Disusun oleh :
Yunita Arina Rachman
P27220015288
DIII KEPERAWTATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
OLD MIOCARD INFARK
A. Pengertian
Infarkmiokardiummengacupadaprosesrusaknyajaringanjantungakibatsuplaidarah
yangtidak adekuatsehingga aliran darahkoroner berkurang. (Brunner&Sudarth, 2002)
Infark miokardium merupakan penyakit yang terjadi pada system kardiovaskuler,
menurut Brunner & Sudarth, (2002) terjadi kerusakan pada jaringan jantung, sedangkan
menurut Muttaqin (2009).
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi
lemak yang disebut plak ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri.
Sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian distal
(Hudak & Gallo; 2005).
B. Etiologi
1. faktorpenyebab:
Polisitemia
B. Curahjantungyangmeningkat:
- Aktifitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalubanyak
- hypertiroidisme
2. Faktorpredisposisi:
a. faktorresiko biologis yang tidakdapatdiubah :
usialebih dari40 tahun
jeniskelamin:insidenpadapriatinggi,sedangkanpadawanitameningkat setelah
menopause
hereditas
Ras :lebih tinggi insiden padakulithitam.
b. Faktorresiko yang dapatdiubah:
Mayor :
- Hiperlipidemia
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes
- Obesitas
- Diettinggilemak jenuh, kalor
Minor:
- Inaktifitas fisik
- Polakepribadian tipeA(emosional,agresif, ambisius,kompetitif).
- Stress psikologis berlebih
D. Patofisiologi
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke
bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik
infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin
menjadi teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi
permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Mekanisme nyeri pada OMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga
merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim
proteolitik sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls
nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus,
korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis
yang berlebihan akan menyebabkan :
E. hij
F. Penatalaksanaan
1. Vasodilatator
Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin,
baik secara intra vena maupun sublingual, efek sampingnya yaitu dapat
mengurangi preload, beban kerja jantung dan after load.
2. Antikoagulan
Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang
waktu pembekuan darah, sehingga mencegah thrombus Trombolitik
Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil
penyumbatan dan meluasnya infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah
streptokinase, aktifasi plasminogen jaringan dan amistropletase
3. Analgetik
Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian
nitrat dan antiloagulan, analgetik pilihan adalah morvin sulfat secara IV
G. Pemeriksaan Penunjan
1. EKG untuk mengetahui fungsi jantung : T inverted, ST depresi, Q patologis
2. Enzim jantung : CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit: ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas misal
hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih : leukosit 10.000-20.000 biasanya tampak pada hari ke 2
5. GDA : dapat menunjukan hipoksia atau proses penyakit paruakut atau kronis
6. Kolesterol atau trigliserida serum : meningkat menunjukan arterosklerosis sebagai
penyebab OMI
7. Foto dada: mungkin menunjukan pembesaran jantung
8. Ekokardiogram : untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
H. Proses Keperawatan
Pengkajian
Salah satu aspek penting perawatan pasien MI adalah pengkajian keperawatan.
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang informasi status
terkini pasien, sehingga setiap perubahan bisa diketahui sesegera mungkin.
Pengkajian keperawatan harus sistematis dan ditunjukan untuk mengidentifikasi
kebutuhan jantung pasien dan menentukan prioritas tadi.
Pengkajian sistematis pasien mencangkup riwayat yang cermat khususnya
yang berhubungan dengan gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernapas (dipnea),
palpitasi, pingsan (sinkop) atau keringat dingin (diaporesis). Masing-masing
gejala harus di evaluasi waktu dan durasinya serta factor yang mencetuskan dan
yang meringankan.
Diagnosa keperawatan
- Nyeriberhubungandenganiskemiajaringansekunderterhadapsumbatanarteridita
ndai dengan:
nyeridada dengan/ tanpa penyebaran
wajah meringis
gelisah
delirium
perubahan nadi,tekanandarah.
- Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor
listrik, penurunankarakteristikmiokard
- Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan /penyumbatanpembuluhdarah arterikoronaria
ditandaidengan :
Daerahperiferdingin
EKG elevasisegmenST&Qpatologis padaleadtertentu
RR lebih dari24 x/ menit
Kapiler refill Lebih dari3 detik
Nyeridada
Gambaran foto torakterdpatpembesaran jantung &kongestif paru (
tidak selalu )
HRlebihdari100x/menit,TD>120/80AGDdengan:paO2
<80mmHg,paCo2 >45 mmHgdan Saturasi< 80 mmHg
Nadilebih dari100 x/ menit
Terjadipeningkatanenzimjantung yaituCK,AST,LDL/HDL
- Resikokelebihanvolumecairanekstravaskulerberhubungandenganpenurunanpe
rfusi ginjal,peningkatan natrium /retensi air, peningkatan
tekananhidrostatik,penurunan protein plasma.
- Kerusakanpertukarangasberhubungandengangangguanalirandarahkealveoliata
u kegagalanutamaparu,perubahanmembran alveolar-
kapiler(atelektasis,kolapsjalan nafas/alveolar edema paru/efusi,
sekresiberlebihan/perdarahan aktif) ditandaidengan:
Dispnea berat
Gelisah
Sianosis
perubahan GDA
hipoksemia
Intervensi
- Diagnosa1:Nyeriberhubungandenganiskemiajaringansekunderterhadapsumbat
anarteri
Intervensi: