Disusun Oleh :
SMAN 1 LAHUSA
Kepala Sekolah
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Karena dengan izin dan anugrahNya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan PTK
ini.
Pendekatan Inquiry Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Dalam Pembelajaran Kimia Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa Organik Dan
Anorganik Sederhana Kelas X IPA.1 SMA Negeri 1 Lahusa”, tidak mampu peneliti
selesaikan dengan baik tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Tanpa
mengurangi rasa hormat, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah penulis sebutkan di atas, penulis merasa tidak dapat memberikan apa-apa kecuali
ucapan terima kasih yang tulus semoga Tuhan membalas semua kebaikan mereka
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa PTK ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi bahasa, isi, maupun analisisnya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan PTK ini. Semoga PTK ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Meningkatkan
B. Hasil Belajar
Hipotesis Tindakan Peserta Didik .................................................................
.......................................................................................
22
iv
BAB III METODE PENELITIAN
24
A. Subyek Penelitian ...................................................................................................
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................................
24
C. Kolaborator .............................................................................................................
24
D. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...............................................................................
24
E. Desain Penelitian ....................................................................................................
25
F. Metode Pengumpulan Data .....................................................................................
30
G. Analisis Data ..........................................................................................................
30
H. Indikator Keberhasilan ...........................................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan .............................................................................. 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 53
B. Saran .......................................................................................... 53
C. Penutup ...................................................................................... 54
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
permanent change in behavior that is the result of past experience” artinya, Belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan pengalaman masa
lalu.
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
peserta didik sebagai anak didik. Penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang
kurang tepat dan menonton dalam proses belajar mengajar membuat materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru sulit untuk dicerna oleh peserta didik. Sehingga peserta
6
utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik melalui
membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. Belajar merupakan usaha untuk
mengubah tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat. Supaya tujuan belajar
dapat optimal, maka diperlukan penerapan strategi belajar mengajar yang tepat. Agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka guru perlu membuat strategi,
yaitu “strategi belajar mengajar”. Kata strategi sendiri dapat diartikan sebagai suatu
rencana kegiatan yang dirancang secara seksama untuk mencapai tujuan. Strategi
belajar mengajar atau strategi pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran
yang dirancang secara seksama sesuai dengan tuntutan kurikulum sekolah untuk
Belajar mengajar adalah suatu istilah yang mengandung makna kegiatan interaksi
antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan
belajar mengajar karena dalam interaksi tersebut akan terjadi pengaruh timbal balik,
artinya bukan hanya peserta didik yang belajar dari gurunya tetapi guru juga akan
banyak belajar dari kegiatan itu. Dengan kata lain guru dan peserta didik adalah dua
komponen yang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi, agar peserta didik dapat belajar secara efektif
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta
7
didik.
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains
(physical science) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “Inquiry”. Pada pendekatan ini apa yang
kita peroleh sebagian besar didasarkan oleh hasil usaha kita sendiri atas dasar-dasar
yang kita miliki. Pengajaran melalui pendekatan inquiry seperti ini tentunya akan
membawa dampak besar bagi perkembangan mental yang positif bagi peserta didik.
Sebab melalui pengajaran ini peserta didik mempunyai kesempatan yang luas untuk
dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan peserta
masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peran guru
dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas
utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk
Dalam materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana, peserta
didik dapat mendiskusikan dan menamai antara senyawa organik dan anorganik
sederhana. Dengan pendekatan inqury peserta didiklah yang diberi kesempatan untuk
mencari dan menemukan sendiri konsepkonsep tentang penamaan tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana. Karena dengan pendekatan inquiry guru hanya
8
berperan sebagai fasilitator, motivator, dan menciptakan suasana kondusif.
Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kimia
Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa Organik Dan Anorganik Sederhana Kelas X
B. Rumusan Masalah
kimia dengan pendekatan Inquiry pada materi pokok tata nama senyawa organik dan
C. Batasan Masalah
peningkatan hasil belajar siswa SMAN 1 Lahusa Kelas X MIA.1 semester ganjil pada
materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana Kelas X Mia.1
Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap penelitian ini, maka perlu
1. Upaya
Upaya adalah sebagai usaha, akal, ihtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
2. Peningkatan
Peningkatan adalah sebagai proses, cara perbuatan meningkatkan (usaha kegiatan dan
9
sebagainya). Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat (derajat,
3. Pendekatan Inquiry
Pendekatan Inquiry adalah pendekatan yang mempersiapkan peserta didik pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar mencari jawabannya sendiri.
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan peserta didik
lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan kekreatifan peserta didik dalam
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah peserta
didik. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran.
Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini
Materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana adalah menentukan
tata nama senyawa anorganik, penamaan senyawa biner, penamaan senyawa poliatom,
Jadi tegasnya dalam judul penelitian ini, peneliti akan meningkatkan hasil
belajar peserta didik dengan pendekatan inquiry pada materi pokok tata nama senyawa
D. Tujuan Penelitian
10
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
peserta didik kelas X IPA.1 SMAN 1 Kembang Janggut dengan pendekatan Inquiry
pada materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana.
E. Manfaat Penelitian
a. Dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan
Inquiry.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dalam menemukan tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana serta menumbuhkan sikap positif mereka
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan diambil guna
pelajaran
4. Bagi peneliti
11
pendekatan dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini
12
BAB II
A. Landasan Teori
1. Pendekatan Pembelajaran
penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
(pengajaran). Dalam pendekatan terdapat metode belajar mengajar, yaitu cara atau jalan
sejumlah pembelajar, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan
didik dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Penerapan pendekatan
kemampuan dasar dalam diri peserta didik supaya mampu menemukan dan mengelola
13
perolehannya.
2. Pendekatan Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harfiah berarti
penyelidikan. Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiry adalah the process
berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini
ditempatkan sebagai subjek belajar. Peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah
pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Sehingga tugas utama bagi guru adalah
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik.
Sedangkan peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah sebagai pembimbing dan
b. Menjelaskan tugas dan menyediakan umpan balik kepada kelompok dengan cara yang
14
responsif dan tepat waktu
c. Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat dan
d. Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan berbagai kelompok
menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan. Hal ini
dikarenakan:
a. Dengan diterapkannya pendekatan inquiry dalam proses belajar mengajar seorang guru
tidak lagi menjadi sumber informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau
diceramahkan saja, tetapi peserta didik diperkenankan untuk belajar sendiri sesuai
dengan potensinya.
b. Pembelajaran dengan pendekatan inquiry peserta didik melakukan suatu proses mental
intelektual dan sosial emosional yang tinggi dan kadar kreatifan peserta didik dalam
demikian, dalam pendekatan inquiry peserta didik memiliki keunggulan yang dapat
15
dimilikinya.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru.
c. Mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap
Pendekatan inquiry menurut Sund and Trowbridge (1973) dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Inquiry terbimbing (guide inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan
yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang
belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan
bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak
diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman
peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.
Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang
b. Inquiry bebas (free inquiry); pada inquiry bebas peserta didik melakukan penelitian
sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat
diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan pesrta didik dalam
16
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); pada inquiry ini guru
memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk
penelitian.
bimbingan dari guru selama dalam pembelajarannya. Dalam tahap awal pembelajaran
bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi. Hal ini dilakukan
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
1) Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tak belajar maka
responnya menurun.
2) Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa: “Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta
17
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu
terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Belajar juga merupakan
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja
memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi peserta didiklah yang harus aktif
fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia
harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang
instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil
dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-
tujuan instruksional.
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara
peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan. Peserta didik perlu dibiasakan
untuk memcahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak
akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, belajar merupakan suatu
18
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
pendekatan yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat
b. Hasil Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar adalah
nilai tes atau angka yang diberikan guru. Berikut ini beberapa pengertian tentang hasil
belajar atau prestasi belajar, antara lain: Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil
merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan
pengajaran.
19
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku pada peserta didik.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan yang telah dilaksanakan
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yaitu:
1) Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Pada ranah afektif terdapat beberapa jenis
kategori, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik ini merupakan ranah yang berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranak psikomotorik, yakni
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah
itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai bahan pengajaran.
20
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku sebagai pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses
keterampilan, kecakapan serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah ranah kognitif. Hasil belajar
Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal 1) Faktor internal
21
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat
a) Faktor fisiologis
fisik individu.
b) Faktor psikologis
proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Maka perlu ada usaha untuk
menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan sikap juga sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah
yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi
pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika peserta didik tidak mempunyai minat, maka
tidak semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar
karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif
maupun negatif
2) Faktor-faktor eksternal
22
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas.
