Anda di halaman 1dari 2

Keriting dan Rebonding

Proses mengeriting dan meluruskan rambut (rebonding) secara kimiawi berarti mengubah struktur
ikatan protein rambut. Suatu protein yang disebut dengan keratin, merupakan protein yang
membentuk rambut manusia, terdiri dari unsur cystine, yaitu senyawa asam amino yang memiliki
unsur sulfida, dalam jumlah persentase yang cukup tinggi. Jembatan disulfida dari cystine merupakan
salah satu faktor utama yang bertanggung jawab atas berbagai bentuk dari rambut kita.

Alat Pengeriting Rambut

Rambut lurus atau keriting dikarenakan keratin mengandung jembatan disulfida yang memampukan
molekul untuk mempertahankan bentuk-bentuk tertentu.

1. Haram

Mengeriting rambut atau meluruskannya, bila dilakukan tanpa perlakuan kimiawi yang mengubah
struktur protein rambut secara permanen, misalnya hanya menggunakan perlakuan fisik, seperti
menggunakan rol plastik dan yang semisalnya, hukumnya boleh oleh para ulama.

Sebab cara itu tidak termasuk mengubah ciptaan Allah, tapi termasuk tazayyun (berhias) yang hukum
dasarnya memang dibolehkan bahkan dianjurkan syara’, dengan syarat tidak boleh ditampakkan
kepada yang bukan mahram.

Namun bila tekniknya sampai melakukan perubahan pada ciptaan Allah SWT, sehingga menjadi
keriting permanen misalnya, maka sebagian ulama mengharamkannya.

Alasannya bahwa keduanya termasuk sebagai mengubah ciptaan Allah secara permanen dengan
mengubah struktur ikatan protein rambut. Dan itu berarti mengubah ciptaan Allah SWT, sedangkan
mengubah ciptaan Allah SWT itu hukumnya haram, sesuai dengan firman-Nya :

ِّ‫للا‬ َّْ ‫َوآل ُم َرنَّ ُهمْْفَلَيُغَيِّ ُر‬


ْ َْْ‫نْخَلق‬

"Dan aku (syaithan) akan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar
mengubahnya". (QS An-Nisaa` : 119).
2. Boleh

Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa meski terjadi perubahan struktur ikatan protein secara
permanen, namun kalau tujuannya bukan semata-mata mengubah ciptaan Allah, tentu tidak menjadi
masalah.

Karena kita tidak menemukan nash yang secara shahih dan sharih tentang larangan untuk
melakukannya. Dan pada dasarnya segala sesuatu hukumnya halal, sampai datang suatu dalil yang
dengan tegas melarangnya.

Syaikh Shalih al-Fauzan berpendapat bahwa mengeriting rambut bagi wanita hukumnya mubah,
selama tidak menyerupai wanita-wanita kafir juga tidak untuk dipamerkan kepada pria yang bukan
mahramnya.

Selain itu, orang yang mengeriting rambut hendaklah wanita dari kerabat dekatnya, baik dikeriting
untuk waktu yang singkat ataupun untuk waktu yang lama, baik menggunakan bahan-bahan yang
mubah lainnya.[6]

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, hukum meluruskan rambut atau rebonding hukum
asalnya mubah dalam arti dibolehkan. Tetapi dalam penerapannya sangat terkait dengan konteksnya.

[1] Hasyiyatu Ibnu Abidin jilid 1 halaman 239

[2] Riwayat ini disebutkan oleh Suyuthi dalam Jami’ al Ahadits no 43260 dan beliau komentari
sebagai riwayat Ibnu Jarir

[3] Ghayatul Maram hal 68, cetakan al Maktab al Islami.

[4] Fathul Bari 17/35, Syamilah

[5] Silsilah Kitab Ad-Dakwah Fatawa Ibnu Utsaimin, jilid 1 halaman 74-75.

[6] Abi Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Fatwa Perhiasan Wanita, Halaman 149-150.

http://www.fiqihkehidupan.com/bab.php?id=221

Anda mungkin juga menyukai