Anda di halaman 1dari 25

A.

SPESIFIKASI UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Revitalisasi Pasar Harum Sari Kecamatan
Tamiang Hulu pada Dinas Perindustian Perdagangan dan Kopersai Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun Anggaran 2016.

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ


dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini. Kepada Kontraktor Pelaksana sebelum menawarkan pekerjaan ini diharapkan
berinisiatif sendiri untuk meninjau lokasi.

2. PERATURAN TENNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya
2.1. Perpres No. 80 tahun 2012 beserta lampiran-lampiran dan Juknisnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare
werken (AV) 1941
2.3. Keputusan Menteri Pemukiman Dan Prasarana Wilayah No:
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.
2.4. Keputusan Gubernur Provinsi Aceh No: 050.205/524/20013 tanggal 22
Desember 2014/ 28 Syawal 1434 tentang Penetapan Standarisasi Harga Satuan
Bahan Bangunan/ Bangunan Gedung Dan Jasa Kebutuhan Pemerintah Provinsi
Aceh.
2.5. Pedoman Perencanaan Gedung Negara SNI 03-17302008
2.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, SK SNI T-15. 1919.03
2.7. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.8. Peraturan Muatan Indonesia Ni. 8 dan Indonesian Loading Code (SKBI-
1.2.53.1987)
2.9. Ubin lantai keramik, mute dan cara uji SNI 03-3976-1995
2.10. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.11. Peraturan Konstruksi Kayu ai Indonesia (PKKI) NI 5
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3529-1994
2.14. Peraturan Umum instalasi listrik (FUIL) SNI 04-0225-1987
2.15. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
2.16. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.17. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972.
2.18. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI 10
2.19. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.20. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407- 1991.
2.21. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410 dan
ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Pelaksana Wajib
megikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pekerjaan.
1.1.1. Pembersihan lokasi tapak bangunan
2.1.2. Pengadaan listrik untuk pelaksanaan pekerjaan.
3.1.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
4.1.4. Pembuatan papan nama proyek
5.1.5. Pemasangan bouwplank
6.1.6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

3.2 Persyaratan bahan


3.2.1 Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka kayu, dinding
papan dan atap seng.
3.2.2 Untuk Direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan,
atap seng BJLS 020.
3.2.3 Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam SK SNI T-15. 1919.03
3.2.4 Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan
triplek dicat putih.
3.2.5 Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti 5/7 dan papan meranti
ukuran 2/20 cm.
3.2.6 Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak
dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

3.3 Pedoman Pelaksanaan


3.3.1 Pembersihan lokasi sekeiiling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk
pembongkaran akar-akar pohon yang diseluruh luas site (lokasi
pekerjaan), termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan. Hasl)' bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi
pekerjaan.
3.3.2 Bangsal Kerja can Direksi keet.
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang
dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus
dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen
dengan ukuran sesuai gambar, luas = 21 M2, dilengkapi mobiler
sederhana 1 meja tulis, 2 buah kursi duduk, 1 stel kursi tamu dan 1
lembar triplek tempat menempel gambar.
3.3.3 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah
disediakan. Kebutuhan air inii harus disediakan dalam jumlah yang
cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat
yang tercantum dalam PBI 1971 NI.2
3.3.4 Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan
lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan
sudut-sudutnya harus siku.
B. SPESIFIKASI TEKNIS

4. PEKERJAAN TANAH/URUGAN

4.1. Lingkup pekerjaan


Lingkup pekerjaan yarig akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah Hat dan lain sebegainya, yaitu :
4.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, selasar keliling
bangunan).
4.1.2 Timbunan kembali galian tanah pondasi
4.1.3 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
4.1.4 Perataan tanah sekeliling bangunan
4.1.5 Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang
disyaratkan

4.2 Persyaratan Bahan


4.2.1 Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir
pasang kualitas baik.
4.2.2 Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran
dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.

4.3 Pedoman Pelaksanaan


4.3.1 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor Pelaksana secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk
seperlunya. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Pemerintah
Daerah setempat.
4.3.2 Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan.

4.3.3 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan


dalam gambar, maka Kontraktor Pelaksana harus mengisi kelebihan
galian tersebut dengan pasir urug.
4.3.4 Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian saluran
air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi
lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tap lapisan
dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat
tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan
lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
4.3.5 Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis
demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan- lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal
10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pda tiap-tiap lapis
tersebut .
4.3.6 Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurungan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air
hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk
pemadatan- Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas
kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
4.3.7 Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir
pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.

5. PEKERIAAN PONDASI

5.1 Lingkup Pekedaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1 Pondasi plat tapak beton bertulang.
5.1.2 Pondasi cyclopen beton.
5.1.3 Pondasi pasangan batu kali/batu belah
5.1.4 Pondasi Rolag / pasangan batu bata

5.2 Persyaratan Bahan


5.2.1 Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang
memenuhi persyaratan yang diuraikan daiam pasal beton bertulang.
Campuran yang digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
5.2.2 Untuk pekerjaan cyclopen beton, batu kali/belah digunakan Batu
kali/belah yang berukuran maksimum 10 cm - 15 cm, berwarna abu-
abu hitam dan tidak berpori.
5.2.3 Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang
berkualitas baik.

5.3 Pedoman Pelaksanaan


5.3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi
dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
5.3.2 Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm
dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir, dipasang
aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen
beton dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan
pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus
dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan
mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat
sesuai dengan gambar detail pondasi.
5.3.3 Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup/bakau yang
ditumbuk hingga mencapai kedalaman tanah keras.
5.3.4 Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan : Plat tapak beton adukan
1Pc : 2 Ps :3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1
PC : 3 PS : 5 KR yang diisi 30 %batu kali. Pondasi batu kali/belah
diasang dengan aperekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang
dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester
kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
5.3.5 Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan,
adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulan,.

6. PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1 Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang Mutu K - 200 dibuat untuk :
6.1.1 Sloof
6.1.2 Kolom-kolom induk
6.1.3 Ring balok dan balok-balok latai
6.1.4 Plat Dak
6.1.5 Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana.
Brton bertulang Mutu K-175 dibuat untuk :
6.1.6 Kolom jepit / kolom praktis
6.1.7 Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang
sejenis mutu ini sesuai dengan gambar rencana.

6.2 Bahan
6.2.1 Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972
~an memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya


dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru, yang masuk
harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

6.2.2 Pasir beton.


Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.

6.2.3 Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.

6.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asarn alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

6.2.5 Besi beton.


Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U -
24 (tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
Jika Kontraktor Pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter
besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan :
Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalarn gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

6.2.6 Cetakan dan Acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu
baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.

6.2.7 Mutu beton


Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix
Design dari laboratorium yang disepakati antara Kontraktor
Pelaksana dan Pemimpin Proyek.

6.2.8 Toleransi besi

Diameter, ukuran sisi


Variasi dalam berat
(jarak antara dua diameter Toleransi
Yang diperbolehkan
permukaan yang berlawanan)

Dibawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm +/- 5% +/0,4 mm


(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm +/- 4% +/- 0,3 mm


(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)

6.3 Pedoman Pelaksanaan :

6.3.1 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat


ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.

6.3.2 Kontraktor Pelaksana wajib melaporkan secara tertulis pada


Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.3 Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai
slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK
SNI T-15.1919.03

6.3.4 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja
dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk
dapat sampai ketempat-tempat yang sijlit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat
beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

6.3.5 Perawatan beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain
yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
Kontraktor Pelaksana.

7. PEKERJAAN DINDING

7.1 Lingkup Pekerjaan


7.1.1 Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk
seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan
bangunan sebelah luar, septicktank, dan pagar, seperti tertera
dalarn gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
7.1.2 Dinding papan/triplek
Dinding papan/triplek dipasang sebagai pembatas ruangan yang
ditentukan dalam gambar.

7.2 Persyaratan Bahan


7.2.1 Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10
dengan bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi
panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan
Tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata
merah dibuat dari tanah hat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak
hancur bila direndam air.
7.2.2 Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5% berat
7.2.3 Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.
7.2.4 Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan
untuk triplek digunakan produksi dalam negeri.

