FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
NamaLengkap : An. S
JenisKelamin : Perempuan
TempatdanTanggalLahir : Karanganyar, 2/11/2012
Umur : 1tahun
NamaAyah : Tn. N Umur : 33 tahun
Pekerjaan Ayah : buruh Pendidikan Ayah: SD
NamaIbu : Ny. S Umur: 28 tahun
PekerjaanIbu : buruh PendidikanIbu: SMA
Alamat : Bangsri, Karangpandan, Karanganyar
TanggalMasuk RS : 5 Januari 2012 Jam21.47 Diagnosis masuk : Obs. Dyspneu+anemia
Dokter yang merawat : dr.Hj. EliefRohana, Sp.A, M.Kes KoAsisten :Nurul Amanda fitra S.Ked
1
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
2
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
(meninggal)
Laki-laki
RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayatkehamilandanpersalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G3P1A1 Hamil saat usia 24 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya tidak ada riwayat
trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat
hamil (-). Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin. Tekanan darah ibu
3
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
4
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
DPT + hepatitis
2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
(combo )
Polio 1 bulan 2 bulan 4bulan 6bulan
Campak - - -
5
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit: petechie (-)
Kepala : ukuran normocephal, rambut warna hitam, kriting
Mata: matacowong (-), ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
Hidung: sekret (+/+), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (+/+)
Mulut: mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tifoid (-)
Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)
Kesan : kulit, kepala, mata mulut dan leher dalam batas normal, tapi pada hidung
terdapat secret pada hidung (+/+), dan terdapat nafas cuping hidung (+/+)
6
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
Paru
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Ketinggalangerak (-) Ketinggalangerak (-)
Depan Retraksi dinding dada (-) Retraksi dinding dada (-)
Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (+), Wh SDV (+), Rh (+), Wh
(+/+) (+/+)
Inspeksi Simetris Simetris
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Belakang Palpasi Fremitus (n) Fremitus (dan)
massa (-) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (+), Wh SDV (+), Rh (+), Wh
(+/+) (+/+)
Abdomen
Inspeksi : distended (-), sikatrik (-), purpura (-)
Auskultasi : peristaltik dbn
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : turgor kulit baik, nyeri tekan kuadran kanan atas(-)
7
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
8
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
9
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
RENCANA PENGELOLAAN
RencanaTindakan
Obsevasi keadaan umum dan vital sign
Pemeliharaan hidrasi dan nutrisi
Bed rest
RencanaTerapi
O2 : 4 liter/menit (headbox)
Infus KN 3A mikro : 24 tpm
Nebulizer/6jam : 0.4mg ventolin : 0.4 Flixotid + 1cc NaCl
Inj. Cefotaxim : 125mg/12jam
Injeksi dexametason 1ampul : 2 mg/12 jam
Mucos drop : 3x 0.3 cc
L-bio : 2x 1/2
Puyer 3 x 1
CTM 1/5 tab
Dexametason 1/5 tab
Vitamin C 10 mg
Salbutamol 0,2 mg
RencanaEdukasi
Informasi mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit yang diderita
Segera memanggil bantuan atau membawa pasien kerumahsakit kembali jika didapatkan
sesak napas lagi.
Cara pencegahan penyakit dan penyebarannya dengan menghindari anak dari paparan asap
rokok ataupun zat yang mengiritasi lainnya, melakukan cuci tangan
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
10
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
DISKUSI
Diagnosis pada pasien ini yaitu bronkiolitis
Definisi dari bronkiolitis adalah adalah infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan gejala utama
akibat peradangan bronkioli yang terutama disebabkan oleh virus. Bronkiolitis merupakan infeksi
tersering yang pada bayi, paling sering terjadi pada usia 2 – 24 bulan, puncaknya pada usia 2 – 8
bulan. Faktor risiko meliputi :
1. Bayi yang tidak mendapatkan ASI
2. Hidup di lingkungan padat atau pada tempat penitipan anak
3. Jenis kelamin laki-laki lebih sering terkena
4. Bayi tersebut seorang perokok pasif
5. Rendahnya antibodi maternal terhadap virus
Patofisiologi
Virus yang menyerang penderita bronkiolitis kebanyakan golongan respiratory syncitial virus
(RSV), yang termasuk paramyxovirus. bagian penting dari RSV untuk menginfeksi sel, yaitu protein
G (attachment protein )yang mengikat sel dan protein F (fusion protein) yang menghubungkan
partikel virus dengan sel target dan sel tetangganya. Kedua protein ini merangsang antibodi
neutralisasi protektif pada host. Terdapat dua macam strain antigen RSV yaitu A dan B. RSV strain
A menyebabkan gejala yang pernapasan yang lebih berat dan menimbulkan sekuele.
