja kehilangan pekerjaan atau waktu,
15) Periksa/ berikan persetujuan keamanan untuk peralatan dan peralatan baru,
setiap saat.
33
e. Tugas-tugas lain
f. Ukuran keberhasilan
Accident
Safety Officer Subkonstruksi adalah petugas QHSE dari pihak subkontraktor yang
lapangan.
b. Kedudukan Organisasi
digunakan
e. Tugas-tugas lain
bekerja
f. Ukuran keberhasilan
Accident
QHSE Manager
QHSE Supervisor
Safety Officer
SUB-KONTRAK
35
a. Safety Induction
kerja yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu
yang baru pertama kali datang di lokasi proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi
ini merupakan program wajib yang harus dilakukan oleh petugas ahli K3 yang
Officer atau QHSE Supervisor tergantung dengan kebutuhan dan siapa yang
kesehatan kerja yang bervariasi. Mulai dari review pekerjaan yang sebelumnya
dilakukan, pekerjaan yang akan dilakukan hari ini, pembagian tugas kepada
Kegiatan ini dilakukan setiap pagi hari sebelum memulai aktifitas proyek
di lakukan, dan dalam kegiatan ini pun di lakukan kuis tanya jawab sebagai
inovasi agar tidak terlalu membosankan, setelah itu di akhiri dengan doa
bersama dan terakhir pembagian sarapan kepada seluruh staff dan pekera yang
c. Safety Meeting
tentang potensi bahaya baru yang ada di proyek, capaian program K3 yang
d. Safety Patrol
Safety Patrol merupakan bagian dari elemen inspeksi dan pengujian, yang
Kegiatan ini dilakukan oleh tim QHSE dan dilakukan setiap hari kerja
banyak kegiatan yang sedang dilakukan pada jam tertentu maka tim QHSE
wajib melakukan safety patrol. Safety patrol harus dilengkapi dengan checklist
37
yang berfungsi sebagai catatan apabila ada temuan atau ada ketidaksesuaian
yang ditemukan di area kerja proyek, hal ini meliputi safety manusia maupun
safety peralatan. Salah satu contoh safety patrol yang dilakukan proyek
apakah persediaan obat yang ada pada kotak P3K masih tersedia. Kegiatan ini
dilakukan setiap hari. Apabila ada persediaan obat yang habis maka tim QHSE
akan melakukan pengadaan kembali stok obat yang kosong, kotak P3K yang
ada di proyek Conexio Cikunir 1 berisikan obat obat umum yang digunakan
proyek.
f. Kebersihan Proyek
Gedung, setiap area proyek harus bersih agar terlihat baik dari segi estetika
dan tentunya membuat setiap pekerja dan pengunjung yang ada di area proyek
harian dan diawasi langsung oleh 3 orang tim QHSE secara bergantian,
program ini dilakukan setiap hari. Jenis sampah seperti sampah makanan dan
minuman, sampah bahan konstruksi, atau sampah hasil kegiatan dan debu
g. Fogging
serangga dan nyamuk merupakan hal yang tidak bisa dihindari . Oleh karena
itu tim QHSE membuat inisiatif dengan mengadakan fogging di area proyek
bertujuan agar lingkungan proyek bebas dari serangga dan nyamuk yang dapat
pengunjung.
diprakarsai oleh PT Adhi Persada Gedung sebagai kontraktor utama, proyek ini
Secara garis besar program K3 yang ada di proyek conexio sudah berjalan
dengan baik, terbukti dengan tidak adanya angka kecelakaan kerja sejak awal proyek ini
proyek tersebut pada akhir desember. Pada saat praktik kesehatan masyarakat (PKM)
Setiap pekerjaan yang ada di proyek Conexio Cikunir 1 harus memiliki permit to
work terlebih dahulu sebelum pekerjaan tersebut dimulai, hal ini sesuai dengan undang
– undang keselamatan kerja no.01 tahun 1970 pasal 9 bahwa pengurus suatu perusahaan
dalam bidang apapun wajib untuk melakukan pembinaan kepada semua tenaga dalam
hal pencegahan kecelakaan kerja serta memastikan cara dan sikap kerja aman tiap
tenaga kerja.
merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko paling tinggi, oleh karena itu
pekerjaan ini memerlukan perhatian khusus dari tim K3 yang ada di proyek tersebut,
merupakan standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan PT Adhi Persada Gedung.
Untuk mendapatkan permit to work pertama pekerja harus melapor kepada mandor
kerja bahwa mereka ingin melakukan suatu pekerjaan, kemudian mandor kerja melapor
kepada supervisor produksi untuk kemudian meminta surat izin kerja dalam bentuk
permit to work dan tanda tangan dari supervisor produksi untuk menyetujui pelaksanaan
pekerjaan tersebut, kemudian mandor kerja melapor kepada QHSE officer untuk
memberikan izin kerja untuk jenis pekerjaan tersebut QHSE officer mempelajari
terlebih dahulu isi dari permit to work tersebut, melakukan koordinasi dengan
bahaya dan risiko dengan dokumen pendukung yaitu job safety analysis dan barulah
setelah semua hal tersebut sudah dilakukan QHSE officer menandatangani dan
Secara garis besar penerapan permit to work pada proyek Conexio Cikunir 1 PT
Adhi Persada Gedung sudah cukup baik, namun penulis menemukan sedikit
dengan QHSE officer, masalah yang ada berupa kurangnya jumlah personil tim K3 yang
ada di proyek sehingga berdampak pada kurangnya pengawasan pada setiap jenis
pekerjaan yang dilakukan. Selain itu ditemukan juga kurangnya kesadaran dan
kepatuhan para pekerja terkait isi dari permit to work dalam menggunakan alat
pelindung diri saat melakukan kegiatan pemasangan bekisting kolom, masih ditemukan
adanya pekerja yang tidak memakai full body harness saat melakukan pekerjaan.
Persada Gedung
Sistem Permit to Work atau sistem izin kerja adalah sistem tertulis resmi yang
pekerjaan yang berpotensi berbahaya. Ini juga merupakan sarana komunikasi antara
manajemen instalasi/site, plant supervisor dan operator serta mereka yang melakukan
berisi ketentuan tahapan permit to work. ini merupakan bukti bahwa perusahaan sangat
terhadap setiap kegiatan pekerjaan yang ada di area konstruksi baik pada pekerjaan
Gambar 3.13
Alur permit to work Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
Pada proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung alur permit to work di
awali dengan permohonan izin kerja terlebih dahulu oleh pekerja atau mandor kerja,
kerja pekerja atau mandor kerja terlebih dahulu mengisi formulir permit to work
yang berisikan informasi tentang pekerjaan yang ingin dilakukan. Formulir tersebut
berisikan informasi tentang jenis pekerjaan yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan,
Setelah formulir tersebut diisi sesuai dengan pekerjaan yang ingin dilakukan
itu supervisor melakukan inspeksi ke area kerja untuk memastikan bahwa jenis
pekerjaan yang akan dilakukan sudah sesuai dengan yang tertera pada formulir
permit to work. Setelah itu barulah formulir permit to work ditandatangani oleh
oleh pekerja atau mandor kerja untuk melanjutkan permohonan izin kerja ke tim K3,
risiko kerja dalam bentuk job safety analysis untuk diserahkan ke tim K3.
Tim K3 kemudian mempelajari isi dari formulir permit to work dan job safety
analysis yang sudah diserahkan, setelah itu tim K3 melakukan inspeksi ke area
dimana pekerjaan akan dilakukan, disini tim K3 melakukan safety checklist guna
pekerjaan, kecocokan alat yang digunakan, ketersediaan alat pelindung diri yang
akan digunakan oleh pekerja, pembatas area kerja apabila pekerjaan yang dilakukan
merupakan jenis bekerja diketinggian, area tempat melakukan pekerjaan bersih dari
benda yang berpotensi menimbulkan bahaya, dan yang terakhir adalah faktor cuaca.
Apabila semua sudah sesuai dengan ketentuan maka formulir permit to work
ditandatangani oleh tim K3 dan izin kerja selesai diterbitkan, barulah pekerjaan
memantau langsung apakah para pekerja sudah mematuhi peraturan yang berlaku
Machine) :
1. Man
Permit to work adalah salah satu kriteria audit SMK3 yang tercantum
Terkait sumber daya manusia dalam sistem permit to work yang ada pada
2. Money
progress bulanan yang sudah dihasilkan atau disebut juga monthly progress
payment.
3. Method
4. Material
digunakan.
5. Machine
tiga fungsi utama, yaitu: (1) untuk memberi bentuk pada konstruksi beton, (2)
memikul beton basah, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat
PT Adhi Persada Gedung pada proyeknya yaitu Conexio Cikunir 1 sedang tahap
pembangunan struktur yang mana salah satunya adalah pemasangan bekisting kolom
pemasangan bekisting kolom ini dilakukan oleh pekerja yang memang sudah ahli dalam
melakukannya dan dengan menggunakan alat, bahan, dan metode yang sudah
ditetapkan.
1. Man
menggunakan crane.
2. Money
progress bulanan yang sudah dihasilkan atau disebut juga monthly progress
3. Method
Cara ini dinilai lebih praktis dan tidak banyak memakan waktu.
4. Material
lain adalah kawat, plywood, dan beton decking, serta alat pelindung diri
46
yang digunakan untuk pekerjanya seperti full body harness, safety helmet,
5. Machine
Lapangan
prosedur izin kerja berisiko tinggi pada pemasangan bekisting kolom, terdapat
perbandingan antara standar yang berlaku dengan kenyataan di lapangan yang akan
Tabel 3.1
1 bulan mulai dari tanggal 26 November 2018- 28 Desember 2018. Metode yang
Dokumentasi.
pemasangan bekisting kolom. Penulis melihat bahwa area kerja tersebut masih
ditemukan peralatan dan bahan bekas pekerjaan sebelumnya, hal tersebut dapat
48
proyek tersebut terkait budaya K3 tentang kebersihan area proyek adalah setiap
area proyek wajib bersih dari sisa pekerjaan sebelumnya apabila ingin melakukan
pekerjaan baru. Selain itu kebersihan area proyek merupakan upaya yang dilakukan
agar tidak terjadi kecelakaan yang di akibatkan dari material yang tidak tersusun
rapi berada di area kerja. Kebersihan area kerja menjadi tanggung jawab pekerja
yang hendak melakukan pekerjaan dan petugas kebersihan harian yang dimiliki
Pada tanggal 4 Desember 2018, penulis melakukan observasi ke unit kerja yang
ada di proyek seperti unit fabrikasi besi, unit pengelasan, dan gudang material. Dari
sini penulis bisa melihat proses fabrikasi besi yang digunakan untuk pekerjaan yang
besi tersebut tergantung pada kebutuhan pekerjaan yang ada di proyek saat itu.
Selain itu penulis juga melakukan kunjungan ke gudang material dimana disana
terdapat bahan – bahan keperluan pembangunan proyek seperti dari kabel, lampu,
Pada tanggal 6 Desember 2018, penulis melakukan safety patrol bersama dengan
QHSE officer ke beberapa area proyek. Disini penulis berkeliling area proyek untuk
mengawasi setiap kegiatan pekerjaan yang ada di proyek tersebut dan melaporkan
atau menegur apabila ditemukan pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung
diri atau melakukan tindakan yang tidak aman. Selain itu penulis juga menemani
QHSE officer untuk melakukan inspeksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang
49
rutin dilakukan, inspeksi APAR dilakukan dengan cara memeriksa kondisi APAR
yang ada pada setiap area proyek yang sudah ditentukan untuk kemudian
melakukan checklist sesuai dengan hasil inspeksi APAR saat itu. Inspeksi APAR
merupakan salah satu tugas dari tim K3, karena APAR merupakan alat yang
penting
melakukan kunjungan ke proyek lain yang dimiliki oleh PT Adhi Persada Gedung
yang posisinya memang tidak jauh dari proyek Conexio Cikunir 1 yaitu proyek
Urban City. Proyek ini juga merupakan proyek pembangunan apartemen namun
dengan skala yang lebih besar dibandingkan dengan Conexio Cikunir 1 dan proyek
dengan proyek Conexio Cikunir 1, hal ini sesuai dengan apa yang dituturkan oleh
QHSE officer Conexio Cikunir 1, QHSE officer yang ada di proyek Urban City pun
menjelaskan bahwa proyek ini masih memiliki tingkat risiko yang cukup rendah
karena masih berada pada tahap awal pembangunan, namun dengan seiring
berkembangnya progress proyek maka meningkat juga tingkat risiko yang ada.
