5 Bab Stroke Merak Print Revisi
5 Bab Stroke Merak Print Revisi
D DENGAN
Disusun oleh :
JAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Klien Tn.D dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang
Merak Rumah Sakit Pelni Jakarta”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan,
tetapi berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat di selesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
Akhir kata kami penulis mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna perbaikan makalah ini untuk kasus yang akan dating.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua yang
membaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
D. Pelaksanaan Keperawatan .................................................................. 48
E. Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 49
BAB V: PENUTUP .................................................................................................. 51
A. Kesimpulan ......................................................................................... 51
B. Saran ................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 53
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan sindrome klinis dengan berupa gangguan fungsi otak
secara vokal maupun global dari yang berkembang dengan cepat, dengan
gejala yang bertahan dari 24jam atau lebih dapat menyebabkan kematian,
dengan penyebab dari gangguan sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi ini
disebabkan oleh trombosis dan emboli. Beberapa faktor resiko yang dapat
menimbulkan gejala stroke adalah hipertensi, diabetes, transient ischeamic
attack (TIA), gangguan kardiovaskuler, dan kebiasaan merokok (Van der
cammen, 2007).
Di Amerika serikat tercatat sekitar 770.000 pasien stroke, baik yang terkena
serangan susulan dari segi usia 72% pasien berumur diatas 65 tahun,
dikarenakan peluang seseorang terkena stroke setelah berusia 55 tahun
berlipat ganda pada setiap dasawarsa pertambahan umumnya. Peningkatan
kejadian stroke dapat disebabkan karena faktor resiko stroke misalnya seperti,
hipertensi, merokok, kadar kolesterol dalam darah tinggi dan diabetes
sehingga angka kejadian stroke sumbatan 70% lebih tinggi dari pada stroke
perdarahan 30%. (Fajri Jannatun,2012).
1
2
peran perawat seperti peran advocad, edukator, care giver, fasilitator yang
dibuktikan dengan peran promotif yaitu peningkatan derajat kesehatan, peran
preventifnya yaitu tidak mengkonsumsi makanan yang mencetus kolesterol,
olah raga secara teratur. Peran kuratifnya yaitu mengajarkan tentang gerak
aktif-pasif serta pengobatan lain seperti fisioterapi, rehabilitatifnya yaitu
dengan menganjurkan pasien untuk kontrol secara rutin agar mencegah dan
mengurangi komplikasi.
Berdasarkan dari data tersebut stroke dapat menyerang usia muda maupun
lanjut usia, baik pria mau pun wanita mempunyai kegawatan yang sangat
berbahaya dan dapat mengakibatkan kelumpuhan dan kematian. Serta
pentingnya peran perawat dalam penanggulangan penyakit ini dari segi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Maka penulis tertarik untuk
menerapkan bagaimana asuhan keperawatan kepada klien dengan Stroke Non
Hemoragik secara komprehensif dengan menggunakan metode ilmiah proses
keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis ingin mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan Stroke Non Hemoragik di ruang
Merak Rumah Sakit Pelni Jakarta.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Stroke Non
Hemoragik, diharapkan kelompok dapat :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Stroke Non Hemoragik
b. Menentukan masalah keperawatan pada klien dengan Stroke Non
Hemoragik
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan Stroke
Non Hemoragik
d. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Stroke Non
Hemoragik
4
C. Ruang Lingkup
Menerapkan penyesuaian makalah ini penulis membatasi dengan mengambil
satu kasus sebagai bahan kajian dalam Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn.D
dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Merak Rumah Sakit Pelni Jakarta
selama 3 hari yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Oktober 2018 sampai
dengan 4 Oktober 2018.
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
menggambarkan penerapan asuhan keperawatan pada klien Stroke Non
Hemoragik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menganalisa
data, menentukan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan serta
meenerapkan asuhan keperawatan, mengevaluasi dan menarik kesimpulan
yang dituangkan dalam bentuk narasi. Penulis memperoleh data dari
wawancara dan observasi dengan Studi kasus, yaitu memberikan asuhan
keperawatan secara langsung kepada klien dengan Stroke Non Hemoragik,
Studi dokumentasi, yaitu mempelajari data klien dari medis dan
keperawatan, Studi kepustakaan, yaitu menggunakan beberapa sumber atau
Referensi yang terkait dengan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Stroke Non Hemoragik.
5
E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ilmiah ini terdiri dari 5 BAB. BAB I yaitu pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan yang meliputi tujuan umum
dan tujuan khusus, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika
penulisan. BAB II yaitu tinjauan teori yang terdiri dari pengertian, etiologi,
patofisiologi, penatalaksanaan medis, asuhan keperawatan meliputi
pengkajian keperawatan beserta pemeriksaan diagnostik penunjang, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan. Dilanjutkan dengan BAB III yaitu tinjauan kasus yang
terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. BAB IV yaitu pembahasan yang
terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Sedangkan
untuk BAB V yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah gangguan neurologik mendadak
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem
suplai arteri otak (Sylvia A.Price,2012).