(2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial masyarakat tempat tinggal
(3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang tua, kakak, atau
adik yang harmonis akan membantu peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan
baik.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam,
pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar. Kedua, software seperti
(3) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, karena
pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang
kondusif. Lingkungan sosial seperti sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah,
begitupun juga lingkungan nonsosial seperti kondisi lingkungan yang tidak mendukung
Komunikasi diantara para ilmuwan adalah hal yang esensial. Tanpa komunikasi
23
tidak ada artinya sama sekali penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Untuk ahli
kimia, komunikasi yang terpenting adalah penjelasan tentang penggunaan bahan kimia
dalam penelitian-penelitian dan untuk ini kita membutuhkan suatu cara memberi nama
senyawa kimia. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana menulis rumus kimia
Persenyawaan kimia biner terdiri dari dua macam unsur. Senyawa biner dapat
terbentuk dari unsur logam dan unsur nonlogam, atau terbentuk dari unsur-unsur
nonlogam.
a) Tata nama senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam (Biner Ionik)
Persenyawaan kimia biner terdiri dari atom-atom dari dua macam unsur yang
berbeda. Jika yang satu logam, maka unsur lainnya adalah bukan logam. Maka
penamaannya adalah:
(1) Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan oksidasi (yaitu atom unsur
golongan IA, IIA, dan IIIA), nama logam ditulis terlebih dahulu diikuti dengan nama
Contoh :
KH = kalium hidrida
24
Li3N = litium nitrida
(2) Senyawa yang unsur logamnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, muatan
Contoh:
b) Tata nama senyawa biner yang terbentuk dari unsur-unsur nonlogam (Biner Kovalen)
Untuk memberi nama senyawa yang mengandung dua komponen yang terdiri dari dua
(1) Nama nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi positif dituliskan terlebih dahulu.
Bilangan oksidasinya ditulis dengan menggunakan angka Romawi dalam tanda kurung.
Kemudian, diikuti dengan nama nonlogam yang memiliki biloks negatif dengan
Contoh :
NO = nitrogen(II) oksida
25
SO2 = belerang(IV) oksida
(2) Jumlah unsur pertama ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan nama unsur nonlogam
pertama. Kemudian, menuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan nama unsur
nonlogam kedua dengan diberi akhiran ida. Jumlah unsur dinyatakan dalam bahasa
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Contoh :
NO = nitrogen oksida
26
SO3 = belerang trioksida
Senyawa poliatom adalah senyawa yang disusun oleh lebih dari dua jenis unsur.
Pada umumnya, anion suatu senyawa poliatom terbentuk dari dua jenis atom yang
berbeda. Nama
kation disebut lebih dahulu, diikuti nama anion. Anion poliatom yang mengandung
oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki biloks besar, diberi akhiran at. Adapun
anion poliatom yang memiliki bilangan oksidasi lebih kecil diberi akhiran it.
Contoh :
Teori asam-basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh Svante
Arrhenius pada 1884. Menurut teori Arrhenius, asam adalah spesies yang mengandung
ion-ion hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa mengandung ion-ion hidroksida, OH-.
Pendekatan yang lebih umum untuk asam dan basa diusulkan secara terpisah oleh
ahli kimia Denmark J. N. Bronsted dan ahli kimia Inggris T. M. Lowry. Definisi asam-
Asam adalah suatu zat yang memberikan proton (ion hidrogen H+) pada zat lain.
27
Senyawa asam dapat melepaskan ion hidrigen (H+) ketika dilarutkan dalam air.
Senyawa asam terdiri atas molekul biner (HCl, HF, HBr, dan H2S) dan molekul
poliatom (HNO2, HNO3, H2SO3, dan H2SO4). Senyawa asam memiliki penamaan
khusus, yaitu senyawa asam biner diberi nama dengan menyebut asam sebagai
pengganti hidrogen. Kemudian, menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata
ida.
