Furunkel PDF
Furunkel PDF
id 231
Laporan Kasus
Bestari Jaka Budiman, Dolly Irfandy,, Effy Huriyati, Dewi Yuri Lestari
Abstrak
Trombosis sinus kavernosus merupakan kasus yang jarang, tetapi dapat mengancam kehidupan. Penyebab
trombosis dapat berasal dari infeksi daerah sinonasal, midface atau orbita. Gejala klinis meliputi gejala yang
melibatkan mata dan beberapa nervus kranial. Penatalaksanaan pada trombosis sinus kavernosus terdiri dari
pemberian antibiotik, pembedahan terhadap
terhadap sumber infeksi, kortikosteroid dan pemberian antikoagulan yang masih
kontroversial. Dilaporkan satu kasus trombosis sinus kavernosus akibat komplikasi furunkulosis hidung pada pasien
laki-laki
laki 13 tahun dengan penurunan penglihatan pada kedua mata. Pasien
Pasien diberi terapi antibiotik empirik dan
kortikosteroid, memperlihatkan perbaikan. Simpulan studi ini ialah trombosis sinus kavernosus merupakan kondisi
yang fatal. Terapi yang segera dan tepat dapat memberikan prognosis yang lebih baik. Penatalaksanaan
medikamentosa
ikamentosa merupakan pengobatan dasar trombosis sinus kavernosus.
Kata kunci: trombosis sinus kavernosus, furunkulosis, daerah segitiga berbahaya wajah
Abstract
Cavernous sinus thrombosis is rare and life threatening case. Thrombosis etiology can came from infection of
sinonasal area, midface or orbit. Clinical sign include the orbital symptoms and some cranial nerve.The management
consisted of antibiotic, surgery for source of infection, corticosteroid and given the anticoagulant, this is still
controversial.
ersial. Case report : A case cavernous sinus thrombosis caused by furunculosis at the nose in 13 years old
patient with decreased of vision in both of eye reported. He was given empiric antibiotic and corticosteroid, there
ther was
improvement. The conclusion is Cavernous sinus thrombosis is condition can effect fatal. Definite and immediately
therapy can effect better prognosis to the patient. For the treatment, medicamentosa is basic treatment for cavernous
sinus thrombosis.
Keywords: cavernous sinus thrombosis, furunculosis, danger triangle area of face
PENDAHULUAN yaitu bibir atas dan bagian bawah hidung. Daerah ini
disebut daerah berbahaya karena furunkel, infeksi
Trombosis Sinus Kavernosus (TSK) merupakan
hidung dan trauma sekitar hidung yang terinfeksi dapat
kasus yang jarang dan dapat mengancam
1,2,3 menyebar ke sinus kavernosus dan menyebabkan
kehidupan. TSK mempunyai angka mortalitas 80%
4 TSK.6 Furunkel pada wajah jarang menyebabkan
dan morbiditas 75% pada era pre antibiotik. Angka
komplikasi serius, tapi jika terjadi tromb
trombosis sinus
mortalitas TSK menurun menjadi 20--30% setelah era
7
5 kavernosus prognosisnya fatal.
antibiotik.
yang saling berhubungan, dengan pola drainase yang angiografi konvensional cenderung lebih sensitif, tetapi
15
unik digabung dengan vena yang tidak berkatup. lebih invasif dan memiliki risiko ekstensi trombus dan
5
Sinus kavernosus juga berkomunikasi antara nefropati kontras-induced. Magnetic resonance
satu dengan yang lainnya dan menyilang pada garis angiography (MRA) adalah standar emas yang
tengah melalui vena interkavernosus anterior dan digunakan untuk identifikasi filling defect sinus
17
posterior, sehingga berpotensi menyebabkan kavernosus.
2
trombosis bilateral. Sinus kevernosus mengandung
trabekula yang dapat menyebabkan emboli Penatalaksanaan
terperangkap di dalamnya. Bakteri dapat Antibiotik tetap merupakan pengobatan dasar
menyebabkan trombosis dan dilindungi oleh trombus 9,10
untuk trombosis sinus kavernosus. Antibiotik
5
itu sendiri. empiris harus mencakup gram positif, gram negatif dan
bakteri anaerob. Pengobatan dapat dipersempit,
10,18
Etiologi disesuaikan dengan kultur dan sensitifitas.
Penyebab TSK adalah bakteriemi, infeksi sinus Terapi awal pendekatan antibiotik spektrum
paranasal, trauma kranial dan infeksi pada gigi rahang luas diberikan sampai bakteri patogen diidentifikasi.