B. Etiologi
Penyebab utama Stroke Non Hemoragik adalah Embolus yang merupakan
suatu gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang berasal dari pembuluh
arteri rontok dan menyumbat pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil
yang merupakan cabang dari pembuluh-pembuluh arteri utama yang menuju
ke otak yaitu terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, thrombosis
(pembekuan darah didalam lumen pembuluh darah) dan iskemik (kerusakan
jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke suatu bagian
tubuh). Selain itu juga disebabkan karena adanya faktor resiko dari stroke non
hemoragik yang meliputi hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
obesitas, genetik, usia, jenis kelamin, merokok, stress, pola makan buruk dan
kadar kolesterol tinggi.
6
7
C. Patofisiologi
Stroke terjadi karena kerusakan sirkulasi (aliran) dalam satu/ lebih pembuluh
darah yang menyediakan darah pada otak. Stroke Non Hemoragik disebabkan
oleh athrombosis dan embolisme. Thrombosis terjadi saat pembekuan darah
menyumbat pembuluh darah sehingga menghentikan aliran darah ke jaringan
otak. Akibatnya penyediaan darah dan oksigen ke otak menjadi berkurang
bahkan terhenti yang kemudian akan merusak daerah tertentu ke dalam
jaringan otak. Selain itu penurunan aliran darah ini dapat menyebabkan
iskemik, yang akan berlanjut menjadi infark. Dalam waktu tertentu daerah
tersebut akan mengalami edema dan lama – kelamaan akan terjadi nekrosis.
Stroke yang disebabkan karena thrombus biasanya muncul dengan gejala
tiba-tiba dan hilang timbul. Stroke yang terjadi akibat embolus biasanya
menimbulkan defisit neurologik mendadak. Biasanya serangan terjadi saat
pasien beraktifitas. Embolus merupakan suatu gumpalan dari jantung atau
lapisan lemak yang berasal dari pembuluh arteri rontok dan menyumbat
pembuluh – pembuluh arteri utama yang menuju ke otak. Dan embolus akan
menyumbat aliran darah yang menuju ke otak dan akan ada bagian dari otak
yang teraliri oleh darah dan sehingga akan mengalami penurunan fungsi
bahkan terjadi kerusakan.
Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor resiko terjadinya Stroke Non
Hemoragik karena terbentuknya plak aterosklerosis tadi pada dinding
pembuluh darah yang disebabkan gangguan metabolisme glukosa. Kolesterol
tinggi menjadi pemicu Stroke Non Hemoragik karena kolesterol merupakan
zat di dalam aliran darah dan makin tinggi kolesterol semakin besar
kemungkinan dari kolesterol itu tertimbun pada dinding pembuluh darah.
Sehingga menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit sehingga
mengganggu suplai darah ke otak.
Penyakit Jantung menjadi faktor resiko karena embolus dari jantung yang
akan menjadi penyebab Stroke Non Hemoragik. Kebiasaan merokok yang
berlebihan akan berefek pada proses pembentukan plak aterosklerosis.
Karena rokok akan terjadi perkembangan aterosklerosis karena meningkatkan
oksidasi lemak, dimana karbon monoksida yang terdapat pada rokok diyakini
8
D. Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
a. Anti hipertensi : Untuk menangani masalah hipertensi. Seperti
catopril, zypras, catapres.
b. Anti Koagulasi : Dapat diberikan pada Stroke Non Hemoragik selama
24 jam sejak serangan gejala - gejala dan diberikan secara intravena.
Seperti natrium warfarin (coumadin), heparin, anti trombosit (ASA),
dipiridamol (persantine).
c. Anti Platelet : Untuk mengurangi pembekuan platelet seperti aspirin,
asam traneksamat.
9
2. Non Farmakoterapi
a. ROM
ROM atau Latihan Rentang Gerak adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan kekuatan otot. Biasanya ROM dilakukan saat
psien stroke sudah melewati fase akut yaitu 48-72 jam pertama setelah
serangan stroke.
ROM dibagi menjadi dua yaitu ROM aktif dan pasif. ROM aktif
adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energy sendiri. Perawat memberikan motivasi dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Hal
ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
menggunakan otot-ototnya secara aktif.
E. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi/ paralisis (hemiplagia)
Tanda : Gangguan tonus otot (flaksid spastik); paralitik (hemiplagia) dan
terjadi kelemahan umum, gangguan penglihatan, gangguan tingkat
kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung (MI, Reumatik/penyakit jantung
vaskuler, GJK, endokarditis bacterial), polisitemia, riwayat hipotensi
postural.
Tanda : Hipertensi arterial (dapat ditemukan/terjadi pada CSV)
sehubungan dengan adanya embolisme/malformasi vaskuler, nadi:
frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung/kondisi
jantung, obat-obatan, efek stroke pada pusat vasomotor), disritmia,
perubahan EKG, desiran pada karotis dan arteri iliaka/ aorta yang
abnormal.
3. Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda : Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah sedih dan
gembira, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (distensi kandung kemih berlebihan),
bising usus negatif (ileus paralitik).
5. Makanan/ Cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/ muntah selama fase akut
(peningkatan TIK), kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan
tenggorok, disfagia.
11
F. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran
darah ; gangguan oklusif, hemoragik ; vasospasme serebral, edema
serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan
neuromuskuler; kelemahan, parastesia; flaksid/ paralisis hipotonik (awal);
paralisis spastik; kerusakan perseptual/ kognitif.
3. Kerusakan komunikasi verbal/ tertulis berhubungan dengan kerusakan
sirkulasi serebral; kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus/ kontrol
otot fasial/ oral ; kelemahan.
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi,
integrasi (trauma neurologis/ defisit); stress psikologis (penyempitan
lapang perseptual yang disebab oleh ansietas.
5. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,
penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/ koordinasi otot.
6. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan biofisik, psikososial,
perseptual kognitif.
7. Resiko tinggi terhadap kerusakan menelan berhubungan dengan
kerusakan neuromuskular/ perseptual.
8. Resiko tinggi terjadinya komplikasi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pengobatan.
G. Rencana Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran
darah; gangguan oklusif, hemoragik; vasospasme serebral, edema
serebral.
Tujuan: Perubahan perfusi jaringan serebral tidak terjadi.
14
H. Pelaksanaan Keperawatan
1. Pengertian
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mecakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan mekanisme
koping.
2. Tahap pelaksanaan
Terdapat dua tahap dalam pelaksanaan keperawatan :
a. Tahap persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan menurut perawat mempersiapkan
segala sesuatu yang dipersiapkan dalam tindakan. Persiapan tersebut
meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Review antisipasi tindakan keperawatan.
2) Tindakan keperawatan disusun untuk promosi, mempertahankan
dan memulihkan kesehatan klien.
3) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
4) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul.
5) Mempersiapkan peralatan (resoureen) yang diperlukan.
6) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.
7) Mengidentifikasikan aspek-aspek hukum dan etik terhadap
resiko dari potensial tindakan.
b. Tahap pelaksanaan
Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara profesional
sebagaimana terdapat dalam standar praktik keperawatan meliputi
tindakan :
1) Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari
20
3) Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana
tindakan medis dilaksanakan.
c. Tahap dokumentasi
Pelaksanan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
21
I. Evaluasi Keperawatan
1. Pengertian
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan dan pelaksanaannya sudah berhasil tecapai.
d. Komponen Evaluasi :
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen :
1) Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
2) Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
3) Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan
standar.
4) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
5) Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Tn.D usia 62 tahun masuk pada tanggal 29 September 2018 dengan diagnosa
stroke not specified as haemorrhage or infarction Nomor Register 581715,
sudah menikah , agama islam, suku bangsa Betawi, pendidikan terakhir S1
Teknik, pekerjaan sebagai Pensiunan, Alamat jl. Tanjung gedong No.21
Rt.004/Rw.016 kelurahan tomang kecamatan grogol. . Sumber Biaya JKN-
BPJS, Informasi dari Klien dan Keluarga.
2. Resume
Pada hari sabtu tanggal 29 september 2018 pukul 09.36 klien dibawa oleh
keluarganya ke IGD Rumah Sakit Pelni dengan keluhan lemas pada
ekstremitas sebelah kanan `secara tiba –tiba, klien tampak lemah dan tidak
bisa menggerakan anggota tubuh ektremitas bagian kanan. Klien susah
merespon/ kesulitan saat di ajak bicara, GCS : 15 , tidak terjadi penurunan
kesadaran, masalah keperawatan yang ditemukan resiko peningkatan tik b/d
cedera serebral, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan b/d penurunan aliran
darah ke otak, resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidakmampuan tepat menelan.dilakukan tinddakan mengukur TTV
dengan hasil TD 183/75 mmHg, N: 63 x/menit, S: 36,2 c, R : 19 x/menit.
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan sekarang : keluhan utama yang dirasakan klien saat
ini hanya lemas , tangan masih sulit di gerakkan, dan sulit berbicara. Faktor
pencetus nya karena kolesterol yang tinggi hingga 296 mg/dl dan
terjadinya secara mendadak dan lansung dibawa kerumah sakit.
b. Riwayat penyakit sebelumnya :
Sebelumnya klien mempunyai riwaya penyakit diabetes dan kolesterol.
22
23
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Klien
a. Konsep diri
Klien menyukai seluruh anggota tubuh nya, dan peran klien di keluarga
sebagai ayah dan kepala keluarga, klien aktif dalam olahraga dan
pengajian, dan sejak sakit peran berkurang karena sulit untuk berbicara dan
23
24
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan 55 kg, tinggi badan 158 kg, keadaan umum sedang
b. Sistem penglihatan \
Tidak ada kelainan pada otot-otot mata, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva anemis, kornea normal, sclera tidak ikterik, pupil isokor,
c. Sistem pendengaran
Fungsi pendengannya baik, tidak ada cairan dari telinga, tidak ada lesi dan
nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
d. Sistem pernapasan
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, jalan napas bersih, pernapasan
tidak sesak, suara napas vesikuler, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan.