7.3 Pedoman Pelaksanaan


7.3.1 Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :

 Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS)


 semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai
setinggi 20 cm diatas lantai
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan
 Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap
air tersebut.

7.3.2 Persyaratan Adukan


Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam
bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan
pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak
boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

7.3.3 Pengukuran (Ult-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:
 Sernua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata
yang telah selesai.

7.3.4 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
7.3.5 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan tebal dinding.
7.3.6 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum dipiester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran
seluruh bidang tembok.
7.3.7 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit
7 hari setelah pemasangannya.
7.3.8 Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya,
dengan sambungan yang ditentukan dalam gambar detail.
Pasangan dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk dan
ukuran sesuai gambar.

8. PEKERJAAN PLESTERAN

8.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,
saluran keliling bangunan.

8.2 Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.

8.3 Pedoman Pelaksanaan


8.3.1 Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikcrek sedalam
0.5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar
bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
8.3.2 Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1
PC : 2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan
campuran 1 PC : 4 PS
8.3.3 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis
dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara
1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang
rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertikal
8.3.4 Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-
bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran
baru harus rata dengan sekitarnya.
8.3.5 Semua bidang plesteran dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
8.3.6 Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik
selesai dipasang.

9. PEKERJAAN LANTAI

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, Selasar
depan bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
9.1.1 Lantai Keramik dengan ukuran seperti pada gambar dengan
permukaan halus/kasar sesuai keterangan gambar, sedangkan
pada selasar samping dan selasar belakang bangunan digunakan
lantai beton tumbuk (rabat beton) dengan permukaan diaci.
9.1.2 Lantai Keramik permukaan halus pada bagian dalam ruangan
9.1.3 Keramik tersebut adalah produksi dalam negeri.
9.1.4 Beton tumbuk 1Pc : 3 Ps : 6 Kr.

9.2 Pedoman Pelaksanaan


9.2.1 Dasar lantai
Untuk semua lantai Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan
dipadatkan.
9.2.2 Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor Pelaksana harus
memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
9.2.3 Adukan
 Adukan untuk Keramik 1 PC : 3 Ps 10.2.4
9.2.4 Pemasangan
 Lantai beton tumbuk (beton dasar) dipasang dengan
ketebalan 7 Cm dan diplester setebal 1 cm. Adukan perekat
lantai dipakai 1 PC : 3 PS : 6 KR dengan plesteran 1 PC : 3
PS.
 Pemasangan lantai Keramik biasa dan Keramik permukaan
kasar harus lurus dan siku siku dengan Nutnya 2-3 mm,
dipasangan diatas beton dasar dengan menggunakan pasta
semen. Keramik diletakkan diatas pasta semen tersebut,
kemudian dipukul dengan palu karet sehingga terjadi
perekatan antara perekat dengan Keramik. Setelah selesai
pemasangan harus dibersihkan dan dilap dengan kain lap
basah.

 Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh


agar tidak terdapat rongga-rongga dibawah Keramik yang
dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara Keramik
dengan Keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi
dengan semen yang warnanya sesuai dengan warna
Keramik. Hasil pasangan akhir harus rata tidak
bergelombang dan waterpass.
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan
cacat-cacat lalnnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka
bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk
bujur sangkar dar pasangan baru harus rata dengan
sekitarnya.

10. PEKERJAAN KAYU/BAJA RINGAN/ALMANIUM

10.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu
yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian
Pekerjaannya adalah
10.1.1 Pekerjaaan Kuda-kuda
10.1.2 Pekerjaan Kozen pintu dan jendela
10.1.3 Daun pintul jendela dan ventilasi
10.1.4 Lesplang, papan Talang dan riuter
10.1.5 Rangka dinding Partisi

10.2 Persyaratan Bahan


10.2.1 Untuk semua lesplang papan dan talang digunakan kelas II
kualitas baik.
10.2.2 Untuk kosen pintu dan jendela digunakan kayu kelas I atau
Almanium YKK atau setara jenis CA kualitas terbaik. Jenis
material sesuai ketentuan gambar design.
10.2.3 Daun pintu dan jendela digunakan kayu kelas II kualitas terbaik
atau almanium YKK atau setara jenis CA kualitas terbaik. Jenis
material sesuai ketentuan gambar design.
10.2.4 Rangka dinding partisi digunakan kayu kelas II kualitas terbaik
atau hollow rangka baja ringgan. Jenis material sesuai ketentuan
gambar design.
10.2.5 Ukuran kayu /Almanium/Baja Ringan yang tertera dalam gambar
merupakan ukuran terpasang. Untuk bahan kayu harus betul-betul
kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat; bermata. Sedangkan
untuk Almanium dan baja ringan bahan tidak boleh peot atau
bekas lipatan/patahan.

10.3 Pedoman Pelaksanaan


10.3.1 Kayu kuda-kuda
 Semua kayu untuk kuda-kuda dan gording diawetkan dengan
residu. Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2x
sehingga menghasilkan warna yang merata pada seluruh
permukaan kayu
 Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran
kayu maupun cara penyambungannya.
 Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh
keahlian dengan memperhatikan peraturan yang disyaratkan
dalam Sk-SNI-5-10-1990-F.
 Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan
baut dan besi strip; plat 4 x 0,4 cm.
10.3.2 Kozen pintu dan jendela
 Ukuran kayu untuk kozen pintu adalah 5/13 cm (ukuran
setelah jadi dibuat) atau 4 x 10 cm untuk bahan Almanium.
 Konstruksi sambungan, tidak longgar, ikatan perkuatan kayu
harus menggunakan pen kayu sejenis yang sebelumnya
bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar
sambungannya dapat melekat dengan baik. Sedangkan
Almanium sambungan harus diberi perkuatan siku dari
bahan sejenis dan diskrup antara satu dan lainnya.
 Setiap kozen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah
untuk kiri kanan kozen yang melekat ke tembok. Untuk
kozen jendela 2 buah di kiri kanan kozen yang melekat ke
tembok. Khusus untuk kozen pintu dibawah kozen
dilengkapi dengan dork yang diangker kedalam neut beton.
 Semua bidang kozen yang bersinggungan dengan
dinding/beton dibuat alur-alur kapur, kemudian bidang
tersebut diawetkan dengan cat meni 2 (dua) kali.
10.3.3 Daun pintu/jendela dan ventilasi
 Daun pintu yang dibuat dengan kayu meuranti batu kualitas
baik, dan diisyaratkan agar Kontraktor Pelaksana membeli
langsung pada toko dengan kualitas rumah tinggal (bukan
kualitas bangunan yang diborongkan). Tidak dibenarkan
Kontraktor Pelaksana membuat sendiri dilapangan
pekerjaan. Sedangkan untuk bahan Almanium kontraktor
dapat membuat dilapangan dengan tenaga ahli terampil yang
terbiasa dengan pekerjaan tersebut.
 Khusus untuk pintu KM/WC dari kayu , pada bagian dalam
dilapisi dengan seng plat aluminium. Pelapisan dengan seng
plat aluminium ini harus rapi. Pada sudut-sudut daun pintu
tidak boleh ada penonjolan seng plat. Apabila menurut
penilaian Pengawas pernasangan tidak rapi, maka Pengawas
berhak menolak daun pintu tersebut.
 Jendela dibuat model panel, disesuaikan dengan gambar
detail.
 Kaca untuk jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm.
Pasangan kaca harus memperhatikan muai susut baik dari
kozen, maupun bahan kaca tersebut.
 Ventilasi jalusi dibuat dari papan kelas II dengan ukuran 1.5
x 13 cm dan diketam halus serta dipasang dengan rapi.
 Rangka daun pintu yangd plywood dibuat dari rangka kayu
kelas II yang berkualitas terbaik atau rangka almanium
kualitas terbaik sesuai dengan gambar detail.
10.3.4 Lesplang dibuat dari papan lebar sesuai gambar.
Pemasangannya dipakukan langsung pada gording. Pemasangan
harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak
lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas beban Kontraktor Pelaksana.
10.3.5 Rangka dinding partisi
 Ukuran yang digunakan harus disesuaikan dengan gambar
 Pemasangan dipakukan langsung pada dinding atau rangka
pendukung lainnya.
 Pemasangan harus rapi dan lurus, Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor
Pelaksana.
 Jenis material disesuaikankan dengan gambar design.

11. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

11.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada Ruang dalam
dan emperan keliling bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini
adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan lis langit-langit ukuran 1/3
cm.

11.2 Persyaratan Bahan


11.2.1 Rangka langit-langit induk dipakai kayu kelas II ukuran 5/7 cm
kualitas baik. Rangka pembagi digunakan kayu kelas III kulitas
balk ukuran 5/5 cm. Apabila ditentukan oleh rangka langit-langit
bisa berupa zingkalum atau galvanis.
11.2.2 Rangka zincalum/galpanis untuk induk digunakan hollow ukuran
4 x 4 cm dengan ketebalan 0,30 mm, sedangkan rangka pembagi
digunakan ukuran 2 x 4 cm dengan ketebalan yang sama.
11.2.3 Untuk langit-langit bagian dalam ruangan bahan yang digunakan
Eternit Asbes Super 4 mm, dan emperan keliling bangunan
bahan yang digunakan bahan yang sama sesuai dengan gambar.
Semua bahan-bahan harus berkualitas terbaik serta Produksi
Dalam Negeri.

11.3 Pedoman Pelaksanaan


11.3.1 Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama,
yang dipakukan pada gapit gantungan plafong . Rangka ini
kemudian dipakai penggantung dari bahan sejenis ke kaki kuda-
kuda dan gording. Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan
pemasangan rangka pembagi.
11.3.2 Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka
ini.
11.3.3 Bahan langit-langit dipakukan atau diskrup pada rangka ini.
Untuk bahan gybsum board ukuran 1,2 x 2,4 M jumlah skrup
arah mrlintang minimal 6 buah sedangkan jumlah menajang
harus 2x jumlah melintang. Hasil akhir harus waterpass. Apabila
ada bahan pentup plafond yang retak, pecah harus diganti
dengan yang baru.
11.3.4 Sambungan antar gybsum harus rapi dan didempul serta tidak
boleh retak. Penutup plafond yang menggunakan triplek
dipasang lat kayu kelas II dengan ukuran 1/3 cm, pada bagian
pinggir yang berhubungan dengan dinding dipasangkan profil
yang sejenis dengan bahan plafond.

12. PEKERJAAN KUDA – KUDA DAN PENUTUP ATAP

12.1 PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN


12.1.1.1 Lingkup pekerjaan
 Lingkup pekerjaan kuda-kuda baja ringan ini meliputi redesain,
pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan, berikut kelengkapannya
hingga terpasang.
 Pemakaian rangka baja ringan ini meliputi rangka atap seluruh
bangunan.

12.1.1.2 Syarat bahan


 Rangka baja ringan adalah profil yang dibuat dari lembaran baja dengan
lapisan anti karat zinc-alumunium dengan kualitas terbaik.
 Semua bahan yang diapakai harus berasal dari satu sumber.
 Profil yang dipakai ditentukan oleh hasil perhitungan dan desain yang
dilakukan oleh sub-kon spesialis.
 Baut yang dipergunakan sesuai dengan rekomendasi sub-kon spesialis.

