PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pendekatan saintifik?
2. Apa saja karakteristik pendekatan saintifik?
3. Apa saja langkah–langkah pendekatan saintifik?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan saintifik?
5. Apa tujuan pendekatan saintifik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pendekatan saintifik.
2. Untuk mengetahui karakteristik pendekatan saintifik.
3. Untuk mengetahui langkah – langkah pendekatan saintifik.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan saintifik.
5. Untuk mengetahui tujuan pendekatan saintifik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan (Jakarta:Kencana,2016),
hlm 127
3
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dielaborasi untuk tiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut, memiliki lintasan perolehan (proses psikologi) yang berbeda.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan
diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta. Sedangkan sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2
Ika Maryani dan Laila Fatmawati. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Yogyakarta:Deepublish,2018). hlm 1
4
berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba–coba,
dan asal berpikir kritis (Kemendikbud, 2013 : 142). Perubahan proses
pembelajaran dari peserta didik diberi tahu, menjadi peserta didik, mencari
tahu, dan proses penilaian dari berbasis output menjadi berbasis proses dan
output. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses,
dan hasil belajar secara utuh (Permen No. 65 Tahun 2013).3
3
Ibid, hlm 3
5
4. Melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi.4
Dikutip dari Majid dan Rochmah (2014), proses pembelajaran
bersifat ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Substansi atau meteri pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-
peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berpikir secara
kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi
pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama
lain dari substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangakan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.
4
JE Siswo Pangarso.Jurus Jitu Mendampingi Belajar Anak di Usia Emas.(Jakarta:Elex Media
Komputindo,2017)hlm 70
6
2. Faktual, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalah
– masalah factual yang terjadi di sekitar peserta didik.
3. Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang
sistematis dan tahapan belajar belajar ini berfungsi sebagai panduan
pelaksanaan pembelajaran.
4. Bermetode, artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran
ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya.
5. Cermat dan Tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk membina
kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam mengkaji sebuah
fenomena atau objek belajar tertentu.5
1. Mengamati (Observing)
Mengamati / observing adalah “kegiatan studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala yang psikis
dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Kegiatan mengamati
dilakukan dengan tujuan untuk “mengerti ciri-ciri dan luasnya
signifikansi dari interrelasinya elemen-elemen / unsur-unsur
tingkahlaku manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam
pola-pola kultural tertentu”. Dalam kegiatan pembelajaran; siswa
mengamati objek yang akan dipelajari (Hosnan, 2014:40).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Dengan metode observasi
peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek
yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru
(Kurinasih dan Sani, 2013:142).
5
Ika Maryani dan Laila Fatmawati. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Yogyakarta:Deepublish,2018). hlm 5
7
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81, hendaklah guru
membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda
atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang
akan diobservasi
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.
Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran melibatkanpeserta
didik secara langsung. Dalam hal ini, guru harus memahami bentuk
keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.
1) Observasi biasa (common observation). Pada observasi ini,
peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan
observasi. Peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan
pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
2) Observasi terkendali (controlled observation). Observasi ini sama
halnya dengan observasi biasa, akan tetapi perbedaannya pada
pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi
yang dikhususkan.
8
3) Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi
ini, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku
atau objek yang diamati. Selama proses pembelajaran, peserta didik
dapat melakukan observasi dengan dua cara pelibatan diri, yaitu
observasi berstruktur dan observasi tidak berstruktur.6
2. Menanya (Questioning)
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi
yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat. Pada kegiatan pembelajaran ini, siswa melakukan
pembelajaran bertanya (Hosnan. 2014:49)
Langkah-langkah penerapan model questioning yang dapat
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Model pertama
Model pertama ini, menentukan media kontekstual sesuai
materi dan dapat merangsang peserta didik untuk bertanya atau
mengembangkan pertanyaan. Kemudian memajang atau
membagikan media yang telah dipersiapkan dan memberikan
waktu kepada peserta didik untuk memperhatikan media tersebut.
Menugaskan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru dan membuat pertanyaan untuk dibahas.
Selanjutnya mengadakan kegiatan tanya jawab antara guru dan
6
Ika Maryani dan Laila Fatmawati. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Yogyakarta:Deepublish,2018). hlm 13
9
peserta didik sekitar materi yang dibahas dengan mengacu pada
media pembelajaran.
b. Model kedua
Model ini adalah memilih salah satu KD yang sesuai, lalu
menentukan media kontekstual, sesuai KD dan dapat merangsang
peserta didik untuk bertanya atau mengembangkan pertanyaan.