e. Sistem kardiovaskuler
Tidak tampak retraksi dada, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan, TD : 100/60 mmHg, N: 77 x/m, suhu: 36,4 C, rr: 19
x/m, warna kulit pucat, pengisian kapileri refill 4 detik, denyut apical red
72 x/m
f. Sistem persayarafan
Sakit kepala tidak ada, kesadaran composmentis, GCS : E4M5V4, klien
menagalami pelo, dan kelumpuhan pada ekstremitas kanan atas.
g. Sistem pencernaan .
abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/ menit.,
batas hepar normal, tidak terasa pembesaran hepar, tak teraba adanya
massa. Mukosa Bibir tampak kering.
h. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfatik
i. Sistem perkemihan
Karakteristik bak jernih, tidak terdapat nyeri pinggang, tidak terpasang
kateter, tidak distensi pada kandung kemih.
24
25
j. Sistem musculoskeletal
Kesulitan dalam peregerakan, Kekuatan otot sedang, tidak ada edema,
turgor kulit elastis, , kemampuan ADL mandi, berpakaian, eliminasi.
5. Data Penunjang
a. Hasil pemeriksaan lab tanggal 29 september 2018
Ureum high 59 mg/dL,creatinin high 1,9 mg/Dl, Egfr low 36 ml/menit,
asam urat 6,6 mg/Dl, protein urine positif 12, bilirubin negatif,
b. Hasil pemeriksaan lab tanggal 30 september 2018
Kolesterol total high 296 mg/dl (N: <200 mg/dl), trigliserida 124 mg/dl (N:
<200 mg/dl), kolestreol HDL 49 mg/dl (N : >35),
c. Hasil radiologi
CT Scan tanggal 29 september 2018
Kesan : infark di white meter lobus frontal kiri dan parietal kiri bagian
posterior, atrofi cerebri sinilis.
Thoraks photo
Kesan : paru corolan bronkhovaskular kasar, tidak tampak kelainan
radiologis pada jantung.
6. Penatalksanaan medis
a. Terapi oral
Vitamin B12 10 mcg 2x1 (07.00 , 19,00), vitamin B-1 50 mcg 2x1 ( 07.00 ,
19,00), simuastatin 10mg 1x1 (07,00), natrium bicarbonat 500mg 2x1 (
07.00 , 19,00), glurenom 30mg 3x1 ( 07.00 , 13.00, 19,00),folic acid 5mg
capsul 2x1 ( 07.00 , 19,00),calsium carbonas 500 mg 2x1 ( 07.00 , 19,00),
aspilet 50mg 1x1 ( 07.00 ).
b. Terapi parenteral
Ranitidine 2 x50 mg di oplos nacl 0,9% diberikan secara IV (06.00,18.00),
Levemis 15 unit diberikan secara intramsucular
c. Terapi diit
Makanan cair 6 x 150 cc yang terdiri dari 150 makanan cair diabetes
melitus dan 2 sendok makan dancow + ½ sdt vco
25
26
7. Data Fokus
Data subyektif
Istri mengatakan klien sekarang sulit berbicara, tangan kanan dan kaki lemas,
makan tersedak apabila melalui mulut, memiliki riwayat penyakit keturunan
hipertensi , diabetes melitus dan kolesterol. Bicara pelo , tidak bisa berdiri,
sulit mengangkat tangna kanan, semua aktivitas harus di bantu
Data obyektif
Kesadaran composmentis , GCS : 15, sitem bicara tidak normal, klien tamoak
bebraing di tempat tidur, kaki kanan dan tangna kanan tampak lemas,
kekuatan otot dan pergerkan lambat
.
5555 1112
5555 2112
8. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS: isteri mengatakan Hambatan hemiparetis
kaki kanan dan tangan mobilitas fisik
kanan klien lemas, tidak
bisa berdiri, sulit
mengangkat kaki kanan
DO:
Klien tampak bebrabring
di tempat tidur ,
pergerakan lambat,
kekuatan otot
5555 1112
5555 2222
Klien tidak dapat
26
27
menggengam tangan ,
hasil ct scan tanggal 29
september 2018 infark di
white meter lobus frontal
kiri dan parietal kiri
bagian posterior arteri
serebri sinilis.
2 DS: Gangguan Perubahan sisten
Istri mengakatan klie komunikasi verbal saraf pusat
sulit berbicara, bicara
pelo
DO:
Sistem wicara tidak
normal, sulit berbicara,
bicara sussah.
5555 1112
5555 2222
Pergerakan lambat, tidak
dapat mengenggam
tangan, Ct scan tanggal
29.okt.2018 kesan infark
di white meter lobus
frontal kiri dan panetal
kiri bagian posterior,
atrofi serebri sinilis
DS:
5 Istri mengatakan klien Resiko Ketidakmampuan
makan tersedak, ketidakseimbangan menelan
memiliki riwayat nutrisi kurang dari makanan
penyakit diabetes kebutuhan tubuh
DO:
28
29
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan diagnosa prioritas yang ada pada Tn. D ditegakkan diagnosa :
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis
2. Gangguan komunikasi verbal berhubunngan dengan perubahan sistem saraf
pusat
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
aliran darah ke otak ( arteroklerosis, embolisme)
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan hemiparesis
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
Kriteria Hasil :
a. Klien meningkat dalam aktivitas fisik
Rencana Tindakan :
a. Observasi tanda- tanda vital pukul : 05.00, 11.00 , 15.00, dan 22.00
R/ untuk mengetahui perkembangan kesehatan klien
29
30
Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal : 30 Oktober 2018
Pukul 05.00 mengobservasi tanda-tanda vital, TD : 100/60 mmHg, RR :
18x/menit, N : 77x/menit, S : 36,0ºC. Pukul 10.30 mengobservasi
kemampuan klien dalam mobilisasi. Hasil : Klien tidak mamampu
mengangkat tangan kanan dan kaki kanannya. Pukul : 11.00 mengobservasi
tanda-tanda vital ,TD : 140/90 mmHg, RR : 21x/menit, N : 102x/menit, S :
36,7ºC. Pukul 11.30 membantu memenuhi kebutuhan ADL klien seperti
member obat melalui NGT. Pukul 13.40 mendorong klien untuk melakukan
gerakan aktif dibagian yang sehat dan membantu pergerakan pasif di daerah
yang sehat. Hasil : Klien dapat bergerak sesuai perintah dibagian yang sehat,
dibagian yang sakit masih lemah dan harus dibantu dan dimotivasi. Pukul
14.30 mengobservasi tanda tanda vital TD : 113/95 mmHg, RR : 19x/menit,
N : 78x/menit, S : 36,2ºC SpO2 : 100%. Pukul 18.00 memberikan obat
kepadda klien dengan ngt dan infus. Hasil : obat masuk dengan lancar melalui
treway tidak ada tandda tanda kemerahan, obat masuk melalui selang ngt
tanpa ada sumbatan
30
31
mampu mengangkat tangan dan kien bisa memfleksikan bagian yang sehat.
Pukul 11.25 membantu memenuhi ADL.S klien seperti memberi makan
melalui NGT, hasil susu habis 250 ml klien tidak merasa kembung, selang ngt
lancer tidak ada sumbatan. Pukul 11:40 mengobservasi gula darah sewaktu.
Pukul 12:00 memberikan obat melalui NGT dan Iv Hasil obat masuk dengan
lancer dan selang Ngt tidak ada sumbatan. 14.30 mengobservasi tanda tanda
vital TD : 110/87 mmHg, RR : 19x/menit, N : 88x/menit, S : 37,2ºC SpO2 :
100%.
Evaluasi Keperawatan :
Tanggal 02 Oktober 2018
Subjektif : Keluarga mengatakan klien masih belum aktif atau bergerak
Objektif : Klien terlihat masih lemah dan mobilisasi harus dibantu
Analisa : Klien bisa menggerkan daerah yang masih aktif dapat
menggenggam benda Klien hanya bisa mengalokasikan kaki kanan yang sakit
Perencanaan : Tujuan belum tercapai
31
32
32
33
Kriteria hasil :
a. Komunikasi, Penerimaan, Intreprestasi, dan ekspresi pasan, lisan, tulisan
dan non verbal meningkat
b. Komunikasi ekspresif, ekspresi pasien verbal dan atau non verbal yang
bermakna.
Rencana Tindakan :
a. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk
mengulangi permintaan.
R/ berkomuniakasi dengan peerlahan akan melatih perkembangan otot2
di pita suara
b. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi (
Bahasa isyarat )
R/ bahasa isyarat membantu klien dalam berkomunikasi dan memudahkan
perawat dalam berkomunikasi degan klien
c. Konsultasi dengan dokter kebutuhan terapi wicara.
