Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS JURNAL

“PENGARUH PENDEKATAN CHILD HEALTHCARE MODEL


DANTRANSTHEORETICAL MODEL TERHADAP ASUPAN MAKAN
ANAK OVERWEIGHT DAN OBESITAS DI MAKASSAR”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu :
Prof.Dr.dr Oktia Woro KH, M.Kes

Oleh :
Endah Sri Wulandari
0613518038

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.Untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
BAB 2 ISI JURNAL
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. Landasan Teori.................................................................................................. 5
3.2. Analisis Jurnal................................................................................................... 7
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
4.2. Saran ................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ............................................................................................................ iv
Lampiran Jurnal ......................................................................................................... v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
danmetabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologikspesifik. Secara
fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaandenganakumulasi lemak yang tidak
normal atau berlebihan di jaringanadiposa sehinggadapat mengganggu kesehatan(Sugondo,
2009).
Menurut World Health Organization(WHO,2014), anak-anak dan remaja yang
obesitas berisiko tinggi mengembangkan berbagai masalah kesehatan, dan juga cenderung
menjadi orang dewasa gemuk. Jumlah anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas
hampir dua kali lipat dari 5,4 juta pada tahun 1990 menjadi 10,6 juta pada tahun 2014.
Hampir setengah dari anak-anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan atau
obesitas pada tahun 2014 tinggal di Asia.
Prevalensi anak obesitas baik di negara maju maupun negara berkembang mengalami
peningkatan dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Prevalensi anak obesitas mencapai 13,9%
tahun 2009 di Spanyol dan mencapai 15,3% tahun 2012 di Cina (Ochoa et al., 2013).Menurut
World Health Organization(WHO, 2015),Prevalensi kelebihan berat tubuh dan obesitas di
negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, dan Mediterania Timur telah mencapai tingkatan
yang sangat tinggi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara maju, kenaikan prevalensi
kelebihan berat badan dan obesitas juga terjadi di negara-negara berkembang di Asia
Tenggara dan Afrika.
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdasoleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2013), prevalensi overweightdan obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai
18,8%. Dengan persentase gemuk 10%, dan obesitas 8,8% meningkat dari tahun 2012 yang
ditemukan yaitu 9,2 % dan Sumatera Baratmenempati urutan ke15dan yang tertinggi pertama
yaitu DKI Jakarta dengan prevalensi obesitaspada anak usia 5-12 tahun sebesar 26,6%dan di
Sumatera Barat sebesar 7,7% Kota Padang memilikiprevalensi obesitas sebesar 7,6% dan
termasuk kedalam 15besar daerah yang mengalami obesitas tertinggi dengan menempati
urutan ke 8 tertinggi pertama yaitu Kota Pariaman 16,9% (Riskesdas, 2013).
Melihat angka diatas masalah obesitas ini sudah dapat dikatakan berada pada taraf
yang mengkhawatirkan baik pemerintah masyarakat maupun para orang tua masih belum
memahami bahaya dari kondisi ini pada si anak sebagian besar dari mereka tidak atau belum
mengerti bahwa obesitas pada anak dapatmembawa dampak yang sangat serius bagi si
penderitanya.
Seiring dengan berkembangnya zaman serta perubahan tren dan pola hidupyang
kurang sehat, saat ini banyak sekali jumlah masyarakat yang menderitaobesitas. Obesitas
dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompokpenyakit-penyakit non infeksi (Non
Communicable Diseases) yang banyakterjadi dinegaramaju maupun negara berkembang.
Fenomena ini seringdiberi nama “New World Syndrome” atau sindroma dunia baru dan hal
initelah menimbulkan beban social-ekonomi serta kesehatan masyarakat yangsangat besar di
Negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia(WHO, 2015)
Karena terlalu gemuk proses perkembangan bayi bisa terlambat misalnya terlambat
untuk duduk dan berjalan dibandingkan dengan bayi yang beratnya normal. Kaki bayi yang
kelewat tidak mampu menahan berat badannya selain itu kegemukan diperkirakan dapat
menimbulkan penyakit pernapasan dan umumnya kegemukan ini akan dibawa sampai dewasa
sejak dini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana hasil analisis penelitian dalam jurnal “Pengaruh Pendekatan Child
Healthcare Model danTranstheoretical Model terhadap Asupan Makan
AnakOverweight dan Obesitas di Makassar?”
1.2.2 Bagaimana hasil analisis jurnal “Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan AnakOverweight dan Obesitas di
Makassar?”
1.2.3 Bagaimana hubungan “Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan AnakOverweight dan Obesitas di
Makassar?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model
danTranstheoretical Model terhadap Asupan Makan AnakOverweight dan Obesitas di
Makassar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui Pengaruh Pendekatan Child Healthcare model terhadap asupan makan
anak Overweight dan Obesitas diMakassar.
2) Mengetahui Pengaruh Pendekatan Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan
AnakOverweight dan Obesitas diMakassar.
3) Mengetahui Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model danTranstheoretical
Model terhadap Asupan Makan AnakOverweight dan Obesitas diMakassar.
BAB 2
ISI JURNAL

“PENGARUH PENDEKATAN CHILD HEALTHCARE MODEL DAN


TRANSTHEORETICAL MODEL TERHADAP ASUPAN MAKAN ANAK
OVERWEIGHT DAN OBESITAS”

(Terlampir)
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Landasan Teori


3.1.1 Pengertian Obesitas Dan Overweight Pada Anak
Obesitas pada anak yaitu dapat diartikan sebagai penumpukan lemak yang sangat
tinggi dalam tubuh sehingga membuat berat badan berada pada batas ideal.Obesitas
merupakan penyakit multifaktorial yang diduga sebagian besar disebabkan interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi
dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi
(Nugraha, 2009).
Overweight merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi
jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Kelebihan berat badan
terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang
bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian
jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2007).
Obesitas dan overweight, adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menyatakan
adanya kelebihan berat badan. Kedua istilah ini sebenarnyamempunyai pengertian yang
berbeda. Obesitas didefinisikan sebagai suatukelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuhsecara berlebihan. Overweight adalah kelebihan berat
badan yang hampir mendekati obesitas dibandingkan denganberat ideal yang dapat
disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak ataunonlemak, misalnya pada seorang atlet
binaragawan, kelebihan berat badan dapatdisebabkan oleh hipertrofi otot.
3.1.2 Cara Menentukan Obesitas
Untuk menentukan seseorang menderita obesitas atau tidak, cara yangpaling banyak
digunakan adalah menggunakan Body Mass Index (BMI)untuk orang dewasa.
BMIditunjukkan dengan perhitungan kilogram per meter kuadrat (kg/m2), berkorelasidengan
lemak yang terdapat dalam tubuh. Rumus menentukan BMI adalah:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝐵𝑀𝐼 =
[𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑚)]2
Sedangkan untuk anak-anak pada masa tumbuh kembang, penentuan
obesitasditentukan menggunakanAnthor Plus Sofware WHO 2007 atau grafik CDC (Central
for Disease Control Preventation) 2000. Dengan memasukkan data ke grafik,dapat
ditentukan posisi persentilnya.
Grafik CDC untuk anak laki-laki Grafik CDC untuk anak Perempuan

Setelah diukur dengan CDC kemudian cocokan dengan IMT Persentil, yaitu:
Klasifikasi IMT (Persentil)
Kurus <5 persentil
Normal 5 – 84 persentil
Overweight ≥85 persentil
Obesitas ≥95 persentil
Sumber CDC 2000
3.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Overweight Dan Obesitas
1) Faktor genetik atau faktor keturunan yang berasal dari orang tua
Jika kedua orang tuanya menderita kegemukan sekitar 80% anaknya akan menjadi
gemuk, bila salah satu yang mengalami kegemukan kejadiannya menjadi 40% dan
jika keduanya tidak mengalami kegemukan maka prevalensinya turun menjadi 14%.
2) Faktor psikologis
Emosi seseorang dapat mempengaruhi perilaku seperti stres, cemas dan takut dapat
menimbulkan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang dalam mengatasinya
misalnya dengan makan makanan kesukaan secara berlebihan
3) Pola makan yang berlebihan
Seperti makan berlebihan, makan terburu-buru, menghindari makan pagi dan
kebiasaan makan makanan ringan. Fast food atau ready-to-eat-food jadi pilihan utama
orang tua yang sibuk atau konsumsi ketika menghabiskan waktu bersama keluarga
pada masyarakat modern.
4) Kurang melakukan aktivitas fisik
Aktifias yang kurang akan menyebabkan penumpukan lemak atau kelebihan kalori
dalam tubuh yang pada akhirnya seseorang akan mengalami kegemukan.
5) Penggunaan obat-obatan
Seseorang yang dalam keadaan sakit maka bermacam-macam obat dapat diberikan
dengan maksud untuk menyembuhkan, beberapa obat dapat merangsang cepat lapar
sehingga pasien akan meningkatkan nafsu makannya. Penggunaan obat akan
menyebabkan peningkatan berat badan (Rimbawan, 2004).
6) Suku/Bangsa
Suku/bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang menderita
obesitas.
7) Pandangan Masyarakat Yang Salah
Yaitu bayi yang sehat adalah bayi yang gemuk.
3.1.4 Program-Program Pemerintah
1) Mempromosikan program gaya hidup sehat melalui pola makan, perilaku dan
aktivitas fisik.
Strategi pendekatan ini dilakukan pada semua anak sekolah baik yang berisiko
menjadi kegemukan dan obesitas maupun tidak. Usaha pencegahan dimulai dari
lingkungan keluarga, sekolah,masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Agenda program nawacita (point ke 5)
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat “Indonesia melalui program Indonesia Sehat
untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat”tantangannya yaitu bagaimana
pemerintah segera mewujudkan agenda prioritas ini. Dalam hal obesitas bukan hanya
langkah kuratif, tetapi preventif lah yang terpenting,”
3) Program SEHAT (Smart Eating and Healthy Activity)
Data Riskedas tahun 2013 menyebut di Indonesia prevalensi kegemukan pada anak
usia 5-12 tahun sebesar 18,8 persen. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan di tahun 2010 sebesar 9,2 persen. Sementara prevalensi overweight dan
obesitas tertinggi pada kelompok anak usia 5-12 tahun terdapat di provinsi DKI
Jakarta sebesar 30,1 persen.
Pencegahan dan pengobatan kegemukan dan obesitas sebenarnya lebih mudah pada
anak-anak daripada orang dewasa karena mereka masih dalam masa pertumbuhan.
Anak-anak dapat mengubah kebiasaan makannya dan beradaptasi dengan mudah
dibanding dengan kelompok usia lainnya.
Dasar teori yang dipergunakan untuk menyusun model promosi kesehatan ini adalah
Social Learning theory dan model perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan
dari Dignan dan Carr. Program ini ditujukan untuk murid-murid kelas IV dan V usia
9-11 tahun.
Program SEHAT ini melibatkan orang tua murid, guru dan murid sekolah.Dasar teori
yang dipergunakan untuk menyusun model promosi kesehatan ini adalah Social
Learning theory dan model perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan dari
Dignan dan Carr. Program ini ditujukan untuk murid-murid kelas 4 dan 5usia antara
9-11 tahun.
4) Program UKS
UKS adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang bertujuan
menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan (upaya pertolongan
pertama pada kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama
sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik.
(Drajat Martianto, 2005)
Namun sayangnya belumbisa mengatur tentang bagaimana teknis penyampaian pesan
ini. Seperti pelatihanbagi guru, pembagian sesi penyampaianmateri, berapa kali materi
harusdisampaikan kepada anak-anak, dan halyang lainnya.
5) Deteksi dini obesitas pada anak baru masuk sekolah (ABS)
analisisnya program ini hanya sebatas skrining Sebab terhenti pada sebatas
pengukuran. Belum ada kebijakan khusus penanganan jika ditemukan anak
