Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

DINAS KESEHATAN

Jl. Plantungan No.10 Ds.Ngadiwarno Kec.Sukorejo,Kendal  51363 Telephone 0294 452104

email.pusksukorejo02@g.mail.com

Analisa Survey Analisa Kebutuhan dan Harapan Masyarakat


Program Jiwa

Survey identifikasi kebutuhan dan harapan program jiwa dilaksanakan pada bulan
November 2018 terhadap 75 orang responden dengan hasil sebagai berikut:

1. Data Responden
1. Berdasarkan Umur
Kriteria Umur / tahun %
Dewasa 17 – 45 80
Pra Usila 46 – 55 13
Usila 56 – 60 67
Jumlah 100
Berdasarkan data diatas sebagian besar responden berumur 17-45 tahun
sebanyak 80%. Sebagian kecil lain berumur 56-60 tahun sebanyak 67% dan
berumur 46-55 tahun sebanyak 13%.

2. Jenis kelamin
Kriteria Jumlah %
responden
Laki laki 11 14.7
Perempuan 64 85.3
Jumlah 75 100
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan sebanyak 64 orang (85.3%) sedangkan laki-laki
sebanyak 11 orang (14.7%).

3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan pelanggan program Jiwa
NO PENDIDIKAN FREKWENSI %
1 SD 25 33.3
2 SLTP 28 37.3
3 SLTA/SMU 18 24
4 DI/D3 0 0
6 SI 1 1.3
7 Tidak Sekolah 3 4
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden berpendidikan terakhir
SLTP sebanyak 28 orang (37.3%). Sebagian kecil yang lain yakni
berpendidikan SD 25 orang (33.3%), SLTA 18 orang (24%), tidak sekolah 3
orang (4%) dan S1 1 orang (1.3%).
4. Pekerjaan.
NO Pekerjaan Frekuensi %
1 PNS/ TNI/ Polri 1 1
2 Pegawai Swasta 0 0
3 Wiraswasta 8 11
4 Pelajar/Mahasiswa 3 4
5 Buruh/ Petani 63 84
6 Lainnya 0 0
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden memiliki pekerjaan
sebagai buruh/petani .

2. Analisa survey IKH


1. Perlu tidaknya kegiatan penyuluhan jiwa pada Masyarakat/Keluarga
Penyuluhan kesehatan jiwa pada Jumlah
Prosentase
Masyarakat/Keluarga Responden
Sangat perlu 39 52
Perlu 32 42.7
Tidak perlu 4 5.3
Jumlah 75 100
Berdasarkan data diatas sebagian besar responden menyatakan kegiatan
penyuluhan jiwa pada masyarakat/keluarga sangat perlu (52%). Sebagian
kecil lainnya menyatakan perlu sebanyak 32 orang (42.7%) dan tidak perlu
sebanyak 4 orang (5.3%). Terdapat kesenjangan pada pendapat responden
mengenai hal ini. Kesenjangan dapat terjadi karena kurangnya informasi yang
diperoleh masyarakat dan menganggap bahwa jika terdapat keluarganya yang
sakit jiwa hanya dibiarkan di rumah karena malu. Maka dari itu diperlukan
penyuluhan jiwa pada masyarakat/keluarga untuk memberitahu bagaimana
penanganan terhadap orang yang menderita gangguan jiwa.

