PENDAHULUAN
1
6. Jelaskan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja!
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para
ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal,
15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa
remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa
remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun,
masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18
tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah
Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja
adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan
rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
A. Fase Pertumbuhan Remaja
1. Masa Pra-Pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari
kanak-kanak ke remaja.Pada anak perempuan, masa ini lebih
singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.Pada masa ini,
terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya
hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ
seksual serta organ-organ reproduksi remaja.Di samping itu,
perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada
fase ini.Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka
mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering
diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa
yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero"
atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala
4
yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya
bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut. Selain
itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani
mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan
pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat
mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai
pembangkangan.Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak
kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang
dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga
semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya
kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan
yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh
mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka
akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam
kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan
teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main
ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga
berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan
dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika
mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini
adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi
kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat
itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus
ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi
orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu
adalah masalah yang sangat-sangat berat.
2. Masa Pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana
perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat
cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal
5
itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada
masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari
perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu
pesat.Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini.
Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang
pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya
mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan
malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya
serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang
seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik,
perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan
diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay
dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan
remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi,
penampilan, dan daya tarik seksual.Karena kebingungan mereka
ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan
seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya.Kadang
mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun,
di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini
semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang
disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya
sendiri.
3. Masa Akhir Pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa
sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik
sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga
karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri
mereka.Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri,
masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria,
sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai
6
dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan
seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya.Namun
kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
4. Periode Remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai
kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun
psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang
abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang
didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa
mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya.Sikapnya
terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya,
minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta
sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
B. Remaja dan Permasalahnnya
Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode
hidup manusia punya masalahnya tersendiri, termasuk periode
remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua
alasan hal itu terjadi, yaitu : pertama; ketika masih anak-anak,
seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-orang dewasa. Hal
inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam
menghadapi masalah.Kedua; karena remaja merasa dirinya telah
mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dan
orang dewasa.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri
atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya
perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri
mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka
hidup.Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita
yang semakin kompleks dan berteknologi modern.
7
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya
sekedar nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata
indah
2. Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak
sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri
di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan
remaja.Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa
cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat
minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan
pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri
secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan
dalam kehidupan di masyarakat.Persahabatan dinilai dengan
untung rugi atau malahan dengan uang.
5. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena
teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir
masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan
masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk berpikir
tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat.
Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya
menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat
nilai baik atau ijazah
8
6. Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan
minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal
dan hanya mencoba-coba.Lingkungan pergaulan anak muda
dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang
pengalaman.
Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain:
a. Anak-anak muda yang berasal dan golongan orang kaya
yang biasanya memakain pakaian yang mewah, hidup hura-
hura dengan pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah
yang tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.
b. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah
seperti bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan
tugas dan lain sebagainya.
c. Ngebut, yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-
tengah keramaian kota dengan kecepatan yang melampaui
batas maksimum yang dilakukan oleh para pemuda belasan
tahun.
d. Membentuk kelompok (genk-genk) remaja yang tingkah
lakunya sangat menyimpang dengan norma yang berlaku di
masyarakat, seperti tawuran antar kelompok.
9
tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ
seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai dengan datangnya menstruasi
pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pertumbuhan adalah
suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progersif dan kontinu
dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat
kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek individu. Oleh sebab
itu secara terminologis, sebenarnya tanpa ada tambahan kata fisik pun,
hanya dengan istilah pertumbuhan saja sudah bermakna perubahan pada
aspek-aspek fisiologis. Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang
bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal meliputi
perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya ukuran besar dan
berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistem kelenjar
kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh,
perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ
seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder
((Hurlock E.B.,1991) dalam bukunya Ali dan Asrori Psikolog
Remaja.2009:20).
Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa
perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,
kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Piaget (dalam Papalia &
Olds 2001, dalam Jahja, 2012) menambahkan bahwa perubahan pada
tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak
menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan
fisik otak strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif.
Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat
disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang
10
ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya
tanda-tanda sebagai berikut :
a. Tanda-tanda Seks Primer
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.
Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda.
Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram,
pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda
kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya
haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala,
yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung
terus sampai menjelang masa menopause. Menopause bisa terjadi
pada usia sekitar lima puluhan (Widyastuti dkk, 2009).
b. Tanda-tanda Seks Sekunder
Menurut Widyastuti dkk (2009) tanda-tanda seks sekunder pada
wanita antara lain :
1. Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya
remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu
pada kulit wajah tampak setelah haid. Semua rambut kecuali
rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan agak keriting.
2. Pinggul
Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat.
Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak di bawah kulit.
3. Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula
11
dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih
tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki
kulit pada wanita tetap lebih lembut.
5. Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar
keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
6. Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7. Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.
12
b. Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak
sama untuk seluruh tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin
proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung
terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga
akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi
proporsi orang dewasa . Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun
bagian luar tubuh anak. Misalnya, di masa kanak-kanak jantungnya
kecil sedangkan pembuluh darah kulit kurang begitu tampak. Pada
mada puber yang terjadi malah sebaliknya. Di bagian luar tampak
pertumbuhan kaki dan tangan lebih panjang dibanding dengan
tubuh.
c. Ciri Kelamin yang Utama
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum
berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin
mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun ketika pertama
kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak
perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun,
yaitu pada saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid.
Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan saat
ini masih belum mampu untuk mengandung. Masa interval ini
disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
d. Ciri Kelamin Kedua
Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya
buah dada dan mencuatnya puting susu, pinggul lebih lebar dari pada
lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin, tumbuh rambut di
ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak
laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar,
bahu melebar lebih besar dari pada pinggul, timbul bulu dada dan
bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi
lebih kasar dan pori-pori membesar . Ciri-ciri kelamin kedua inilah
13
yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan. Ciri
ini pula yang seringkali merupakan menjadi daya tarik antar jenis
kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan
perkembangan ciri kelamin yang utama dan keduanya akan
mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua
masa remaja.
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan
(Sarlito,1991:52) urutan perubahan-perubahan fisik adalah sebagai
berikut :
Urutan perubahan fisik pada anak perempuan :
a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,
anggota badan menjadi panjang),
b. Terjadi pertumbuhan payudara,
c. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya,
d. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap
tahunnya,
e. Bulu kemaluan menjadi keriting,
f. Terjadi haid,
g. Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
14
i. Tumbuh bulu ketiak,
j. Terjadi akhir perubahan suara,
k. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap,
l. Tumbul bulu di dada dan kaki
15
Utamanya sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih
sebelum menstruasi.
rumah.
memberikan kritik.
16
dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan
dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien,
dan lain-lainnya.
Atkinson, (1987 dan Brooten, 1978), menyatakan definisi perubahan
adalah kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada
empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,
perilaku, individual, dan perilaku kelompok.
Hersey dan Blanchard (1972), menyebutkan empat tingkatan
perubahan. Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung
merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan
akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan
perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang
positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit
dibandingkan dengan perubahan pengetahuan. Bila kita tinjau dari sikap
yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut
pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
Perubahan partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah
pengetahuan ke perilaku kelompok. Siklus perubahan partisipatif dapat
digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan
positif. Perubahan ini bersifat lambat atau secara evolusi, tetapi
cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang
merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan
bukan merupakan tuntutan eksterinsik. Perubahan yang diarahkan,
bertolak belakang dengan perubahan partisifatif, perubahan ini
dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan manajemen yang
lebih tinggi memberikan tentang arah dan perilaku untuk sistem dari
masalah aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi fokus.
Dari beberapa pendapat ahli ilmu sosial, dapat disinkronkan bahwa
perubahan sosial adalah suatu proses perubahan, modifikasi, atau
17
penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat,
yang mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat,
hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan
masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun nonmateri.
Dalam kelompok teori-teori perubahan sosial klasik telah dibahas
empat pandangan dari tokoh-tokoh terkenal yakni August Comte, Karl
Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber. August Comte menyatakan
bahwa perubahan sosial berlangsung secara evolusi melalui suatu
tahapan-tahapan perubahan dalam alam pemikiran manusia, yang oleh
Comte disebut dengan Evolusi Intelektual. Tahapan-tahapan pemikiran
tersebut mencakup tiga tahap, dimulai dari tahap Theologis Primitif;
tahap Metafisik transisional, dan terakhir tahap positif rasional. setiap
perubahan tahap pemikiran manusia tersebut mempengaruhi unsur
kehidupan masyarakat lainnya, dan secara keseluruhan juga mendorong
perubahan sosial.
Karl Marx pada dasarnya melihat perubahan sosial sebagai akibat
dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata perekonomian
masyarakat, terutama sebagai akibat dari pertentangan yang terus terjadi
antara kelompok pemilik modal atau alat-alat produksi dengan
kelompok pekerja. Di lain pihak Emile Durkheim melihat perubahan
sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis,
yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang
diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang
diikat oleh solidaritas organistik. Sementara itu, Max Weber pada
dasarnya melihat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
adalah akibat dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan
masyarakat.
18
2.3 Tugas Perkembangan di Usia Remaja
Remaja mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan
dengan baik. Adapun tugas-tugas perkembangan fase remaja menurut Hurlock,
diantaranya sebagai berikut :
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
4. Mampu mencapai kemandirian emosional
5. Mampu mencapai kemandirian ekonomi
6. Mampu mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Mampu memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua
8. Mampu mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa
9. Mempersiapkan untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
19
Remaja sebagai individu yang sedang berada dalam proses berkembang
dapat dipastikan memiliki masalah, namun kompleksitas permasalahan tersebut
akan berbeda-beda pada satu individu dengan individu lainnya. Menurut
Tohirin ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh remaja, yang dalam hal
ini remaja sebagai peserta didik di sebuah institusi pendidikan. Beberapa
masalah tersebut diantaranya :
1. Perkembangan Individu.
2. Perbedaan Individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat,
pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah dan latar belakang
lingkungan,
3. Kebutuhan individu dalam hal: memperoleh kasih sayang, memperoleh
harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal memperoleh
prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari
kelompok, rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh
kemerdekaan diri.
4. Penyesuaian diri dan tingkah laku.
5. Masalah belajar. Pendapat lain, menurut M. Hamdan Bakran Adz-Dzaky
mengklasifikasikan masalah individu termasuk siswa, sebagai berikut:
Pertama, masalah yang berhubungan problematika individu dengan
Tuhannya. Kedua, masalah individu dengan dirinya sendiri. Ketiga,
Individu dengan lingkungan keluarganya. Keempat, individu dengan
lingkungan kerja.Kelima, individu dengan lingkungan sosialnya.
20
pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial yang baru, nilai-
nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan
penolakan sosial.
21
tidak perlu ditakutkan. Berkembang opini seks adalah sesuatu yang menarik dan
perlu dicoba (sexpectation). Saat remaja tumbuh dalam lingkungan. maladaptif
perilaku amoral yg merusak masa depan remaja.
2.4.1 Hambatan Terhadap Keseahatan Reproduksi Remaja
1. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
2. Kurangnya akses terhadap pelayanan dan program
3. Terbatas karena hambatan sosial dan psikologis
22
Remaja perempuan mungkin segan mendiskusikan isu kespro, khawatir
pengetahuan tersebut akan diterjemahkan sebagai perempuan yang
mudah diajak untuk melakukan seks Remaja laki-laki mungkin segan
bertanya tentang seks, khawatir bahwa kurangnya pengetahuan berarti
kehilangan status di kelompoknya. Seksual aktif sering dilihat sebagai
jalan bagi remaja laki-laki untuk mendapat perlakuan status bagi
kelompoknya Media cenderung menekankan bahwa seks itu
menyenangkan tapi tidak bertanggung jawab terhadap perilaku seks.
23
24
BAB III
ASKEP KASUS
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,
menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Masa
remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-
perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan
jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan
diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial,
fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat
tempat mereka hidup.Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat
kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern.
4.2 Saran
Diperlukan dukungan dan bimbingan dari Keluarga serta lingkungan
sekitar remaja dalam perkembangan serta pertumbuhannya. Khususnya orang
tua harus melakukan pengawasan terhadap remaja agar tidak menyalahgunakan
hal-hal yang tidak speantasnya, karena Dalam tugas perkembangannya, remaja
akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan
permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan
remaja dapat mencegah konflik yang ditumbulkan oleh remaja sangat labil.
Karena masa ini merupakan fase dimana pencarian jati diri, biasanya mereka
selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari
lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan
dan masyarakat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad, dkk. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara Yusuf
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) dalam makalah ‘Remaja dan
Permasalahan pada Remaja” karya Nur Diana
Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.Pd. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex, Drs., M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
27