Anda di halaman 1dari 19

A.

PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : Klien

Umur : 73 tahun

Alamat : Binjai

Jenis kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Status perkawinan : Duda

Pendidikan : SD

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.R

Umur : 48 tahun

Alamat : Binjai

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Anak kandung

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien tinggal bersama anak dan menantunya, kemudian menantunya

mengantarkan kepanti sosial, dikarenakan tidak ada yang merawat klien

dirumah. Anak perempuannya sibuk bekerja dan mengurusi rumah tangganya

sehingga kurang memperhatikan klien, istrinya sudah meninggal dunia

dikarenakan kelumpuhan. Setelah tinggal di panti sosial klien menikah lagi

dengan Ny,S yang mana mereka bertemu dipanti sosial.


b. Riwayat Pekerjaan

Saat ini klien tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial klien bekerja

sebagai petani dan kadang - kadang klien pun berjualan tape untuk memenuhi

kebutuhannya sehari - hari. Dan setelah tinggal di panti, klien tidak lagi

sanggup untuk bekerja dikarenakan semakin meningkatnya usia.

c. Riwayat Lingkungan Hidup

Klien tinggal bersama anak dan menantunya, yang mana rumah terbuat dari

bambu dan atap dari genting. Rumah Klien tidak bertingkat, dan didalam

rumah terdapat dua kamar. Adapun jumlah orang yang ada di rumah klien

tersebut adalah 11 orang, yang mana 8 orang adalah cucu dari klien dan 2 lagi

adalah anak dan menantu dari An.S sendiri. Tetangga terdekat klien adalah

Ny. A yang selalu membantu dikala klien mengalami kesulitan.

d. Riwayat Rekreasi

Klien mempunyai hobi berjualan, klien hidup dengan rukun bersama anak-

anaknya, dalam keluarga klien tidak mempunyai kegiatan rekreasi.

e. Sumber / Sistem pendukung yang di gunakan

Bila Klien sakit, Klien berobat ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal

jauh.

3.1.7.Deskripsi hasil khusus (termasuk kebiasaan waktu tidur)

Sebelum tiggal dipanti, Klien tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan

waktu tidur. Setelah tinggal dipanti Klien tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya Klien

menghabiskan waktunya untuk tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu makan saja.

3.1.8.Status kesehatan saat ini

Sejak satu tahun lalu Klien mengeluh nyeri di daerah kepala dan

dada.Klienmengalami sakit ini sudah satu tahun ini, dulunya Klien tidak tahu kenapa
dia terus mengalami pusing dan dadanya terasa sesak, tapi setelah Klien berobat di

klinik baru Klientahu kalau Klien sakit hipertensi.Biasanya Klien mengonsumsi

captopril 12, 5 mg 2x1 dan kalau sakit dadanya kumat Klien mengkonsumsi neo

napacin tablet 1x dalam sehari.

Klien tidak pernah di imunisasi, danKlien tidak ada riwayat alergi, baik alergi

terhadap obat maupun makanan.Klien makan 3x sehari dengan ½ porsi, Klien

mempunyai berat badan : 50 kg, Klien tidak punya masalah dalam mengkonsumsi

makanan.

3.1.9. Status kesehatan masa lalu

Klien tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan tidak pernah di

rawat di rumah sakit. Tetapi Klien mengatakan kalau Klien pernah mengalami trauma

yang mana waktu usia 18 tahun mata Klien terkena batang padi, sehingga menyebabkan

Klien tidak bisa melihat sampai sekarang. Dan Klien juga mengatakan sewaktu

terjadinya kejadian itu, Klien tidak langsung berobat, karena pada waktu itu menurut

keteranganKlien belum ada layanan kesehatan, jadi mata Klien hanya di obati dengan

obat kampung saja.

3.1.10. Riwayat keluarga

Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Klientelah

meninggal dunia pada umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan ayah dari

Klien sendiri telah meninggal dunia sewaktu usia Klien 13 tahun. Sedangkan ibunya

meninggal karna kelumpuhan di waktu usia Klien 35 tahun.

3.1.11. Pemeriksaan Fisik

a. Vital sign

TD :190/100 Mmhg

RR : 28 x/i
Pols : 84 x/i

Temp: 36 c

b. Pemeriksaan lain

 Kepala

Bentuk kepala Klien bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih, rambut acak - acakan

dengan warna rambut putih, dikepala terdapat ketombe dan bau yang khas.Dan

Klien juga mengaku sering mengalami sakit dan gatal pada kulit kepala.

 Mata

Klienmengalami perubahan penglihatan, dikarenakan usia lanjut. Dan mata Klien

hanya satu yang bisa melihat.Hal itu dikarenakan adanya trauma yang terjadi pada

Klien sehingga mengakibatkan mata kanannya tidak lagi berfungsi.Klientidak

menggunakan kacamata, sehingga dengan begitu Klientidak terlalu bisa melihat

dengan baik.

Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah

kanan dan mata sebelah kirinya tidak bisa melihat dengan baik dikarenakan usia

lanjut.

 Telinga

Pendengaran Klientidak lagi berfungsi dengan baik, Klien tidak bisa mendengar

detak jarum jam, serumen ada dalam batas normal.Di dalam telinga Klien tidak ada

keluar cairan maupun peradangan. Dan Klien juga tidak menggunakan alat bantu

pendengaran.

Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Klien tidak lagi bisa mendengar

dengan baik dikarenakan usia Klien yang semakin bertambah.

 Hidung
Klien dapat mencium dengan baik.Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak

ada obstruksi didalam hidung.Dan didalam hidung Klien juga tidak ditemukan

adanya pendarahan maupun peradangan.

Fungsi Penciuman : baik, karna Klien masih bisa mencium dengan baik.

 Mulut

Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat.Gigi Klien hanya tinggal 3 batang itu

pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat.Klien

mengalami perubahan suara.Suara sesak, dan Klien mengalami kesulitan menelan.

Fungsi pengecapan : terganggu karna Klien sulit untuk mengunyah dikarenakan

gigi yang semakin lama semakin habis keropos dan adanya karies pada gigi Klien

 Leher

Pada leher Klientidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid.Nyeri tidak

ada, dan pada leher Klien juga tidak ditemukan benjolan.

 Payudara

Ukuran dan bentuk payudara Klien normal. Dan tidak ditemukan adanya kelainan

pada payudara Klien Dan pada payudara Klien juga tidak ditemukan adanya

benjolan dan pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu.

 Pernapasan

Inspeksi : simetris kedua lapangan paru

Perkusi : sonor kedua lapangan paru

Palpasi : strem premitus kedua lapangan paru

Auskultasi :vesikuler kedua lapangan paru

 Kardiovaskuler

Klien sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Klien sering

mengalami sesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Klien meminum neo napacin
1x dalam sehari. Sedangkan didaerah kaki, Klien tidak lagi dapat berjalan dengan

baik, Klien berjalan bungkuk dan terdapat perubahan warna kaki pada Klien

 Gastrointestinal

Klien mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi.dan Klienjuga

mengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati. Tetapi walaupun

Klienmengalami disfagia tetapi Klien masih dapat mencerna makanan dengan baik,

walaupun sedikit demi sedikit.

 Musculoskeletal

Klienmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Klien tidak mempunyai

masalah dengan cara berjalan. Klien masih bisa berjalan sendiri tanpa menggunakan

alat bantu seperti tongkat.

 Sistem saraf pusat

Klien mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Klien mengatakan kalau

dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung. Karena semakin

meningkatnya usia maka Klien mengalami masalah pada memorinya, sehingga

Klien tidak mampu mengingat semua masa lalunya.

 Sistem endokrin

Klien mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika

diberi respon, dan Klien juga menagalami perubahan pada rambut, rambut

Klien putih dengan uban.

 Integument

Klien mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan karena

Klien tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya sering

mengalami gatal - gatal.


 Psikososial

Klien mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Klien juga

mengaku kalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya. Dan Klien

juga mengatakan kalau dia sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.

3.2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1.  Ds : Klien mengatakan
pandangan tidak jelas, pandangan Penurunan tajam Penurunan
berkabut. penglihatan persepsi sensori :
 Do :visus berkurang, penurunan Penglihatan
ketajaman penglihatan, dan
terdapat kekeruhan pada lensa
mata.

2.  Ds : Pasien mengatakan cemas


dan takut. Kurang pengetahuan Ansietas
 Do : Nadi meningkat, tekanan tentang proses penyakit
darah meningkat, wajah tampak
gelisah, wajah murung dan sering
melamun.

3.  Ds : Klien mengatakan tidak bisa


melihat dengan jelas, pandangan
kabur. Penurunan fungsi Gangguan
 Do : Klien tidak dapat banyak penglihatan perawatan diri
bergerak, kondisi tubuh
tidakrapidan tampak acak -
acakan.
4.  Ds : Klien mengatakan pedih di
daerah mata. Luka dimata Nyeri
 Do: Wajah meringis menahan
sakit, klien berusaha memegang
daerah mata

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan ketajaman penglihatan d/d

visus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapat kekeruhan pada

lensa mata

2. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d Nadi meningkat,

tekanan darah meningkat, wajah tampak gelisah, wajah murung dan sering

melamun.

3. Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidak dapat

banyak bergerak, kondisi tubuh tidak rapi dan tampak acak - acakan.

4. Nyeri b/d luka dimata d/d Wajah meringis menahan sakit, klien berusaha

memegang daerah mata.


3.4 Catatan Perkembangan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan


1. 3 April 2012 Penurunan persepsi sensori S: pasien mengatakan pandangan
Penglihatan b/d penurunan masih tak jelas
ketajaman penglihatan d/d O:masih terdapat penurunan
visus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan dan
ketajaman penglihatan, dan visus berkurang
terdapat kekeruhan pada A: masalah belum teratasi
lensa mata. P : intervensi dilanjutkan

I:
- Kaji ketajaman penglihatan
klien
- Identifikasikan alternatif untuk
optimalisasi sumber
rangsangan
- Sesuaikan lingkungan untuk
optimalisasi penglihatan :
- Orientasikan klien terhadap
ruangan
- Letakkan alat yang sering
digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat
- Berikan pencahayaan cukup
- Letakkan alat ditempat yang
tetap
- Hindari cahaya yang
menyilaukan
- Anjurkan penggunaan
alternatif rangsang lingkungan
yang dapat diterima : auditorik,
taktil.
E : masalah belum teratasi
R : R/T dilanjutkan
Ansietas b/d kurang
pengetahuan tentang proses S:pasien mengatakan sedikit
penyakit d/d nadi tenang
meningkat, tekanan darah O : pasien sudah tenang
meningkat, wajah tampak A : masalah sedikit teratasi
gelisah, wajah murung dan P : intervensi dilanjutkan
sering melamun. I:
- Kaji adanya tanda dan gejala
ansietas.
- Gunakan suatu sistem
pendekatan yang tenang dan
meyakinkan klien.
- Jelaskan mengenai penyakit
yang dialami oleh klien, dan
berikan klien dukungan untuk
membangkitkan semangat
hidupnya.
- Jawab pertanyaan yang
diajukan klien secara jujur dan
berikan waktu untuk klien
mengekspresikan perasaannya.
- Ingatkan pasien untuk minum
obat tepat waktu.
E : masalah sedikit teratasi
R : R/T dilanjutkan.
Gangguan perawatan diri
b/d Penurunan fungsi S : klien mengatakan pandangan
penglihatan d/d Klien tidak masih kabur
dapat banyak bergerak, O : klien tidak bisa bergerak
kondisi tubuh tidak rapi banyak
dan tampak acak - acakan. A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan.
I:
- Terangkan pentingnya
perawatan dan kebersihan diri
pada klien
- Bantu klien untuk memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya,
mis : ganti baju, dan berhias
setelah mandi.
- Secara bertahap libatkan klien
dalam memenuhi kebutuhan
diri.
E : masalah belum teratasi
R : intervensi dilakukan
Nyeri b/d luka dimata d/d
Wajah meringis menahan S : pasien mengatakan pedih
sakit, klien berusaha daerah mata
memegang daerah mata. O : pasien meringis menahan sakit
A : masalah sedikit teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I:
- Kaji skala nyeri setiap hari
- Anjurkan untuk melaporkan
perkembangan nyeri setiap hari
atau segera saat terjadi
peningkatan nyeri mendadak
- Anjurkan klien untuk tidak
melakukan gerakan tiba - tiba
yang dapat memprovokasi
nyeri
- Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi kepada klien
- Lakukan tindakan kolaboratif
untuk pemberian analgesic
topical/sistemik.
E : masalah sedikit teratasi
R : intervensi dilanjutkan

2. 4 April 2012 Penurunan persepsi sensori S: pasien mengatakan pandangan


Penglihatan b/d penurunan masih tak jelas
ketajaman penglihatan d/d O:masih terdapat penurunan
visus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan dan
ketajaman penglihatan, dan visus berkurang
terdapat kekeruhan pada A : masalah belum teratasi
lensa mata. P : intervensi dilanjutkan
I:
- Kaji ketajaman penglihatan
klien
- Identifikasikan alternatif untuk
optimalisasi sumber
rangsangan
- Sesuaikan lingkungan untuk
optimalisasi penglihatan :
- Orientasikan klien terhadap
ruangan
- Letakkan alat yang sering
digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat
- Berikan pencahayaan cukup
- Letakkan alat ditempat yang
tetap
- Hindari cahaya yang
menyilaukan
- Anjurkan penggunaan
alternatif rangsang lingkungan
yang dapat diterima : auditorik,
taktil.
E : masalah belum teratasi
R : R/T dilanjutkan