R/ melakukan fisioterapi wicara dengan terapis sesuai indikasi dokter
Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal : 02 Oktober 2018
Pukul 05.00 mengobservasi tanda-tanda vital, TD : 100/60 mmHg, RR :
18x/menit, N : 77x/menit, S : 36,0ºC. Pukul 10.30 mengobservasi
kemampuan klien dalam mengucapkan kata kata dengan cara nonverbal
ataupun verbal. Hasil : klien belum mampu mengucapkan satu kata sederhana
dan hanya bisa memberi jempol sebagai tindakan terimakasih. Pukul : 11.00
mengobservasi tanda-tanda vital ,TD : 140/90 mmHg, RR : 21x/menit, N :
102x/menit, S : 36,7ºC. Pukul 11.30 membantu memenuhi kebutuhan ADL
klien seperti member obat melalui NGT. Hasil : obat masuk dengan lancar ke
dalam selang ngt 14.30 mengobservasi tanda tanda vital TD : 113/95 mmHg,
RR : 19x/menit, N : 78x/menit, S : 36,2ºC SpO2 : 100%. Pukul 18.00
memberikan obat kepadda klien dengan ngt dan infus. Hasil : obat masuk
dengan lancar melalui treway tidak ada tandda tanda kemerahan, obat masuk
melalui selang ngt tanpa ada sumbatan
33
34
Evaluasi Keperawatan
Tanggal 02 Oktober 2018
Subjektif : Keluarga klien setelah bisa miring kanan secara mandiri
Objektif : Klien terlihat sudah bisa menggerakan sedikit jari kaki yang sakit,
kekuatan otot bertambah, klien bisa tidur miring
Analisa : Klien dapat menggerakan sedikit jari kaki yang sakit, dan dapat
menggerakan ketika diminta
Perencanaan : Tujuan tercapai sebagian
a. Anjurkan berlatih ROM aktif dan pasif pada ekstermitas
b.Amjurkan keluarga dalam memenuhi adl.s klien
34
35
35
36
Kriteria hasil :
a. Tekanan darah dalam rentan normal
b. Berkomunikasi sesuai dengan kemampuan
Perencanaan :
a. Observasi adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas,dingin,tajam,tumpul
R/ untuk mengontrol kefektifan perfusi jaringan
b. Mengobservasi kemampuan BAB
R/ untuk mengevaluasi kemampuan klien
c. Observasi adanya tromboplebitis
R/ trombhoplebitis mengindikasi adanya ketidakefetifan perfusi
Pelaksanaan keperawatan :
Tanggal 02 Oktober 2018
Pukul 05.00 mengobservasi tanda-tanda vital, TD : 100/60 mmHg, RR :
18x/menit, N : 77x/menit, S : 36,0ºC. Pukul 10.30 mengobservasi kemampuan
klien dalam mobilisasi dan sistem wicara klien. Hasil : Klien tidak mamampu
mengangkat tangan kanan dan kaki kanannya, klien belum mampu
mengucapkan satu kata sederhana dan hanya bisa memberi jempol sebagai
tindakan terimakasih. Pukul : 11.00 mengobservasi tanda-tanda vital ,TD :
140/90 mmHg, RR : 21x/menit, N : 102x/menit, S : 36,7ºC. Pukul 11.30
membantu memenuhi kebutuhan ADL klien seperti member obat melalui NGT.
Pukul 13.40 mendorong klien untuk melakukan gerakan aktif dibagian yang
sehat dan membantu pergerakan pasif di daerah yang sehat. Hasil : Klien dapat
bergerak sesuai perintah dibagian yang sehat, dibagian yang sakit masih lemah
dan harus dibantu dan dimotivasi. Pukul 14.30 mengobservasi tanda tanda vital
TD : 113/95 mmHg, RR : 19x/menit, N : 78x/menit, S : 36,2ºC SpO2 : 100%.
Pukul 18.00 memberikan obat kepadda klien dengan ngt dan infus. Hasil : obat
masuk dengan lancar melalui treway tidak ada tandda tanda kemerahan, obat
masuk melalui selang ngt tanpa ada sumbatan
36
37
37
38
: klien meminum obat yang sudah digerus dengan air, obat injeksi masuk dengan
treway dengan lancar dan tidak ada tanda-tanda kemerahan.
Evaluasi Keperawatan
Tanggal 02 Oktober 2018
Subjektif : keluarga mekatakan klien masih sulit berkomunikasi
Objektif : klien tampak bicara pelo
Analisa : klien masih belum mampu berbicara dengan baik
Perencanaan :
a. Observasi adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas,dingin,tajam,tumpul
R/ untuk mengontrol kefektifan perfusi jaringan
b. Mengobservasi kemampuan BAB
R/ untuk mengevaluasi kemampuan klien
c. Observasi adanya tromboplebitis
R/ trombhoplebitis mengindikasi adanya ketidakefetifan perfusi
38
39
Rencana keperawatan :
a. Anjurkan klien menggunakan pakaian longgar
R/ mencegah iritasi
b. Ubah posisi klien setiap 2 jam sekali
R/ mencegah dekubitus
c. Observasi keadaan kulit klien
R/ menjaga keutuhan kulit klien
d. Anjurkan keluarga untuk menoleskan lotion
R/ menjaga kelembapan kulit
39
40
Pelaksanaan keperawatan :
Tanggal 02 Oktober 2018
Pukul 05.00 mengobservasi tanda-tanda vital, TD : 100/60 mmHg, RR :
18x/menit, N : 77x/menit, S : 36,0ºC. Pukul 10.45 mengobservasi adanya
tanda-tanda infeksi pada daerah bokong dan tulang klien Hasil : adanya tanda
kemerahan pada bokong klien. pukul 10.50 memobilisasi klien dengan
memiringkan ke kiri pada ekstremitas yang tidak sakit Hasil : klien mampu
membantu perawat dengan ikut membalikan badannya dibantu oleh perawat
Pukul : 11.00 mengobservasi tanda-tanda vital ,TD : 140/90 mmHg, RR :
21x/menit, N : 102x/menit, S : 36,7ºC. Pukul 14.30 mengobservasi tanda
