Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN TRANSPORTASI UMUM DI

KOTA BANJARBARU KALIMANTAN


SELATAN

Dosen Pembimbing:
Riam Faradigma, ST..MSI

Disusun Oleh:
Aulia Azizah

Universitas Nahdlatul Ulama


Fakultas Perencanaan Wilayah dan Kota
Program Studi S1 PWK
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang transportasi ini tepat pada waktunya. Adapun Makalah
Transportasi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah
yang bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Penulisan Karya Ilmiah.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
menjadi referensi untuk pihak yang tertarik pada bidang pelabuhan. Akhir kata,
kami mohon maaf bila masih terdapat banyak kekurangan, karena ilmu di dunia
ini sangatlah luas untuk itu jangan puas hanya dengan apa yang telah dipelajari,
seperti kata pepatah tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina. Kami sangat
mengharapkan bila ada kritik dan saran yang membangun.

Banjarmasin, 2 Februari 2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Tujuan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Membuat Tujuan ............................................................. 3
2.2 Kondisi Daerah dan Permasalahan Yang Dihadapi......... 3
2.3 Analisi SWOT .................................................................. 4
2.4 Mengembangkan Rencana Kegiatan ............................... 5
2.5 Alternatif ......................................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Zaman berkembang semakin cepat, manusia selalu dituntut untuk mampu
mengimbangi laju peubahan zaman. Tidak hanya arus informasi dan teknologi
saja yang berkembang, dalam bidang mobillitas pun perkembangan terjadi tiap
waktunya. Di zaman serba cepat ini, mobilitas menjadi sangat penting bagi
manusia. Bukan hanya tentang tersedianya mobilitas, namun juga tentang
mobilitas yang memadai untuk kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Bila bicara
mengenai mobilitas, tidak akan pernah lepas dari alat-alat beserta berbagai macam
infrastruktur transportasi yang ada.
Transportasi sendiri dalam KBBI diartikan sebagai 1 pengangkutan barang
oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi; 2 perihal
transport. Transportasi tentu telah menajdi hal yang melekat pada kehidupan kita
sehari-hari, tidak terkecuali transportasi umum yang menjadi salah satu aspek
penting dalam perkembangan disuatu daerah. Transportasi yang memadahi akan
menunjang daerah tersebut dalam pergerakan roda ekonominya.
Dengan adanaya transportasi umum, masyarakat di suatu daerah dapat
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga secara tidak langsung
transportasi umum ini dapat menjadi solusi bagi kemacetan, polusi, serta
kelangkaan bahan bakar minyak. Sayangnya, di daerah-daerah di Indonesia
transportasi umum seringkali terabaikan baik kualitas maupun kuantitasnya. Hal
ini tentu akan menghambat laju mobilitas dari masyarakat serta dikhawatirkan
dapat berdampak pada perputaran ekonomi di daerah tersebut. Contoh nyatanya
adalah yang terjadi di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Di kota Banjarbaru, tranportasi umum bisa dibilang kurang memadai. Hal
ini dikarenakan masih sedikitnya armada transportasi umum yang beroperasi.
Selain itu, armada yang beroprasi juga bisa dikatakan sudah harus mengalami
peremajaan. Tidak hanya itu, infrastruktur seperti halte serta jalur operasi armada
angkutan umum juga masih sangat kurang di kota Banjarbaru ini. Hal ini tentu
menyulitkan masyarakat yang hendak beraktifitas serta memaksa masyarakat
untuk menggunakan kendaraan pribadi yang tentunya menambah polusi serta
masalah kemacetan di kota Banjarbaru.
Melalui makalah ini, penulis mencoba membahasa sebuah perencanaan
yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di kota
Banjarbaru tersebut. Penulis mencoba memberikan suatu perencanaan langkah
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan transportasi umum di
kota Banjarbaru. Dalam penyusunan perencanaan ini, penulis melakukan beberapa
tahapan. Pertama adalah menentukan tujuan dari perencanaan yang tentunya
ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Setelah menentukan tujuan,
penulis melihat terlebih dahulu keadaan yang sekarang terjadi di kota Banjarbaru,
sehingga dapat memilih langkah-langkah yang tepat. Tidak berehenti disitu,

1
penulis juga akan mempertimbangkan kelebihan, kekurangan, tantangan serta
kesempatan yang ada di kota Banjarbaru untuk melaksanakan perencanaan.
Setelah melihat berbagai hal tadi, penulis akan merencanakan kegiatan yang
akan dilakukan serta menyiapkan beberapa alternative yang dapat diambil
sewaktu-waktu apabila perencanaan tersebut tidak dapat diterapkan di lokasi
bersangkutan, dalam hal ini kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Tidak berhenti
disitu, dalam rancangan perencanaan ini, penulis juga menyertakan dinas-dinas
terkait yang sekiranya dapat menjalankan perencanaan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang ada berkaitan dengan transportasi. Diharapakan dengan
adanya rancangan perencanaan ini, dapat memberi sedikit gambaran serta solusi
menenai masalah transportasi umum di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di
kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Dengan biberlakukannya perencanaan ini, masyarakat semakin
dimudahakan dalam mobilisasi dengan menggunakan transpotrasi umum
dan mengurangi intensitas kendaraan pribadi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Perencanaan ini dapat mengurai kemacetan yang terjadi di kota Banjarbaru.

2
BAB II
ISI

2.1 Membuat Tujuan

Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut:


a. Apa yang akan dilakukan:
- Memperbaiki transportasi umum di Kota Banjarbaru.
b. Siapa yang melakukan:
- Dishubkominfo dan Dinas Pekerjaan Umum.
c. Bagaimana cara melakukan perencanaan:
- Mengalokasikan anggaran APBD 2016 (APBD Kota Banjarbaru tahun
2016 ada sebesar 1,153 triliyun rupiah) dan menambah anggaran RAPBD
tahun selanjutnya untuk transportasi umum.
- Me-lobbying perusahaan swasta yang ingin berinvestasi di proyek
pengadaan transportasi umum di Kota Banjarbaru.
- Memperbanyak halte, meremajakan terminal dan membuat jalur khusus
bus. Memperluas rute angkutan umum, tidak hanya di jalan besar saja.
- Menambah jumlah angkot dan menyediakan bus kota.
- Menyosialisasikan masyarakat mengenai pengadaan transportasi umum.
- Melakukan pengawasan.

2.2 Kondisi daerah dan permasalahan yang dihadapi

Kota Banjarbaru adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Selatan,


Indonesia. Kota Banjarbaru dahulu merupakan sebuah kota administratif yang
dimekarkan dari Kabupaten Banjar. Jauh di masa sebelumnya sebagian besar
wilayahnya merupakan Kawedanan Ulin di dalam Kabupaten Banjar. Kota
Banjarbaru berdiri pada tanggal 20 April 1999 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1999. Kota Banjarbaru memiliki luas wilayah 371,30 km²
(37.130 ha) atau 3,8 x luas Banjarmasin atau ½ luas Jakarta. Seluruh wilayah Kota
Banjarbaru merupakan bagian dari kawasan perkotaan Banjar Bakula. Banjarbaru
terbagi atas 5 kecamatan dan 12 kelurahan
Setalah 17 tahun berdiri, kini kota banjarbaru telah banyak berkembang.
Secara umum, sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah kota sudah cukup
baik. Tata wilayah kotanya baik, dan kini pemerintahan provinsi sudah berpindah
dari kota banjarmasin, yang notabenenya sebagai ibukota provinsi, ke kota
banjarbaru. Pendidikannya juga baik, jika dibandingkan dengan daerah lainnya di