2. Metode atau cara penyampaian informasi


Metode atau cara penyampaian Jumlah
Prosentase
informasi responden
Sangat mudah di pahami 19 25.3
Mudah di pahami 53 70.7
Kurang dapat di pahami 3 4
Jumlah 75 100
Berdasarkan data diatas sebagian besar metode atau cara penyampaian
informasi oleh petugas mudah dipahami (70.7%). Sebagian yang lain
menganggap cara penyampaian informasi sangat mudah dipahami (25.3%)
dan kurang dipahami oleh 3 orang (4%). Metode penyampaian informasi yang
diberikan ini melalui bahasa yang tidak asing didengar oleh responden dan
alat penunjang seperti leaflet, sehingga mempermudah responden untuk
menerima informasi yang diberikan. Terdapat kesenjangan pada metode atau
cara penyampaian informasi oleh petugas. Kesenjangan dapat terjadi karena
tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, sehingga diharapkan bahasa
yang digunakan petugas dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat baik di
tingkat pendidikan rendah maupun tinggi.
3. Pendapat tentang kemudahan dalam pelayanan Kesehatan jiwa
Jumlah
Pendapat tentang sasaran Prosentase
responden
Sangat Mudah 19 25.3
Mudah 54 72
Tidak mudah 2 2.6
Jumlah 75 100
Berdasarkan data diatas sebagian besar responden berpendapat bahwa
pelayanan kesehatan jiwa yakni mudah (72%). Sebagian kecil lainnya
berpendapat sangat mudah (25.3%) dan tidak mudah (2.6%). Terdapat
kesenjangan mengenai pelayanan kesehatan jiwa. Kesenjangan terjadi karena
menurut masyarakat tidak mudahnya dalam pelayanan kesehatan jiwa yakni
mengenai proses pengiriman ODGJ yang cukup rumit.

4. Sikap petugas Jiwa yang ada saat ini


Sikap petugas Jiwa yang ada Jumlah
Prosentase
saat ini responden
Cukup ramah 73 97.3
Kurang ramah 2 2.7
Tidak ramah 0 0
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar petugas jiwa
yang ada cukup ramah (97%). Sebagian lainnya berpendapat kurang ramah
(3%). Sikap petugas berperan penting dalam kelancaran pelaksanaan
pelayanan. Sikap yang ramah dapat menggambarkan bahwa petugas tersebut
mudah untuk berkomunikasi dengan responden. Sehingga dengan ramahnya
petugas kesehatan jiwa dalam pelayanan dapat meningkatkan kepuasan
responden terhadap pelayanan yang diberikan. Terdapat kesenjangan
mengenai sikap petugas jiwa. Kesenjangan dapat terjadi karena nada bicara
dari petugas yang tinggi yang menurut penerimaan masyarakat yakni kurang
ramah namun sebenarnya tidak.

5. Ketrampilan petugas Jiwa


Jumlah
Ketrampilan petugas Jiwa Prosentase
responden
Terampil 71 94.7
Kurang terampil 4 5.3
Tidak terampil 0 0
Jumlah 75 100
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa petugas jiwa terampil (95%). Sedangkan menurut 4
responden (5%) petugas jiwa kurang terampil. Petugas yang trampil dapat
menyalurkan informasi pada responden dengan tepat, dapat mengerti situasi
yang ada dalam ruangan. Ketrampilan petugas ini tentu dibutuhkan agar
informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik dan benar sehingga
responden dapat memahami dan melakukan sesuai dengan informasi yang
diperoleh. Terdapat kesenjangan mengenai keterampilan petugas jiwa.
Kesenjangan dapat terjadi karena petugas yang kurang focus atau konsentrasi
terhadap kegiatan yang dilakukan.
6. Bahasa petugas dalam memberikan pelayanan Jiwa
Bahasa petugas dalam Jumlah
Prosentase
memberikan pelayanan Jiwa responden
Mudah di pahami 68 90.7
Kurang di pahami 7 9.3
Tidak mudah di pahami 0 0
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar bahasa yang digunakan petugas
kesehatan jiwa mudah dipahami (90.7%). Bahasa yang mudah dipahami yakni
tidak menggunakan kata yang asing atau kata dalam bahasa ilmiah dan yang
dapat dipahami oleh masyarakat baik tingkat pendidikan rendah maupun
tinggi. Menurut 7 responden (9.3%) bahasa yang digunakan petugas
kesehatan jiwa kurang mudah dipahami. Hal tersebut dapat dikarenakan
bahasa yang digunakan petugas kurang sesuai dengan masyarakat yang
memiliki pendidikan rendah.

7. Fasilitas penunjang pelayanan Jiwa


Fasilitas penunjang pelayanan Jumlah
Prosentase
pelayanan jiwa responden
Lengkap 47 62.7
Kurang lengkap 27 36
Tidak lengkap 1 1.3
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas bahwa sebagian besar fasilitas penunjang pelayanan
upaya program kesehatan jiwa yakni lengkap (62.7%). Fasilitas penunjang
pelayanan upaya program kesehatan jiwa yang digunakan meliputi leaflet,
laptop dan LCD. Fasilitas yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pada tiap
kegiatan program kesehatan jiwa. Menurut 27 responden (36%) fasilitas
penunjang kurang lengkap, hal ini dapat dikarenakan jika dilaksanakan
program kesehatan jiwa yakni sosialisasi, petugas tidak selalu membawa
leaflet dikarenakan sudah tersedia pada file di laptop.

8. Tempat pelayanan jiwa yang sekarang


Tempat pelayanan jiwa yang Jumlah
Prosentase
sekararang responden
Nyaman 61 81
Kurang nyaman 14 19
Tidak nyaman 0 0
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar tempat
pelaksanaan upaya kesehatan jiwa yang ada sekarang yakni nyaman (81%).
Sebagian lain menyatakan kurang nyaman (19%). Tempat pelayanan jiwa
berada di ruang BP Puskesmas Sukorejo 02. Kenyamanan tempat pelayanan
dapat menyebabkan responden cenderung puas terhadap pelayanan karena
dengan hal tersebut diharapkan tidak perlu waktu lama untuk menunggu
pelaksanaan pelayanan sehingga responden dapat melakukan aktivitas yang
lain. Kurangnya kenyamanan pada tempat pelayanan jiwa dapat terjadi karena
tidak ada ruangan khusus pelayanan jiwa sehingga bergabung dengan ruang
BP.

9. Kunjungan rumah untuk pasien jiwa


Kunjungan rumah untuk pasien Jumlah
Prosentase
jiwa responden
Sangat perlu 20 27
Perlu 52 69
Tidak perlu 3 4
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden menyatakan perlu untuk
dilaksanakan kunjungan rumah pasien jiwa. Sebagian yang lain menyatakan
sangat perlu (27%) dan tidak perlu (4%). Terdapat kesenjangan pendapat
masyarakat. Kesenjangan dapat terjadi karena menurut masyarakat jika
keluarganya menderita gangguan jiwa akan malu pada tetangga jika dilakukan
kunjungan rumah, sehingga masyarakat menganggap bahwa tidak perlu
dilakukan kunjungan rumah.

10. Pemantauan pasien jiwa


Pemantauan pasien jiwa Jumlah responden Prosentase
Sangat perlu 23 31
Perlu 50 67
Tidak perlu 2 3
Jumlah 75 100
Berdasarkan data diatas sebagian besar masyarakat menyatakan perlu untuk
dilakukan pemantauan pasien jiwa (67%). Sebagian yang lain menyatakan
sangat perlu (31%) dan tidak perlu (3%). Terdapat kesenjangan pendapat
masyarakat mengenai pemantauan pasien jiwa. Kesenjangan dapat terjadi
karena menurut masyarakat jika dilakukan pemantauan pasien jiwa, keluarga
merasa malu apabila terdapat keluarganya yang menderita gangguan jiwa.

3. Harapan responden terhadap pelaksanaan responden di


Puskesmas
a. Penyuluhan untuk ODGJ baik Keluarga /Masyarakat
b. Pemantauan pasien jiwa setelah keluar dari Rumah sakit it adalah pelu di
lakukan.
c. Beberapa responden menyatakan cukup puas dengan Program jiwa di
Puskesmas Sukorejo 02 17 responden.
d. Perlunya diadakan Kunjungan rumah pasien Jiwa sebulan sekali.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukorejo 02 Programer Jiwa

dr. Iwan Cahja Basuki Tutik Juwariah


NIP : 197501122008011007 NIP : 196910241991032005.

Anda mungkin juga menyukai