tanda vital TD : 113/95 mmHg, RR : 19x/menit, N : 78x/menit, S : 36,2ºC
SpO2 : 100%. Pukul 18.00 memberikan obat kepadda klien dengan ngt dan
infus. Hasil : obat masuk dengan lancar melalui treway tidak ada tandda tanda
kemerahan, obat masuk melalui selang ngt tanpa ada sumbatan
40
41
Evaluasi Keperawatan
Tanggal 02 Oktober 2018
Subjektif : kelurga mengatakan klien masih perlu dibantu
Objektif : kulit utuh, tidak ditemukan lecet/ dekubitus, klien tampak masih
sering berbaring
Analisa : keutuhan kulit terjaga
Perencanaan :
a. Anjurkan klien menggunakan pakaian longgar
R/ mencegah iritasi
b. Ubah posisi klien setiap 2 jam sekali
R/ mencegah dekubitus
c. Observasi keadaan kulit klien
R/ menjaga keutuhan kulit klien
d. Anjurkan keluarga untuk menoleskan lotion
R/ menjaga kelembapan kulit
41
42
Rencana keperawatan :
a. Observasi status nutrisi klien
R/ perubahan nutrisi indikasi kekurangan nutrisi
b. Kolaborasi pemberian nutrisi melalui NGT
R/ untuk mempertahankan nutrisi yang adekuat
c. Observasi gula darah
R/ penurunan kadar gula mengindikasikan kurang nutrisi dan kelebihan
gula darah
42
43
Pelaksanaan keperawatan :
Tanggal 02 Oktober 2018
Pukul 05.00 mengobservasi tanda-tanda vital, TD : 100/60 mmHg, RR :
18x/menit, N : 77x/menit, S : 36,0ºC. Pukul : 11.00 mengobservasi tanda-
tanda vital ,TD : 140/90 mmHg, RR : 21x/menit, N : 102x/menit, S : 36,7ºC.
Pukul 11.30 membantu memenuhi kebutuhan ADL klien seperti member obat
melalui NGT. Pukul 13.40 mendorong klien untuk melakukan gerakan aktif
dibagian yang sehat dan membantu pergerakan pasif di daerah yang sehat.
Hasil : Klien dapat bergerak sesuai perintah dibagian yang sehat, dibagian
yang sakit masih lemah dan harus dibantu dan dimotivasi. Pukul 14.30
mengobservasi tanda tanda vital TD : 113/95 mmHg, RR : 19x/menit, N :
78x/menit, S : 36,2ºC SpO2 : 100%. Pukul 16.00 mengontrol kadar gula
darah klien Hasil : gula darag 290mg/dl
43
44
Hasil : Klien dapat bergerak sesuai perintah dibagian yang sehat, dibagian
yang sakit masih lemah dan harus dibantu dan dimotivasi. Pukul 14.30
mengobservasi tanda tanda vital TD : 113/95 mmHg, RR : 19x/menit, N :
78x/menit, S : 36,2ºC SpO2 : 100%. Pukul 16.00 mengontrol kadar gula
darah klien Hasil : gula darag 300mg/dl
Evaluasi Keperawatan
Tanggal 02 Oktober 2018
Subjektif : Keluaraga klien mengatakan tidak nafsu makan
Objektif : Klien makan habis 200ml , tampak lemas, wajah tampak pucat.
Analisa : tujuan belum teratasi
Perencanaan : intervensi dilanjutkan
a. Kaji bising usus
b. Observasi porsi makan klien
c. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
d. beri motivasi tentang pentingnya nutrisi
e. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian di’it
44
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori
dan kasus yang ada pada klien, faktor dan faktor pendukung dan penghambat dalam
melakukan asuhan keperawatan pada Tn D dengan Stroke Non Hemoragik diruang
Merak di RS Pelni jakarta selama 3 hari dari tanggal 2 Oktober 2018 sampai dengan
4 Oktober 2018 meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan teori penyebab utama dari Stroke Non Hemoragik adalah karena
adanya faktor resiko yaitu, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, obesitas,
genetik, usia, jenis kelamin, merokok, stress, pola makan buruk dan kadar
kolesterol tinggi. Namun penyebab yang ditemukan pada kasus yaitu tingginya
kadar kolestrol dan mempunyai riwayat diabetes, hipertensi serta faktor usia. Jadi
penyebab Stroke Non Hemoragik antara teori kasus terdapat kesenjangan karena
menurut istri klien, Tn.D terkena stroke secara mendadak dan klien tidak memiliki
penyakit jantung dan tidak obesitas.
Manifestasi klinis yang didapat pada teori yaitu sakit kepala mendadak, bicara
pelo, anggota tubuh lemas/tidak dapat digerakkan. Sedangkan yang ditemukan
pada kasus menurut istri klien tidak dapat bicara/pelo, anggota tubuh bagian
kanan lemas dan tidak bisa digerakkan secara mandiri. Jadi manifestasi klinis
antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
45
46
penunjang yang ditemukan pada kasus yaitu dilakukannya DPL, Ct scan, dan
Thoraks photo.
Faktor penghambat yang ditemukan pada pengkajian adalah perbedaan yang ada
antara teori dan kasus yang ditemukan. Faktor pendukung yang penulis dapatkan
pada tahap pengkajian yaitu klien dan keluarga sangat kooperatif dalam
memberikan penjelasan dan keterangan yang dibutuhkan, serta data yang ada pada
status klien juga lengkap.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sama antara teori dan kasus terdapat 3 diagnosa yang
sama yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, gangguan
komunikasi verbal berhubunngan dengan perubahan sistem saraf pusat, resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah ke
otak ( arteroklerosis, embolisme).
