PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Ilham Firmansyah
NPM : 141210221
BOGOR
2018
PENGARUH SISTEM INFORMASI PENJUALAN
TERHADAP EFEKTIVITAS DAN EFISISENSI
PENJUALAN
PROPOSAL SKRIPSI
Menyetujui:
Pembimbing
i
BAB l
PENDAHULUAN
1
Untuk mengelola kegiatan perusahaan yang semakin berkembang
pimpinan perusahaan memiliki keterbatasan waktu, keterbatasan tenaga dan
kemampuan dalam menjalankan serta mengawasi seluruh aktivitas perusahaan
secara langsung. Oleh karena itu pimpinan perusahaan perlu mendelegasikan
sebagian tugas-tugasnya kepada bawahaannya yang disertai dengan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab. Maksud dari adanya pelimpahaan
wewenang ini adalah untuk mempermudah kegiatan operasional, proses
pelaporan dan memperjelas tingkat kepemimpinan dalam perusahaan.
Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perusahaan
karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan, kegiatan
penjualan dapat dilaksanakan dengan baik jika didukung oleh sistem penjualan
yang memadai. Sistem informasi yang memadai ini akan menghasilkan
informasi-informasi penting yang diperlukan oleh pimpinan dalam mengambil
keputusan yang tepat bagi kemajuan organisasinya.
Pada perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba, penjualan
merupakan kegiatan utama untuk mencapai tujuan utama. Seiring
perkembangan teknologi saat ini, penerapan sistem informasi akuntansi
merupakan suatu keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas dalam
perusahaan agar pelaksanaannya dapat lebih cepat, tepat, akurat dan efisien.
Menurut Mulyadi (2008:2) mendefinisikan bahwa “Sistem adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
bersama-sama unuk mencapai tujuan tertentu.” Dengan sistem yang ada
tersebut diharapkan aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Informasi yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi penjualan
tersebut merupakan suatu hasil pengelolaan data dalam bentuk yang lebih
berarti dan berguna bagi para pengguna, karena menggambarkan kejadian
nyata yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
dihasilkan oleh suatu sistem informasi akuntansi dalam sebuah perusahaan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, agar pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan selalu tepat.
Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan salah satu sub sistem
informasi akuntansi yang menjelaskan bagaimana prosedur dalam melakukan
kegiatan penjualan dari hasil penjualan sehingga tindakan manipulasi terhadap
penjualan dapat dihindari. Prosedur adalah rangkaian kegiatan administrasi
2
yang biasanya melibatkan beberapa orang suatu bagian atau lebih dan disusun
untuk menjamin adanya perlakuan yang seragan terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang terjadi. Dalam sistem penjualan ini akan memberitahukan
kepada para pengguna informasi tentang bagaimana kegiatan tersebut
dilaksanakan, dokumen apa saja yang diperlukan, serta pihak yang mana saja
yang berwewenang mengotoritasi kegiatan penjualan.
Untuk mewujudkan pengelolaan aktivitas-aktivitas perusahaan secara
efektif, efisien, dan ekonomis dibutuhkan adanya pengendalian intern yang
dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pimpinan
perusahaan bertanggung jawab atas pengadaan pengendalian intern yang baik
bagi perusahaan, walaupun harus disadari bahwa penerapan pengendalian
intern tidak dapat mencegah terjadinya pemborosan, penyelewengan secara
keseluruhan. Pengendalian intern akan sangat berguna dalam menjaga harta
milik perusahaan, memeriksa kebenaran dan ketelitian data akuntansi,
meningkatkan efisiensi dalam operasi dan membantu manajer menjaga agar
tidak ada penyimpangan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Untuk
memenuhi hal tersebut terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri pokok
dari suatu sistem pengendalian intern, meliputi; struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat, adanya suatu sistem
wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, praktik yang sehat harus
dijalankan didalam melakukan tugas dan fungsi setiap bagian dalam organisasi
serta adanya suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung
jawabnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti judul skripsi
“Pengaruh Sistem Informasi Penjualan terhadap efektivitas dan
efisiensi penjualan pada perusahaan XYZ.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis paparkan diatas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penjualan pada PT.XYZ
2. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan
laporan di bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga
menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang
membutuhkannya.
2.1.5 Penjualan
2.1.5.1 Pengertian Penjualan
Jusup (1991,p14), menyatakan penjualan merupakan penghasilan
perusahaan yang diperoleh melalui penyerahan barang kepada pembeli. Dalam
transaksi penjualan kredit timbulnya penghasilan tidak diikuti dengan
bertambahnya aktiva kas, melainkan aktiva lain yang disebut piutang dagang.
Menurut Mulyadi (1993,p203), penjualan adalah ilmu dan sen
imempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar
bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Berdasarkan pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu transaksi penyerahan
barang kepada pihak pembeli untuk memperoleh keuntungan yang dapat
meningkatkan penghasilan perusahaan.
