Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MOTOR AC TIGA FASE

Penyusun :
Helmi Alfian (10)
(MS-3B)

Pengampu :

Bpk. Djodi Antono,B.Tech,M.Eng.

TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN PROGRAM


SARJANA TERAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak
digunakan pada perindustrian, motor inilah yang akan digunakan untuk
memutar beban yang ada diindustri. motor induksi tiga fasa keluaran
besarannya berupa torsi untuk menggerakkan beban. Jika torsi beban yang
dipikul motor induksi tiga fasa lebih besar, maka motor induksi tiga fasa tidak
akan berputar. Dan jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa terlalu
kecil, maka ini dianggap suatu hal yang berlebihan.
Motor induksi tiga fasa yang mempunyai efisiensi tinggi biasanya
memiliki tahanan rotor yang kecil. Akibatnya motor ini akan menghasilkan
torsi awal yang kecil dan menarik arus awal yang besar. Namun terkadang
batangan yang rusak pada cangkang rotor dapat menyebabkan belitan motor
yang tidak seimbang, yang memberikan pengaruh terhadap torsi dan
putarannya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa pengaruh tahanan rotor
yang tidak seimbang pada motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan.
Motor induksi AC 3 fasa merupakan motor yang paling sering
digunakan untuk penggerak pada crane, pompa pendingin untuk pabrik,
terutama untuk membentuk dan menggulung baja pada akhir produksinya.
Dalam pemakaiannya motor induksi AC 3 fasa tersebut tidak selalu pada
kondisi yang optimal dan kadang mengalami kerusakan, untuk mencegah
kerusakan diperlukan system proteksi untuk menjaga motor agar tidak
mengalami kerusakan total.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mahasiswa dapat merangkai motor AC 3 fasa
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mencatat tegangan yang digunakan
dan berapa putarannya
BAB II
DASAR TEORI

I. DASAR TEORI
a) Motor AC 3 fase
arus bolak balik (ac) yang paling luas penggunaannya. Penamaannya
berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga
fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron (ns = 120f/2p).
Pada rotor tedapat lilitan, sehingga, pada lilitan rotor tersebut terbentuk
ggl induksi. Lilitan rotor motor induksi biasanya dihubung singkat untuk rotor
sangkar, maka pada rotor tersebut akan mengalir arus yang cukup tinggi yaitu
arus starting. Lalu pada lilitan rotor terbentuk suatu gaya yang dapat memutar
rotor mengikuti medan putar stator. Putaran rotor selalu mempunyai arus yang
sama dengan arah putaran medan magnit stator.
Di dalam kenyataannya bahwa putaran rotor lebih rendah dari putaran
medan statornya. Selisih putaran rator dengan jumlah medan statornya disebut
slip (S). Jika dua belitan pada masing-masing fasa dililitkan dalam arah yang
sama. Sepanjang waktu, medan magnet yang dihasilkan oleh setiap fasa akan
tergantung kepada arus yang mengalir melalui fasa tersebut. Jika arus listrik
yang melalui fasa tersebut adalah nol (zero), maka medan magnet yang
dihasilkan akan nol pula. Jika arus mengalir dengan harga maksimum, maka
medan magnet berada pada harga maksimum pula. Karena arus yang mengalir
pada system tiga fasa mempunyai perbedaan 120 derajat , maka medan magnet
yang dihasilkan juga akan mempunyai perbedaan sudut sebesar 120 derajat
pula.
Ketiga medan magnet yang dihasilkan akan membentuk satu medan,
yang akan beraksi terhadap rotor. Untuk motor induksi, sebuah medan magnet
diinduksikan kepada rotor sesuai dengan polaritas medan magnet pada stator.
Karenanya, begitu medan magnet stator berputar, maka rotor juga berputar
agar bersesuaian dengan medan magnet stator
b) Prinsip Kerja
Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki
sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator
terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui
kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai
hukum faraday bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel
maka arus itu dapat menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana
arahnya mengikuti kaidah tangan kanan.

Gambar Arus pada Kabel menghasilkan Fluks

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama
karena setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak
sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda
pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c.
Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks
maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada kalanya arus
pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus pada
fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang
dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi arus
paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet
yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Kecepatan putaran
medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Gambar Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian


Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator
sudah dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan
terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat
mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus
pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar
mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran
rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini
disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada
arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor
sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor
jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu rotor
atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan
kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus
sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah
motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan
kecepatan ini dikenal sebagai slip.

Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. PERALATAN
 Motor ac 3 fase
 Tachometer
 Multimeter
 Push button
 Konduktor
2. GAMBAR RANGKAIAN
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

1) DATA HASIL PRAKTIKUM


Rangkaian RPM V.U1 ( Volt) V.V2 ( Volt) V.W2 (Volt)

RST 1490 380 V 380 V 380 V

SRT 1491 380 V 380 V 380 V

2) PEMBAHASAN
Pada praktikum motor ac 3 fase yang dilakukan di laboratorium teknik listrik
Politeknik Negeri Semarang didapatkan rangkaian yang menghasilkan putaran poros
motor AC 3 fasa yang arahnya berlawanan jarum jam dan juga berlawanan jarum jam,
cara untuk merubah arah putaran poros adalah dengan cara menukar kabel yang ada di
L1 dengan L2 dan setelah diukur dengan tachometer didapatkan bahwa putaran poros
sebesar 1490 rpm dengan arah motor searah jarum jam (clockwise) dan untuk motor
berlawanan jarum jam didapatkan sebesar 1491 rpm dimana putaran poros dalam
pratikum ini tidak lebih dari 1500 rpm
Kemudian setelah diukur dengan alat multimeter didapatkan bahwa semua
tegangannya sama yaitu sebesar 300 V untuk motor ac 3 fasa dalam praktikum ini.
Untuk saklar atau push button normally open dihubungkan kabel yang menuju
ke kontaktor a yang digunakan untuk menyalakan motor. Kemudian disambungkan
lagi ke push button normally closed untuk mematikan motor ac 3 fase yang
berhubungan dengan L3 di power unit.
BAB V
KESIMPULAN

 Motor induksi 3 fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam bidang
industri karena memiliki keunggulan yang handal, tenaga yang besar, daya listrik
yang rendah namun perawatan yang minim
 Dapat merubah putaran dari searah jarum jam menjadi berlawanan jarum jam dengan
mnukar kabel yang ada pada L1 dengan L2
 Dalam praktikum ini putaran motor ac 3 fase tidak dapat melebihi dari 1500 rpm.
DAFTAR PUSTAKA
 http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp
content/uploads/2012/05/21060110141036_MKP.pdf
 http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28692/Chapter%20I.pdf?sequ
ence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai