Spek
Spek
SPESIFIKASI UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Revitalisasi Pasar Harum Sari Kecamatan
Tamiang Hulu pada Dinas Perindustian Perdagangan dan Kopersai Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun Anggaran 2016.
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya
2.1. Perpres No. 80 tahun 2012 beserta lampiran-lampiran dan Juknisnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare
werken (AV) 1941
2.3. Keputusan Menteri Pemukiman Dan Prasarana Wilayah No:
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.
2.4. Keputusan Gubernur Provinsi Aceh No: 050.205/524/20013 tanggal 22
Desember 2014/ 28 Syawal 1434 tentang Penetapan Standarisasi Harga Satuan
Bahan Bangunan/ Bangunan Gedung Dan Jasa Kebutuhan Pemerintah Provinsi
Aceh.
2.5. Pedoman Perencanaan Gedung Negara SNI 03-17302008
2.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, SK SNI T-15. 1919.03
2.7. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.8. Peraturan Muatan Indonesia Ni. 8 dan Indonesian Loading Code (SKBI-
1.2.53.1987)
2.9. Ubin lantai keramik, mute dan cara uji SNI 03-3976-1995
2.10. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.11. Peraturan Konstruksi Kayu ai Indonesia (PKKI) NI 5
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3529-1994
2.14. Peraturan Umum instalasi listrik (FUIL) SNI 04-0225-1987
2.15. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
2.16. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.17. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972.
2.18. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI 10
2.19. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.20. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407- 1991.
2.21. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410 dan
ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Pelaksana Wajib
megikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
4. PEKERJAAN TANAH/URUGAN
5. PEKERIAAN PONDASI
6.2 Bahan
6.2.1 Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972
~an memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
6.2.3 Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
6.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asarn alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
6.3.4 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja
dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk
dapat sampai ketempat-tempat yang sijlit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat
beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
7. PEKERJAAN DINDING
7.3.4 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
7.3.5 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan tebal dinding.
7.3.6 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum dipiester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran
seluruh bidang tembok.
7.3.7 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit
7 hari setelah pemasangannya.
7.3.8 Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya,
dengan sambungan yang ditentukan dalam gambar detail.
Pasangan dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk dan
ukuran sesuai gambar.
8. PEKERJAAN PLESTERAN
9. PEKERJAAN LANTAI
12.1.1.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli atau
disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
12.2 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
12.2.3 Penyimpanan
Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungan dengan
tanah, semen dan sebaiknya disimpan pada tempat yang beratap (ruangan yang
tertutup). Apabila diletakkan pada daerah yang terbuka/tidak tertutup, maka
konsekwensinya adalah atap tersebut akan menjadi flat-flat/water stain (cacat air).
12.2.4 Pembersihan
Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku, rivet dan kotoran lain harus
dibersihkan dari atap, talang selama pekerjaan berlangsung dan pada akhir
pekerjaan setiap harinya. Korosi dan kemungkinan kerusakan pada lapisan zinc
dapat terjadi ketika besi atau bahan dasar tembaga dibiarkan tinggal dan tetap
berhubungan dengan galvalume pada keadaan lembab.
Korosi tidak hanya akan menimbulkan noda-noda buruk tetapi juga akan
melemahkan daya tahan zinc karena daya pelindung normalnya rusak.
14.2.3 Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik
Lampu SL :
Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari
gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : 5esi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 10 ) tinggi maksimum
175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu
14.2.6 Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi maka
Kontraktor Pelaksana wajib menambah Tiang listrik dari beton
pra cetak.
14.3 Penggunaan
14.3.1 Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan.
Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku.
14.3.2 Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasii penerangan
didalam dinding.
14.3.3 Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasii penerangan.
14.3.4 Grounding
Kawat grounding dapat dipergunkan kawat telanjang (BCC =
Bare Copper Conductore)
Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2.
Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter 1½ diujung pipa tersebut diberi/dipasang
copper road sepanjang 0,5 m. Elektroda pentanahan yang
dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.
Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel adalah
maksimal 2 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini,
dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5(lima) diisi pada formuiir
yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus
selalu berada di tempat pekerjaan.