Anda di halaman 1dari 11

Skenario

Seorang wanita menderita tumor otak yang dinyatakan tim dokter yang
merawatnya sebagai penyakit dengan tidak ada harapan sembuh kembali. Ia sudah
beberapa kali melakukan usaha bunuh diri atau tentamen suicide karena nyeri kepala
yang luar biasa. Anak laki-lakinya adalah dokter bedah yang sangat sayang dan
prihatin terhadap keadaan ibunya. Ibunya berungkali merengek kepada anaknya agar
diberi suntikan yang mematikan karena dia tidak tahan terhadap penyakitnya itu.
Awalnya anaknya menolak mengabulkan permintaan ibunya, tetapi melihat
penderitaan ibunya yang terus menangis kesakitan dan usaha bunuh diri terus menerus
dengan membentur-benturkan kepalanya, akhirnya anaknya mengabulkan permintaan
ibunya dengan memberikan suntikan pengurang rasa sakit dengan dosis berlebihan
agar ibunya tidak merasakan sakit kepala yang hebat itu lagi. Setelah memberikan
suntikan yang mematikan itu sang dokter bedah melaporkan dirinya ke Polisi. Tetapi
di pengadilan hakim menjatuhkan hukuman yang tidak sesuai dengan pasal
pembunuhan, karena sang dokter bedah tersebut menyuntikkaan suntikan yang
mematikan tersebut dengan rasa sayang yang dalam kepada ibunya karena
penderitaan berkepanjangan dan tidak ada harapan untuk sembuh.

1
Identifikasi Kata – Kata Sulit :

1. Euthanasia : Membantu mempercepat kematian dalam keadaan sakit yang


luar biasa dan tidak dapat disembuhkan
2. Tentamen suicide : Tindakan agresif untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri
kehidupan
3. Dosis : Takaran obat untuk sekali pakai dalam waktu tertentu
4. Tumor otak : Pertumbuhan sel – sel abnormal di dalam atau sekitar otak
5. Suntikan : Tindakan memasukkan cairan ke dalam tubuh

2
Brainstorming

1. Mengapa dokter bedah tersebut melaporkan dirinya ke polisi?


2. Mengapa dokter tersebut tidak langsung melakukan suntikan mati?
3. Mengapa pada awalnya sang anak menolak melakukannya?
4. Mengapa dokter tersebut tidak dijatuhi hukuman dengan pasal pembunuhan?
5. Mengapa dokter tersebut memilih cara menyuntikkan obat dengan dosis
berlebihan?

Jawaban Brainstorming

1. Karena dokter tersebut merasa melanggar beberapa peraturan UU, kodeki, dan
agama
2. Mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya serta tindakan yang akan
dilakukan
3. Karena dokter tersebut merasa melanggar beberapa peraturan UU, kodeki, dan
agama
4. Karena atas hasil pertimbangan alasan dokter tersebut melakukan euthanasia
5. Karena suntikan adalah cara yang paling efektif dalam kasus ini

3
Hipotesis

Rasa sakit berlebihan yang dirasakan oleh pasien dapat menyebabkan tentamen
suicide. Tentamen suicide bisa menjadi alasan dilakukannya euthanasia. Euthanasia
melanggar etik kedokteran yang terdapat di dalam kodeki dan sumpah dokter.

4
Learning Objective

LO 1. Memahami dan menjelaskan euthanasia


1.1 Definisi euthanasia
1.2 Macam – macam euthanasia
1.3 Cara melaksanakan euthanasia
1.4 Tujuan dan kondisi dilaksanakannya euthanasia
LO 2. Memahami dan menjelaskan kodeki yang menyangkut euthanasia
2.1 Sumpah dokter tentang euthanasia
2.2 Pasal dalam kodeki yang mengatur tentang euthanasia
2.3 Sanksi melakukan euthanasia
LO 3. Memahami dan menjelaskan pandangan agama islam terhadap euthanasia
LO 4. Memahami dan menjelaskan kaidah dasar bioetik
4.1 Definisi bioetik
4.2 Tujuan bioetik
4.3 Ciri – ciri bioetik
4.4 Macam – macam dan contoh bioetik