3
kalimantan. Kota dengan slogan kota idaman ini sedang melakukan banyak
perbaikan, terutama di bidang ekologi dan transportasi. Sungai-sungai yang
mengalir di seluruh kota sedang di bugar dan dilebarkan. Hal ini untuk mencegah
banjir (walaupun banjir sendiri sangat jarang terjadi) dan memperbaiki kondisi
sungai yang telah tercemar kembali seperti dulu. Dalam bidang transportasi,
sedang dilakukan pelebaran jalan di jalan kapiler. Serta penutupan lubang aspal
akibat truk yang dulunya boleh melewati jalan raya kota. Namun disamping
semua perkembangan tersebut, ada satu hal yang masih kurang. Sarana
transportasi umum.
3 tahun yang lalu, jalanan di kota banjarbaru sangat jarang macet. Kalaupun
macet, itu karena ada kecelakaan, hari besar keagamaan ataupun ketika kunjungan
presiden atau menteri. Namun tak lama ini, macet sering terjadi, terutama dipusat
kota. Hal ini terjadi karena minimnya transportasi umum di kota banjarbaru.
Transportasi umum yang selama ini ada di kota banjarbaru hanya angkot. Itupun
mobilnya sudah tua dan hanya beroperasi di jalan besar. Tidak ada jalur khusus
untuk transportasi umum, tidak ada halte yang memadai, tidak ada bis kota, trans,
maupun sarana transportasi umum lainnya. Hal ini cukup menghambat
perkembangan ekonomi dan mobilisasi warga. Jika hal terbesut terus dibiarkan,
akan terjadi peningkatan frekuensi kendaraan pribadi dengan kuantitas yang
sangat tinggi. Selanjutnya, akan terjadi macet dan keadaan macet itu akan
menghambat mobilisasi.
Pemerintah kota sendiri selama ini tak acuh dengan kondisi transportasi
umum tersebut. Tidak ada terlihat tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi
permasalahan krusial tersebut. Pemerintah terkesan lambat dalam bertindak
karena beberapa faktor, seperti: birokrasi dan perizinan yang berbeli-belit, adanya
kepentingan pribadi atau pereusahaan (mengingat di Kalimantan banyak tambang
dan tak sedikit pejabat memiliki, paling tidak, keluarga yang bekerja di tambang),
kurangnya SDM dalam pemerintah yang mampu mengatasi permasalahan tersebut
dengan efisien.

2.3 Analisis SWOT


a. Strengths
- Pengolahan sumber daya alam yang baik.
- Akses kota dekat dengan pusat pemerintahan dan perekonomian
provinsi.
- Sumber daya manusia cukup tinggi/ mumpuni.
- PAD melimpah.
- Pengolahan sumber daya manusia yang baik.
b. Weakness
- Infrastruktur kurang memadai.
- Sistem perijinan sulit.
- Penduduk kuramg sadar akan pentingnya transportasi umum.
- Kurang maksimalnya penggunaan dana daerah.
- Pemerintah kurang responsif mengatasi masalah kemacetan.

4
- Masayarakat lebih mementingkan kapentingan pribadi.
- Masyarakat lebih cenderunng konsumtif tana memikir kepentingan
umum.
- Fasilitas kendaraan umum masih kurang memadai,
- Trayek angkot tidak sampai ke daerah pemukiman warga.
c. Opportunity
- Kondisi kota yang sedang berkembang,
- Banyak warga yang belum mampu memberi kendaraan pribadi
- Pesatnya perkembangan teknologi dan transportasi,
d. Threats
- Adanya oknum dan atau perusahaan swasta yang berusaha
memanipulasi dana,
- Masyarakat yang tidak menyetujui perubahan.
- Adanya tindakan vandalisme masyarakat terhadap infrastuktur.