Masa inkubasi RSV 2 - 5 hari. Virus bereplikasi di dalam nasofaring kemudian menyebar dari
saluran nafas atas ke saluran nafas bawah melalui penyebaran langsung pada epitel saluran nafas dan
melalui aspirasi sekresi nasofaring. RSV mempengaruhi sistem saluran napas melalui kolonisasi dan
replikasi virus pada mukosa bronkus dan bronkiolus yang memberi gambaran patologi awal berupa
nekrosis sel epitel silia. Nekrosis sel epitel saluran napas menyebabkan terjadi edema submukosa dan
pelepasan debris dan fibrin kedalam lumen bronkiolus.
Infeksi virus pada epitel bersilia bronkus menyebabkan respon inflamasi akut, ditandai dengan
obstruksi bronkiolus akibat edema, sekresi mucus, timbunan debris selular/sel-sel mati yang
terkelupas, kemudian diikuti dengan infiltrasi limfosit peribronkial dan edema submukosa.
11
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
Proses patologis ini akan mengganggu pertukaran gas normal di paru. Penurunan kerja
ventilasi paru akan menyebaban ketidakseimbangan ventilasi – perfusi, yang berikutnya akan
menyebabkan hipoksemia dan kemudian terjadi hipoksia jaringan.Semakin tinggi laju pernafasan,
maka semakin rendah tekanan oksigen arteri. Kerja pernafasan akan meningkat selama end –
expiratory lung volume meningkat dan compliance paru menurun. Hiperkapnea biasanya baru
terjadi bila respirasi mencapai 60x/menit.
Penyembuhan bronkiolitis akut diawali dengan regenerasi epitel bronkus dalam 3-4 hari,
sedangkan regenerasi dari silia berlangsung lebih lama dapat sampai 15 hari. Respon antibodi
sistemik terjadi bersamaan dengan respon imun lokal. Bayi usia muda mempunyai respon imun yang
lebih buruk.
Manifestasi Klinis
Bronkiolitis
Ringan Sedang Berat
Kemampuan untuk makan Gangguan pernafasan Tidak dapat untuk makan
normal sedang dengan beberapa Gangguan pernafasan
Sedikit atau tidak ada kontraksi dinding dada dan berat, dengan retraksi
gangguan pernafasan nafas cuping hidung dinding dada yang jelas,
Tidak kebutuhan akan Hipoksemia ringan dan nafas cuping hidung dan
oksigen tambahan dapat dikoreksi dengan dengkuran.
(saturasi O2 > 95 % oksigen Hipoksemia yang tidak
Mungkin menampakkan terkoreksi dengan oksigen
12
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
Penatalaksanaan
Infeksi virus RSV biasanyasembuhsendiri (self limited)
sehinggasebagianbesartatalaksanabronkiolitispadabayibersifatsuportif, yaitupemberianoksigen,
minimal handling padabayi, cairanintravenadankecukupancairan, penyesuaiansuhulingkungan agar
konsumsioksigen minimal, tunjanganrespirasibilaperlu, dannutrisi. Setelah itu baru diberikan obat-
obat medikamentosa seperti :
1. Antivirus
Bronkiolitis paling banyak disebabkan oleh virus sehingga ada pendapat untuk mengurangi
beratnya penyakit dapat diberikan antivirus. Ribavirin adalah obat antivirus yang bersifat
virus statik. Tetapi, penggunaan obat ini masih kontroversial mengenai efektivitas dan
keamanannya.Penggunaan ribavirin biasanya dengan cara nebulizer aerosol 12-18 jam per
hari atau dosis kecil dengan 2 jam 3 x/hari
2. Bronkodilator
3. Kortikosteroid
4. Antibiotik
Prognosis
Prognosis tergantung berat ringannya penyakit, cepatnya penanganan, dan penyakit latar
belakang. Anak biasanya dapat mengatasi serangan tersebut sesudah 48 – 72 jam. Mortalitas kurang
dari 1 %. Anak biasanya meninggal karena jatuh ke dalam apneu yang lama, asidosis respiratorik
yang tidak terkoreksi atau karena dehidrasi yang disebabkan oleh takipneu dan kurang makan-
minum. Tidak dapat dibuktikan secara jelas bahwa bronkiolitis terjadi pada anak dengan
13
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
14
ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KESEHATAN ANAK NO RM : 00256672
SURAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
Pawitro U.E., Noorvitry M., Darmowandowo W., 2002. IlmuPenyakitAnak :Diagnosa dan
Penatalaksanaa medisi 1. Jakarta :SalembaMedikapp 1-43
Rudolph,A. Hoffman, J.I.E. Rudolph,C. 2006. Buku Ajar Pediatri Edisi 20. Jakarta:EGC
Soedarmo S., Garna H., Hadinegoro S., Satari H., BukuAjar respirologi anak. Jakarta
:BagianIlmuKesehatanAnak FKUI pp 338-346
15