Contoh: HF (asam fluorida), HCl (asam klorida), HBr (asam bromida), HI (asam
Adapun asam poliatom, terbentuk dari oksida nonlogam (oksida asam) yang
Contoh:
unsur nonlogam dengan bilangan oksidasi kecil diberi akhiran it. Adapun asam yang
mengandung unsur nonlogam dengan bilangan oksidasi besar diberi akhiran at. Contoh
rumus molekul dan tata nama asam dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Molekul
HNO2 Logam
N = +3 Asam nitrit
HNO3 N = +5 Asam nitrat
28
H2SO3 S = +4 Asam sulfit
H2SO4 S = +6 Asam sulfat
Senyawa basa termasuk senyawa poliatom yang terbentuk dari oksida logam
Contoh :
diikuti dengan kata hidroksida. Contoh penulisan senyawa basa dapat dilihat pada Tabel
Basa Nama
LiOH Litium hidroksida
NaOH Natrium hidroksida
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
Ba(OH)2 Barium hidroksida
Al(OH)3 Aluminium hidroksida
Senyawa organik jauh lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan
senyawa anorganik. Oleh sebab itu, diperlukan penggolongan senyawa karbon secara
sistematika selain nama lazim (nama trivial), yaitu berdasarkan kekhasan senyawa-
senyawanya. Misalnya senyawa-senyawa organik yang hanya terdiri dari unsur karbon
29
(C) dan hidrogen disebut senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon juga masih
menjadi alkana, alkena, dan alkuna. Pembagian senyawa tersebut didasarkan pada ada
memiliki beberapa nama tergantung jumlah atom karbon yang terdapat pada senyawa
tersebut. Pada Tabel 2.3 berikut dijelaskan nama-nama senyawa alkana yang sederhana:
Tata nama IUPAC untuk senyawa yang lain didasarkan pada tata nama alkana
dengan jumlah atom C yang bersesuaian dengan mengubah akhiran sesuai dengan nama
30
Tabel 2.4 Perbandingan Nama-nama Senyawa Organik Sederhana
1 C
Atom Metana
Alkana -
Alkena -
Alkuna Metanol
Alkohol
2 Etana Etena Etuna Etanol
3 Propana Propena Propuna Propanol
4 Butana Butena Butuna Butanol
5 Pentana Pentena Pentuna Pentanol
6 Heksana Heksena Heksuna Heksanol
7 Heptana Heptena Heptuna Heptanol
8 Oktana Oktena Oktuna Oktanol
9 Nonana Nonena Nonuna Nonanol
10 Dekana Dekena Dekuna Dekanol
didik
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran kimia adalah penerapan suatu
efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat
memberikan nilai tambah pengetahuan atau informasi baru pada peserta didik,
daya yang tidak terlalu boros tetapi mendapatkan hasil yang maksimal.
didik sendiri yang harus aktif menemukan dan mentransfer atau membangun
pengetahuan yang akan menjadi miliknya. Peran guru dalam mengajar lebih sebagai
mediator dan fasilitator. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan inquiry akan lebih
31
membekas dalam ingatan peserta didik.
B. HIPOTESIS TINDAKAN
di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis
yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Jawaban sementara ini
selanjutnya akan diuji dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian, dan hasil
pengujian itu adalah kesimpulan dan/atau generalisasi yang juga merupakan temuan-
Berdasarkan pada paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Melalui pembelajaran kimia dengan pendekatan Inquiry maka hasil belajar peserta didik
kelas X MIA.1 SMAN 1 Lahusa pada materi pokok Tata nama senyawa organik dan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
adalah guru kimia kelas SMA Negeri 1 Lahusa dan peneliti menjadi pengamat.
Sedangkan subjek penerima tindakan adalah peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri
B. Lokasi Penelitian
Lokasi tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah SMA Negeri 1
C. Kolaborator
Salah satu ciri PTK adalah kolaborasi (kerja sama) antara praktisi dan peneliti
maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal yang sangat
kimia. Guru mata pelajaran sebagai pelaku penelitian dan peneliti menjadi pengamat.
siklus.
33
D. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
November 2020. Rancangan pelaksanaan penelitian tindakan kelas tertera dalam Tabel
3.1 berikut:
1 Observasi Awal X
2 Persiapan
a. Menyusun konsep pelaksanaan
X
pembelajaran
b. Menyusun instrument penelitian
X
3 Pelaksanaan
a. Mempersiapkan bahan
X
pembelajaran
b. Pelaksanaan Siklus I X
X
c. Melakukan refleksi tindakan siklus I
X
d. Pelaksanaan Siklus II X X
e. Melakukan refleksi tidakan siklus II
X
4 Pembuatan Laporan
a. Menyusun konsep laporan
X
penelitian
b. Penyelesaian laporan X
34
E. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah riset tindakan (action research) yang dilakukan
agen perubahan. Penelitian tindakan kelas ini didasarkan atas empat konsep
refleksi (reflection).
1. Perencanaan (planning)
penelitian yang meliputi kisi-kisi dan butir soal. Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), lembar kerja Peserta Didik (LKPD) dan observasi kerja peserta didik.
2. Pelaksanaan
yang sudah ditetapkan dan prosedur yang akan diterapkan. Pada tahap ini dilaksanakan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan para peserta didik mengikuti
35
3. Pengamatan
mengenai proses dan hasil tindakan yang telah diperoleh. Pengamatan dilaksanakan
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tujuan pengamatan ini adalah untuk
mengamati dan menilai kinerja peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas.
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan kemudian dilakukan
Dalam tahap ini diuraikan tentang hasil observasi dan evaluasi yang berkaitan
dengan proses pelaksanaan. Data yang berupa hasil belajar dan kinerja peserta didik
dalam mengikuti proses ini dianalisis. Hasil refleksi kegiatan digunakan untuk
peserta didik.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi,
36
Pengamatan Pengumpulan Data I
pelaksanaannya peneliti akan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Guru mata
Adapun siklus yang akan dilaksanakan adalah siklus I, dan siklus II yang akan
6. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
3) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai sumber belajar dan
b. Pelaksanaan (Action)
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Adapun pembelajaran pada
37
materi tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana adalah sebagai berikut.
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tata nama senyawa organik dan anorganik
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana dari LKS yang telah disiapkan untuk melaksanakan
4) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan resume tentang tata nama
5) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
c. Pengamatan ( Observing)
kegiatan .
3) Keberhasilan dan hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum
38
pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I berlangsung dan diadakan
39
secara individu maupun klasikal.
7. Siklus II
memperhatikan
40
hasil observasi, hasil diskusi dengan kolaborator, serta hasil belajar peserta didik juga
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik secara individu maupun klasikal, maka
a. Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan
dimodifikasi, sehingga diharapkan akan lebih memberi motivasi dan semangat peserta
c. Pengamatan ( Observasi )
41
d. Refleksi
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana kelas X MAN 1 Pati tahun ajaran 2010/1011.
1. Tes
Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar
dan pencapaian atau prestasi.53 Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar peserta didik yang bersumber dari serentetan pernyataan-pernyataan atau latihan
soal. Tes yang digunakan adalah ulangan dengan bentuk soal essay dengan jumlah
soalnya 10 butir yang diberikan setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
inquiry.
2. Metode dokumentasi
42
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang- barang tertulis.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar peserta didik dan nilai mata
3. Metode observasi
dengan menggunakan alat indra.55 Metode ini digunakan dalam rangka mengamati
proses belajar mengajar, termasuk sistem dan metode pembelajaran yang digunakan
dan kelengkapan sarana prasarana serta pengaturan kelas dan hal-hal lain yang
G. Analisis Data
nilai kognitif peserta didik. Selanjutnya, data tersebut diperoleh pada tiap siklus
Sugiyono deskriptif analitis adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
43
atau generalisasi.56 Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
Nilai
Keterangan:
P = x 100%
Tn
Keterangan:
£n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai > 6,5)
44
£n = Jumlah seluruh peserta didik
H. Indikator Keberhasilan
adalah:
1. Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas X MAN 1 Pati pada materi pokok
dapat dilihat pada nilai belajar peserta didik minimal 85% peserta didik mendapat nilai
SIKLUS II
45
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester: X/1
A. Standar Kompetensi
(stoikiometri)
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
sederhana
46
70
D. Tujuan Pelajaran
Peserta didik dapat mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik
sederhana
E. Materi Pembelajaran
47
71
F. Metoda Pembelajaran
G. Strategi Pembelajaran
No Proses Waktu
Pembelajaran
1 2 3
1 Pertemuan Ke-1
a. Kegiatan Awal:
1)Salam, Mengabsen peserta didik 10 menit
2)Membangun semangat peserta
didik
3)Guru menyampaikan tujuan
3
1
b. Kegiatan Inti:
1)Guru menjelaskan tentang sub 5 menit
materi yang akan disampaikan
antara lain: menuliskan senyawa
organik sederhana, tata nama
senyawa asam dan basa
2)Guru membagi kelompok
diskusi
3)Guru membimbing peserta didik
untuk diskusi 45 menit
4)Peserta didik diberi kesempatan
untuk belajar sendiri sesuai
dengan potensinya
5)Peserta didik dibimbing untuk
mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistematis, logis,
1)Tanya jawab
2)Penugasan untuk minggu depan
3)Penutup
20 menit
10 menit
2 Pertemuan ke-2 48
a. Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen siswa
72
yang lalu
b. ah pada siswa
3) Evaluasi
1 2 3
1)Guru menyampaikan bahwa 35 menit
3 Pertemuan ke-3
minggu depan akan diadakan tes
evaluasi
a. b. Kegiatan Awal: 10 menit
2) Penutup
1)Salam, mengabsen
Kegiatan Inti:
Kegia engerja
tan Akhir:
49
5 menit
I. Penilaian
50
73
3) Instrumen = Terlampir
Guru Mata
Pelajaran Kimia
Pati, 5
Oktober
51
Herlina Ummi
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Algensindo, 2002
54
Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Pers, 2009
Aksara, 1999
Toyyibah, 2006
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999
55
1