Mengajak peserta didik untuk saling membuat pertanyaan dan
memberikan waktu kepada peserta didik untuk memperhatikan
media tersebut. Kemudian menukar pertanyaan dengan
kelompok/peserta didik lain dan mengadakan kegiatan tanya jawab
multi arahan yang dipandu oleh guru tentang materiyang dibahas
dengan mengacu pada media pembelajaran dan daftar pertanyaan
yang telah dibuat peserta didik.
c. Questions Students Have
Menurut Silberman dalam Hosnan, langkah-langkah strategi
Questions Students Have, yaitu membagikan kertas kosong kepada
peserta didik, dan meminta peserta didik menulis beberapa
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang sedang
dipelajari. Kemudian memutar kertas tersebut dan diedarkan
kepada siswa berikutnya. Siswa tersebut membaca dan memberikan
tanda cek pada pertanyaan yang sesuai materi. Setelah itu, kertas
tersebut dikembalikan ke penanya, lalu guru memanggil beberapa
siswa berbagi pertanyaan mereka. Kertas tersebut dikumpulkan dan
pertanyaan-pertanyaan dipilih yang penting untuk dijawab dan
dibahas oleh guru. Questioning sebenarnya merupakan
pengembangan dari metode pembelajaran tanya jawab. Seperti
yang dikemukakan oleh Sudirman dalam Hosnan, bahwa metode
tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
siswa kepada guru, atau dari siswa ke siswa.
10
3. Mengumpulkan Informasi /mencoba (experimenting)
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu,
peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih diteliti, atau bahkan melakukan
eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumbr lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas
wawancara dengan narasumber, dan sebagainya. Adapun kompetensi
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat (Hosnan, 2014:57).
Pembelajaran dengan metode eksperimen, meliputi tahap-
tahap berikut:
a. Percobaan awal; pembelajaran diawali dengan melakukan
percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati
fenomena.
b. Pengamatan; merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan
percobaan. Siswa diharapkan untukmengamati dan mencatat.
c. Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya.
d. Verifikasi; kegiatan membuktikan kebenaran dari dugaan awal
yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok.
Siswa membuat kesimpulan dan dapat dilaporkan hasilnya.
e. Aplikasi konsep; setelah siswa merumuskan dan
menemukankonsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya.
11
f. Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam
kehidupannya.
12
Adapun aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk
meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan
tahapan berikut ini:
a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai dengan tuntutan kurikulum
b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau kuliah. Tugas
guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai
contoh-contoh.
c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang, dimulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks
d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati
e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
f. Adanya pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan
g. Evaluasi didasari atas perilaku yang nyata
h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
Metode dalam kegiatan menalar ada metode induktif dandeduktif.
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari
metode berfikir induktif. Sedangkan deduktif adalah metode berfikir
yang menerapkan hal-hal umum ke hal-hal yang khusus.
5. Mengomunikasikan Pembelajaran
Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka
pelajari. Pada harapan peserta didik untuk mengomunikasikan apa
yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik
mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara
13
bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil
kesimpulan yang telah dibuat bersama.
Kegiatan mengomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh
guru agar peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban
yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal
ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada
standar proses. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di
28 kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut.
Kegiatan “mengomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap, jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dalam
kegiatan mengomunikasikan peserta didik diharapkan sudah dapat
mempresentasikan hasil temuannya unruk ditampilkan di depan
khalayak ramai sehingga rasa berani memberikan komentar, saran,
atau perbaikan mengenai apa saja dipresentasikan oleh rekannya
(Hosnan, 2014:76).
Beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan
mengkomunikasikan adalah sebagai berikut:
1. Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan karakter dan
kegiatan yang telah disediakan oleh guru atau dalam buku
2. Setiap peserta didik memahami bagaimana mendeskripsikan hal-
hal yang ada disekitar mereka
14
3. Peserta didik/ kelompok peserta didik membacakan hasil kerja di
depan kelas, dan bergiliran
4. Setiap kelompok mendengarkan dengan baik, dan bisa memberikan
masukan tentang karakter atau kegiatan tersebut
5. Guru mengarahkan dan memastikan jalannya proses kegiatan agar
berjalan dengan baik dan semua peserta didik harus terlibat aktif
dalam kegiatan communicating
6. Setelah semua mempresentasikan hasil kerja, guru memberi
penjelasan tentang materi yang telah dipelajari dengan baik dan
benar.
15
2. Kegagalan dan kesalahan dalam melakukan eksperimen akan
berakibat pada kesalahan penyimpulan.
3. Apabila terdapat siswa yang kurang berminat terhadap materi yang
dipelajari, dapat menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif.
16
Tujuan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berfikir tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di masa siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Berdasarkan penjelasan tujuan tersebut, hasil yang didapat dari
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah peningkatan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi insan yang baik dan
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari
peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pendekatan saintifik sudah diterapkan pada lingkup pembelajaran,
diharapkan siswa dapat menggunakan metode ilmiah tersebut sebaik mungkin
sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya dapat memecahkan suatu
permasalahan dengan baik dan sistematik.
18
DAFTAR PUSTAKA
pukul 14.52)
pukul 16:28)
Pendidikan. Jakarta:Kencana
Siregar, Pariang Sonang dan Rindi G.H. 2019. Implementasi Kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar.Yogyakarta:Deepublish
Pangarso, Siswo JE. 2017. Jurus Jitu Mendampingi Belajar Anak di Usia Emas.
19