obesitas.Hal ini tentunya memerlukan kebijakan terkait kontrol asupan makanan dan
aktifitas fisik di sekolah.
6) Program KADARZI
Isi pesan ini terlalu kompleks sehingga sangat sulit untuk disosialisasikan oleh
petugas kesehatan.Disisi lain paparan informasi akan makanan yang tidak kaya gizi
demikian gencarnya melalui media massa. Pembatasan informasi merupakan
kebijakan yang baik, namun hal ini bertentangan dengan kebebasan penyajian
informasi.Tentunya hal ini juga tidak mendapat respon yang baik dari pengusaha
ataupun pengiklan.
7) Penilaian status gizi anak baru masuk sekolah (PSG-ABS)
penemuan kasus ini dilaksanakan melalui skrining penjaringan sekolah. Program
penilaian status gizi anak baru masuk sekolah (screening) dilaksanakan pada tataran
sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama.
8) Program Pemerintah Melalui Riskesda/Posyandu/Penjaringan Sekolah
1. Penemuan kasus
2. Tindak lanjut yaituJika ditemukan anak dengan status gizi buruk, gizi kurang dan
gemuk atau obesitas, maka anak dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Serta mendapatkan bimbingan langsung dari pihak tenaga kesehatan di
Puskesmas.
3. Evaluasi setelah 3 bulan. Bila berat badan anak turun atau tetap maka dianjurkan
untuk melanjutkan kegiatan pengaturan berat badan yang terstruktur. Bila berat
badan anak naik atau ditemukan komorbiditas, maka harus dirujuk ke rumah sakit.
3.2 Analisis Jurnal
Judul jurnal sesuai dengan isi (Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan AnakOverweight dan Obesitas
diMakassar).Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Pendekatan Child
Healthcare Model danTranstheoretical Model terhadap Asupan Makan AnakOverweight dan
Obesitas. Pada bagian abstrak telah memberikan informasi yang yaitu mulai dari faktor-faktor
terjadinya obesitas, tujuan, jenis penelitian, rancangan, populasi, sampel, teknik analisis
hingga hasil.
Jurnal ini membahas mengenai intervensi role model petugas kesehatan dalam
merubah perilaku anak dan orang tua dalam membuat keputusan yang lebih efektif untuk
mrngurangi resiko kelebihan berat badan dan obesitas serta meningkatkan perilaku hidup
sehat. Hasil dari penelitian ini yaitu antara jenjang SD, terdapat perbedaan perlakuan dalam
pemberian intervensi, namun pengaruh intervensi ini terhadap asupan karbohidrat anak
kelebihan dan obesitas membuat orang tua sadar akan pentingnya pola makan dan perilaku
sehat. Di dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa, perilaku seperti menonton TV terlalu
lama juga meningkatkan resiko obesitas anak.
Di dalam jurnalhipotesis dalam penelitian ini tidak dicantumkan. Untuk rancangan
penelitian ini menggunakan quasi-experiment, yaitu pretest and posttest with control group
design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 - Maret 2014 berlokasi di wilayah
kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea, Makassar. Kelompok perlakuan diberikan
intervensi pendidikan kesehatan selama 6 bulan melalui pendekatan CHM dan TTM. Subyek
penelitian adalah anak overweight atau obesitas sekolah dasar kelas 4 - 6 yang dipilih dengan
metode purposive sampling yaitu memilih sampel yang memenuhi kriteria inklusi dengan
jumlah sampel sebanyak 64 orang yang terdiri dari 31 kelompok perlakuan dan 33 kelompok
kontrol.Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner food recall berdasarkan teori yang
mendukung penelitian ini yang sebelumnya diberikan inform concent.Dari data tersebut
didapatkan variabel independen yaitu Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model, sedangkan variabel dependen nya yaitu asupan makanan anak.
Pendekatan CHM menekankan pada upaya pencegahan. Sedangkan TTM adalah
tahapan perubahan dalam asupan makanan sehat yang meliputi precontemplation, yaitu tidak
aktif secara fisik atau tidak berniat untuk berubah dalam 6 bulan ke depan, contemplation,
yaitu tidak aktif secara fisik tapi berniat menjadi aktif dalam 6 bulan ke depan, preparation,
yaitu melakukan beberapa persiapan untuk berubah dalam 1 bulan sesuai pedoman yang
direkomendasikan, action, yaitu melakukan tindakan yaitu kurang lebih 6 bulan, dan
maintenance, yaitu melakukan pemeliharaan secara aktif lebih dari 6 bulan.
Dalam menentukan indeks massa tubuh (IMT) anak pada penelitian ini menggunakan
WHO AntrhoPlus software berdasarkan WHO 2007 untuk anak usia 5 – 18 tahun. Aplikasi
ini diciptakan langsung oleh lembaga WHO untuk mengontrol atau mengevaluasi langsung
status gizi anak berdasarkan baku rujukan Antropometri. Aplikasi ini terbagi menjadi 2 yaitu
