Anda di halaman 1dari 6

MENGGAGAS KARYA ILMIAH BIDANG MATEMATIKA

BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH


1. Latar Belakang
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
semakin kompleks terutama dalam ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA). Untuk itu
diperlukan perhitungan yang baik dalam menentukan jumlah yang dibutuhkan. Hal ini menjadi
perlu agar tidak ada sumber daya alam yang terbuang secara percuma. Di sinilah ilmu
matematika sangat penting untuk diterapkan sebagai suatu solusi pemecahan masalah nyata
yang terjadi.
Hal di atas sayangnya tidak mendapat respon yang baik oleh siswa dalam dunia
pendidikan. Salah satu penyebab karena mereka sudah mempunyai pengalaman yang kurang
baik dengan matematika. Di samping itu masyarakat memiliki persepsi yang kurang pas
terhadap matematika. Sikap dan persepsi terhadap matematika tersebut muncul karena
pemikiran yang kurang tepat terhadap matematika. Pemikiran itu diantaranya :
1.1 matematika memerlukan kecerdasan yang tinggi,
1.2 Matematika adalah ilmu berhitung.
1.3 Matematika hanya menggunakan otak.
1.4 Dalam mengerjakan soal matematika yang paling penting adalah jawaban yang
benar.
1.5 Kebenaran dalam matematika bersifat mutlak.
1.6 Matematika tidak berguna dalam kehidupan nyata
Selain faktor diatas, dalam pembelajaran matematika di sekolah terutama dalam
penyajian permasalahan matematika sering menggunakan bahasa yang cukup asing bagi siswa.
Fakta tersebut menambah berat pemahaman mereka terhadap matematika. Proses abstraksi
yang dipaksakan dengan kurangnya menyentuh masalah-masalah di sekitar kehidupan siswa
semakin menambah daftar panjang penyebab keengganan siswa dalam belajar matematika. Hal
itu dikarenakan semakin membenarkan anggapan bahwa matematika tidak berguna bagi
kehidupan. Pembelajaran di kelas semakin tidak menarik karena guru hanya menyajikan
lambang-lambang dan angka-angka, kalaupun ada soal cerita, permasalahan yang diangkat
bukan permasalahan yang dekat dengan siswa melainkan hanya menyesuaikan yang ada di
buku yang tidak tahu buatan orang mana. Proses pembelajaran matematika yang dilakukan saat
ini juga cenderung terlalu kering, teoritis, kurang kontekstual, dan bersifat semu.
Pembelajaranpun kurang bervariasi, sehingga mempengaruhi minat siswa untuk mempelajari
matematika lebih lanjut. Pengajaran matematika di sekolah terlalu bersifat formal sehingga
matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda dengan apa
yang mereka temukan di sekolah.
Untuk menjawab permasalahan nyata yang real terjadi di masyarakat terutama yang
membutuhkan perhitungan matematika sebagai solusi pemecahan dalam setiap masalah yang
ada, perlu di tumbuhkan kompetensi keterampilan dalam bermatematika kepada siswa sejak
dini. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih paham akan penggunaan matematika sebagai
suatu alat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pemodelan Matematika
Salah satu jawaban dari masalah yang diurai di atas adalah pemodelan matematika.
Pemodelan matematika merupakan salah satu aktivitas matematika yang mempunyai kaitan
yang sangat erat dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan karena tujuan diadakannya pemodelan
matematika yaitu sebagai suatu model atau solusi untuk menjawab masalah nyata yang ada.
Pembelajaran menggunakan Pemodelan matematika merupakan suatu terobosan di mana siswa
di tuntut untuk dapat menentukan solusi dari permasalahan yang mereka ketahui, tentunya
yang berhubungan dengan dunia nyata. Apabila siswa dapat memodelkan suatu masalah
matematika ada banyak hal yang di dapat diantaranya :
i. Siswa paham betul masalah apa yang sedang terjadi
ii. Siswa mengetahui pemahaman apa saja yang telah mereka miliki untuk dapat
menyelesaikan permasalahan matematika yang mereka hadapi
iii. Cara pikir mereka menjadi logis karena inti dari pemodelan matematika yaitu model
yang mereka buat dapat menjawab masalah yang terjadi.
iv. Pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna
Dari pemaparan di atas, kita menjadi lebih memahami betapa pentingnya pembelajaran
menggunakan pemodelan matematika. Pemodelan matemtika sebagai dasar untuk siswa dalam
memahami pentingnya matematika bagi mereka. Sehingga pemodelan juga dapat dimaknai
sebagai aplikasi matematika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi siswa.

3. Pentingnya Karya Ilmiah Bidang Matematika


Hasil pemodelan matematika yang menjawab masalah nyata dapat dikemas dalam
bentuk karya ilmiah. Memang ada baiknya pembelajaran tidak hanya berhenti pada pemodelan
saja. Pembelajaran matematika dapat dilanjutkan hingga menjadi suatu karya ilmiah siswa.
Karya ilmiah merupakan suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi
yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya
lewat metode ilmiah. Karya ilmiah ini dipercaya merupakan salah satu solusi dalam melakukan
pembelajaran yang bermakna. Salah satu hasil pembelajaran yang bermakna adalah di mana
siswa dapat menemukan solusi dari permasalahan nyata yang ada disekitar mereka.
Masih sedikitnya karya ilmiah terutama dalam bidang matematika dapat dijadikan
alasan yang tepat untuk perlu menggagas sebuah langkah-langkah dalam pendampingannya
bagi siswa. Dalam karya ilmiah bidang matematikapun siswa perlu berksperimen. Hal tersebut
untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan mereka sekaligus untuk menjawab
bahwa matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ada beberapa
dugaan mengapa karya ilmiah terutama dalam bidang matematika sepi. Salah satunya adalah
kurangnya kemampuan guru dalam mengajarkan pada siswa untuk membuat hasil karya seperti
karya ilmiah. Hal ini menyebabkan karya ilmiah bidang matematika dianggap sulit bagi siswa.
Hasil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Pikiran Rakyat Online, 2012)
menunjukkan hasil karya ilmiah guru SMP terutama dalam bidang matematika yaitu 5 karya.
Jika dibandingkan dengan jepang (Murni Ramli, 2012) sebagian besar sekolah-sekolah yang
ada di jepang sudah menerapkan pembelajaran dengan berbasis riset sehingga guru dan siswa
sebagai motor utama dalam pengembangan riset sudah dibekali dengan kemampuan dasar dan
kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan dalam melakukan riset penelitian dan
menghasilkan sebuah karya ilmiah. Sedangkan di Indonesia sekolah yang sudah menobatkan
diri sebagai sekolah riset baru SMA 6 Yogyakarta. Kedepannya guru-guru yang ada di
Indonesia juga dituntut untuk dapat membuat karya ilmiah dalam bidang matematika
(Marjiyem, 2015) sehingga dengan pengalaman itu siswa juga dapat diajarkan bagaimana
membuat karya ilmiah.
Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana melakukan pendekatan ke siswa
untuk membuat karya ilmiah. Bagaimana membuat dinamika dan bagaimana menjalankan
dinamika dalam membuat karya ilmiah bagi siswa sekolah menengah?
4. Langkah-langkah dalam Mendampingi Siswa
Tahap 1. Penyesuaian
Kegiatan
1. Siswa diajak menemukan permasalahan pada lingkungan sekitar : dalam langkah ini siswa
dapat diajak ke luar kelas dan melihat secara langsung kemungkinan-kemungkinan
fenomena dunia nyata atau siswa dipancing dengan gambar-gambar atau foto-foto yang
sudah disiapkan. Selain itu media lain seperti tayangan video, atau berita di surat kabar pun
dapat digunakan sebagai sarana siswa merumuskan pertanyaan atau permasalahan
2. Siswa diajak untuk menuliskan sebanyak mungkin pernyataan yang dapat ditangkap oleh
indra mereka dan difokuskan pernyataan yang berkaitan dengan matematika.
3. Siswa diajak untuk mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan dari fenomena yang mereka
hadapi yang dapat ditangkap oleh indra .
4. Siswa diajak untuk mengungkapkan pernyataan dan mengajukan pertanyaan bukan hanya
yang dapat dilihat oleh mata tapi dapat juga dikombinasikan dengan pengalaman mereka

Pada setiap akhir pertemuan , apa yang mereka dapatkan didiskusikan bersama teman
dalam kelompok dan juga dalam satu kelas, guna melihat sejauh mana kretaifitas mereka
dalam melihat dan merumuskan pertanyaan.

Tahap 2. Merumuskan Masalah


Tahap ini dimaksudkan untuk membuat pertanyaan-pertanyaan ataupun permasalahan yang
diperoleh pada tahap pertama semakin mengerucut pada suatu permasalahan yang nantinya
akan diselesaikan. Tahap inipun dapat juga bukan hanya satu kali pertemuan. Pada tahap ini
pendampingan guru sangat penting agar siswa dapat mengerucutkan pada permasalahan yang
kompleks dan memerlukan langkah lanjut untuk menyelesaikan
Kegiatan
1. Dari pertanyaan –pertanyaan yang muncul siswa diajak untuk memilah-milah pertanyaan
mana yang ada kaitannya dengan matematika atau dapat diselesaikan secara matematika.
2. Siswa kemudian diajak untuk memilih permasalahan dan merumuskan masalah yang akan
difocuskan untuk dicari jawabannya.
Pada setiap akhir pertemuan dimungkinkan pula dilakukan diskusi untuk dapat lebih
mendalami permasalahan yang akan di selesaikan, alat-alat matematika apa yang
diperlukan yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Tahap 3. Merencanakan kegiatan untuk menjawab atau menyelesaikan permasalahan


Pada tahap ini siswa diajak untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian masalah,
menentukan alat-alat matematika yang diperlukan, waktu pelaksanaan kegiatan jika
memerlikan suatu percobaan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
Pendampingan guru di sini diperlukan untuk memberi pengetahuan tentang alat-alat
matematika yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
Kegiatan
1. Siswa diajak untuk memukan kemungkinan-kemungkinan solusi dari masalah yang sudah
ditentukan pada langkah sebelumnya.
2. Siswa diajak untuk membuat perencanaan bagaimana menjawab permasalahan yang ada.

Tahap 4. Melaksanakan kegiatan untuk menjawab atau menyelesaikan masalah


Pada tahap ini siswa melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan.
Kegiatan
1. Siswa diajak melaksanakan rancangan kegiatan yang sudah mereka rencanakan.
2. Siswa mencatat semua hasil (sebagai data) pengamatan selama melaksanakan kegiatan.

Tahap 5. Menyusun Laporan


Tahap ini dilakukan untuk memberi kesempatan siswa membuat laporan, yang tentu saja
sedikit diberi pengantar tentang macam-macam laporan yang dapat mereka sajikan, tinggal
siswa diberi kebebasan untuk memilih model laporan seperti apa yang akan mereka buat.
Kegiatan
1. Siswa diajak untuk mengolah data yang mereka peroleh
2. Siswa diajak menganalisis hasil olah data
3. Siswa diajak membuat kesimpulan dari hasil olah data tersebut
4. Siswa diajak membuat laporan dari semua rangkaian kegiatan.
Hasil yang diharapkan dari siswa :

1. Siswa dapat merumuskan masalah yang berupa pertanyaan dari masalah nyata yang mereka
lihat ataupun masalah yang sudah disajikan dalam bentuk gambar atau foto, video, alam
sekitar, berita surat kabar
2. Siswa dapat menemukan kemungkinan-kemungkinan langkah dari kegiatan yang akan
direncanakan untuk menjawab permasalahan yang ada.
3. Siswa dapat membuat rencana kegiatan untuk menjawab permasalahan yang ada.,
4. Siswa dapat melaksanakan kegiatan yang sudah di rancang.
5. Siswa dapat mengolah hasil kegiatan dan melaporkan.

Penutup
Gagasan ini bukan membatasi kreativitas guru. Minimal yang diharapkan guru mempunyai
acuan dasar untuk mendampingi siswa dalam membuat karya ilmiah bidang matematika yang
masih langka. Hasil merupakan dinamika dari pendampingan guru sendiri.
Selamat mencoba

Penulis : Yakobus Dwi Wahyuono, S.Pd.


Guru Matematika SMP Pangudi Luhur Srumbung
Email : wahyumenoreh@gmail.com
WA /sms : 082226877060

Anda mungkin juga menyukai