Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anisia Puspitarini

NIM : 161396
Tingkat : III B

RESUME SKOLIOSIS
A. Definisi
Skoliosis adalah kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkakan tulang
belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang kea rah samping kiri atau kanan.
Memiliki arti lain yaitu lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat rotasi
atau deformitas vertebra.

B. Etiologi
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis :
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan
tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut :
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvennil
3. Idiopatik atau penyebab tidak diketahui

C. Manifestasi Klinis
a. Struktur otot tidak sama
b. Penonjolan tulang bahu
c. Tulang belakang melengkung secara abnormal kea rah samping
d. Bahu dan pinggul kiri dan kanan tidak sama tinggi
e. Nyeri punggung
f. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri
g. Skoliosis yang berat lebih dari 60° bias menyebabkan gangguan pernapasan
h. Kedudukan atau zise payudara tidak sama
i. Panjang tangan di sisi badan kiri dan kanan tidak sama

D. Klasifikasi
Secara umum skoliosis dibagi dua, yaitu:
a. Nonstruktural, skoliosis tipe ini bersifat reversible (dapat dikembalikan ke bentuk
semula), dan tanpa perputaran atau rotasi dari tulang punggung. Pada skoliosis
postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap berbagai
keadaan diluar tulang belakang.
b. Struktural : Skoliosis tipe ini bersifat irreversible dan dngan rotasi dari tulang
punggung. Bias disebabkan karena factor (idiopatik, osteopatik(kongenital),
Neuropatik)

E. Patofisiologi
Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut skoliosis ini berawal dari adanya
syaraf yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruas-ruas tulang belakang. Tarikan
ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang belakang berada pada garis yangnormal yang
bentuknya seperti penggaris atau lurus. Tetapi karena suatu hal, diantaranya kebiasaan
duduk yang miring, membuat sebagian syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini terus
berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan mati. Ini berakibat pada
ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. Oleh karena itu, tulang belakang
penderita bengkok atau seperti huruf S.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang punggung yang
meliputi :
1) Foto AP dan lateral ada posisi berdiri : foto ini bertujuan untuk menentukan derajat
pembengkokan skoliosis.
2) Foto AP telungkup
3) Foto force bending R and L : bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan
setelah dilakukan bending.
4) Foto pelvik AP
Pada keadaan tertentu seperti adanya defisit neurologis, kekakuan pada leher, atau
sakit kepala.
5) Dapat dilakukan pemeriksaan MRI.
G. Penatalaksanaan
 Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat, dan lokasi
kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20
derajat, biasanya tidak perlu pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan
secara teratur setiap 6 bulan.
 Pada anak- anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30,
karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk
memperlambat progresivitas kelengkungan vertebra. Brace dari Milwaukee & Boston
efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23
jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
 Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskular. Jika
kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.
 Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang.
Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang
sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin
perlu dipasang Brace untuk menstabilkan tulang belakang. Kadang diberikan
perangsangan elektrospinal, dimana otot vertebra dirangsang dengan arus listrik rendah
untuk meluruskan vertebra.

DAFTAR PUSTAKA

Crown, Elisabeth. 2009. Buku Saku Patodisiologi. Jakarta : EGC

Borysov M dan Borysov A. Scoliosis short-term rehabilitation (SSTR) acording to best


pratice standards are the result repeatable ? Scoliosis Journal. 7.1: 17 Januari 2012:
1-5
Patias. Et al. 2010. A review of the trunk surface metrics used as Scolosis and other
deformities evaluation indices. Scoliosis jurnal. 5. 12: 29 juni 2010: 1-20

Anda mungkin juga menyukai