Ansietas b/d kurang


pengetahuan tentang proses S : pasien mengatakan sedikit
penyakit d/d nadi tenang
meningkat, tekanan darah O : pasien sudah tenang
meningkat, wajah tampak A : masalah sedikit teratasi
gelisah, wajah murung dan P : intervensi dilanjutkan
sering melamun. I:
- Kaji adanya tanda dan gejala
ansietas.
- Gunakan suatu sistem
pendekatan yang tenang dan
meyakinkan klien.
- Jelaskan mengenai penyakit
yang dialami oleh klien, dan
berikan klien dukungan untuk
membangkitkan semangat
hidupnya.
- Jawab pertanyaan yang
diajukan klien secara jujur dan
berikan waktu untuk klien
mengekspresikan perasaannya.
- Ingatkan pasien untuk minum
obat tepat waktu.
E : masalah sedikit teratasi
R : R/T dilanjutkan.
Gangguan perawatan diri
b/d Penurunan fungsi S : klien mengatakan pandangan
penglihatan d/d Klien tidak masih kabur
dapat banyak bergerak, O : klien tidak bisa bergerak
kondisi tubuh tidak rapi banyak
dan tampak acak - acakan. A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan.
I:
- Terangkan pentingnya
perawatan dan kebersihan diri
pada klien
- Bantu klien untuk memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya,
mis : ganti baju, dan berhias
setelah mandi.
- Secara bertahap libatkan klien
dalam memenuhi kebutuhan
diri.
E : masalah belum teratasi
R : intervensi dilakukan

Nyeri b/d luka dimata d/d


Wajah meringis menahan S : pasien mengatakan pedih
sakit, klien berusaha daerah mata
memegang daerah mata. O : pasien meringis menahan sakit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan.
I:
- Kaji skala nyeri setiap hari
- Anjurkan untuk melaporkan
perkembangan nyeri setiap hari
atau segera saat terjadi
peningkatan nyeri mendadak
- Anjurkan klien untuk tidak
melakukan gerakan tiba - tiba
yang dapat memprovokasi
nyeri
- Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi kepada klien
- Lakukan tindakan kolaboratif
untuk pemberian analgesic
topical/sistemik.
E : masalah sedikit teratasi
R : intervensi dilanjutkan
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan – kesenangan yang penulis

jumpai antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus pada Asuhan Keperawatan Pada Klien

Dengan Gangguan Sistem Penglihatan Katarak diWisma Matahari UPT Pelayanan

Lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai - Medan. Selanjutnya penulis akan memaparkan

hambatan dan dukungan dalam melakukan asuhan keperawatan yang meliputi :

pengkajian, diagnosakeperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Selama pengkajian penulis tidak ada mengalami kesulitan/ hambatan dalam

mengumpulkan data atau informasi, mengenai status kesehatan pasien ataupun data lain

tentang penulisan, di perlukan dalam penyusunan studi kasus ini penulis mendapat

bantuan penuh dari pasien, perawat, dan dokter yang merawat pasien atau tim terkait.

4.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah

kesehatan pasien yang dapat disertai dengan tindakan keperawatan. Berdasarkan

kepustakaan yang ada penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan pada kasus dengan

gangguan sistem penglihatan katarak ini.

Adapun diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis ini adalah :

1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler,

kehilangan vitreous.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
3. Gangguan sensori–perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori/status

organ indra, lingkungan secara terapeutik dibatasi d/d menurunnya ketajaman,

gangguan penglihatan, perubahan respons biasanya terhadap rangsang.

4. Kurang pengetahuan (Kebutuhan Belajar) tentang kondisi, prognosis, pengobatan

b/d tidak mengenal sumber informasi , salah interprestasi informasi, keterbatasan

kognitif.

Sedangkan diagnosa keperawatan dalam tinjauan kasus adalah :

1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan ketajaman penglihatan d/d

visus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapat kekeruhan pada

lensa mata

2. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d Nadi meningkat,

tekanan darah meningkat, wajah tampak gelisah, wajah murung dan sering

melamun.

3. Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidak dapat

banyak bergerak, kondisi tubuh tidak rapi dan tampak acak - acakan.

4.3 Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini penulis membuat asuhan asuhan keperawatan

yang teritik tolak pada perrmasalahan yang terjadi setelah msalah keperawatan di

tetapkan sesuai dengan prioritas masalah maka langkah selanjutnya adalah

merumuskan tinjauan berdasarkan hasil yang ingin dicapai agar tindakan yang di yang

dilakukan perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tindaakan ini.

Pada tahap ini penulis secara umum tidak menemukan hambatan dan kesulitan

di karenakan adanya kerja sama yang baik antara anggota tim kesehatan dan orang -

orang disekitar klien.


4.4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tindakan keperawatan yang direncanakan oleh

perawat untuk dikerjakan dalam rangka menolong pasien. Faktor yang mendukung

adalah pasien mau bekerja sama dalam menerapkan asuhan keperawatan yang dibuat

oleh perawat.

Dalam hal ini penulis bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan

berpartisipasi aktif bersama pasien, selama penulis melakukan tindakan keperawatan

penulis juga melanjutkan pengkajian data-data untuk melihat perkembangan pasien

selanjutnya.

4.5 Evaluasi

Evaluasi adalah pengukuran keberhasilan rencana tindakan keperawatan dalam

memenuhi kebutuhan pasien. Tahap evaluasi ini merupakan tahap keberhasilan dalam

menggunakan proses keperawatan dalam pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini

penulis tidak menemukan hambatan karna hasil yang diharapkan dapat d lihat dengan

jelas semua tindakan keperawatan yang penulis laksanakan dapat berhasil dengan baik.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dalam melakukan “Asuhan Keperawatan

pada Klien dengan Ganguan Sistem Penglihatan Katarak Di Wisma Matahari UPT

Pelayananan sosial Lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai - Medan, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Selama dalam tahap pengkajian, penulis tidak mengalami kesulitan dan hambatan

dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Hal ini

dikarenakan adanya kerjasama yang baik dari klien, orang terdekat dan tim medis

lainnya.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah

kesehatan pasien yang di sertai dengan tindakan keperawatan.dalam tinjauan

teoritis penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan, sedangkan dalam tinjauan

kasus penulis hanya mengangkat 4 diagnosa keperawatan.Karena selama tahap

pengkajian penulis tidak menemukan semua persamaan antara diagnosa dari

tinjauan kasus dengan tinjauan teoritis.Karena itu tidak dialami sepenuhnya oleh

pasien yang di kaji oleh penulis.

3. Intervensi

Pada tahap intervensi penulis menetapkan beberapa rencana tindakan yang sesuai

dengan masalah - masalah yang dihadapi oleh pasien. Dalam

melakukan perencanaan ini penulis tidak menemukan hambatan dan kesulitan

dikarenakan semua rencana tindakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan


yang telah disesuaikan. Dan perencanaan ini dibuat berdasarkan keadaan dan

kondisi pasien.

4. Implementasi

Setelah menyusun beberapa rencana keperawatan kemudian penulis melanjutkan

kepada tindakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang disesuaikan

dengan perencanaan yang berarti.Karena rencana tindakan yang dibuat dapat

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Hal ini dapat terlaksana dengan baik

dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara perawat, orang terdekat klien, dan

tim medis lainnya. Di samping itu juga didukung oleh sarana dan prasarana yang

ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai - Medan.

5. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Dalam tahap ini

penulis mendapatkan hasil dari pengamatan masalah pasien dan mendapat respon

dari orang - orang disekitar pasien.Pasien terhadap tindakan keperawatan yang di

berikan.Meskipun tidak semua masalah dapat teratasi namun asuhan keperawatan

yang diberikan telah banyak membantu dalam mengatasi masalah pasien.

5.2. Saran

1. Kepada pasien dianjurkan untuk tetap mempertahankan kebersihan dirinya. Dan

kepada penanggung jawab panti jompo khususnya di wisma sakura disarankan

untuk terus memperhatikan kondisi klien baik itu pola makannya, pola

istirahatnya, dan sebagainya.

2. Kepada perawat yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita

Wilayah Binjai - Medan. Disarankan untuk lebih teliti dan lebih memperhatikan

kondisi pasien. Serta selalu memantau kondisi pasien. Terutama dalam


pelaksanaan asuhan keperawatan diharapkan adanya kecermatan dan ketelitian

terhadap tindakan yang akan dilakukan.

3. Kepada UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai - Medan

diharapkan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan

keperawatan dan memenuhi segala perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.

Kepada institusi, di harapkan laporan kasus ini dapat bermanfaat dan dapat menambah referensi
buku - buku terbaru tentang askep katarak

Anda mungkin juga menyukai