Penulis berkeliling dan diperkenalkan ke fasilitas yang ada di proyek Urban City
serta diperlihatkan beberapa kegiatan yang ada saat itu, penulis juga diperlihatkan
tempat para pekerja beristirahat, kantor tim K3, kantor umum, serta mengikuti
Dari hasil wawancara dengan supervisor produksi seputar pekerjaan yang ada di
dilakukan di proyek tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda bergantung dari
pekerjaan tersebut dilakukan, hal ini merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengendalikan potensi bahaya yang ada pada pekerjaan tersebut. Dalam pelaksanaan
prosedur izin kerja supervisor merupakan orang yang berwenang dalam penerbitan
Kendala yang ada terkait prosedur izin kerja berisiko tinggi yang dituturkan
inspeksi terlebih dahulu terhadap pekerjaan yang akan dilakukan, ini dikarenakan
padatnya kegiatan supervisor pada proyek tersebut,ini menjadi sebuah hal yang
dianggap biasa dikarenakan tidak adanya ketegasan dari PT Adhi Persada Gedung
terkait penerapan prosedur izin kerja yang ada di proyek Conexio Cikunir 1.
prosedur izin kerja berisiko tinggi yang ada di proyek, khususnya untuk pekerjaan
mengatakan bahwa penerapan permit to work yang ada di proyek Conexio Cikunir 1
sudah berjalan cukup baik, namun masih ditemukan beberapa kendala yaitu terkait
51
kebiasaan atau perilaku pekerja yang tidak aman dan tidak dilakukannya inspeksi
QHSE officer mengatakan bahwa dengan jumlah tim K3 yang hanya berjumlah 3
orang dan padatnya kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi setiap pekerjaan yang
ada di proyek tersebut mengakibatkan tim K3 tidak bisa melakukan inspeksi ke area
kerja terlebih dahulu, namun dikarenakan progress pembangunan yang tetap harus
berlangsung maka izin kerja tersebut tetap ditandatangani dan diterbitkan oleh tim
K3.
body harness yang diarahkan langsung oleh QHSE officer, pemasangan full body
harness yang baik dan benar merupakan hal yang harus disosialisasikan dan
harness merupakan alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh setiap pekerja
yang melakukan pekerjaan diketinggian, alat ini berfungsi untuk menahan beban
tubuh apabila pekerja terjatuh dari ketinggian sehingga pekerja tidak langsung
bersama dengan QHSE officer guna mengawasi setiap pekerjaan yang ada di
proyek Conexio Cikunir 1. Selain itu dengan dilakukannya safety patrol tim K3
tidak aman yang ada di setiap kegiatan yang dilakukan, dengan begitu tim K3
apabila terdapat kondisi tidak aman. Safety patrol ini dilakukan setiap hari pada
jam tertentu.
yang rutin dilakukan di proyek tersebut seminggu sekali pada hari jumát
sebelum kegiatan pekerjaan dilakukan. Disini penulis mengisi sesi pada toolbox
meeting dengan melakukan review terkait dengan pekerjaan yang akan dilakukan
bekisting kolom yang berada diketinggian untuk tetap berperilaku aman dalam
melakukan pekerjaan.
