Anda di halaman 1dari 2

MIKROBIOLOGI UMUM

1. Tuliskan contoh aplikasi dan mekanisme senyawa bakterisidal atau


bakteriostatik fenol, antibiotik, formaldehida, alkohol dan sulfonamida.(pilih salah
satu)

Chloramphenicol ( C11H12Cl12N2O5) adalah antibiotik yang digunakan secara


luas untuk mengobati pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.Antibiotik ini
diproduksi dari kultur Streptomyces Venezuelae yang tidak diproduksi secara
sintetik. Antibiotik Chloramphencol berfungsi untuk mengatasi beberapa jenis
infeksi pada tubuh seperti, meningitis yang disebabkan oleh bakteri, abses otak,
infeksi bakteri anaerobik rickettsia, infeksi meningel, infeksi sistemik, infeksi
mata(konjungtivitis dan infeksi okular), infeksi telinga(otitis eksterna).

Antibiotik Chloramphenicol memiliki efek bakteriostatik dan bakterisidal


terhadap beberapa bakteri yang sesuai, dan digunakan juga sebagai antibiotik untuk
infeksi berat. Bakterisidal adalah jenis antibiotik yang membunuh bakteri yang
bersifat ireversibel, sementara antibiotik bakteriostatik membatasi pertumbuhan
bakteri dan aksinya reversibel.Konsentrasi tinggi dari beberapa antibiotik
bakteriostatik dapat menjadi bakterisidal. Chloramphenicol memiliki efek
bakterisidal terhadap Streptococcus pneumonia, tetapi memiliki efek
bakteriostatik pada Streptococcus aureus dan Streptococcus grup B.

Mekanisme kerja Chloramphenicol yaitu menghambat sintesis protein dengan


cara menghambat aktivitas peptidil transferase dari ribosom bakteri, secara
spesifik mengikat residu A2451 dan A2452 dari 23s rRNA subunit ribosom 50s
untuk mencegah terjadinya ikatan peptida pada sinteses protein bakteri. Kondisi
ini mengakibat dinding sel bakteri yang pembentukannya menggunakan sintesis
protein tidak terbentuk sempurna serta adanya lubang-lubang pada dinding sel
bakteri. Lubang-lubang pada dinding sel tersebut yang menyebabkan kebocoran
bakteri sehingga terjadi kerusakan sel bakteri dan kemudian bakteri mengalami
kematian.
2. Tuliskan contoh mekanisme kematian sel karena pendinginan/pembekuan,
pengasinan, pemanisan, dan pengasaman (pilih salah satu)!

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan


memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia
makanan. Dalam melakukan pengawetan makanan perlu memperhatikan beberapa
hal, yaitu jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara
pengawetan yang dipilih dan daya tarik produk pengawetan makanan.

Pemanisan makanan adalah suatu proses pengawetan sederhana dan


tradisonal yang dilakukan dengan cara memberikan gula dengan tujuan untuk
mengawetkan karena air yang ada akan mengental pada akhirnya akan
menurunkan kadar air dari bahan tersebut sehingga air yang tersisa tidak dapat
digunakan untuk pertumbuhan mikroba. Konsentrasi gula yang ditambahkan
minimal 40% padatan terlarut sedangkan dibawah itu tidak cukup untuk
mencegah kerusakan karena bakteri, apabila produk tersebut disimpan pada suhu
kamar atau normal. Contoh pengawetan makanan dengan cara pemanisan adalah
susu, jeli, agar-agar, manisan buah, dan lain-lain.

Pada pembuatan manisan buah, buah direndam dengan gula sehingga


kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Hal tersebut
membuat larutan gula menjadi larutan hipertonik karena konsentrasi gula lebih
tinggi dari konsentrasi pelarutnya. Apabila terdapat bakteri di larutan hipertonik,
maka air akan keluar dari sel bakteri menuju larutan yang lebih pekat yaitu larutan
gula. Karena cairan dalam tubuh bakteri yang berkonsentrasi rendah dan
pelarutnya (air) keluar dari tubuh bakteri sehingga sel bakteri mengkerut atau
disebut krenasi sehingga kehilangan fungsinya. Bakteri akan menjadi rusak dan
hancur sehingga bahan makanan yang dicampurkan dengan larutan gula dapat
terhindar dari bakteri yang merusak isi kandungan bahan makanan tersebut, maka
makanan tersebut tidak akan cepat membusuk atau basi.

Anda mungkin juga menyukai