2.4 Mengembangkan Rencana Kegiatan


2.4.1 Timeline dan rincian perencanaan
Perencanaan ini dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 tahun dari
tahun 2017, dilakukan secara bertahap dengan rincian seperti berikut:
a. Tahun 2017:
- Dirapatkan dan dibicarakan dengan lembaga terkait mengenai
perencanaan Transportasi umum ini.
- Pengalokasian APBD untuk perencanaan transportasi
- Lobbying dengan pihak swasta
- Proyek dimulai dari pertengahan tahun 2017 dengan memperbanyak
halte pemberhentian dan menyosialisasikan perencanaan ini kepada
supir-supir angkot.
b. Tahun 2018
- Mulai diberlakukannya rute angkot yang lebih luas, setelah
mendapat persetujuan dari supir-supir angkot.
- Penambahan jumlah halte khusus bus kota selesai di akhir tahun
2018.
c. Tahun 2019
- Persiapan pengadaan bus kota dengan membuat rute khusus bus kota
di jalan besar.
- Menyosialisasikan pengadaan bus kota dengan target pelajar dan
pekerja, mengedarkan postes di pusat-pusat pembelanjaan dan
tempat wisata.
- Di kuartal pertama tahun 2019, bus kota mulai beroperasi.
- Masa percobaan bus kota dengan tarif disesuaikan selama 3 bulan
dari sejak mulai beroperasi.
- Evaluasi perencanaan.

5
- Jika penambahan transportasi umum berhasil mengurangi intensitas
kendaraan pribadi, maka akan dilanjutkan dengan pengawasan dan
sosialisasi yang berkelanjutan.

2.5 Alternatif
Adapun jika mengalami masalah atau hambatan dalam pelaksanaannya, maka
alternatif sementara yang dibuat adalah sebagai berikut:

No Masalah Alternatif
Dana untuk pengadaan bus kota dialihkan untuk
1 Jika dana tidak mencukupi memperbanyak angkot dan meremajakan fasilitas angkot
sehingga lebih nyaman digunakan.

Mencari perusahaan swasta lain untuk menambah


menginvstasi di poyek pengadaan transportasi umum.
Jika masyarakat tidak puas akan sarana yang Akan ditinjau ulang dan dilakukan evaluasi pada dinas
2
disediakan terkait.
Dilakukan peningkatan kualitas dengan menaikan tarif
sesuai yang ditetapkan sebagai konsekuensi.
Melakukan pengalihan anggaran untuk memperbaiki
sarana yang tidak memuaskan.
Jika Masyarakat tidak menyetujuan adanya
Jalur khusus hanya dibuat di jalan besar, bukan di
3 proyek transportasi ini karena adanya pelebaran
pemukiman penduduk.
jalan untuk membuat jalur khusus
Pemerintah memberikan ganti rugi untuk tanah yang
dipakai untuk pelebaran jalan.
Melakukan evaluasi pada dinas terkait guna menemukan
Jika setelah melaui masa percobaan, transportasi penyebab kegagalan perencanaan dan kemudian
4
umum tidak mampu mengurangi intensitas mempuat perencanaan baru untuk memperbaiki
kendaraan pribadi kesalahan

Memperbaiki cara sosialisasi dengan lebih persuasif


Membuat peraturan baru yang dapat menekan intensitas
kendaraan bermotor (optional dan hanya digunakan
jika memang kedua alternatif diatas tidak bisa
dilakukan)

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang
peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Kebanyakan dari negara maju menganggap
pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan
perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut. Kebutuhan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas
ekonomi, sosial,
Pembangunan infrastruktur di Indonesia masih jauh dari kata memuaskan.
Karena pemerintah Indonesia masih belum jelas mengenai pembangunan
infrastruktur dan masyarakat negara Indonesia yang sebagian besar masih belum
peduli akan pentingnya pembangunan infrastruktur dan sebagian besar budaya
masyarakat Indonesia tidak mau ada perubahan terhadapa pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Ditambah, pembangunan hanya digiatkan di indonesia
bagiaan barat saja terutama pulau jawa. Pemerintah kurang menaruh perhatian di
wilayah – wilayah lain nya.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disimpulkan antara lain:
a. Untuk memajukan transportasi berbagai modal di Indonesia, pemerintah
harus menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,
pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-
infrastruktur tersebut terutama di Banjarbaru Kalimantan Selatan.
b. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya
perlu untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi
masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-
kebijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan
pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.
c. Menarik para investor untuk menanamnkan modalnya dalam pembangunan
infrastruktur yang total anggaran nya sangat besar, sehingga dapat membantu
kelancaran pembangunan infrastruktur transportasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://elsitra.blogspot.com/2016/11/perencanaan-stretegis-transportasi
umum.html

Anda mungkin juga menyukai