Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1. Cindy Puspita S (4161010)
2. Emilia N.S (4161016)
3. Garnesh Kartika S (4161018)
4. Ika Kurniawati (4161021)
5. Syalahudin Adamas K (4161037)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada kami, sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan makalah
praktikum biologi molukuler yang alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang penggunaan antibiotik. Laporan ini dibuat agar pembaca dapat
mempeluas pengetahuan tentang antibiotik. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen
bidang study pelayanan kefarmasian yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari temanteman yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi lebih
baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah AWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Surakarta, 14 April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Table of Contents
COVER................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1 4PENDAHULUAN..................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
BAB II METODE PERCOBAAN......................................................................................................5
BAHAN DAN METODE................................................................................................................5
BAB III HASIL PENELITIAN .........................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................................9
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat
yang tinggi pula. Mikroorganisme bisa memberikan kontribusi dalam Penemuan antibiotik
yang telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena adanya
penemuan penisilin dan produkproduk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka
kini telah tersedia obatobat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.
Antibiotik digunakan dalam berbagai bentukmasingmasing menetapkan persyaratan
manufaktur agak berbeda. Untuk infeksi bakteri di permukaan kulit, mata, atau telinga,
antibiotik dapat dite rapkan sebagai salep atau krim. Jika infeksi internal, antibiotik dapat
ditelan ataudisuntikkan langsung ke dalam tubuh. Dalam kasus ini, antibiotik dikirim seluruh
tubuh dengan penyerapan ke dalam aliran darah. Antibiotik berasal dari kata Yunani tua,
yang merupakan gabungan dari kataanti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas
menjadi "melawan sesuatu yang hidup". Antibiotika di dunia kedokteran digunakan sebagai
obat untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau protozoa.
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur,
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotika saat ini
dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik
tidak diturunkan dari produk mikroba. Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba,
khususnya penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif yang
setinggi mungkin. Artinya, antibiotik tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba,
tetapi relatif tidak toksik untuk inang/hospes. Usaha untuk mencari antibiotik yang dihasilkan
penting.
enzim, dan inhibitor enzim telah diisolasi dari mikroorganisme. Penggunaan antibiotika
secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi berfilamen dan oleh bakteri kelompok
actinomycetes. Daftar sebagian besar antibiotika yang dihasilkan melalui fermentasi industri
antibiotika, sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan
struktur kimianya. Sebagian besar sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi.
Secara ekonomi dihasilkan lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai
komersial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya:
Spektrum luas (aktivitas luas) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak
jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam
kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin,
dan rifampisin.
Spektrum sempit (aktivitas sempit) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya
terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja.
grampositif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram
negatif.
B. Mekanisme Kerja Antibiotika
Pemusnahan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik masih tergantung
dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh hospes. Berdasarkan mekanisme kerja atau tempat
kerjanya, antibiotika dibagi dalam lima kelompok, yait:
1. Antibiotika yang menghambat metabolisme sel mikroba
Antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini seperti, : sulfonamide, trimetoprim,
asam paminosalisilat (PAS) dan sulfon. Antibiotika yang menghambat metabolisme sel
mikroba ini menggunakan aktivitas bakteriostatik. Kuman patogen harus mensintesis sendiri
asam folat dari asam amino benzoate (PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila
sulfonamide menang bersaing dengan PABA dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk
analog asam folat yang fungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu. 2.
Antibiotika yang menghambat sintesis dinding sel mikroba
basitrasin, vankomisin, dan sikloserin. Antibiotika yang merusak dinding sel mikroba dengan
viabilitas dan sering menyebabkan lisis. Dinding sel bakteri menentukan bentuk karakteristik
dan berfungsi melindungi bagian dalam sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi
positif struktur dinding selnya relatif sederhana, sedangkan bakteri Gramnegatif relatif lebih
kompleks. Dinding sel bakteri Grampositif tersusun atas lapisan peptidoglikan relatif tebal,
dikelilingi lapisan teichoic acid dan beberapa spesies mempunyai lapisan polisakarida.
Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan relatif tipis, dikelilingi
lapisan lipoporotein, lipopolisakarida, fosfolipid, dan beberapa protein. Peptidoglikan pada
kedua jenis bakteri merupakan komponen yang menentukan rigiditas pada Grampositif dan
berperan pada integritas Gramnegatif. Oleh karena itu, gangguan pada sintesis komponen ini
dapat menyebabkan sel lisis dan kematian sel. Sel selama mensintesis peptidoglikan
memerlukan enzim hidrolase dan sintase. Untuk menjaga sintesis supaya normal, kegiatan
kedua enzim ini harus seimbang satu sama lain.
3. Antibiotika yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba
amfoterisin B, nistatin. Di bawah dinding sel bakteri adalah lapisan membran sel lipoprotein.
Membran ini mempunyai sifat permeabilitas selektif dan berfungsi mengontrol keluar
masuknya substansi dari luar ke dalam sel, serta pemeliharaan tekanan osmotik internal dan
ekskresi waste products. Selain itu membran sel juga berkaitan dengan replikasi DNA dan
sintesis dinding sel.
4. Antibiotika yang menghambat sintesis protein sel mikroba
Antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini seperti, : golongan aminoglikosid,
makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu
mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di dalam ribosom, dengan bantuan
mRNA dan tRNA. Berdasarkan koefisien sedimentasinya, ribosom dikelompokkan ke dalam
3 grup:
A. Ribosom 80s, terdapat pada sel eukariot. Partikel ini terdiri dari subunit 60s dan
40s.
B. Ribosom 70s, yang terdapat pada sel prokariot dan eukariot. Partikel ini terdiri dari
subunit 50s dan 30s.
C. Ribosom 55s, hanya terdapat pada mitokondria mamalia dan menyerupai ribosom
bakteri baik fungsi maupun kepekaannya terhadap antibiotika. Streptomisin berikatan
dengan komponen ribosom 30s dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca
oleh tRNA pada waktu sintesis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang
abnormal dan non fungsional bagi sel mikroba
5. Antibiotika yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Antibiotika yang termasuk ke dalam kelompok ini seperti, : rifampisin dan golongan
kuinolon. Pada umumnya hanya digunakan sebagai obat antikanker , tetapi beberapa obat
dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakaan sebagai antivirus. Asam nukleat
merupakan bagian yang sangat vital bagi perkembangbiakan sel.
C. Penggunaan Antibiotik kombinasi :
Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obatobat antikuman dan antifungi atau,
dua antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif)
untuk memperluas aktifitas terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.
kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi
drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat
baik.
menginaktivir enzim penisilinase.
Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa
rifampisin).
Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing
masing komponen dapat dikurangi.
D. Resistensi Antibiotika
Mekanisme Resistensi Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya
kehidupan sel mikroba oleh antibiotika. Sifat ini bisa merupakan suatu mekanisme alamiah
untuk tetap bertahan hidup.Timbulnya resistensi terhadap suatu antibiotika terjadi
berdasarkan salah satu atau lebih mekanisme berikut:
Dampak negatif akibat penggunaan antibiotika yang tidak rasional adalah resistensi kuman
terhadap banyak obat ( multidrug-resistance ). Hal ini mengakibatkan pengobatan menjadi tidak
efektif, peningkatan morbiditas maupun mortalitas pasien, dan peningkatan biaya kesehatan.Faktor-
faktor yang mempermudah berkembangnya resistensi kuman terhadap antibiotika adalah (Staf
Pengajar Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).