Anda di halaman 1dari 9

1.

RESIKO GEMPA BUMI

1.1. PENDAHULUAN

Gempa bumi terjadi karena pelepasan energi regangan elastik secara tiba-
tiba yang sebelumnya terperangkap di dalam bidang patahan sedangkan
gempa bumi yang disebabkan oleh pecahnya lempengan bumi sangat
jarang terjadi.

Pusat gempa atau focus atau disebut juga hypocentre adalah titik pada
patahan dimana merupakan awal pergerakan atau kerusakan yang terjadi
selama gempa bumi berlangsung. Titik di permukaan bumi yang tepat
berada di atas hypocentre disebut epicentre.

Energi yang terlepas diukur dalam seismic Moment, yaitu sbb:

Mo = G . A. s

dimana :
G = Shear modulus dari massa batuan
A = Daerah yang dilalui patahan
s = Jarak pergeseran patahan rata-rata

1.2. INTENSITAS DAN MAGNITUD GEMPA BUMI

Intensitas gempa bumi yang diukur dalam skala Marcalli (MM I s/d XII)
merupakan besaran yang menyatakan kekuatan gempa. Dimana nilai
tersebut diperoleh dengan dasar melihat pada tipe kerusakan, rusaknya
alat-alat rumah tangga dll. Intensitas berubah sesuai dengan perubahan
jarak dari hypocentre maka bila di plot antara intensitas terhadap jarak akan
diperoleh isoseimic.

Resiko-Resiko Alamiah - 1
Magnitud gempa bumi dinyatakan dalam skala Richter yang diukur
berdasarkan parameter seismogram yaitu besaran amplitudo pada frequensi
tertentu yang telah dikoreksi untuk jarak dilakukannya pengukuran dari
epicenter. Angka magnitud ditentukan dari jarak permukaan yang berpindah
atau getaran yang dihasilkan.

Richter Magnitudes

Local magnitude, ML (magnitude maksimum pada kayu)


Surface wave mag, Ms (@ perioda 20 detik, 0,3 Hz)
Body wave mag., Mb (@ perioda 1 detik, 1 Hz)

1.3. GEMPA - MENYEBABKAN PERPINDAHAN

Gerakan gempa dapat mengakibatkan perpindahan permanen yaitu terjadi


pada daerah di atas permukaan sepanjang patahan sedangkan perpindahan
sementara hanya diakibatkan oleh getaran gelombang seismic.

Daerah rancur/rusak (rupture zone) adalah daerah yang terdapat di sekitar


patahan, kira-kira pada jarak 2 km dari patahan untuk strike slip fault; 5 km
untuk normal fault; dan 10 km untuk thrust fault.

1.4. MEMPERKIRAKAN AKTIFITAS PATAHAN

Untuk memperkirakan aktivitas patahan yang pernah terjadi, untuk patahan


jenis thrust fault didasarkan pada lereng-lereng gunung; untuk jenis normal
fault dilihat pada sepanjang scarp yang curam dan danaunya; sedangkan
untuk jenis strike slip fault - sepanjang lembah dangkal. Dan juga untuk
dapat memperkirakan aktifitas patahan dapat dilihat dari daerah-daerah
tertekan, tekanan pada rekahan, penurunan dan penaikan garis pantai dan
teras sungai, struktur dari endapan alluvial, hambatan air tanah dan
permukaan. Serta dapat diperkirakan dari kerusakan bangunan-bangunan
sipil seperti jalan, pagar, kanal, jalan kereta api, penurunan atau penaikan
daerah arkeologi. Dan juga dari catatan sejarah.

Resiko-Resiko Alamiah - 2
1.5. PERGERAKAN PERMUKAAN TANAH SEMENTARA

Energi pada saat gempa dilepaskan dalam bentuk gelombang seismik.


Gelombang seismik terdiri dari beberapa tipe yaitu body waves (gelombang
P dan S) dan surface waves.

Ada tiga komponen gerakan yaitu horizontal (longitudinal dan transversal)


serta vertikal.

Percepatan atau amplitudo gelombang diindikasikan dengan ‘EQ kerusakan’


mencapai 80-120% g. Kerusakan terutama terjadi pada struktur yang
bersifat brittle.

Durasi dan pengulangan getaran dari amplitudo rendah dapat


mengakibatkan kerusakan pada struktur yang bersifat ductile. Hal ini
disebabkan karena adanya akumulasi regangan dari tiap siklus getaran.