WHO Anthro yang digunakan untuk balita dan WHO Anthro Plus digunakan anak usia 5-18
tahun.
Penelitian ini terdapat perbandingan dengan jurnal lain yang berjudul “Pengaruh
Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran
Jasmani pada Anak Obesitas”, dimana peneliti melakukan eksperimen intervensi diet dan
olahraga pada anak sekolah dasar selama bulan Juni – September 2009. Hasil dari penelitian
ini adalah, intervensi diet dan olahraga selama delapan minggu dapat menurunkan indeks
massa tubuh, meningkatkan tingkat kesegaran jasmani, tetapi tidak didapatkan pengaruh yang
signifikan terhadap lemak tubuh. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh diet dan olahraga pada anak obesitas dengan menggunakan durasi intervensi yang
lebih panjang. Intervensi ini bisa dikatakan cukup baik dan dapat diterapkan pada anak
dengan kelebihan berat badan dan obesitas.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa dipengaruhi oleh banyak faktor
dimulai dari interaksi genetik dan linkungan, untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang
optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak diharapkan mengetahui faktor-faktor
tersebut.
Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa, karena
penyebab obesitas yang multi faktorial dan anak yang masih dalam taraf tumbuh
kembang.Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam penanganan obesitas
anak Perubahan pola makan dan perilaku hidup sehat lebih diutamakan untuk mendapatkan
hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak sebaiknya dilakukan secara terpadu antara
dokter anak, dietisien, psikolog dan petugas kesehatan lain. Peran serta orangtua memegang
peranan penting dalam penangan anak obesitas. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum
anak menjadi obesitas karena pencegahan lebih mudah dari pada pengobatan. Pencegahan
harus dimulai sejak dini dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga.Melalui
pendekatan Child Healthcare Model danTranstheoretical Model ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan masing-masing keluarga tentang bagaimana mengkonsumsi
makanan yang sehat bagi kesehatan.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka saran
yang dapat diberikan demi meningkatkan status kesehatan masyarakat, terutama mencegah
terjadinya obesitas pada anak. Obesitas yang dialami oleh anak tidak hanya menimbulkan
masalah dalam segi kesehatan namun juga menjadi masalah psikis.
1) Bagi Masyarakat/Orang tua
Oleh karena itu orang tua harus memiliki kesadaran untuk mengontrol pola makan
ataupun gaya hidup anak mulai dari sejak dini agar anak tidak mengalami gangguan
secara psikisnya ataupun fisiknya pada saat dia tumbuh dewasa.Orang tua juga harus
memiliki pengetahuan tentang gizi seimbang dengan baik.
2) Bagi Petugas Kesehatan
Memberikan pendidikan kepada orang tua supaya mempunyai pengetahuan
tentangnutrisi yang dibutuhkan oleh anak-anak dan peningkatan aktivitas bagi anak
yangmengalami obesitas dan kelebihan berat badan.Tidak hanya dengan program
preventif saja melainkan promotif, kuratif dan rehabilitatif.Karena petugas kesehatan
sebagai role model pertama bagi masyarakat dan perlu mengembangkan pendidikan
salah satunya tentang gizi.
3) Bagi Pemerintah
Yaitu dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, sarana prasarana pelayanan
kesehatan dan perlu dikembangkan lagi penelitian tentang obesitas pada anak
sehingga kita bisa mendapatkan solusi dari masalah yang juga menjadi momok
masyarakat Indonesia saat ini. Dan bisa mencontoh kebijakan dari daerah lain atau
negara lain yang efektif menurunkan angka obesitas.

DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth Denney-Wilson,Alison Robinson,Rachel Laws, and Mark Fort Harris. 2014.
Development And Feasibility Of A Child Obesity PreventionIntervention In General
Practice: The Healthy 4 Life Pilot Study, Journal of Paediatrics and Child
Health,Volume (50: 890-894)
Kadek Ayu Erika, Elly Nurachmach. I Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap
Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume (9: 14-18)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2015. http://www.depkes.go.id/article/view/
18052800005/pemerintah-komitturunkan-stunting.html. Diunduh Minggu, 26 Agustus
2018
Wahyu, G.G, 2009. Obesitas Pada Anak. Jakarta : EGC
World Health Organization (WHO).Population-based prevention strategies for childhood
obesity: report of a WHO forum and technical meeting. Geneva: Department of Child
and Adolescent Health and Development; 2010

Anda mungkin juga menyukai