Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pertanian merupakan usaha mengelolah bahan mentah menjadi berbagai


macam produk hasil olahan yang bermanfaat. Dalam industri pertanian terdapat
serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu
sistem yang biasa disebut sistem pertanian. Sistem industri pertanian meliputi sub
- sistem produksi bahan baku (produksi budidaya tanaman, Proses pengelolahan
sampai pemasaran dan distribusi. Sub - sistem produksi budidaya tanaman
merupakan kegiatan mengkonversi atau memanfaatkan sumber daya alam untuk
dihasilkan bahan mentah hasil pertanian.

Bahan mentah yang digunakan dalam industri pertanian adalah komoditas


pertanian yang meliputi sumber daya alam dan produk pertanian, antara lain :
ternak, perikanan, hortikulturar, mikrobiologi, dan sebagainya. Sub Sistem
pengelolahan merupakan kegiatan untuk mempreservasi dan mentranformasi hasil
pertanian dari sub - sistem pemasaran atau distrubusi merupakan kegiatan
membawa produk hasil pasar, masyarakat, atau konsumen.

Menteri perindustrian Airlangga Hartarto berpandangan bahwa Indonesia dalam


proporsi ekonominaya dapat dikategorikan sebguah negara Industri. Pasalnya.
Sektor Industri merupakan konstributor terbesar bagi perekonomian nasional
dengan sumbangan mencapai dari 20 persen. Dalam hal ini Indonesia termasuk
kategori 10 besar dunia yang sejajar dengan negara elit seperti brasil, inggris dan
Rusia. Perkembangan industri Indonesia di dukung oleh beberapa kota yang
mempunyai potensi lokal pertanian seperti kopi, kakao, tembakau, dan lain lainya.

Jember merupakan salah satu penghasil tanaman pangan terbesar di Indonesia dan
memiliki predikat sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Jember terletak di
bagian timur jawa dengan luas wilyaha 3.293,34 km2 dan berada pada ketinggian
0 meter – 3.330 meter di atas permukaan laut, beriklim tropis dengan suhu udara
berkisar 23 hingga 32 derajat celcius (kominfo.jatimprov.go.id). Dalam
perkembanganya jember telah mengelolah keakenaragaman hasil pertanian
seperti tembakau, kopi, coklat, karet dan lain lain.
Kecamatan Panti merupakan salah satu kecamatan penghasil kopi utama di
Jember dengan luas sekitar 93,96 Km2 , dan ketinggian sekitar 2.245 m.
Kecamatan Panti memiliki luas areal kopi sekitar 441,40 Ha dan Produksinya
mencapai 184,81 ton pada tahun 2011 (BPS Jember, 2011). Namun, Perkebunan
kopi hanya dimiliki oleh perorangan ataupun PDP, sedangkan masyarakat sekitar
hanya sebagai buruh. Kondisi buruh perkebunan paling rentan tidak baik karena
letaknya yang secara geografis relatif jauh dari jangkauan pengamat, juga
keberadaannya relatif diabaikan oleh berbagai pihak sehingga tidak
mengherankan bila sistemnya belum banyak berubah sejak zaman kolonial
(Sudjana, 2000:15).

1.2 Rumusan masalah

Dalam kajian Latar belakang maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai


berikut :

1. Bagaimana kondisi Aspek fisik dan teknis di kecamatan Panti ?


2. Bagaimana kondisi Aspek ekonomi di kecamatan Panti ?
3. Bagaimana kondisi Aspek sosial di kecamatan Panti ?
4. Bagaimana kondisi Aspek lingkungan di kecamatan Panti ?

1.3 Tujuan

Dalam kajian Rumusan masalah maka di dapat tujuan sebagai berikut : Bagaimana
pengaruh 4 aspek perencanaan (aspek fisik dan teknis, ekonomi, sosial, dan
lingkungan) terhadap kecamatan panti kabupaten Jember.

1.4 Sasaran Perencanaan

1. Tercapainya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terampil


dan profesional di kecamatan panti kabupaten jember.
2. Terciptanya peningkatan produksi pertanian yang ungul sesuai dengan dengan
karakteristik lahan melalui penerapan teknologi produksi tepat guna
3. Terciptanya pengelolahan hasil pertanian dan kehutanan sehingga memberikan
nilai ekonomi yang lebih
4. Terciptanya keseimbangan pembangunan melalui pengoptiman SDA dan
SDM guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Panti
1.5 Ruang Lingkup
BAB II

Tinjauan teori

1. Pengertian pertanian

Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian


rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya
perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan
(dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan
perikanan laut). Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian
memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini
dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor
pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian.