7,15
atas. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Antibiotik ini termasuk sefalosporin generasi ketiga,
predominan yang diisolasi pada kultur (70%) diikuti metronidazol dan anti-stafilokokus (biasanya penisilin,
spesies Streptococcus (20%) dan bakteri gram negatif namun di daerah yang tinggi insiden Methicillin
4,5
lainnya. Selain itu dapat juga disebabkan oleh Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) terkadang
5 9,10
Pseudomonas dan jamur seperti Aspergilus. diperlukan vankomisin).
Antibiotik harus diberikan selama beberapa
5
Diagnosis minggu, meskipun tidak ada standar. Masih ada
Gejala klinis TSK adalah demam dan nyeri cukup panjang, bakteri bisa tetap terlindungi dari
kepala disertai proptosis, kemosis, bengkak periorbita antibiotik sistemik dalam trombus itu sendiri.
Oftalmoplegia eksterna terjadi akibat keterlibatan menghilangkan etiologi primer seperti sinusitis, infeksi
Nervus oculomotor (III), Nervus troklearis (IV) dan gigi, abses orbital atau infeksi intrakranial.5,9
Nervus abducens (VI) pada sinus kavernosus. Nervus Banyak yang menganjurkan penggunaan
kranial VI paling umum terlibat karena letaknya sentral antikoagulan, namun tidak ada konsensus tentang
dan melewati sinus kavernosus dengan nervus kranial penggunaannya dan tidak ada penelitian randomized
IV paling terakhir dipengaruhi.5 Nervus lain yang juga karena langka nya penyakit ini.5,9 Pemberian awal
terlibat adalah Nervus trigeminal (V) cabang kesatu heparin dapat berfungsi untuk mencegah penyebaran
dan kedua.
2 trombosis ke sinus kavernosus lainnya serta sinus
petrosus inferior dan superior. Heparin intravena
9,18
Pemeriksaan penunjang dilanjutkan untuk beberapa hari. Secara empiris,
warfarin sodium bisa digunakan selama 4 sampai 6
Diagnosis TSK secara primer berdasarkan
3,5 minggu untuk memungkinkan saluran kolateral yang
kecurigaan klinis dan radiografi. Magnetic resonance
18
adekuat berkembang.
imaging (MRI) lebih sensitif daripada Computed
3
tomography scan (CT scan) untuk mendeteksi TSK.
CT scan menunjukkan pembesaran dan LAPORAN KASUS
atenuasi abnormal vena oftalmika superior, sedangkan Pasien anak laki-laki umur 13 tahun datang ke
MRI berguna untuk menampilkan adanya sinyal aliran IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan
dalam vena dan bentuk abnormal. Venografi dan utama mata kiri sembab dan menonjol sejak tiga hari
sebelum masuk rumah sakit. Terdapat penurunan sekret tidak ada, septum deviasi tidak ada. Pada regio
penglihatan pada kedua mata. Pasien tidak bisa sinus paranasal dekstra dan sinistra tidak ada nyeri
membuka kelopak mata kiri. Sebelumnya timbul bisul tekan. Pemeriksaan tenggorok dalam batas normal.
di hidung pasien satu minggu yang lalu dan hidung Pemeriksaan nasoendoskopi, pada kavum nasi
memerah mulai dari ujung hidung sampai ke batang dekstra didapatkan kavum nasi lapang, konka inferior
hidung. Nyeri pada ujung hidung ada. Demam ada eutrofi, tidak hiperemis, konka media eutrofi, meatus
sejak satu minggu yang lalu. Riwayat mengorek- media terbuka, sekret tidak ada, septum deviasi tidak
ngorek hidung sebelumnya ada. Riwayat mencabut ada, muara tuba eustachius terbuka. Pada kavum nasi
bulu hidung tidak ada. Luka pada hidung tidak ada. sinistra lapang, konka inferior eutrofi, konka media
Hidung tersumbat ada. Ingus mengalir ke tenggorok eutrofi, meatus media terbuka, sekret tidak ada,
tidak ada. Nyeri pada pipi dan dahi tidak ada. septum deviasi tidak ada, muara tuba eustachius
Gangguan penciuman tidak ada. Riwayat bersin-bersin terbuka. Pada nasofaring, tampak adenoid. Post nasal
>5 kali jika terpapar debu atau udara dingin tidak ada. drip tidak ada. Pemeriksaan kapas pada dahi dan pipi,
Batuk tidak ada, pilek tidak ada. Nyeri kepala hebat dirasakan sama kiri dan kanan.
tidak ada, kejang-kejang tidak ada, penurunan
kesadaran tidak ada. Riwayat keluarga dengan
penyakit kencing manis tidak ada. Riwayat mual dan
muntah, nyeri ulu hati ada 10 hari yang lalu. Pasien
dirawat di rumah sakit swasta selama 1 minggu, diberi
terapi antibiotik seftriakson 2x1gr, metronidazol
3x500mg, parasetamol 3x500mg, levofloksasin tetes
mata 6x/hari dan obat anti muntah, keluhan berkurang.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis
kooperatif, berat badan 58kg, tekanan darah 120/80
mmHg, frekuensi nafas 20x/menit, frekuensi nadi
0
90x/menit, suhu 37,2 C. Pemeriksaan fisik telinga
dalam batas normal. Pemeriksaan orbita dekstra, tidak
terdapat bengkak, proptosis tidak ada, kemosis tidak Gambar 4. Foto pasien, tampak orbita sinistra edema
ada dan pergerakan bola mata bebas ke segala arah. dan hidung luar tampak furunkel
terbatas kesegala arah (Gambar 4). sinus kavernosus et causa furunkulosis hidung. Diberi
Pada pemeriksaan hidung luar tampak nodul terapi IVFD RL 20 tetes/menit, vankomisin 2 x 1 gr
berwarna merah berisi pus pada dorsum nasi, tip nasi (intravena (IV)), metronidazol 750 mg loading dose
dan alar nasi sinitra, disertai krusta (Gambar 4). Pada (IV), dilanjutkan 3 x 500 mg (IV), deksametason
tip nasi terdapat nyeri tekan. Pada vestibulum sinistra 3 x 10 mg (IV). Pasien direncanakan untuk dekompresi
didapatkan edema. Pada kavum nasi dekstra orbita dan eksplorasi furunkel.Dilakukan pemeriksaan
didapatkan kavum nasi lapang, konka inferior eutrofi, darah, CT scan orbita, konsul bagian mata, bagian
tidak hiperemis, konka media eutrofi, sekret tidak ada, anak dan anastesi. Hasil CT scan orbita menunjukkan
septum deviasi tidak ada. Pada kavum nasi sinistra sugestif furunkulosis dengan trombosis sinus
lapang, konka inferior eutrofi, konka media eutrofi, kavernosus (Gambar 5).
0,9% 20 tetes/menit, vankomisin 2x1gr (IV), Klindamisin 4x300 mg dan dianjurkan kontrol poliklinik
meropenem 3x1gr (IV), metronidazol 3x500mg (IV), mata.
Furunkulosis dapat menyebar melewati dermis dan penyakit ini. Nafsillin dapat diganti vankomisin jika
subkutaneus kemudian secara hematogen ke sinus risiko resisten metisilin tinggi. Antibiotik diberikan
15
kavernosus. dengan dosis tinggi, terutama untuk pasien dengan
Sebelum era antibiotik, mortalitas TSK penyakit yang kritis dan kemungkinan infeksi sistem
mendekati 100%, tetapi menurun kira-kira mejadi 20- saraf pusat.5,9 Pada pasien ini diberikan terapi
9
30% selama era antibiotik. antibiotik vankomisin dan metronidazol dari bagian
Pasien ini datang dengan keluhan bengkak dan THT-KL dan ditambah meropenem dari bagian Mata.
penurunan penglihatan pada mata kiri sejak 3 hari Lama pemberian antibiotik belum terstandardisasi,
sebelum masuk rumah sakit. Penurunan penglihatan umumnya diberikan 3-4 minggu sama dengan
juga dirasakan pada mata kanan sejak 2 hari sebelum manajemen infeksi intravaskular seperti endotelitis
9,10
masuk rumah sakit. Keterlibatan kedua mata atau plebitis supuratif. Pada pasien ini pemberian
disebabkan karena penanganan tidak dilakukan antibiotik selama 3 minggu dan hasilnya baik, tetapi
19
segera, menyebabkan trombosis berkembang. terdapat sekuele yaitu esotropia paralitik orbita sinistra.