12.1.1.3 Syarat-syarat pelaksanaan


 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh sub-kon spesialis yang
berpengalaman dengan aplikator yang bersertifikat dari pabrik
pembuatnya.
 Sub-kon spesialis harus mendesian ulang kuda-kuda baja tanpa
merubah tampilan eksterior maupun interior bangunan.
 Sub-kon spesialis harus mempunyai program perhitungan dan desain
rangka baja dengan menggunakan komputer dalam mendesain ulang
rangka atap.
 Beban-beban yang dipikul atap harus lengkap yang melipui : beban
sendiri, beban atap, beban angin, beban plafon, beban dinamis dan
beban-beban lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.
 Gambar-gambar desain rangka atap tersebut harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan.
 Kontraktor harus mengajukan sampel bahan, spesifikasi dan contoh-
contoh penyambungan rangka sebagai referensi bagi konsultan
supervisi dalam memeriksa desain.
 Jika desain sudah disetujui maka kontraktor dapat memulai pekerjaan
fabrikasi.
 Sejauh yang mungkin komponen-komponen rangka atap dikerjakan di
workshop untuk menjamin akurasi dan kualitas sambungan serta
kecepatan pekerjaan.
 Kontraktor harus menjaga agar komponen yang dikirim ke lapangan
tidak rusak dijalan.
 Komponen yang rusak atau cacat harus segera diganti dengan yang
baru. Tidak dibenarkan memperbaiki komponen yang rusak dilapangan.
 Komponen yang tiba dilapangan harus segera dipasang untuk
menghindari dari kerusakan. Jika tidak dapat segera dipasang maka
komponen tersebut harus diletakkan diarea pekerjaan dengan diberi
perlindungan sesuai kebutuhan.
 Pekerja yang melaksanakan pemasangan rangka atap harus sudah
berpengalaman dalam pekerjaan ini serta dilengkapi dengan semua
peralatan yang dibutuhkan.

12.1.1.4 Jaminan desain dan produk


 Kontraktor harus meminta surat jaminan dari sub-kon spesialis untuk
desain, material dan pemasangan konstruksi baja ringan yang mereka
kerjakan.
 Surat jaminan yang meliputi kualitas desain, kualitas produk yang
terpasang dan layanan terhadap perbaikan atau perubahan dimasa
mendatang.
 Masa jaminan minimal adalah 10 tahun.
 Didalam Kontraktor harus jelas menyebutkan hal-hal yang dapat
menyebabkan jaminan tersebut batal.
 Surat jaminan ditandatangani oleh pimpina perusahaan sub-kon
spesialis dengan menyebutkan nama, nama perusahaan, alamat dan
nomor telepon.
Jika terjadi klaim kerusakan, dapat langsung ditujukan kepada sub-kon
spesialis tanpa harus melalui kontraktor tanpa melepas tanggung jawab
kontraktor

12.1.1.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli atau
disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
12.2 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan.

12.2.2 Bahan yang digunakan


 Untuk atap digunakan bahan Genteng Metal Zincalum dengan tebal 0,3 mm
dan sudah diwarnai dari pabrik.
 Bubungan dari bahan sejenis dengan warna yang sama dengan warna atap.

12.2.3 Penyimpanan
Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungan dengan
tanah, semen dan sebaiknya disimpan pada tempat yang beratap (ruangan yang
tertutup). Apabila diletakkan pada daerah yang terbuka/tidak tertutup, maka
konsekwensinya adalah atap tersebut akan menjadi flat-flat/water stain (cacat air).

12.2.4 Pembersihan
Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku, rivet dan kotoran lain harus
dibersihkan dari atap, talang selama pekerjaan berlangsung dan pada akhir
pekerjaan setiap harinya. Korosi dan kemungkinan kerusakan pada lapisan zinc
dapat terjadi ketika besi atau bahan dasar tembaga dibiarkan tinggal dan tetap
berhubungan dengan galvalume pada keadaan lembab.
Korosi tidak hanya akan menimbulkan noda-noda buruk tetapi juga akan
melemahkan daya tahan zinc karena daya pelindung normalnya rusak.

12.2.5 Pedoman Pelaksanaan


 Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang berlawanan arah
angin. Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi gelombang yang
mempunyai kaki atap harus dipasang berlawanan arah angin, kemudian baru
ditimpa dengan atap yang tepi gelombang yang tanpa kaki atap dan
seterusnya diikuti oleh lembaran-lembaran yang berikutnya.
 Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih tata
peletakan/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai dengan pemasangan
pada lajur bawah hingga selesai baru dilanjutkan ke lajur atas.
 Pelubang atap untuk penguncian Hook Bolt, Paku ulir, Hexagon Head
(skrup-skrup) yang balk harus dibor dengan mesin bor atau bor tangan dan
tidak diperkenankan mempergunakan drip, pahat, paku dan sejenisnya.
 Pemasangan Hook Bolt (paku pancing) paku ulir maupun skrup-skrup pada
atap harus selalu pada puncak gelombang dan dikunci hingga puncak
gelombang tersebut tidak dapat bergerak.
 Sewaktu pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja harus
beralaskan papan yang dibuat seperti tangga diletakkan diatas gording untuk
menghindari atap diinjak langsung yang dapat mengakibatkan atap tersebut
rusak.
 Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya
harus sesuai dengan persyaratan pabrik
 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor harus diganti.

13. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

13.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

13.2 Persyaratan Bahan


13.2.1 Engsel-engsel pintu dari Stainless/sekualitas kualitas terbaik
ukuran 4 inci atau yang setaraf.
13.2.2 Engsel-engsel jendela dari Stainless/sekualitas kualitas terbaik
ukuran 3 inci atau yang setaraf.
13.2.3 Kunci pintu dipasang Stainless/sekualitas kualitas terbaik 2 (dua)
slaag (dua kali putar) atau yang setaraf.
13.2.4 Grendel (sloot)/pacck stainless/sekualitas kualitas`terbaik.
13.2.5 Tarikan jendela dan hak angin stainless/sekualitas produksi dalam
Negeri berkualtas terbaik.

13.3 Pedoman Pelaksanaan


13.3.1 Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag, yang
berkualitas terbaik.
13.3.2 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah setiap daun jendela.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh hatang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
13.3.3 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor
Pelaksana wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk
dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
13.3.4 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk rnenyuruh
bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan
atas biaya Kontraktor Pelaksana.
13.3.5 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.
Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus
menggunakan mur seperti tersebut pada ayat 14.3.2 pasal ini.
14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

14.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari unit bangunan
lainnya di lokasi tersebut, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa
PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik
lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengari jumlah yang
tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud
tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang
diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

14.2 Bahan-bahan yang digunakan


 Kabel NYWGBY
 Kabel dengan 4 inti
 Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
 Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting
conductor.

14.2.1 Kabel NYM


Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti

14.2.2 Kabel NYA


Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan
2,5 mm2
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.

14.2.3 Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik

14.2.4 Bola lampu SL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk


Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-
syarat berikut :

Lampu SL :

Kap / Rumah harus ditanam di dalam plfond (Downlight) Body


dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat hitam didepan, abu-
abu dibelakang.

Balast merk Philips atau sejenisnya

Stater Merck Philips atau sejenisnya Fitting

Bagi SL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %

Pengabelan didalam harus disolasi atau disolder


14.2.5 Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik; Produksi dalam Negeri (nasional)
atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.

Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan


220 volt adalah :

 Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)


Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih

 Plug dan socket 1 phase untuk power


Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soketdengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu
Bahan : Ebonit warna putih

 Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari
gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : 5esi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 10 ) tinggi maksimum
175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu
14.2.6 Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi maka
Kontraktor Pelaksana wajib menambah Tiang listrik dari beton
pra cetak.

14.3 Penggunaan
14.3.1 Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan.
Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku.
14.3.2 Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasii penerangan
didalam dinding.
14.3.3 Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasii penerangan.
14.3.4 Grounding
Kawat grounding dapat dipergunkan kawat telanjang (BCC =
Bare Copper Conductore)
Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2.
Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter 1½ diujung pipa tersebut diberi/dipasang
copper road sepanjang 0,5 m. Elektroda pentanahan yang
dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.
Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel adalah
maksimal 2 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.

14.4 Pedoman Pelaksanaan


14.4.1 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop
kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan
sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel)
diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00
atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde
(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai
dan terendam air tanah).

14.4.2 Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan atau


komponen- komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan lokal 220 Volt. Daya yang digunakan 10 Ampere
untuk seluruh bangunan.

14.4.3 Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,


Kontraktor Pelaksana boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur)
yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN).
Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan),
termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.