Kondisi cuaca yang kurang baik merupakan faktor yang harus diperhitungkan
menghimbau pekerja untuk tidak bekerja apabila kondisi angin sedang kencang
agar pekerja tidak mengalami kecelakaan akibat kerja dan juga menghimbau
para pekerja agar tetap patuh menggunakan alat pelindung diri full body harness
prosedur izin kerja berisiko tinggi yang ada di proyek Conexio Cikunir 1 dan
melakukan pencarian sumber data dan informasi terkait dengan program K3 yang ada
di proyek dan dokumen terkait dengan prosedur izin kerja berisiko tinggi baik secara
tertulis maupun elektronik. Lalu diketahui gambaran umum proyek Conexio Cikunir 1
Gedung
izin kerja berisiko tinggi pemasangan bekisting kolom, penulis menemukan beberapa
Gedung
melakukan inspeksi ke area kerja, ini tidak sesuai dengan prosedur yang
selaku penanggung jawab kegiatan yang ada di proyek dan sebagai salah satu
terdapat 3 tahap dalam penerapan sistem permit to work, salah satu tahap
tersebut adalah tahap proses. Dalam tahap proses terdapat pemantauan atau
supervisor selaku penanggung jawab dan yang berwenang terhadap izin kerja
area kerja.
bahwa inspeksi ijin kerja bertujuan agar pelaksanaan kerja selalu terkontrol
sehingga kecelekaan kerja dapat dihindari. Selain itu beliau menuturkan pada
, tetapi maksud utamanya yaitu untuk meyakinkan apakah semua tata kerja
secara teratur dan benar maka dapat diperoleh informasi tentang hal yang
untuk melakukan inspeksi ke area kerja terkait. Selain itu masalah tersebut
Adhi Persada Gedung tidak melakukan inspeksi ke area kerja terlebih dahulu
kolom. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
dengan aman dan mengikuti prosedur yang telah ditentukan” dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 pada lampiran II bagian 6.1.1 yang
bahaya yang potensial dan telah menilai risiko yang timbul dari suatu proses
kerja”.
56
dan berisiko tinggi, oleh karena itu butuh pengawasan khusus oleh tim K3.
tiap tenaga kerja tentang kondisi dan bahaya di tempat kerja, alat pengaman
dan alat pelindung yang diharuskan, alat pelindung diri dan cara serta sikap
adanya garis pembatas (safety line), kepatuhan pemakaian alat pelindung diri
oleh pekerja, dan bersihnya area kerja dari material yang berpotensi
tersebut. Dengan tidak dilakukannya inpeksi area kerja terlebih dahulu maka
keselamatan.
Jika tim K3 memutuskan bahwa tempat kerja tidak cukup aman untuk
untuk memastikan bahwa tidak ada bahan atau material yang tertinggal, yang
peran petugas inpeksi K3, selain menilai juga sebagai motivator tenaga kerja
agar berperilaku aman dan lebih mentaati SOP yang ada, dan memberikan
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Adin Waluyo tahun
sekalipun kondisi cuaca sedang buruk, dengan angin yang cukup kencang
Faktor cuaca menjadi salah satu kriteria checklist yang ada pada formulir
permit to work, hal ini dikarenakan kondisi cuaca yang buruk dapat menjadi
perubahan kecepatan angin dan juga demi memastikan bahwa setiap kegiatan
yang dilaksanakan sudah aman dan sesuai dengan ketetapan prosedur yang
berlaku.
prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan”. Dalam hal ini berarti juga
apabila ada hal yang tidak sesuai dan dapat mengancam keselamatan pekerja.
terdapat 3 tahap dalam penerapan sistem permit to work, salah satu tahap
perizinan pekerjaan tersebut yaitu supervisor dan tim K3. Pengembalian ini
Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di proyek Conexio
pemberi wewenang dan penanggung jawab izin kerja yaitu supervisor dan tim
K3. Formulir tersebut dibiarkan begitu saja oleh pekerja, sehingga supervisor
pekerja akan isi dan alur pemenuhan permit to work yang ada, ketidaktahuan
Persada Gedung
berikut :
kolom.
