Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ilmu Alamiah Dasar

MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Dosen pengampu: Bpk. Agus Mukti Wibowo M.Pd

Disusun Oleh:

Ahmad Faizin (12110046)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YME atau limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “ILMU ALAMIAH DASAR” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh dosen mata
kuliah imu alamiah dasar. Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data
yang penyusun peroleh dari rangkuman mata kuliah ilmu alamiah dasar, buku
panduan, ceramah-ceramah agama dan web yang bersangkutan. Tak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah imu alamiah dasar atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini. Kami mengharap, dengan membaca makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai alam sekitar kita, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Malang, 21 November 2012


Ahmad Faizin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang
termasuk mata kuliah umum yakni mata kuliah dengan bobot 2 sks, ini wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua program studi terutama untuk program
studi non exacta dengan maksud mahasiswa dikenalkan pada konsep-konsep dasar
alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan mahasiswa dalam
memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya
pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep ilmu yang berkaitan
dengan alam.

Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan
pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga
mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil


perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan
pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran
yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka. Makalah ini secara
tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan
alamiah modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari
lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapakah makhluk Allah yang paling sempurna itu ?
2. Apa saja fase-fase pembagian ilmu pengetahuan ?
3. Apa metode ilmiah itu, dan bagaimana langkah-langkahnya ?
4. Kenapa manusia di tuntut untuk mempelajari ilmu pengetahuan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makhluk Allah yang paling sempurna.
2. Mengetahui fase-fase pembagian ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui pengertian metode ilmiah dan langkah-langkahnya.
4. Mengetahui tujuan manusia mempelajari ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesempurnaan Dan Keunikan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna َ‫( لَقَدْ َخلَ ْقن‬
) ‫سن ت َ ْقويْم‬ َ ‫اَ ْْل ْن‬Dalam hadits sebagian kecil makhluk ciptaan Allah di
َ ْ‫سانَ في اَح‬
sebutkan dalam tiga bentuk, yaitu malaikat, hewan dan manusia. Dari itu akan
timbul pertanyaan mengapa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna ? dalam terusan hadist di jelaskan bahwa factor terjadinya pernyataan
seperti itu karena Allah dalam penciptaan makhluknya mereka di beri yang
namanya akal dan nafsu. Malaikat di ciptakan hanya di beri akal saja dan hewan
di ciptakan hanya di beri nafsu saja. Sedangkan manusia di ciptakan oleh Allah di
beri kelebihan yaitu akal dan nafsu. Maka dari itu manusia adalah makhlik ciptaan
Allah yang paling sempurna.
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik
secara morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara
signifikan memiliki kesamaan proses biologis, seperti kebutuhan makan/minim
(nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang biak (reproduksi),
menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri
mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan
yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas)
mengalami perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya
fikir (budi daya). Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia
dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai
kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain (hewan). Dengan demikian keunikan dan
keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya
fikirnya.

2.2 Rasa Ingin Tahu


Manusia ??? berbeda dengan makhluk lainnya, manusia selalu mempunyai
rasa ingin tahu dari segala hal dinamika-dinamika fenomena alam sekelilingnya.
Manusia selalu bertanya, Mengapa ? (dengan adanya gunung), Ada apa ? (jika
terjadi gunung meletus atau gempa), Kenapa ?. itulah rasa ingin tahunya manusia,
sehingga manusia merasa bahwa jika manusia di ciptakan memiliki akal dan nafsu
mengapa manusia hanya menuruti hawa nafsu nya?. Maka dari itu dari kejadian-
kejadian fenomena alam sekitar mereka berfikir dan terjadi yang namanya
penelitian-penelitian.
Sementara makhluk lain hidup dalam memenuhi kebutuhan dan
kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan nafsu dan naluri (hewan dan selain
malaikat) yang sifatnya tetap/tidak ada perkembangan dari zaman ke zaman.
Tetapi berbeda dengan manusia karena manusia telah di lebel makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna di beri akal dan nafsu. Manusia bisa berfikir contoh
dari kehidupannya saja manusia hidup pada zaman dahulu (primitive) masih
dalam keadaan tidak memakai pakaian secara sempurna seperti saat ini dan masih
menggunakan rumah gua-gua, berubah menjadi rumah sederhana dan berpakaian
rapi di lanjutkan dengan adanya teknologi-teknologi manusia mengenal dan bisa
mengembangkan pikiran dari rumah sederhana menjadi rumah-rumah mewah dan
bangunan pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah
menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus
berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan
menyenangkan dalam hidupnya.

2.3 Mitos
Mitos juga bisa di sebut mitologi, yang kadang di artikan mitologi adalah
cerita rakyat yang di anggap benar-benar terjadi yang berhubungan dengan
terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat dan konsep dongeng
suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia atau
bangsa yang di ugkapkan dengan cara-cara ghaib dan mengandung arti yang
dalam.
Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan
nonfisik atau kebutuhan alam pikirnya.Rsa ingin tahu manusia ternyata tidak
dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya.Untuk
itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban aras keingintahuannya itu.Sebagai
contoh:”Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka
jawaban bahwa pelangi adalah selendang”bidadari”. Jadi, muncul pengetahuan
baru yaitu”bidadari”. Contoh lain, mengapa gunung meletus?, Karena tak tahu
jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban”Yang berkuasa dari
gunung itu sedang marah ”.Disinilah muncul pengetahuan baru yang disebut”yang
berkuasa”.Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan
adanya “yang berkuasa” didalam hutan lebat, sungai yang besar,pohon yang besar,
matahari, bulan atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana
rembulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang
disebut mitos. Cerita yang disebabkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul
disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia..
1. ALAT PENGLIHATAN
2. ALAT PENDENGARAN
3. ALAT PENCIUM DAN PENGECAP
4. ALAT PERASA
Alat-alat indera tersebut berbeda-beda di antara manusia. Ada yang tajam
penglihatannya, ada pula yang tidak. Ada yang tajam penciumannya, ada yang
lemah. Akibat keterbatasan alat indera kita, maka mungkin saja timbul salah
informasi, salah tafsir atau salah pemikiran. Untuk meningkatkan ketepatan alat
indera tersebut manusia dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat
terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat meskipun alat yang diciptakan
ini masih mengalami kesalahan.
2.4 Fase-fase Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Segala sesuatu hal itu pasti ada fase-fase perkembangannya di mulai dari
yang mendasar hingga mencapai pemesatan. Seperti halnya ilmu pengetahuan,
ilmu pengetahuan yang bisa kita rasakan saat ini begitu pesatnya pengetahuan-
pengetahuan keilmuan. Karena ilmu itu bertahap yang dulunya masih sangat
rendah prioritasnya dan sekarang bisa kita lihat hasil pengembangan itu.
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan ilmu pengetahuan terbagi
menjadi 3 yaitu :
1) Zaman klasik (filsafat).
2) Zaman pertengahan.
3) Zaman modern (tekhnologi).
1) Zaman klasik (filsafat)
Perkembangan ilmu zaman Klasik, dimulai pada masa kerajaan Yunani.
Peralihan dari pola pikir mitosentris yakni kepercayaaan terhadap dewa-dewa
menjadi pola pikir logosentris penggunaaan ilmu dalam menggungkap rahasia
alam semesta. Perubahan pola pikir ini dimulai dengan mempertanyakan apa
sebenarnya asal-usul alam semesta. Oleh sebab itu beberapa ahli yang
mengutarakan pendapat ini digolongkan dalam filsafat alam.
2) Zaman pertengahan
Perkembangan ilmu pada zaman Pertengahan dimulai pada sekitar abad ke
15 atau 16 Masehi. Fase ini disebut juga masa Reinainsans atau masa Pencerahan,
hal ini tidak terlepas dari upaya melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja
yang membelenggu kebebasan kebenaran filsafat dan ilmu pada saat itu.
Penemuan – penemuan dalam berbagai bidang ilmu khususnya terkait dengan
ilmu pasti.
3) Zaman modern (tekhnologi)
Perkembangan ilmu pada zaman Modern terletak pada rentang abad 17
sampai 19 masehi. Dikatakan dalam buku filsafat ilmu karya Amsal Bakhtiar
perkembangan ilmu pada zaman Modern dan zaman Pertengahan memiliki
perbedaaan tipis. Perkembangan ini merupakan dampak dari revolusi indusri yang
terjadi besar-besaran di berbagai daerah-daerah Eropa.
2.5 Metode Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah


Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai
berikut :
A. Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan
dipecahkan, dan untuk menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan.
Masalah sendiri adalah segala sesuatu yang harus dipecahkan secara pasti dan
benar.
B. Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
cara membaca buku, membaca laporan hasil penelitian orang lain, atau bisa juga
dengan melakukan wawancara dengan orang yang sudah ahli dalam masalah
tersebut.

C. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan
data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis
yang diajukan ini belum pasti, jadi harus dilakukan pengujian dan penelitian lebih
lanjut untuk membuktikan hal tersebut.

D. Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan
membuktikan hipotesis yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari
eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti
yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan hasil yang pasti, eksperimen bisa
dilakukan lebih dari satu kali.

E. Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati serangkaian
metode-metode ilmiah diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari
eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai (menerima) hipotesis, namun bisa juga tidak
sesuai (menolak) hipotesis.
Karateristik Metode Ilmiah

1. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta (jujur).


Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi, mengkhayal
atau semacamnya, dan fakta itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan
dianalisis lebih lanjut.

2. Karya Ilmiah Harus Sistematis.


Penelitian itu harus di atur dengan cara yang baik, menggunakan urutan tertentu
atau langkah-langkah tertentu.

3. Karya ilmiah harus empiris.


Karya ilmiah itu harus berdasarkan pada bukti, konsekuensi atau hal-hal yang
dapat di lihat. Terutama yang di peroleh dari penemuan, percobaan dan
pengamatan yang telah di lakukan.

4. Karya ilmiah harus logis.


Karya ilmiah itu harus logis (rasional). Suatu pemikiran yang bisa di pahami atau
di cerna oleh akal fikiran manusia.

5. Universal.
Karya ilmiah itu harus bersifat universal. Yang dimaksud dengan pengertian
universal yaitu pengertian atau konsep yang mencakup semua bagian dengan tidak
ada satu pun yang dikecualikan.

2.6 Kenapa Manusia Di Tuntut Untuk Mempelajari Ilmu Pengetahuan ?


Pertanyaan ini akan membuat kita berfikir lebih mendalam tentang ayat-
ayat allah yang menjelaskan bahwa manusia di beri akal untuk berikir. Dalam Al-
qur’an yang bunyinya “Afalaata’kilun” hingga 52 kali. Perlu kita ketahui bahwa
pola pikir manusia itu menanggapi tentang mempelajari ilmu pengetahuan lingkup
alam di sekitar kita (kekuasaan Allah) belum sadar akan apa yang ia pelajari, dan
untuk apa mempelajari semua itu. Telah di singgung bahwa manusia itu di beri
ilmu hanya satu tetes air yang menetes dari paruh burung yang minum di lautan.
Betapa agungnya kekuasaan Allah, dan ini manandakan bahwa betapa lemahnya
manusia.
Di jelaskan juga dalam ayat-ayat dan hadist di antaranya adalah: ”Perintah
untuk membaca atau belajar” (QS. Al-’Alaq: 1-5), ”Manusia beriman dan berilmu
kedudukannya lebih tinggi” (QS. Al-Mujadilah: 11), ”Larangan melakukan
sesuatu tanpa dasar ilmu” (QS. Al-Isra: 36), ”Perintah untuk menggunakan akal,
pikiran dan pemahaman (QS. Al-Baqarah: 44), ”Perintah agar belajar terus agar
ilmunya bertambah” (QS. Thaha: 114). Adapun dalam As-Sunnah adalah sebagai
berikut: ”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah: lihat
Sunan Ibn Majah Juz I hal.81), ”Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut
rakhmat; menjalankan rukun Islam baginya akan diberikan pahala bersama para
Nabi” (HR Dailami dari Anas RA). Begitulah titik temu kenapa manusia di tuntut
untuk mempelajari ilmu pengetahun, supaya manusia mengetahui bahwa betapa
agung kekuasaan Allah dan betapa lemahnya manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu alamiah dasar adalah penerapan pendekatan ilmiah dalam mengkaji
suatu masalah. Ini adalah salah satu cara manusia untuk memperoleh pengetahuan
(menjadi tahu tentang sesuatu) dan mau berfikir tentang dinamika-dinamika alam
sekitarnya.
3.2 SARAN
Jagalah selalu nama almamater dengan cara sopan dalam ucapan dan
perbuatan dimanapun dan kapanpun bila kita merasa sebagai manusia ulul albab.
Di sini saya sebagai penulis makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar saya sangat
berharap tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan saran anda apabila tanpa
sengaja saya kurang tepat dalam menulis makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar
ini.
Semoga dengan adanya makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, Amiiiin . . . .
DAFTAR PUSTAKA

Agus mukti wibowo; (2012) “Rangkuman Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar”
Ilmu Alamiah Dasar, Malang

KH.Abdul Ghofur; (2009) “Pengajian Jum’at” Al-ilahiyat Makhluqot, Ponpes


Sunan Drajat Lamongan

Hj.Siti Annijat Maimunah; (2011) “Metode Ilmiah” Bahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi, Malang

http://sophiasciencia.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai