Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, masa setengah baya dan masa tua. Dimana pada masa ini remaja
memiliki kematangan emosi, social, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan
tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam
tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai
tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditumbulkan oleh remaja
sangat labil. Karena masa ini merupakan fase dimana pencarian jati diri,
biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau
diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah,
teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru
diketahuinya oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja
dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik dan yang buruk
dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, kami mencoba membahas mengenai perkembangan,
perubahan remaja baik secara umum maupun secara khusus yang berkenan
dengan kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier,
serta kehidupan berkeluarga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut
:
1. Jelaskan Konsep Remaja!
2. Jelaskan Perubahan Fisik, Psikologis, Sosial!
3. Jelaskan Tugas dan Perkembangan di Usia Remaja!
4. Jelaskan Pengkajian Kesehatan Pada Remaja!
5. Jelaskan Pengkajian Aspek Psiko, Sosial, Kultural, Spiritual!

1
6. Jelaskan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja!

1.3 Metode Penulisan


Makalah ini sekiranya dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan
mengenai Keperawatan Komunitas serta dapat menambah wawasan mahasiswa
keperawatan secara lebih dalam tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Remaja.

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umumnya adalah untuk memenuhi tugas Asuhan


Keperawatan Komunitas Pada Remaja.

1.4.2 Tujuan Khusus


Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu
memahami tentang : Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.

1.5 Manfaat Penulisan


Makalah ini sekiranya dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan
mengenai Keperawatan Komunitas mengenai Asuhan Keperawatan Komunitas
Pada Remaja dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai materi
pembelajaran tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Remaja


2.1.1 Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan
manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa
(Santrock, 2003). Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung
atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial
mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama
fungsi seksual (Kartono, 1995).
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan
21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik
bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula
orang dewasa yang telah matang.

3
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para
ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal,
15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa
remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa
remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun,
masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18
tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah
Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja
adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan
rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
A. Fase Pertumbuhan Remaja
1. Masa Pra-Pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari
kanak-kanak ke remaja.Pada anak perempuan, masa ini lebih
singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.Pada masa ini,
terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya
hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ
seksual serta organ-organ reproduksi remaja.Di samping itu,
perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada
fase ini.Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka
mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering
diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa
yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero"
atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala

4
yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya
bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut. Selain
itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani
mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan
pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat
mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai
pembangkangan.Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak
kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang
dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga
semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya
kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan
yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh
mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka
akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam
kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan
teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main
ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga
berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan
dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika
mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini
adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi
kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat
itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus
ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi
orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu
adalah masalah yang sangat-sangat berat.
2. Masa Pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana
perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat
cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal

5
itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada
masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari
perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu
pesat.Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini.
Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang
pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya
mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan
malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya
serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang
seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik,
perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan
diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay
dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan
remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi,
penampilan, dan daya tarik seksual.Karena kebingungan mereka
ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan
seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya.Kadang
mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun,
di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini
semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang
disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya
sendiri.
3. Masa Akhir Pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa
sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik
sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga
karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri
mereka.Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri,
masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria,
sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai

6
dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan
seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya.Namun
kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
4. Periode Remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai
kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun
psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang
abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang
didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa
mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya.Sikapnya
terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya,
minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta
sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
B. Remaja dan Permasalahnnya
Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode
hidup manusia punya masalahnya tersendiri, termasuk periode
remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua
alasan hal itu terjadi, yaitu : pertama; ketika masih anak-anak,
seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-orang dewasa. Hal
inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam
menghadapi masalah.Kedua; karena remaja merasa dirinya telah
mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dan
orang dewasa.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri
atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya
perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri
mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka
hidup.Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita
yang semakin kompleks dan berteknologi modern.

7
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya
sekedar nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata
indah
2. Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak
sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri
di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan
remaja.Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa
cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat
minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan
pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri
secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan
dalam kehidupan di masyarakat.Persahabatan dinilai dengan
untung rugi atau malahan dengan uang.
5. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena
teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir
masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan
masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk berpikir
tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat.
Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya
menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat
nilai baik atau ijazah

8
6. Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan
minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal
dan hanya mencoba-coba.Lingkungan pergaulan anak muda
dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang
pengalaman.
Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain:
a. Anak-anak muda yang berasal dan golongan orang kaya
yang biasanya memakain pakaian yang mewah, hidup hura-
hura dengan pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah
yang tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.
b. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah
seperti bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan
tugas dan lain sebagainya.
c. Ngebut, yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-
tengah keramaian kota dengan kecepatan yang melampaui
batas maksimum yang dilakukan oleh para pemuda belasan
tahun.
d. Membentuk kelompok (genk-genk) remaja yang tingkah
lakunya sangat menyimpang dengan norma yang berlaku di
masyarakat, seperti tawuran antar kelompok.

2.2 Perubahan Fisik, Psikologis, dan Sosial Pada Remaja


2.2.1 Perubahan Fisik Pada Remaja
Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi
dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-
perubahan ini meliputi : perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi
tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin utama “primer” dan ciri kelamin
kedua “sekunder” (sunarto dan agung hartono,1995:79). Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar),

9
tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ
seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai dengan datangnya menstruasi
pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pertumbuhan adalah
suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progersif dan kontinu
dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat
kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek individu. Oleh sebab
itu secara terminologis, sebenarnya tanpa ada tambahan kata fisik pun,
hanya dengan istilah pertumbuhan saja sudah bermakna perubahan pada
aspek-aspek fisiologis. Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang
bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal meliputi
perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya ukuran besar dan
berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistem kelenjar
kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh,
perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ
seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder
((Hurlock E.B.,1991) dalam bukunya Ali dan Asrori Psikolog
Remaja.2009:20).
Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa
perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,
kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Piaget (dalam Papalia &
Olds 2001, dalam Jahja, 2012) menambahkan bahwa perubahan pada
tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak
menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan
fisik otak strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif.
Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat
disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang

10
ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya
tanda-tanda sebagai berikut :
a. Tanda-tanda Seks Primer
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.
Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda.
Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram,
pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda
kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya
haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala,
yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung
terus sampai menjelang masa menopause. Menopause bisa terjadi
pada usia sekitar lima puluhan (Widyastuti dkk, 2009).
b. Tanda-tanda Seks Sekunder
Menurut Widyastuti dkk (2009) tanda-tanda seks sekunder pada
wanita antara lain :
1. Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya
remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu
pada kulit wajah tampak setelah haid. Semua rambut kecuali
rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan agak keriting.
2. Pinggul
Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat.
Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak di bawah kulit.
3. Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula

11
dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih
tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki
kulit pada wanita tetap lebih lembut.
5. Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar
keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
6. Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7. Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa


remaja adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Ukuran Tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua tahun
sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun
sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15
cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. Pertumbuhan tubuh
selanjutnya masih terus terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit
lebih lamban. Selama empat tahun, pertumbuhan tinggi badan anak
akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir mencapai dua kali
lipat. Anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada
usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18
tahun.

12
b. Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak
sama untuk seluruh tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin
proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung
terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga
akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi
proporsi orang dewasa . Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun
bagian luar tubuh anak. Misalnya, di masa kanak-kanak jantungnya
kecil sedangkan pembuluh darah kulit kurang begitu tampak. Pada
mada puber yang terjadi malah sebaliknya. Di bagian luar tampak
pertumbuhan kaki dan tangan lebih panjang dibanding dengan
tubuh.
c. Ciri Kelamin yang Utama
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum
berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin
mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun ketika pertama
kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak
perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun,
yaitu pada saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid.
Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan saat
ini masih belum mampu untuk mengandung. Masa interval ini
disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
d. Ciri Kelamin Kedua
Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya
buah dada dan mencuatnya puting susu, pinggul lebih lebar dari pada
lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin, tumbuh rambut di
ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak
laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar,
bahu melebar lebih besar dari pada pinggul, timbul bulu dada dan
bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi
lebih kasar dan pori-pori membesar . Ciri-ciri kelamin kedua inilah

13
yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan. Ciri
ini pula yang seringkali merupakan menjadi daya tarik antar jenis
kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan
perkembangan ciri kelamin yang utama dan keduanya akan
mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua
masa remaja.
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan
(Sarlito,1991:52) urutan perubahan-perubahan fisik adalah sebagai
berikut :
Urutan perubahan fisik pada anak perempuan :
a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,
anggota badan menjadi panjang),
b. Terjadi pertumbuhan payudara,
c. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya,
d. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap
tahunnya,
e. Bulu kemaluan menjadi keriting,
f. Terjadi haid,
g. Tumbuh bulu-bulu pada ketiak

Urutan perubahan fisik pada anak laki-laki


a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang,
b. Testis (buah pelir) membesar,
c. Tumbuh bulu-bulu berwarna gelap pada kemaluan,
d. Terjadi awal perubahan nada suara,
e. Mengalami ejakulasi (keluarnya air mani),
f. Bulu kemaluan menjadi keriting,
g. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal
setiap tahunnya,
h. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan
jenggot),

14
i. Tumbuh bulu ketiak,
j. Terjadi akhir perubahan suara,
k. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap,
l. Tumbul bulu di dada dan kaki

2.2.2 Perubahan Psikologis Pada Remaja


Masa remaja merupaan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini
mood ( suasana hati ) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian
di Chicago oleh Mihalyi Csikzentmihalyi dan Reed Larson ( 1984 )
menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk
berubah mood “senang luarbiasa” ke “sedih luarbiasa”. Sementara
orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.
Perubahan mood ( swing ) yang drastis pada para remaja ini seringkali
dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan
sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah
dengan cepat, hal tersebut merupakan belum tentu merupakan gejala
atau masalah psikologis.
Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja
sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah iti sebagai “seseorang
yang baru” berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk
dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
para “idola” nya untuk menyelesaikan masalah itu. Pemilihan idola ini
juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan
pada masa remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
kejiwaan pada remaja adalah :
A. Perubahan Emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi :
1) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi,

dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas.

15
Utamanya sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih

sebelum menstruasi.

2) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau

rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya

mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan

bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

3) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih

senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di

rumah.

B. Perkembangan Intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan


remaja :
1) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka

memberikan kritik.

2) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul

perilaku ingin mencoba-coba.

Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut


berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.

2.2.3 Perubahan Sosial Pada Remaja


Perubahan sosial dialami oleh setiap masyarakat yang pada dasarnya
tidak dapat dipisahkan dengan perubahan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan. Perubahan sosial dapat meliputi semua segi kehidupan
masyarakat, yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama
warga menjadi semakin rasional; perubahan dalam sikap dan orientasi
kehidupan ekonomi menjadi makin komersial; perubahan tata cara kerja
sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada
spesialisasi kegiatan yang makin tajam; Perubahan dalam kelembagaan

16
dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan
dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien,
dan lain-lainnya.
Atkinson, (1987 dan Brooten, 1978), menyatakan definisi perubahan
adalah kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada
empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,
perilaku, individual, dan perilaku kelompok.
Hersey dan Blanchard (1972), menyebutkan empat tingkatan
perubahan. Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung
merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan
akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan
perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang
positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit
dibandingkan dengan perubahan pengetahuan. Bila kita tinjau dari sikap
yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut
pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
Perubahan partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah
pengetahuan ke perilaku kelompok. Siklus perubahan partisipatif dapat
digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan
positif. Perubahan ini bersifat lambat atau secara evolusi, tetapi
cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang
merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan
bukan merupakan tuntutan eksterinsik. Perubahan yang diarahkan,
bertolak belakang dengan perubahan partisifatif, perubahan ini
dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan manajemen yang
lebih tinggi memberikan tentang arah dan perilaku untuk sistem dari
masalah aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi fokus.
Dari beberapa pendapat ahli ilmu sosial, dapat disinkronkan bahwa
perubahan sosial adalah suatu proses perubahan, modifikasi, atau

17
penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat,
yang mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat,
hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan
masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun nonmateri.
Dalam kelompok teori-teori perubahan sosial klasik telah dibahas
empat pandangan dari tokoh-tokoh terkenal yakni August Comte, Karl
Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber. August Comte menyatakan
bahwa perubahan sosial berlangsung secara evolusi melalui suatu
tahapan-tahapan perubahan dalam alam pemikiran manusia, yang oleh
Comte disebut dengan Evolusi Intelektual. Tahapan-tahapan pemikiran
tersebut mencakup tiga tahap, dimulai dari tahap Theologis Primitif;
tahap Metafisik transisional, dan terakhir tahap positif rasional. setiap
perubahan tahap pemikiran manusia tersebut mempengaruhi unsur
kehidupan masyarakat lainnya, dan secara keseluruhan juga mendorong
perubahan sosial.
Karl Marx pada dasarnya melihat perubahan sosial sebagai akibat
dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata perekonomian
masyarakat, terutama sebagai akibat dari pertentangan yang terus terjadi
antara kelompok pemilik modal atau alat-alat produksi dengan
kelompok pekerja. Di lain pihak Emile Durkheim melihat perubahan
sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis,
yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang
diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang
diikat oleh solidaritas organistik. Sementara itu, Max Weber pada
dasarnya melihat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
adalah akibat dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan
masyarakat.

18
2.3 Tugas Perkembangan di Usia Remaja
Remaja mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan
dengan baik. Adapun tugas-tugas perkembangan fase remaja menurut Hurlock,
diantaranya sebagai berikut :
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
4. Mampu mencapai kemandirian emosional
5. Mampu mencapai kemandirian ekonomi
6. Mampu mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Mampu memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua
8. Mampu mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa
9. Mempersiapkan untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.

Adapun beberapa tugas-tugas perkembangan pada fase remaja di atas,


mempunyai tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan
tugas perkembangannya yaitu :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang
kehidupannya
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi
dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki
tingkat perkembangan berikutnya.

19
Remaja sebagai individu yang sedang berada dalam proses berkembang
dapat dipastikan memiliki masalah, namun kompleksitas permasalahan tersebut
akan berbeda-beda pada satu individu dengan individu lainnya. Menurut
Tohirin ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh remaja, yang dalam hal
ini remaja sebagai peserta didik di sebuah institusi pendidikan. Beberapa
masalah tersebut diantaranya :

1. Perkembangan Individu.
2. Perbedaan Individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat,
pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah dan latar belakang
lingkungan,
3. Kebutuhan individu dalam hal: memperoleh kasih sayang, memperoleh
harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal memperoleh
prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari
kelompok, rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh
kemerdekaan diri.
4. Penyesuaian diri dan tingkah laku.
5. Masalah belajar. Pendapat lain, menurut M. Hamdan Bakran Adz-Dzaky
mengklasifikasikan masalah individu termasuk siswa, sebagai berikut:
Pertama, masalah yang berhubungan problematika individu dengan
Tuhannya. Kedua, masalah individu dengan dirinya sendiri. Ketiga,
Individu dengan lingkungan keluarganya. Keempat, individu dengan
lingkungan kerja.Kelima, individu dengan lingkungan sosialnya.

Permasalahan-permasalahan remaja tersebut di atas adalah permasalahan


yang bersifat internal dan eksternal atau sosial, salah satu dari permasalahan
tersebut adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial merupakan salah satu
permasalahan yang kerap dialami oleh remaja, sebagai masa transisi dari fase
perkembangan sebelumnya yaitu fase anak-anak.Salah satu tugas
perkembangan fase remaja yang sangat sulit adalah yang berhubungan dengan
penyesuaian sosial. Hal ini dapat terjadi sehubungan dengan meningkatnya

20
pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial yang baru, nilai-
nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan
penolakan sosial.

Menurut Hurlock penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang


untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap
kelompok pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
akan dengan mudah mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti
kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain,
baik teman maupun orang yang tidak dikenal. Sehingga sikap orang lain
terhadap mereka menyenangkan. Biasanya orang yang berhasil melakukan
penyesuaian sosial dengan baik mengembangkan sikap sosial yang
menyenangkan, seperti kesediaan untuk membantu orang lain, meskipun
mereka sendiri mengalami kesulitan, karena mereka tidak terikat pada diri
sendiri.

Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mengembangkan perilaku


tanggung jawab sosial, yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
Berdasarkan permasalahan remaja yang dihadapi dalam rangka penyesuaian
sosialnya, tentu tidak seluruh permasalahan tersebut dapat ditanggulangi
melalui layanan bimbingan dan koseling di institusi pendidikan. Perlu adanya
upaya dan tanggung jawab bersama baik pemerintah, pihak lembaga pendidikan
serta orang tua peserta didik itu sendiri sebagai wujud kepedulian dan harapan
akan terlaksananya pendidikan yang akan menghantarkan para peserta didik
sebagai anak-anak didik ke arah masa depan yang lebih berkualitas dan penuh
makna. Permasalahan penyesuaian sosial remaja biasanya bersifat kolektif
terjadi pada suatu tempat dalam lingkungan pendidikan.

2.4 Pengkajian Kesehatan Pada Remaja


Remaja perlu lingkungan adaptif untuk bertanya dan membentuk karakter
bertanggung jawab terhadap dirinya. Kesan pada remaja seks itu
menyenangkan, puncak rasa kecintaan, yg serba membahagiakan sehingga

21
tidak perlu ditakutkan. Berkembang opini seks adalah sesuatu yang menarik dan
perlu dicoba (sexpectation). Saat remaja tumbuh dalam lingkungan. maladaptif
perilaku amoral yg merusak masa depan remaja.
2.4.1 Hambatan Terhadap Keseahatan Reproduksi Remaja
1. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
2. Kurangnya akses terhadap pelayanan dan program
3. Terbatas karena hambatan sosial dan psikologis

2.4.2 Kurangnya Pengetahuan & Informasi


Remaja kurang pengetahuan dasar tentang anatomi & fisiologi
reproduksi, bagaimana tjdak nya hamil, bagaimana mencegahnya dan
bagaimana mendapatkan perlindungan Orang tua yang merasa kurang
aman, malu menceritakan tentang seks dengan anak-anaknya Orang tua
dan orang dewasa yangg memiliki pemahaman yang baik ingin sekali
melindungi anaknya, mereka percaya pendidikan tentang seks dan
kespro seksual aktif

2.4.3 Kurangnya Akses Terhadap Pelayanan dan Program


Remaja tidak punya uang untuk membayar pelayanan, kurang
sarana transport atau tidak tahu bagaimana menggunakan pelayanan
tersebut, mungkin menghakimi terhadap remaja yang berperilaku
seksual aktif mungkin tidak memiliki info ilmiah terbaru tentang
kontrasepsi yang aman bagi remaja Klinik tidak membuka jam-jam ttt
yang tepat untuk remaja. Klinik dirancang untuk perempuan yang sudah
menikah bukan untuk perempuan lajang atau laki-laki.

2.4.4 Terbatas Karena Hambatan Sosial dan Psikologis


Remaja takut mengatakan mereka sudah melakukan seksual aktif
Remaja memiliki gambaran yang tidak realistis tentang kehamilan
Remaja khawatir bahwa kontrasepsi akan merusak kesehatannya &
kesuburannya kelak Remaja mudah terkena kekerasan & pelecehan.

22
Remaja perempuan mungkin segan mendiskusikan isu kespro, khawatir
pengetahuan tersebut akan diterjemahkan sebagai perempuan yang
mudah diajak untuk melakukan seks Remaja laki-laki mungkin segan
bertanya tentang seks, khawatir bahwa kurangnya pengetahuan berarti
kehilangan status di kelompoknya. Seksual aktif sering dilihat sebagai
jalan bagi remaja laki-laki untuk mendapat perlakuan status bagi
kelompoknya Media cenderung menekankan bahwa seks itu
menyenangkan tapi tidak bertanggung jawab terhadap perilaku seks.

2.5 Pengkajian Aspek Psiko, Sosial, Kultural, Spiritual


2.5.1 Pengkajian Aspek Psiko

2.5.2 Pengkajian Aspek Sosial


2.5.3 Pengkajian Aspek Kultural
2.5.4 Pengkajian Aspek Spiritual

2.6 Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja

23
24
BAB III
ASKEP KASUS

Hasil Pengkajian di wilayah kerja PKM Kiara terhadap kesehatan populasi


remaja adalah sebagai berikut : kelompok Remaja di RW 5 berjumlah 50 orang,
hasil pengkajian kesehatan 10 remaja mengkonsumsi/menyalahgunakan dextro
untuk mabuk, 30 remaja memiliki kebiasaan merokok dan 5 orang remaja diduga
menderita penyakit menular seksual, 5 orang remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seksual pranikah. Kelompok remaja tersebut tinggal di daerah pinggiran
kota, sebagian besar remaja tidak tamat sekolah dan waktu luangnnya digunakan
untuk berkumpul dan mengamen dijalanan, bahkan sebagian besar remaja jarang
pulang kerumah masing-masing.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,
menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Masa
remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-
perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan
jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan
diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial,
fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat
tempat mereka hidup.Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat
kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern.

4.2 Saran
Diperlukan dukungan dan bimbingan dari Keluarga serta lingkungan
sekitar remaja dalam perkembangan serta pertumbuhannya. Khususnya orang
tua harus melakukan pengawasan terhadap remaja agar tidak menyalahgunakan
hal-hal yang tidak speantasnya, karena Dalam tugas perkembangannya, remaja
akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan
permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan
remaja dapat mencegah konflik yang ditumbulkan oleh remaja sangat labil.
Karena masa ini merupakan fase dimana pencarian jati diri, biasanya mereka
selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari
lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan
dan masyarakat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohammad, dkk. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara Yusuf
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) dalam makalah ‘Remaja dan
Permasalahan pada Remaja” karya Nur Diana
Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.Pd. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex, Drs., M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

27

Anda mungkin juga menyukai