5
LO 1. Memahami dan menjelaskan euthanasia
1.1 Definisi euthanasia
Euthanasia berasal dari kata Yunani Euthanathos. Eu : baik, tanpa
penderitaan. Tamathos : mati. Euthanasia berarti mati dengan baik tanpa
penderitaan. Definisi euthanasia menurut beberapa sumber :
a. Kamus Kedokteran Dorland
Euthanasia dalam kamus kedokteran Dorland mengandung dua arti,
yaitu :
1. Suatu kematian yang mudah atau tanpa rasa sakit
2. Pembunuhan dengan kemurahan hati, pengakhiran kehidupan seseorang
yang menderita penyakit yang tak dapat disembuhkan dan sangat menyakitkan
secara hati-hati dan sengaja
b. Jurnal euthanasia
Euthanasia merupakan upaya yang mana dilakukan untuk dapat
membantu seseorang dalam mempercepat kematian secara mudah akibat
ketidakmampuan menanggung derita yang panjang dan tidak ada lagi harapan
untuk hidup atau disembuhkan.
c. Oxford English Dictionary
Euthanasia dalam Oxford English Dictionary dirumuskan sebagai
kematian yang lembut dan nyaman, dilakukan terutama dalam kasus penyakit
yang penuh penderitaan dan tak tersembuhkan
d. Kodeki
Euthanasia dalam kodeki mengandung tiga arti, yaitu :
1. Berpindah kea lam baka dengan tenang dan aman tanpa penderitaan dan bai
mereka yang beriman dengan menyebut nama Allah di bibir
2. Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit dengan
memberinya obat penenang
3. Mengakhiri penderitaan hidup orang sakit dengan sengaja atas permintaan
pasien sendiri dan keluarganya

1.2 Macam – macam euthanasia


Berdasarkan cara dilaksanakannya:
1) Pasif : Perbuatan menghentikan/ mencabut segala tindakan medis
yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia.
2) Aktif : Perbuatan yang dilakukan secara medis melalui intervensi
aktif oleh seorang dokter dengan tujua untuk mengakhiri hidup manusia.
a) Aktif langsung (direct) : Dilakukannya tindakan medik
secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien
disebut juga mercy killing.
b) Aktif tidak langsung (indirect) : Saat dokter atau tenaga
kesehatan melakukan tindakan medik untuk meringankan
penderitaan pasien, namun mengetahui adanya resiko dapat
memperpendek/mengakhiri hidup seseorang.
Berdasarkan yang memberi permintaan:
1) Volenteer : euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien
secara sadar dan diminta berulang-ulang.
2) Involenteer : euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah
tidak sadarkan diri dan atas permintaan keluarga pasien.

6
1.3 Cara melaksanakan euthanasia
Cara melaksanakan euthanasia dibagi menjadi dua, yaitu euthanasia
aktif dan pasif. Cara melaksanakan euthasia aktif yaitu dengan memberikan
suntikan zat ke dalam tubuh pasien. Sedangkan cara melaksanakan euthanasia
pasif yaitu dengan melepas alat bantu dan menghentikan pemberian obat.

1.4 Tujuan dan kondisi dilaksanakannya euthanasia


Tujuan euthanasia :
1. Untuk meringankan penderitaan si pasien yang telah mengalami
penyakit menahun (akut) dan sudah tipis harapan untuk sembuh.
2. untuk dapat meringankan pula keluarga pasien yang ditinggal
apalagi kalau kehidupan mereka tergolong ekonomi menengah.

Kondisi dilaksanakannya euthanasia menurut sebuah karangan


berjudul "The Slippery Slope of Dutch Euthanasia" dalam majalah Human
Life International Special Report Nomor 67, November 1998, halaman 3
melaporkan bahwa sejak tahun 1994 setiap dokter di Belanda dimungkinkan
melakukan euthanasia dan tidak akan dituntut di pengadilan asalkan mengikuti
beberapa prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur tersebut adalah
mengadakan konsultasi dengan rekan sejawat (tidak harus seorang spesialis)
dan membuat laporan dengan menjawab sekitar 50 pertanyaan.
Ada tiga petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan syarat
prasarana luar biasa. Pertama, dari segi medis ada kepastian bahwa penyakit
sudah tidak dapat disembuhkan lagi. Kedua, harga obat dan biaya tindakan
medis sudah terlalu mahal. Ketiga, dibutuhkan usaha ekstra untuk
mendapatkan obat atau tindakan medis tersebut. Dalam kasus-kasus seperti
inilah orang sudah tidak diwajibkan lagi untuk mengusahakan obat atau
tindakan medis.