jenis pekerjaan diketinggian dan apabila kondisi cuaca dirasa kurang baik
kepada para pekerja tentang SOP permit to work yang ada di proyek
BAB IV
4.1 Kesimpulan
2. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ada di proyek Conexio Cikunir
1 PT Adhi Persada Gedung sudah berjalan dengan baik dan rutin dilakukan setiap
bulan, program – program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tersebut antara lain
safety induction, safety toolbox meeting, safety meeting, safety patrol, inspeksi kotak
P3K, kebersihan proyek, dan fogging dengan peran penting dari quality health safety
3. Pelaksanaan permit to work yang ada di proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
Gedung sudah terlaksana sesuai dengan SOP yang berlaku dengan tim K3 dan
4. Masalah yang ditemukan oleh penulis adalah supervisor tidak melakukan inspeksi ke
area kerja, tim K3 tidak melakukan inspeksi ke area kerja, permit to work tetap di
terbitkan walau kondisi cuaca buruk, formulir permit to work tidak segera
62
63
4.2 Saran
berikut:
Cikunir 1.
d. Sosialisasi terkait SOP permit to work kepada tim K3 dan supervisor agar
perusahaan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Khaqim, E.S., 2014. Analisis Sistem Ijin Kerja (SIKA) Terhadap Kejadian Kecelakaan
Kerja di PT.Bakrie Construction Serang Banten, (Skripsi). Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/32303/14//NASKAH%2520PUBLIKASI.pdf
(Diakses 17 Januari 2016).
Pemerintah Republik Indonesia., 1970. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Jakarta.
-----------------------------------------, 2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Jakarta.
Seviana, R., Rizky, A., Reni, W., 2017. Program Inspeksi K3 Dalam Pencapaian
Budaya K3 di Industri Mie PT. ABC Semarang. (Jurnal). Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri Sebelas Maret
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH (Diakses 20 Januari 2019)
WMC Environment, Health & Safety Management System, Permit to Work Major
Hazard Standard. 2003.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Balasan Praktik Keseahatan Masyarakat dari PT. Adhi Persada Gedung
Lampiran 2. Nilai PKM Pembimbing Lapangan
Lampiran 3. Formulir permit to work PT Adhi Persada Gedung
Lampiran 4. Formulir izin kerja diketinggian PT Adhi Persada Gedung
Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur permit to work PT Adhi Persada
Gedung
Lampiran SOP Permohonan Permit to Work (PTW)
a. Tujuan
Tujuan prosedur ini adalah untuk memastikan perencanaan yang tepat dan
mempertimbangkan risiko yang ada pada pekerjaan tertentu, menetapkan izin
menyelenggarakan pekerjaan dalam waktu dan tempat tertentu serta
menyelesaikan pekerjaan dengan aman.
b. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk semua jenis pekerjaan yang ada di area konstruksi
seperti pengecoran, pemasangan bekisting, pemasangan scaffolding, pengelasan,
pengeboran, penggalian dan pembesian semua operational site project PT Adhi
Persada Gedung.
c. Tanggung Jawab
1. Project manager
2. QHSE manager
3. QHSE officer
4. QHSE supervisor
d. Definisi
Permit to work adalah sistem tertulis resmi yang digunakan untuk mengontrol
jenis pekerjaan tertentu yang diidentifikasikan sebagai pekerjaan yang
berpotensi berbahaya.
e. Referensi
f. Prosedur
g. Lampiran
Gambar 1
Proses pemasangan bekisting kolom proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
Gedung pada tanggal 30 November 2018
Gambar 2
Proses pengangkatan bekisting dengan crane proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi
Persada Gedung pada tanggal 30 November 2018
Gambar 3
APAR di unit pengelasan proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
pada tanggal 5 Desember 2018
Gambar 4
Pekerja melakukan pemasangan bekisting kolom proyek Conexio Cikunir 1 PT
Adhi Persada Gedung pada tanggal 6 Desember 2018
Gambar 5
Safety induction proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal
29 November 2018
Gambar 6
Safety patrol proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 5
Desember 2018
Lampiran 7. Foto – Foto Hasil Learning by Doing Kegiatan Praktik Kesehatan
Masyarakat (PKM) di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
Gedung
Gambar 1
Safety meeting proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 7
Desember 2018
Gambar 2
Safety meeting proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 7
Desember 2018
Gambar 3
Pemasangan full body harness proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung
pada tanggal 10 Desember 2018
Gambar 4
Kunjungan proyek Urban City PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 21
Desember 2018