1.6. KARAKTERISTIK GEMPA YANG DEKSTRUTIF

Gempa yang dekstrutif dicirikan dengan, kesatu, energi yang besar (ML 6-7
atau lebih, MM VIII atau lebih) yang tentunya berjarak dekat dengan
epicentre. Kedua Focus tidak dalam (ML gempa kecil tetapi menghasilkan
kecepatan yang tinggi sehingga mengakibatkan kerusakan setempat yang
parah). Ketiga, durasi getaran yang panjang terutama untuk tanah yang
dalam. Keempat, surface waves mempunyai amplitudo yang besar.

1.7 REKAYAS TEKNIK DARI GEMPA BUMI

Sebagai akibat adanya gempa bumi terjadi perpindahan sepanjang fault line
baik secara vertikal maupun horisontal sehingga menyebabkan kerusakan
struktur. Kemungkinan longsor akan terjadi pada slope yang curam dan
jenuh pada tanah yang tebal. Akibat munculnya tensile crack sepanjang

Resiko-Resiko Alamiah - 3
punggungan menyebabkan kerusakan menjadi lebih besar di sepanjang
punggungan dibandingkan dengan lembah.
.
Adanya air tanah yang dangkal, lapisan pasir halus yang tebal dengan
densitas yang rendah, SPT rendah, N<10, dengan besar gempa bumi >5,5,
pusat gempa kurang dari 35 km, dengan percepatan 0,13 g dan waktu
pergerakan > 15 detik akan menyebabkan liquifaction. Sering kali lapisan
liquifaction tidak mencapai permukaan karena efek damping.

Plastik flow merupakan problem di daerah estuarine yang mengandung


lempung lunak dan daerah tailing dam. Didaerah pinggir pantai
kemungkinan terjadi Tsunami sangat besar setelah gempa bumi terjadi. Efek
lain sebagai akibat gempa bumi yang umum adalah bergetarnya bangunan
yang menyebabkan rekahan pada britlle struktur dan pecahnya kaca-kaca.

1.8. MASALAH DENGAN REKAYAS SEISMOLOGI

Kurangnya rekaman tentang besarnya maksimum gempa, terutama yang


dekat dengan sumber gempa. Kurangnya data magnitude/frequensi. Data
umumnya hanya tersedia pada kurun waktu 20 30 tahun yang lalu padahal
umumnya struktur didesain untuk gempa maksimum sekali dalam 100
tahun.

Ketidak sepahaman pendapat apakah perpindahan, percepatan atau


kecepatan yang menyebabkan kerusakan paling parah. Kurangnya korelasi
antara tingkat kerusakan dengan respon seismik.

Aktifitas gempa bumi umumnya bervariasi dengan waktu. Ada


kecenderungan aktifitas gempa bumi perpindah sepanjang patahan dari satu
segmen ke segmen yang lain.

Beberapa kerusakan disebabkan oleh amplitudo permulaan yang tinggi,


tetapi kerusakan susulan yang kadang-kadang menjadi lebih parah adalah
amplitudo rendah dengan waktu yang panjang.

Resiko-Resiko Alamiah - 4
1.9. FAKTOR GEOLOGI YANG MEMPENGARUHI KERUSAKAN

Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa tidak saja dipengaruhi desain


struktur tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi geologi sbb:
1. Jarak bangunan terhadap patahan yang aktif. Sering kali patahan ini
tidak terlihat atau dianggap tidak aktif.
2. Ketebalan sedimen yang tidak terkonsolidasi dibawah bangunan dan
topografi dari bed rock
3. Stiffness dari tanah/batuan pondasi
4. Kesensistifan tanah terhadap getran gempa dalam waktu lama

Dengan diketahui faktor diatas maka penelitian geologi ditujukan untuk


mengetahui:
1. Kondisi site dalam hubungannya dengan tingkat kerusakan bangunan
jika terjadi gempa dan hubungannya dengan aktifitas tektonik regional
2. Berdasarkan data seismik dam pengaruh geologi dibuat besarnya gempa
di daerah tersebut

1.10. GEMPA BUMI KUNO

Dari penampakan permukaan dengan menggunakan radiocarbon dating


dapat ditentukan umur dari gempa bumi tersebut. Dengan semakin modern,
ketelitian dalam penentuan umur bisa mencapai 20 tahun untuk kondisi yang
ideal dengan conto yang besar. Cara lain dengan menggunakan
thermoluminescence dari kwarsa dan feldpar untuk memperkirakan umurnya
atau dengan derajad kematangan tanah.

Perpindahan gempa kuno yang terjadi pada patahan dapt ditafsirkan dengan
cara:
1. Perpindahan dari lapisan petunjuk misalnya fossil tanah dan permukaan
pelapukan.
2. Ketebalan alluvium yang timbul dekat scarp
3. Adanya offset pada sungai atau kelurusan lain

Resiko-Resiko Alamiah - 5
4. Adanya kenaikan relatif dari teras sungai

2. RESIKO GUNUNG API

Besarnya kerusakan dan jangkauan kerusakan akibat letusan gunung api


ditentukan oleh tipe dari ledakan yaitu :

1. Tipe Hawaian
Ledakan tipe ini relatif tenang, bersifat basaltik dan relatif encer dan
dapat meluncur sepanjang lembah yang sudah dapat diduga sebelumnya.
Sangat sedikit sekali menyemburkan api dan bomb.

2. Vulcanian, Strombolin
Ledakannya sedang. Menyemburkan bom dan debu dan diendapkan di
daerah sumber ledakan sehingga membentuk cinder cone.

3. Pelean
Menyebabkan kehancuran yang luar biasa, bersifat asam dan adanya
awan panas yang berembus dengan cepat.

2.1. KERUSAKAN DAN KEMATIAN AKIBAT GUNUNG API

Kerusakan dan kematian akibat langsung dari letusan gunung api


disebabkan oleh :
1. Tertimbun oleh aliran lava
2. Akibat tertimbun debu atau terkena awan panas.
3. Tertimpa oleh bom vulkanik maupun material kasar lainnya dari sumber
ledakan. Biasanya terjadi di daerah dekat sumber ledakan
4. Lahar panas maupun dingin. Lahar panas terjadi karena pada saat
ledakan terjadi hujan sehingga material yang masih panas terbawa
oleh air hujan. Sedangkan lahar dingin disebabkan oleh material

Resiko-Resiko Alamiah - 6
dipuncak terbawa oleh air hujan. Dapat meluncur berkilo-kilo meter
dan sangat mematikan.
5. Gas racun, biasanya terjadi akibat akumulasi CO 2 di lembah
6. Debu yang jatuh merupakan penyebab kerusakan pada daerah yang
sangat luas dan arahnya dipengaruhi oleh arah angin.

Kerusakan tidak langsung akibat adanya letusan gunung api adalah :


1. Kebakaran hutan
2. Meningkatnya erosi akibat berkurangnya tumbuhan sehingga
tersumbatnya saluran air oleh batang kayu ataupun lumpur
3. Perubahan iklim akibat adanya debu halus yang menyebar di langit pada
periode yang lama
4. Dilain pihak kegiatan gunung api juga menyebabkan tanah menjadi subur
setelah beberapa tahun setelah letusan,sumber uap geothermal dan
terkumpulnya mineral.

Tingkat kerusakan dan kematian akibat letusan gunun api sangat tergantung
kepada :
1. Arah angin dan jarak dari sumber ledakan
2. Orientasi dari drainage. Lahar dan mudslide cenderung mengikuti lembah.
3. Luas dari daerah depressi (tempat akumulasi gas racun).

2.2. INDIKASI KENAIKAN AKTIFITAS VOLKANIK

Secara langsung maupun tidak langsung kenaikan aktifitas volkanik dapat


diperkirakan melalui:
1. Kenaikan intensitas gempa mikro.
2. Pengembangan topografi (sampai 0.2 - 0.3 m/tahun)
3. Perubahan temperatur bawah tanah kenaikan aktifiras gas
4. Kenaikan aktifitas pelepasan debu, pyroclastik dan fumarol
5. Hewan-hewan gelisah.

2.3. CARA MENGATASI

Resiko-Resiko Alamiah - 7
Dengan semakin bertambahnya penduduk dan sedangkan luas lahan tidak
berubah, maka sering kali meskipun daerah tersebut mempunyai resiko
yang tinggi jika terjadi letusan gunung api tetap dihuni oleh manusia. Oleh
karena itu ada beberapa cara untuk mengurangi kerusakan baik harta
maupun jiwa yaitu:
1. Melakukan zonasi daerah bahaya dan disertai oleh penyiapan sarana
peringatan awal sebelum gunung tersebut meletus sehingga
evakuasi dapat dilakukan pada waktu yang tepat. Perlu diperhatikan
false alrm
2. Menghindari pembangunan di daerah lembah pada radius 10 km dari
sumber ledakan.
3. Pembangunan kantong-kantong lahar.

DAFTAR PUSTAKA

--------,1995, Teaching the teacher: Geothermal Technology,Bandung

Resiko-Resiko Alamiah - 8
Akeshott, G., 1976, Volcanoes and Earthquakes, McGRaw Hill

Montgomery, C.W, 1989, Environmental geology, WCB, Iowa.

Williams, D.J, 1988, Potential earthquake hazard, East Coast of Qld, trans.
Inst. Engrs. Austr

Resiko-Resiko Alamiah - 9

Anda mungkin juga menyukai