Mekanisme yang terlibat untuk gangguan Penglihatan mata kiri ke sisi kiri masih terbatas.
penglihatan bilateral adalah adanya infeksi dan bekuan Sebuah literatur review dari 96 pasien TSK yang
pada sinus kavernosus yang meluas melalui sinus ditatalaksana, didapatkan sekuel termasuk kelemahan
interkavernosus yang melibatkan sisi kontralateral.9 okulomotor 17%, kebutaan 17%, insufisiensi pituitary
Penyebab gangguan penglihatan masih spekulasi, 2% dan hemiparesis 3%.9
diperkirakan disebabkan oleh karena tekanan pada Pemberian antibiotik bersamaan dengan anti
arteri retina dan vena apeks orbita, emboli arteri retina koagulan yang digunakan di awal TSK dapat
9,10 19
atau toksik neuropati n. optikus. Pasien diberi mengurangi morbiditas. Pemberian antikoagulan
pengobatan segera dan terlihat perbaikan satu hari umum direkomendasikan selama 4-6 minggu.5,9
sesudahnya. Angka kematian lebih rendah pada pasien yang
Radiografi pada TSK, CT scan dan MRI menerima pengobatan heparin dibanding tanpa
10 18
merupakan alat investigasi utama. Jika dibandingkan heparin, 14% banding 36%.
antara CT dan MRI, penelitian oleh Chen et al4 pada Pada laporan kasus ini, pasien tidak diberikan
tujuh pasien TSK menunjukkan bahwa terdapat antikoagulan karena terapi ini belum masuk prosedur
keterbatasan CT konvensional, dimana TSK tidak pengobatan di rumah sakit ini. Keuntungan pemberian
dapat didiagnosis pada 5 orang pasien. antikoagulan adalah mencegah meluasnya trombosis
MRI lebih sensitif untuk mendeteksi TSK karena ke sinus yang lain.20 Efek samping terapi antikoagulan
21
dapat memperlihatkan vasografi. Terdapat perubahan adalah perdarahan dari vena yang mengalami infark.
4 1
intensitas, ukuran dan bentuk dari sinus kavernosus. Pada penelitian yang dilakukan oleh Press et al timbul
MRI lebih awal perlu untuk diagnosis akurat komplikasi perdarahan pada 3 dari 8 pasien setelah pemberian
18
yang menyebar ke intrakranial. MRA merupakan gold antikoagulan untuk trombosis sinus kavernosus. Pada
21
standar untuk mengidentifikasi filling defect sinus penelitian lain yang dilakukan oleh Visudtibhan et al
17
cavernosus. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan didapatkan 6 pasien yang diberikan terapi tanpa
CT scan, tampak pelebaran vena oftalmika superior, antikoagulan semua pasien dapat sembuh sempurna.
yang merupakan indirect sign pada kasus TSK. Belum ada data yang cukup mengenai indikasi terapi
Penatalaksanaan pasien dengan TSK termasuk antikoagulan untuk TSK karena jumlah kasus yang
9 9
penatalaksanaan infeksi primer. Antibiotik empirik sedikit.
diberikan yang dapat menangani bakteri gram positif, Drainase dengan pembedahan pada sinus
gram negatif dan anaerob.10,18 Pilihan antibiotik awal kavernosus hampir tidak pernah dilakukan, tetapi
sebelum ada hasil kultur ialah nafsilin sodium, pembedahan penting untuk penatalaksanaan jika
metronidazol dan seftriakson sodium untuk mengobati terdapat sinusitis primer, infeksi dental, komplikasi
3,9
organisme paling umum yang berhubungan dengan abses otak, abses orbita atau empiema subdural.
Pada kasus ini tidak dilakukan dekompresi 9. Ebright J, Pace M, Niazi A. Septic thrombosis of
orbita dan eksplorasi furunkel karena keadaan pasien the cavernous sinuses. Arch Intern Med. 2001;
yang tidak memungkinkan dan terdapat perbaikan 161: 2671-6.
yang signifikan setelah diberikan pegobatan 10. Varshney S, Malhotra M, Gupta P, Gairola P, Kaur
medikamentosa. N. Cavernous sinus thrombosis of nasal origin in
children. 2015;7(1):100-15.
SIMPULAN 11. Smith A. Cavernous sinus thrombosis consequent
Trombosis sinus kavernosus merupakan to furuncle of face. Journal of The Natioal Medical
kondisi yang fatal.Terapi yang segera dan tepat dapat Association. 1941;33(6): 259-64.
memberikan prognosis yang lebih baik.Untuk 12. Dixon J. The pathologic examination in cavernous
penatalaksanaan, medikamentosa merupakan sinus thrombosis. JAMA. 1926;87(14):1088-92.
pengobatan dasar untuk trombosis sinus kavernosus. 13. Ibler K, Kromann C. Recurrent furunculosis –
challenges and management: a review. Clinical,
Cosmetic and Investigational Dermatology. 2014;