Kerisauan umat manusia mengenai ketersediaan bahan pangan dan ledakan


jumlah penduduk dunia serta ketersediaan sumberdaya alam yang terbatas
melahirkan ajaran Malthusianisme dan Neomalthusianisme serta tumbuhnya
kesadaran pada pelestarian fungsi lingkungan dan sumberdaya alam sehingga
melahirkan pemikiran baru pembangunan berwawasan lingkungan dan konsep
pembangunan berkelanjutan (Herry, 2006).

Menurut Nasution (1995) dalam Salikin (2003), pertanian berkelanjutan


merupakan kegiatan pertanian yang berupaya untuk memaksimalkan manfaat
sosial dari pengelolaan sumberdaya biologis dengan syarat memelihara
produktivitas dan efisiensi produksi komoditas pertanian, memelihara kualitas
lingkungan hidup dan produktivitas sumberdaya sepanjang masa.

2. Jenis Jenis kopi


a. Kopi arabika
Kopi arabika merupakan jenis kopi yang paling disukai karena rasanya dinilai
paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di ketinggian 1000-2100 meter dpl.
Namun masih bisa tumbuh baik pada ketinggian diatas 800 meter dpl. Bila ditanam di
dataran yang lebih rendah, jenis kopi ini sangat rentan terhadap penyakit HV.
Arabika akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 16-20oC. Untuk mendapatkan
hasil panen yang baik, kopi arabika membutuhkan bulan kering sekitar 3 bulan/tahun.
Arabika mulai bisa dipanen setelah berumur 4 tahun. Dengan produktivitas rata-rata
sekitar 350-400 kg/ha/tahun. Namun bila dipelihara secara intensif bisa menghasilkan
hingga 1500-2000 kg/ha/tahun.
b. Kopi robusta
Kopi robusta lebih toleran terhadap ketinggian lahan budidaya. Jenis kopi ini
tumbuh baik pada ketinggian 400-800 m dpl dengan suhu 21-24oC. Buididaya jenis
kopi ini sangat cocok dilakukan didataran rendah dimana kopi arabika rentan terhadap
serangan penyakit HV. Dahulu setelah ada serangan penyakit HV yang masif,
pemerintah kolonial mereplanting tanaman kopi arabika dengan kopi robusta.
Jenis kopi robusta lebih cepat berbunga dibanding arabika. Dalam waktu sekitar
2,5 tahun robusta sudah mulai bisa dipanen meskipun hasilnya belum optimal.
Produktivitas robusta secara rata-rata lebih tinggi dibanding arabika yakni sekitar
900-1.300 kg/ha/tahun. Dengan pemeliharaan intensif produktivitasnya bisa
ditingkatkan hingga 2000 kg/ha/tahun.
Untuk berbuah dengan baik, jenis kopi robusta memerlukan waktu panas selama
3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali hujan. Buah robusta bentuknya
membulat dan warna merahnya cenderung gelap. Buah robusta menempel kuat di
tangkainya meski sudah matang. Rendemen kopi robusta cukup tinggi sekitar 22%.
Para penggemar kopi menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya
yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering
yang lebih rendah biaya.
c. Kopi liberika
Kopi liberika bisa tumbuh dengan baik didataran rendah dimana robusta dan
arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan pada penyakit HV dibanding
jenis lainnya. Mungkin inilah yang menjadi keunggulan kopi liberika. Ukuran daun,
percabangan dan tinggi pohon jenis kopi liberika lebih besar dari arabika dan robusta.
Kopi liberika mutunya dianggap lebih rendah dari robusta dan arabika. Ukuran
buahnya tidak merata, ada yang besar ada yang kecil bercampur dalam satu dompol.
Selain itu rendemen kopi liberika juga sangat rendah yakni sekitar 12%. Hal ini yang
membuat para petani malas menanam jenis kopi ini.
d. Kopi excelsa
Kopi excelsa merupakan salah satu jenis kopi yang paling toleran terhadap
ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik didataran rendah mulai 0-750
meter dpl. Selain itu, kopi excelsa juga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan.
Pohon kopi excelsa bisa menjulang hingga 20 meter. Bentuk daunnya besar dan
lebar dengan warna hijau keabu-abuan. Kulit buahnya lembut, bisa dikupas dengan
mudah oleh tangan.

Anda mungkin juga menyukai