6
2.1.5.2 Sistem Akuntansi Penjualan
Sistem penjualan digunakan untuk menangani transaksi penjualan
barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai.Dalam transaksi
penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman
barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki
piutang kepada pelanggannya.Dalam penjualan tunai, barang atau jasa baru
diserahkan oleh bagian pengiriman kepada pembeli jika bagian kasir telah
menerima uang dari pembeli.
7
3. Credit Card Slip
Dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih
uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit berkaitan dengan
transaksi penjualan yang telah dilakukan oleh pemegang kartu kredit.
4. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
5. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank.Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi ke dalam jurnal
penerimaan kas.
6. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Mulyadi (2001, 463-468).
Catatan Akuntansi yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan
1. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual.
4. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual dan untuk mengawasi mutasi
dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini digunakan untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang
disimpan dalam gudang. Mulyadi (2001, 468-469)
8
2.2 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka pemikiran konseptual penulis digambarkan sebagai
berikut:
9
berpengaruh terhadap pengendalian intern, hal ini dapat dilihat dari
komponen-komponen seperti Prosedur penjualan menunjukkan telah
memadai dan tercipta struktur pengendalian intern yang baik karena tidak
terdapat perangkapan fungsi serta Peranan dokumen yang digunakan
sebagai media informasi bagi pihak yang berkepentingan tidak terlepas dari
prosedur penjualan. Dokumen yang digunakan oleh PT. Dimensi Citra
Semesta dapat dikatakan telah memadai karena dokumen yang telah
digunakan lengkap antara lain surat penawaran harga, faktur penjualan, dan
surat jalan ketiganya mendukung jalannya prosedur penjualan sebagai
catatan tertulis yang mempunyai peranan penting dengan ini tercipta
pengendalian intern yang baik karena ketiga dokumen tersebut telah
menggunakan nomor urut tercetak, dan dapat dipertanggung jawabkan
3. Ivan Setyo Bahari ,Dwiatmanto dan Maria Goretti Wi Endang meneliti
tentang Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Dalam
Upaya Peningkatan Pengendalian Intern pada PT Sumber Purnama Sakti
Motor Lamongan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Penerapan
sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang dilakukan oleh PT
Sumber Purnama Sakti Motor Lamongan secara keseluruhan sudah baik. hal
ini dikarenakan fungsi-fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan,
catatan yang digunakan, informasi yang diperlukan, dan prosedur dari
sistem penjualan dan penerimaan kas yang sudah berjalan dengan baik dan
memadai serta upaya peningkatan pengendalian intern yang dilakukan oleh
PT Sumber Purnama Sakti Motor Lamongan sudah membaik. Pengendalian
internnya sudah memenuhi empat unsur pengendalian intern yaitu struktur
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat,
dan karyawan yang cakap.
4. Dedi Karmana (2017) meneliti tentang Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Kredit Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengendalian
Intern Penjualan Kredit Pada PT. Kerta Padalarang (Persero). Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah sistem informasi akuntansi penjualan kredit
yang dilaksanakan mempunyai peranan besar dalam menunjang efektivitas
pengendalian intern penjualan kredit.
5. Feto Daan Yos (2016) meneliti tentang Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Tunai Untuk Meningkatkan Pengendalian intern Pada PT. Gendish
Mitra Karya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis sistem
10
informasi akuntansi menunjukkan adanya beberapa kelemahan dan
kebaikan dalam sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. Gendish
Mitra Karya. Pengendalian Intern yang diterapkan oleh perusahaan sudah
memadai. Perusahaan sudah menerapkan sistem pengendalian intern yang
baik, karena sudah menggunakan unsur-unsur yang terdapat dalam sistem
pengendalian intern yang dipakai oleh sebagian banyak perusahaan.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
yang berlaku ( Nawawi dan Martini). Dalam penelitian ini dilakukan
observasi deskriptif, dimana peneliti melakukan penjelajahan umum,
menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat dan
didengar. Ini dilakukan agar peneliti lebih mampu memahami dan
mengetahui konteks data secara keseluruhan. Seperti mengamati kegiatan
pelaku usaha dalam melakukan transaksi penjualan baik tunai maupun
kredit dan kegiatan lainnya.
3. Wawancara
Menurut Nazir (1988), wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang
berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu
proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat
membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari adalah antara lain
1. Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal
sebelumnya.
2. Responde selalu menjawab pertanyaan.
3. Pewawancara selalu bertanya.
4. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban,
tetapi harus selalu bersifat netral
5. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat
sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
Wawancara digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan-
permasalahan yang harus diteliti. Selain itu wawancara juga digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang mendalam lagi dari responden
yang sedikit/kecil.
Untuk melakukan wawancara, ada anggapan yang harus atau perlu
dipegang yaitu:
1. Bahwa subyek atau responden adalah yang paling tahu tentang dirinya
sendiri
2. Bahwa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah hal yang
sebenar-benya
13
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti
Wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara. Wawancara juga
dapat dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur.
14
DAFTAR PUSTAKA
15