5 diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori yang tidak diangkat yaitu
perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi, integrasi
(trauma neurologis/ defisit); stress psikologis (penyempitan lapang perseptual
yang disebab oleh ansietas, kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/
koordinasi otot, gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan biofisik,
psikososial, perseptual kognitif, resiko tinggi terhadap kerusakan menelan
berhubungan dengan kerusakan neuromuskular/ perseptual, resiko tinggi
terjadinya komplikasi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
pengobatan.
pembimbing. Solusinya adalah perawat dapat lebih banyak belajar dan menambah
pengalaman lagi agar dapat menentukan diagnosa, serta membina hubungan
saling percaya agar pasien dapat trust dengan perawat.
C. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap perencanaan ini, penulis membuat perencanaan sesuai dengan teori
dan telah dimodifikasi sesuai kebutuhan klien. Penulis memprioritaskan diagnosa
hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis. Tujuan antara teori
dan kasus sama yaitu hambatan mobilitas fisik berkurang. Kriteria hasil klien
meningkat dalam aktivitas fisik. Kriteria hasil pada teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan.
Perencanaan yaitu observasi tanda- tanda vital pukul : 05.00, 11.00 , 15.00, dan
22.00, observasi kemampuan klien dalam mobilisasi, bantu penuhi kebutuhan
ADL, ajarkan klien tentang teknik ambulasi atau latihan rentang. Gerakan (ROM)
pasif atau aktif pada ekstermitas. Perencanaan antara teori dan kasus sama
terdapat kesenjangan karena dalam teori belum ada rentang waktu, dosis, dan cara
pemberian dalam pemberian obat sedangkan dalam kasus sudah ditetapkan
rentang waktu, dosis, dan cara pemberiannya.
kemampuan. Rencana tindakan observasi adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas,dingin,tajam,tumpul, observasi kemampuan BAB, observasi
adanya tromboplebitis. Perencanaan antara teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan diagnosa pertama yaitu hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan hemiparesis, perencanaan sudah sesuai dengan teori dan
kasus serta telah terlaksana semua. Pada tahap pelaksanaan diagnosa kedua yaitu
gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan system saraf pusat,
perencanaan sudah terlaksana semua. Pada tahap pelaksanaan diagnosa ketiga
yaitu resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
aliran darah ke otak ( Arteroklerosisi, Embolisme ), perencanaan sudah terlaksana
semua. Pada tahap pelaksanaan diagnose keempat yaitu resiko gangguan integritas
kulit berhubungan dengan hemiparesis, perencanaan sudah terlaksana semua.
Pada tahap pelaksanaan diagnose kelima yaitu resiko ketidakseimbangan nutrisi
49
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien antara teori dan kasus,
penulis menggunakan metode SOAP dalam mengevaluasi dari proses
keperawatan dan hasil respon pasien terhadap tindakan pelakanaan keperawatan
selama 3x24 jam. Untuk diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan hemiparesis tujuan belum tercapai ditandai dengan keluarga
mengatakan klien belum bisa bergerak dan peregerakan dibantu total dan reflek
masih kurang, klien masih tampak lemas, dan sulit menggerakan anggota tubuh.
Pada tahap ini penulis tidak menemukan faktor penghambat karena adanya
kerjasama dari klien dan keluarga serta kolaborasi dengan tim kesehatan.
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan Stroke Non
Hemoragik di Ruang Merak Rumah Sakit Pelni Jakarta yang dilakukan selama 3
hari. Asuhan keperawatan dimulai dari tanggal 03 sampai 05 November 2018.
A. Kesimpulan
Pada tahap pengkajian, etiologi stroke non hemoragik adalah tingginya kadar
kolestrol dan mempunyai riwayat diabetes, hipertensi serta faktor usia.
Manifestasi klinik yaitu sakit kepala mendadak, bicara pelo, anggota tubuh
lemas/tidak dapat digerakkan. Pemeriksaan diagnostik pada stroke non hemoragik
yaitu DPL, Ct scan, dan Thoraks photo.
51
52
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran :
1. Untuk penulis agar lebih teliti lagi dalam melakukan asuhan keperawatan
khususnya pada klien dengan stroke non hemoragik terutama dalam
pengumpulan data.
2. Diharapkan penulis dan perawat ruangan memberikan penyuluhan pada
klien dengan menganjurkan untuk menghindari faktor penyebab dari
stroke non hemoragik.
3. Penulis dan perawat dapat lebih meningkatkan kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan.Buku 2. Edisi 8. (Joko
Mulyanto, dkk, penerjemah). Singapura: Elseiver
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi. Yogyakarta:
Mediaction
Price, Sylvia A dan Lorraine McCarty Wilson. (2006) .Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Vol 2. Edisi 6. (Brahm U. Pendit, dkk,
penerjemah).Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru W., dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 5.
Jakarta: Interna Publishing
53