14.4.4 Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Kontraktor Pelaksana


pada beban penuh selama 1x 24 jam secara terus menerus.
Semua biaya yang tirribul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

14.4.5 Kontraktor Pelaksana berkewajiban memasukkan arus yang


bersumber dari instalasi PLN. Besarnya daya yang diperlukan
adalah 30 Ampere untuk seluruh bangunan. Pemasukanarus ini
bila hanis menambah tiang maka Kontraktor Peiaksana harus
menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan
kabel listrik menjadi beban Kontraktor Pelaksana.
15. PENGECATAN

15.1 Lingkup pekerjaan


15.1.1 Meni kayu untuk bidang kayu yang melekat ketembok,
sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda, tiang
sandaran dan lain-lain.
15.1.2 Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
15.1.3 Cat kayu untuk bidang-bidang kayu yang nampak, daun pintu
panel dan ventilasi kayu, lesplang dan lis eternit, serta dinding
papan yang dapat dibuka dan plafond lambrisering, serta
flitur/infra untuk dinding partisi yang dilapisi triplek jati /
sungkai.
15.1.4 Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton
dan plafond eternit.
15.1.5 Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

15.2 Bahan-bahan yang digunakan harus berkua/itas baik, seperti :


15.2.1 Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
15.2.2 Cat kayu sekualitas sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit
15.2.3 Cat tembok sekualitas Nippon,
15.2.4 Residu kualitas baik tidak luntur.
15.2.5 Politur sekualitas Platon,
15.2.6 Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang,
Polymix,Vinilex, Platon

15.3 Pedoman Pelaksanaan


15.3.1 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan.
15.3.2 Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
15.3.3 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2(dua) kali
15.3.4 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai
berikut :
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan
halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai
rata. Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus
dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal
2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata
sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas
15.3.5 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan
bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
15.3.6 Warna yang digunakan
Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka
digunakan warna sebagai berikut :
 Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari
daftar warna cat Superpolimyx.
 Plafond asbes warna putih (pear white).
 Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown
925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas
bila menggunakan bahan kayu.
 Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna
Candy Brown 925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau
yang sekualitas bila menggunakan bahan kayu.

16. PEKERJAAN FINISHING

16.1 Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor Pelaksana diwajibkan


membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan
bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga
pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapi.
16.2 Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor
Pelaksana harus menyerahkan :
 Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeiuarkan Pemerintah
Daera h setempat (Apabila diperlukan).
 Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut gambar
pemasangan instalasi dari pihak Instalateur/PLN setempat.
16.3 Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan lumpsum yang ditawar kontrator untuk
mengurus perizinan-perizinan yang ditentukan Pemerintah.
Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala akibat yang
timbul atas kesalahan Kontraktor Pelaksana sehingga mengakibatkan
penambahan volume dan biaya pekerjaan tidak diperhitungkan sebagai
pembayaran tambahan dari Pemimpin Proyek

17. Pekerjaan Lain-lain


17.1 Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/ dokumentasi, Biaya
Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali
pekerjaan administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseiuruhan dan segala
sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam
kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
diiaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK
untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Fotc :
KONTRAKTOR PELAKSANA diwajibkan membuat dokumen foto-
foto, sebelum pekerjaan dimuiai sampai pada pekPn,'aan selesai 100%
dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah
pengambilan dan tahap pelaskanaan pembangunan serta disusun secara
rapih dan diketahui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan
Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir (a).

Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK


melalui DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima). Biaya dokumen
merupakan tanggung jawab Kontrktor, Foto-foto tersebut harus dibuat
dan menjadi iampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.

Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini,
dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5(lima) diisi pada formuiir
yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus
selalu berada di tempat pekerjaan.

17.2 KONTRAKTOR PELAKSANA harus menyerahkan pada PEMILIK as


built drawing.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan
untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.
17.3 Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran
penawaran Kontraktor Pelaksana. Harga taksiran ini sudah mencakup
semua kebutuhan Kontraktor Pelaksana sehingga bagian pekerjaan ini
berjalan dengan baik dan sempurna.
17.4 Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ii, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna,
maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana atas
perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi.
17.5 Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor Pelaksana dan Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

Anda mungkin juga menyukai