LO 2. Memahami dan menjelaskan kodeki yang menyangkut euthanasia


2.1 Sumpah dokter tentang euthanasia
Declaration of Geneva 1948 dan Declaration of Sydney
1968 menyebutkan bahwa, “Pasal 1 : Saya akan membaktikan hidup saya
guna kepentingan perikemanusia. Casal 6 : Saya akan menghormati setiap
hidup insani mulai dari saat pembuahan.” Peraturan Pemerintah 1969
tentang lafal sumpah dokter Indonesia bunyinya juga serupa
dengan Declaration of Geneva dan Declaration of Sydney. Pada Kode
Etik Kedokteran Indonesia Bab II tentang kewajiban dokter terhadap
pasien, tidak memperbolehkan mengakhiri penderitaan dan hidup orang
sakit, yang menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi
(euthanasia) (Veronica, 2005).
2.2 Pasal dalam kodeki yang mengatur tentang euthanasia
Pasal – pasal di dalam kodeki yang mengatur tentang euthanasia
terdapat dalam :
a. Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya
sesuai dengan standar profesi tertinggi.
b. Pasal 7d

7
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi
hidup setiap insani

2.3 Sanksi melakukan euthanasia


a. Pasal 344 KUHP
Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sunguh-
sunguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.
b. Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
c. Pasal 340 KUHP
Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu
merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan
rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
d. Pasal 359 KUHP
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan
orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
e. Pasal 345 KUHP
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya
untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
kalau orang itu jadi bunuh diri.

LO 3. Memahami dan menjelaskan pandangan agama islam terhadap euthanasia


a. HR al-bukhari dan Muslim
Tidaklah suatu musibah menimpa seseorang Muslim, kecuali Allah
menghapuskan dengan musibah itu dosanya, hatta sekadar duri yang
menusuknya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas menunjukkan bolehnya tidak berobat. Jika hadis ini
digabungkan dengan hadits pertama di atas yang memerintahkan berobat maka
hadis terakhir ini menjadi indikasi (qarînah), bahwa perintah berobat adalah
perintah sunnah, bukan perintah wajib. Kesimpulannya, hukum berobat adalah
sunnah (mandûb), bukan wajib (Zallum, 1998: 69), termasuk dalam hal ini
memasang alat-alat bantu bagi pasien.

b. QS Al-Najm ayat 44

Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.

c. QS An-nisa ayat 93

8
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinnya serta menyediakan azab yang besar baginya.

d. HR Al Bukhari muslim
Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang
ada di dunia niscaya pada hari kiamat, ia akan disiksa dengan cara seperti itu
pula

e. QS Al-Isra ayat 33

DDan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam
membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

f. QS Al-an’am ayat 151

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh


Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi
rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu
yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).

9
LO 4. Memahami dan menjelaskan kaidah bioetik
4.1 Definisi kaidah bioetik
Bioetik berasal dari kata bios= kehidupan dan ethos= norma - norma
atau moral – moral. Bioetik merupakan studi interdisipliner tentang masalah –
masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak
hanya memperhatikan masalah – masalah yang terjadi pada masa sekarang,
tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.

4.2 Tujuan kaidah bioetik


Terdapat kesenjangan antara pemahaman dokter berkaitan dengan
filsafat moral (karena dokter bukan filsuf) dengan pakar filsafat. Karena itu
diperlukan panduan praktis yang merupakan hasil pemikiran mendalan dari
filsuf, tetapi dapat langsung diaplikasikan tanpa membuat dokter merasa
bersalah atauberdosa. Panduan atau pedoman praktis itu termuat dalam kaidah
dasar bioetika, sebagai filsuf menyebutkannya principalism. Kaidah dasar
bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik.

