Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (2017), rumah sakit merupakan salah satu bagian

intergral suatu organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi

menyediakan pelayanan komprehensif, penyembuhan penyakit (kuratif)

dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Selain itu rumah

sakit juga merupakan pusat untuk melakukan pelatihan bagi tenaga

kesehatan dan sebagai pusat penelitian medik bagi seluruh profesi

kesehatan.

Menurut Undang-undang No.38 (2014) tentang keperawatan

dijelaskan bahwa definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan

kepada individu, keluarga, kelompok baik dalam keadaan sakit maupun

sehat. Sedangkan perawat merupakan seseorang yang telah lulus

pendidikan tinggi keperawatan, baik dalam maupun luar negeri yang

diakui pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan.

Beban kerja (workload) merupakan stressor hubungan peran atau

tugas lain yang terjadi karena para pegawai merasa beban kerjanya terlalu

banyak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan mengurangi tenaga

kerjanya dan melakukan restrukturisasi pekerjaan, meninggalkan sisa


pegawai dengan lebih banyak tugas dan sedikit waktu serta sumber daya

untuk menyelesaikannya (Sophia, 2008).

Beban kerja perawat dapat dilihat dari aspek seperti tugas yang

dijalankan berdasarkan fungsi utama dan fungsi tambahan yang

dikerjakan, jumlah pasien yang dirawat per hari, per bulan dan per tahun,

kondisi pasien, rata-rata pasien dirawat, tindakan langsung dan tidak

langsung yang dibutuhkan pasien, frekuensi masing-masing tindakan yang

diperlukan dan rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan

tindakan (Nursalam, 2014).

Beban kerja/Volume kerja Beban kerja merupakan aspek pokok

yang menjadi dasar untuk perhitungan kebutuhan Formasi. Besaran beban

kerja diperoleh berdasarkan jumlah target kerja yang ditetapkan oleh

unit/satuan kerja untuk masing-masing jabatan fungsional kesehatan.

Adapun Jumlah beban kerja/volume kerja dapat berbeda untuk setiap unit

kerja (Dekpes RI No.43, 2017)

Beban kerja perawat tidak hanya melakukan kegiatan langsung

seperti merawat pasien, tetapi juga kegiatan tak langsung yang penting

seperti melengkapi dan melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan

dan catatan medik yang terperinci. Perlu diperhatikan bahwa pada standar

evaluasi banyak dokumen yang tidak sesuai tujuan karena perawat hanyak

melakukan dokumentasi evaluasi dengan sekedarnya tanpa memerhatikan

standar diagnosa dan standar intervensi yang seharusnya saling

berkesinambungan (Iyer & Camp dalam Dian, 2015)


Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan

manajemen asuhan keperawatan profesional, Ners profesional diharapkan

dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap

segala tindakan yang dilakukan. Keasadaran masyarakat terhadap hukum

semakin meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat

dibutuhkan.

Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi,

proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan. Efektitivitas dan

efisiensi sangat bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevan

serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan. Dampak

ketidaklengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam medis

rumah sakit dapat menimbulkan permasalahan (tuntutan) dari pasien

kepeda rumah sakit. Aspek hukum rekam medis akan terungkap bila

catatan dan data rekam medis lengkap, maka akan menolong semua pihak

yang terlibat. Sebaliknya bila catatan yang tidak lengkap akan merugikan

rumah sakit, terutama para tenaga kesehatan apabila melakukan

kelalaian/kesalahan yang menimbulkan kerugian bagi pasien dan pasien

dapat menggugat tanggung jawab perawat/tenaga kesehatan sesuai hukum

(Hidayat dalam Dian, 2015).

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya mengenai penelitian ini

yang dilakukan Intan Mayasari pada tahun 2016 dengan judul penelitian

Hubungan Beban Kerja Yang Dilakukan Perawat dengan Kelengkapan

Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit


PKU Muhammadiyah Yogyakarta, jenis penelitian kuantitatif

menggunakan metode analitik korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dari 30 responden dengan dokumen kategori sangat tidak lengkap

yaitu sebanyak 16 responden (53,3%), sebagian kecil memiliki penilaian

pada kategori tidak lengkap yaitu sebanyak 14 responden (46,7%),dan

lengkap yaitu sebanyak 0 responden (0%).

Kemudian penelitian lain telah dilakukan oleh Ryny Silvana

Tamaka pada tahun 2015 dengan judul Hubungan Beban Kerja Dengan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Gawat Darurat

Medik Rsup. Prof. Dr. R.D Kandou Manado, jenis penelitian kuantitatif

menggunakan metode cross sectional study. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dari 30 responden dengan beban kerja ringan 11

orang (68,8%) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan secara

lengkap dan 5 orang (31,3%) dengan pendokumentasian asuhan

keperawatan secara tidak lengkap, sedangkan beban kerja berat berat 2

orang (14,3%) denganpendokumetasian asuhan keperawatan secara

lengkap dan 12 orang (85,7%) dengan pendokumentasian asuhan

keperawatan secara tidak lengkap.

Selain penelitian tadi ada juga penelitian dari Ibnu Dwi Nurseto

pada tahun 2014 dengan judul Pengaruh Kepuasan Perawat Terhadap

Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap

Rsud Ambarawa, jenis penelitian kualitatif menggunakan metode cross

sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden dengan


dokumentasi asuhan keperawatan tidak lengkap sebanyak 20 responden

(66,7%), sebagian memiliki penilaian dokumenasi asuhan keperawatan

dengan lengkap yaitu sebanyak 15 responden (42,9%).

Berdasarkan fenomena yang didapatkan di lapangan, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Beban Kerja

Perawat Dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuuhan Keperawatan”

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut: “Apakah Terdapat Hubungan Komunikasi

Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan

Keperawatan”

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Beban Kerja Perawat dengan

Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi Beban Kerja Perawat dengan

Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

2. Untuk mengidentifikasi Kelengkapan Dokumentasi Asuhan

Keperawatan

3. Untuk mengidentifikasi Adakah Hubungan Beban Kerja Perawat

dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan?


1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dalam penelitian ini memiliki manfaat untuk untuk menambah

pembendaharaan bacaan, menambah wawasan dan sebagai

sumber referensi serta sebagai bahan masukan untuk penelitian

selanjutnya terutama yang berkaitan dengan komunikasi

terapeutik terhadap kepuasan pasien.

2. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru terhadap konsep

pelayanan keperawatan dari berbagai aspek salah satunya beban

kerja perawat terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan

keperawatan.

1.3.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi (Rumah Sakit)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi dan masukkan bagi rumah sakit untuk meningkatkan

pelayanan keperawatan terhadap pasien dengan cara

berkomunikasi terapeutik secara efektif agar meningkatkan

kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan.


2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan yang diberikan perawat

terhadap pasien rumah sakit serta mempertahankan kualitas

pelayanan secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai