Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA DASAR II

“ISOMER”

Nama kelompok :

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke hadirat ALLAH SWT yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar 2.
Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang
Isomer.

Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,menambah
wawasan serta pengalaman,sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi makalah ini menjadi yang lebih baik lagi.

Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan


yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritikan dan saran demi lebih
memperbaiki makalah ini. Terima kasih.

Pekanbaru, Februari 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................1

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................5

2.1 Pengertian Isomer.............................................................................................................5

2.2 Isomer Struktur dan Pembagianya ...................................................................................5

2.4 Isomer Ruang dan Pembagiannya ....................................................................................7

BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................10

3.2 Saran ...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................11

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa
karbon. Senyawa ini tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat
pada atom karbon, seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu
sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana adalah hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna
senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air ( H2O ) dan karbon dioksida (
CO2 ) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan
uap air ( H2O ), karbon dioksida ( CO2 ), dan karbon monoksida ( CO ).

Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon.
Karena atom karbon yang memiliki sifat-sifat khusus. Sifat senyawa-senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.
Oleh karena itu untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang
begitu banyak, para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan
strukturnya, dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya. Kita
sering menjumpai suatu senyawa kimia yang memiliki rumus kimia atau molekul
sama tetapi memiliki rumus struktur molekul berbeda.

Hal ini disebabkan karena pada suatu senyawa tertentu terjadi proses
isomerisasi. Isomerisasi merupakan peristiwa terjadinya dua senyawa atau lebih
memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan berbeda. Senyawa-
senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan beda
disebut isomer. Adapun jenis-jenis isomer yang terjadi pada senyawa-senyawa
kimia meliputi isomer struktur dan isomer ruang.

3
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan yang dilakukan penulis dapat dirumuskan beberapa
permasalahan diantaranya:

1. Apakah yang dimaksud dengan isomer?


2. Apa yang dimaksud dari isomer struktur dan pembagiannya?
3. Apa yang dimaksud dari isomer ruang dan pembagiannya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari makalah Kimia dasar 2 ini adalah:

1. Mengetahui apa yang dimaksud isomer


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan isomer struktur serta
pembagiannya
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan isomer struktur serta
pembagiannya

4
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Isomer


Isomer adalah dua atau lebih spesies yang mempunyai komposisi ( rumus
molekul) sama tetapi mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Terdapat
beberapa jenis keisomeran yang terjadi pada ion kompleks dan senyawa
koordinasi. Isomer-isomer struktur berbeda dalam struktur utama tau jenis ikatan,
yaitu berdasarkan ligan apa yang terikat pada ion pusat dan memalui atom yang
mana? Streoisomer-streoisomer memiliki kesamaan pada tingkat tingkatan tetapi
berbeda dalam susunan geometri atau penyusunan ligan didalam ruang. Dari lima
jenis isomer, tiga yang pertama menunjukkan isomer struktur dan dua sisanya
streoisomer.

2.2 Isomer Struktur dan Pembagianya


Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi
berbeda rumus strukturnya. Isomer struktur adalah senyawa dari rumus kimia
yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda didasarkan pada bagaimana
konstitusi atom mereka diurut. Sebagai contoh, ada dua isomer stuktural dengan
sama rumus kimia C4H10, CH3CH2CH2CH3 butana yaitu norma dan metilpropana
(CH3)2CHCH2CH3. Sanagt menarik untuk dicatat butana yang normal mendidih
pada -0.5 derajat Celcius, sedangkan metilpropana mendidih pada suhu 28 derajat
Celcius. Karena jumlah atom bertambah, jumlah isomer meningkat.

5
Pembagian isomer Struktural:
1. isomer Rangka atau Rantai

Isomer rangka adalah isomer yang terjadi karena perrbedaan rangkanya,


biasanya terjadi antara senyawa rantai lurus dengan senyawa yang memiliki
cabang, bisa pula antar senyawa yang memilki cabang, namun berbeda pada
posisi dan jumlah cabang. Isomer ini biasanya terjadi pada senyawa alkana,
sebagai contoh ada dua buah isomer dari butan,C5H12. Pada salah satunya
rantai karbon berbeda dalam bentuk rantai panjang, dimana yang satunya
berbentuk rantai karbon bercabang.

Contoh: butana memiliki dua isomer yaitu, normal butana (n-butana) dan
isobutana (2-metilpropana).

6
Isomer rantai memiliki sifat kimia yang hampir sama tetapi sifat fisik yang
berbeda. Sebagai contoh, isomer rantai bercabang memiliki titik didih lebih
rendah daripada rekan-rekan linear mereka. Hal ini karena yang linier
memiliki luas permukaan lebih banyak kontak dan karenanya kekuatan tarik
antar molekul yang maksimum.

2. Isomer Posisi

Isomer posisi adalah isomeri yang terjadi karena perbedaan posisi ikatan
rangkap. Isomeri ini hanya terjadi pada senyawa hidrokarbon tak jenuh (
alkena dan alkuna). Pada ismor posisi, kerangka utama karbon tetap tidak
berubah. Namun atom-atom yang penting bertukar posisi pada kerangka
tersebut. Sebagai contoh, butena memiliki dua isomer posisi yaitu 1-butena
dan 2-butena.

GAMBAR NYA:

3. Isomeri fungsional

Isomer fungsi adalah isomer zat-zat yang berbeda golongan. Pada variasi dari
struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional yang berbeda-beda
yaitu isomer dari dua jenis kelompok molekul yang berbeda. Contoh sebuah
formula molekul C3H6O dapat berarti propanal ( aldehid) or propanon (keton).

GAMBAR NYA

2.4 Isomer Ruang dan Pembagiannya


Isomer ruang adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi
rumus strukturnya berbeda. Serta isomer ruang adalah ismoer-isomer yang
terletak pada tata letak atom C didalam ruang. Terdapat dua tipe isomeri ruang,
yaitu isomer geometri dan isomer optik.

7
1. Isomer cis atau geometri.

Yaitu karena perbedaan kedudukan gugus yang sejenis disekitar ikatan


rangkap C=C

a. Isomer Cis letaknya sejajar


b. Isomer Trans karena letaknya bersebrangan

Segmen apa saja dari suatu rantai karbon yang dihubungkan oleh
ikatan tunggal, pada hakekatnya bisa berputar bebas dengan ikatan itu
sebagai sumbu putar. Putaran (rotasi) mengelilingi ikatan rangkap tidak
dimungkinkan. Gugus alkil (dan atom serta gugus lainnya) yang terikat
pada kedua atom karbon dari suatu ikatan rangkap, terbatas pada ruang-
ruang tertentu dalam molekul itu. Pembatasan ini menimbulkan isomeri
cis-trans atau geometrik.

Untuk menentukan pemberian awalan Cis atau Trans, maka perlu


diadakan pembedaan gugus/atom yang terletak pada C-sp2. Ada yang
dianggap besar (large L) karena mempunyai nomir atom atom lebih tinggi
atau bentuk ruang yang lebih besar, dan ada pula yang dianggap kecil.

Kedua isomer Cis-Trans mempunyai perbedaan dalam sifat fisiknya,


misalnya titik didih, titik leleh atau kelenturan. Dalam hal kestabilan
termodonamika, isomer trans lebih stabil dari pada isomer Cis.hal ini
disebabkan pada isomer trans, posisi L1=L2 tidak pada posisi yang sama
dan membentuk posisi diagonal/silang, sehingga ruangnya tidak terlalu
berdasarkan ( crowded). Posisi L1=L2 pada isomer Cis, yang etrletak pada
sisi yang sama, menyebabkan efek desakan ruang yang cukup besar.

Isomer geometri ini hanya terdapat pada senyawa alkena dengan


senyawa siklik. Ikatan rangkap C=C terjadi dari suatu ikatan σ dan satu
ikatan 𝜋, maka molekul menjadi terkunci dalam satu posisi. Dua atom
karbon yang berikata rangkap C=C dan keempat atom yang terikat

8
padanya terletak dalam suatu bidang datar dan menempati posisi yang
tetap. Rotasi pada sumbu ikatan C=C tidak bisa terjadi lagi karena dapat
memutuskan ikatan 𝜋.

2. Isomer optik

Isomer optik yaitu isomer yang disebabkan oleh perbedaan arah memutar
bidang polarisasi cahaya. Sifat optis aktif suatu senyawa disebabkan adanya atom
C asimetris ( yaitu atom C yang mengikat 4 atom atau gugus yang berbeda)

a. Dekstro (d) memutar kekanan ( searah jarum jam)


b. Levo (l) memutar kekiri ( berlawanan arah jarum jam)

Pada isomer geometri cis-trans terdapat perbedaan sifat fisik maupun sifat kimia.
Namun pada isomer optik, kedua sifat tersebut sama dan perbedaannya terletak
pada kemampuan untuk mempolarisasikan cahaya, apakah akan dipolariksasikan
searah putaran jarum jam (+) atau berlawanan arah jarum jam (-).

Isomer optic disebut sebagai enantimor, dan setiap enantimor yang


mempunyai sebuah atom C+ atau sebuah pusat khiral, akan mempunyai pasangan
sehingga akan membentuk sepasang “ benda” dan “bayangan” yang tidak saling
menutupi satu sama lain bila didekatkan atau dihimpitkan. Pasangan “ benda” dan
“bayangan” tersebut pasangan enantiomer atau pasangan antipoda. Oleh karena
itu, rumus jumlah enantiomer dari suatu senyawa yang mengandung atom C
(khiral) adalah 2n. Sebagai contoh 21=2 enantiomer atau sepasang enantiomer

9
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Isomer adalah dua atau lebih spesies yang mempunyai komposisi ( rumus
molekul) sama tetapi mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Isomer terbagi
menjadi dua yaitu isomer struktur dan isomer ruang.

Isomer struktur terbagi menjadi tiga bagian yaitu isomer kerangka (


dibedakan menurut kerangka atomnya, posisi ( dibedakan menurut letak dari
gugus fungsi pada rantai induk), dan gugus fungsi (memiliki gugus fungsional
yang berbeda).

Isomer ruang terbagi menjadi dua bagian yaitu isomer geometri ( memiliki
penataan atom yang berbeda). Isomer geometri memiliki sub bagian yakni isomer
cis-trans yang terdapat ikatan rangkap dua dan tiap-tiap karbon C dalam ikatan
rangkap tersebut mengikat atom atau gugus atom yang berbeda. Isomer optik
(dapat memutar bidang polarisasi cahaya dan memilki atom C asimetris/kiral).

3.2 Saran

Pada isomer ini kita harus dapat mana yang termasuk i

10
DAFTAR PUSTAKA
Riswiyanto.2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Catton. 1989. Kimia untuk Universitas.Jakarta: Gramedia

11

Anda mungkin juga menyukai