4.3 Ciri – ciri kaidah bioetik


Bioetika memiliki tiga ciri khas, antara lain
1. Sifat interdisipliner
Rupanya tidak dapat diragukan bahwa dalam kerja sama antar ilmu itu etika
(sebagai ilmu) memgang peranan sentral. Tetapi ada banyak ilmu lain yang
terlibat juga. Pertama - tama harus di sebut ilmu kedokteran dan ilmu hayati
(the life sciences). Karena terutama masalah merekalah yang dibicarakan
dalam konteks interdisipliner ini. Di samping itu, ada banyak ilmu lain lagi
yang ikut serta juga, seperti sosiologi, hukum, filsafat (lebih luas daripada
etika saja), teologi, dan lain lain. Dengan demikian, bioetika menjadi semacam
‘meja bundar’ yang mengumpulkan berbagai ilmu yang menaruh perhatian
khusus untuk masalah kehidupan (bios).
2. Sifat internasional
Karena bioetika membahas masalah – masalah yang timbul dalam
perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu – ilmu hayati, tidak mengherankan
juga bahwa bioetika bersifat global. Walaupun tempat, kebudayaan, dan
bahasa bisa berbeda – beda, masalah – masalah yang dibahas bioetika pada
dasarnya sama semua. Namun hal itu tidak berarti bahwa masalah – masalah
itu harus dipecahkan dengan cara seragam. Dialog internasional dan
interkulturaf tentang bioetika memberi kesempatan untuk belajar yang satu
dengan yang lainnya.
3. Sifat pluralistic
Bioetika membentuk sebuah forum dimana semua pihak yang
berkepentingan dan berminat ikut serta. Diantara partisipan dalam dialog ini
kadang – kadang terdapat perbedaan cukup besar. Namun, yang penting
adalah bahwa semua ikut serta dalam wacana bioetika ini. Misalnya di bidang
teori etika sudah lama terdapat dua aliran yang tidak saja berbeda tetapi
kadang – kadang juga bertentangan, yang penting adalah bahwa kedua pihak
yang bersebrangan ini ikut dalam dialog bioetika yang sama. Jika tidak, akan
timbul polarisasi masyarakat yang sulit dijembatani. Jika bioetika menjadi
wacana yang dijalankan oleh kelompok terbatas saja, dengan sendirinya ia
akan kehilangan hakikatnya.

10
4.4 Contoh dan pembagian bioetik
1. Beneficence
Yaitu seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,
dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan sehat.
Ciri-ciri :
a. Mengutamakan Altruisme
b. Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan yang tidak hanya
menguntungkan seorang dokter.
c. Mengusahakan agar kebaikan/ manfaat lebih banyak disbanding kerugian.
d. Menjamin kehidupan baik manusia.
e. Memaksimalkan hak-hak pasien secara keseluruhan.
f. Menerapkan golden rule principle yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan.
2. Non maleficence
Yaitu suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling
sedikit resiko buruknya bagi pasien.
Ciri-ciri:
a. Menolong pasien yang emergency
b. Mengobati pasien yang luka
c. Tidak membunuh pasien
d. Tidak memandang pasien sebagai objek
f. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
g. Tidak melakukan white collar crime
3. Autanom
Yaitu seorang dokter menghormati martabat pasien dimana setiap
pasien diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak untuk menentukan
nasibnya sendiri, dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis
dan membuat keputusan sendiri.
Ciri-ciri :
a. Menghargai hak menentukan nasib sendiri.
b. Berterus terang menghargai privasi
c. Menjaga rahasia pasien
d. Melaksanakan Informed Consent
4. Justice
yaitu suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil
terhadap setiap pasien untuk kebahagian dan kenyaman pasien tersebut. Perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
social, dan kewarganegaraan tidak mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.
a. Memperlakukan pasien secara universal
b. Menghambat porsi terakhirdari proses membagi yang telah ia lakukan
c. Menghargai hak sehat pasien
d. Menghargai hak hukum pasien

11

Anda mungkin juga menyukai