Anda di halaman 1dari 3

Analisis Dampak Merokok di Lingkungan Kampus ITS.

Tentu saja, merokok merupakan kegiatan yang tidak berfaedah dan dapat
mengganggu lingkungan sekitar. Merokok di lingkungan kampus ITS sangat tidak
dibenarkan dan ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal
tersebut. Berikut ini adalah dampak-dampak adanya orang yang merokok di
lingkungan kampus ITS :
1. ITS telah mendapatkan gelar eco campus. Karena itu jika kita masih merokok
di lingkungan kampus kita akan menodai nama ITS sebagai kampus yang
cinta lingkungan dan bebas polusi.
2. Mengganggu proses pembelajaran civitas academica ITS. Karena polusi
dari asap rokok itu membuat udara menjadi kotor, tidak higenis dan
membuat orang yang menghirupnya menjadi tidak nyaman.
3. Menularkan penyakit. Karena berdasarkan penelitian dokter, perokok pasif
itu lebih bahaya kesehatanya daripada perokok aktif. Dan tentu saja perokok
yang ada di kampus itu sangat tidak menghargai civitas academica ITS yang
tidak merokok.
4. Menulari mahasiswa yang tidak merokok untuk menjadi perokok.
Dikarenakan pergaulan, maka bisa jadi mahasiswa yang tidak merokok untuk
menjadi perokok.
Karenanya merokok di lingkungan kampus itu sangat tidak baik dan selain
membawa dampak negatif bagi diri sendiri, juga membawa dampak negatif bagi
lingkungan dan civitas academica ITS
BAB 3
PENUTUP.

Saran.
Penggalangan kompaye bebas rokok, gaya hidup sehat seharusnya gencar di
lakukan di kampus guna memberikan kesadaran bagi para mahasiswa, dan sebagai
terapi secara psikologi , dengan harapan agar mengetahui bahaya rokok dan secara
perlahan meninggalkannya. Kemudian rasa kepedulian yang tinggi semestinya di
miliki oleh segenap mahasiswa yang tidak merokok untuk mengajak temen-temennya
berhenti merokok.
Memberikan kesadaran kepada para perokok, tidaklah cukup untuk membuat
mereka meninggalkan rokok. Pada dasarnya para perokok itu mengetahui akan
bahayanya rokok, oleh karena itu haruslah adanye pressure untuk memberikan epek
jera kepada para rokok, dengan cara memberikan hukuman pada mahasiswa yang
merokok. Kebijakan ini pun telah di pakai oleh berbagai negara, tak terkecuali di
Indonesia yang menerapkan larangan, merokok di tempat-tempat tertentu, misalnya di
tempat-tempat umum. Para perokok yang melanggar akan di kenakan sanksi, berupa
denda hingga kurungan penjara. Hal-hal demikian akan cukup membantu
menciptakan lingkungan kampus yang nyaman dan bersih dari puntung dan asap
rokok.
Menghimbau para perokok agar tidak merokok di lingkungan ITS. Dengan tidak
merokok di lingkungan ITS membuat lingkungan ITS menjadi nyaman.
Yang terakhir, saran dari kami ialah pengadaan sanksi bagi para perokok yang
merokok di lingkungan kampus. Dengan adanya sanksi ini diharapkan jumlah
perokok berkurang.

Kesimpulan.
Di ITS masih banyak ditemukan fenomena merokok di lingkungan kampus.
Dimana hal tersebut sudah tentu merupakan hal yang tidak diperbolehkan dan sangat
mengganggu orang lain.
Kebijakan Pengadaan larangan merokok bagi para perokok yang berasa di
lingkungan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hal ini merupakan suatu
bentuk dukungan terhadap kesehatan masyarakat sekitar kampus. Selain itu, kebijakan
ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas seluruh civitas academica, membuat
kampus lebih kondusif,nyaman bagi semua orang, mengurangi jumlah perokok, dan
tercapainya visi eco campus di ITS.
Namun, kebijakan ini sangat riskan diabaikan oleh mahasiswa mengingat jumlah
perokok yang besar dan minimnya sumber daya untuk menegakkan kebijakan ini.
Solusinya, perlu ada sanksi yang tegas dan kerja sama dengan mahasiswa untuk
membuat kebijakan yang efektif dalam menjadikan lingkungan kampus Institut
Teknologi Sepuluh Nopember yang sehat dan nyaman

Anda mungkin juga menyukai