Anda di halaman 1dari 96

"MASA DEPAN REFORMA AGRARIA

MELAMPAUI TAHUN POLITIK"


EDISI PELUNCURAN

CATATAN AKHIR TAHUN 2018


KONSORSIUM PEMBARUAN AGRARIA
Kata Pengantar
Salam Pembaruan Agraria! konflik agraria lampau (laten), atau pun
konflik baru adalah gambaran nyata bahwa
CATATAN AKHIR TAHUN KONSORSIUM
sumber-sumber agraria belum sepenuhnya
PEMBARUAN AGRARIA (KPA) Tahun 2018
berada di tangan masyarakat, di samping
bertepatan dengan momentum tahun politik
makin ‘mengguritanya’ penguasaan tanah
2019. Catatan akhir tahun kali ini, selain
skala besar oleh pihak korporasi.
mengetengahkan situasi agraria nasional
sepanjang tahun, juga merefleksikannya Di penghujung tahun 2018, terdapat
ke dalam perjalanan 4 (empat) tahun momentum penting, dimana keputusan
pemerintahan Jokowi-JK, menjawab politik dan hukum berupa Perpres Reforma
situasi konflik dan hambatan realisasi Agraria akhirnya diterbitkan. Lahirnya
reforma agraria, serta memuat butir-butir Perpres mengundang tantangan bagaimana
rekomendasi perbaikan dan agenda strategis selanjutnya masa depan reforma agraria
agraria ke depan jelang tahun akhir masa dapat selamat melampaui tantangan
kepemimpinan. pertarungan politik 2019.
Mengingat tahun politik pemilihan Semoga catatan akhir tahun ini dapat
presiden ke depan, Catahu juga mencoba menjadi bahan perenungan semua pihak
merefleksikan dan mengevaluasi politik untuk bersama-sama melakukan langkah
kebijakan reforma agraria yang bersifat lintas koreksi atas situasi agraria yang belum
periode kepemimpinan nasional, tidak hanya menjawab rasa keadilan masyarakat, untuk
semasa pemerintahan Jokowi-JK, tetapi sepenuhnya berpihak kepada realisasi
juga sepanjang satu dekade pemerintahan reforma agraria sejati.
SBY, sehingga pembacaan situasi agraria
Karena hanya reforma agraria yang dapat
nasional diharapkan menjadi lebih utuh dan
memastikan rakyat tani korban kebijakan
proporsional.
agraria masa lalu dan masa kini di berbagai
Catatan ini juga mengetengahkan upaya wilayah konflik agraria di Tanah-Air
KPA selama ini dalam mendorong proses mendapatkan haknya atas tanah secara
perubahan kebijakan agraria, hingga berkeadilan. Termasuk memberi kepastian
upaya konsolidasi gerakan reforma agraria pembangunan usaha ekonomi dan produksi
melalui Lokasi Prioritas Reforma Agraria rakyat secara gotong-royong demi derajat
(LPRA), sebagai jawaban atas TORA yang hidup yang lebih baik.
menyebabkan realisasi RA tidak sesuai
Selamat tahun baru 2019, perjuangan kita
harapan masyarakat. Perkembangan LPRA
masih panjang!
di berbagai kementerian menjadi indikator
bagaimana kebijakan reforma agraria Jakarta, 03 Januari 2019
dengan implementasinya di lapangan dapat Konsorsium Pembaruan Agraria
diukur dalam konteks memperbaiki struktur
penguasaan tanah dan menuntaskan konflik
Dewi Kartika
agraria. Akumulasi konflik agraria, baik Sekretaris Jenderal

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria iii


DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Daftar Gambar vi

Daftar Tabel vii

BAB I Pendahuluan | “2014 - 2018: Dari Momentum Baru


Hingga Janji Lama Yang Belum Dituntaskan” 1

I.1. Momentum Baru Pasca Satu Dekade SBY 2


I.2. 2018, Mengingatkan Janji Lama Hingga Terbitnya Perpres RA 5
I.3. Sikap Politik KPA Terhadap Perpres Reforma Agraria 13

BAB II Laporan Konflik Agraria 2018 15

II.1. Letusan Konflik Agraria 17


II.2. Lebih Setengah Juta Hektar Tanah Dalam Konflik Agraria 27
II.3. Sebaran Konflik Agraria Tahun 2018 32
II.4. Korban dan Pelaku Kekerasan Dalam Konflik Agraria 39

BAB III Perkembangan Realisasi Kebijakan Reforma Agraria


Pemerintahan Jokowi-JK, 2015 – 2018 45

III. 1. Laju Cepat Sertifikasi Tanah, Laju Lambat Redistribusi Tanah 46


III.2. Nol Hektar Realisasi RA dari Pelepasan Klaim Kawasan Hutan 48
III.3. Salah Sasaran TORA di Bawah Yurisdiksi Kementerian
ATR/BPN 50
III.4. Realisasi Reforma Agraria Usulan Masyarakat dari Bawah 52

iv "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


BAB IV Laporan Kebijakan Agraria 2018 57

IV. 1. Perpres Reforma Agraria 58


IV.2. Hutang Bank Dunia Atas Nama Reforma Agraria 63
IV.3. Program Legislasi Nasional 65
IV.4. Praktek Land Banking Melanggar UUPA 1960 71
IV.5. Undang-undang P3H: Kebijakan Anti Petani 73
IV.6. Inpres Moratorium Sawit: Angin Segar Mengurangi
Ketimpangan Agraria 75

BAB V Penutup | Dua Dekade Perjuangan Reforma Agraria


dan Masa Depan Reforma Agraria Melampui Politik 2019 79

Empat Tahun Pemerintahan Joko Widodo 81


Menjawab Hambatan, Melampui Politik 2019 83

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria v


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Aksi Hari Tani Nasional KNPA 2016, 27/9/2016...........................................................4
Gambar 2: Aksi Hari Tani Nasional Aliansi KNPA 2017, 27/9/2017............................................5
Gambar 3: Pidato Sekjend KPA, Dewi Kartika dalam Soft Opening
GLF 2018 di Istana Negara, 20/9/2018.............................................................................7
Gambar 4: Presiden Jokowi Secara Resmi Membuka GLF 2018 di Istana Negara,
20/9/2018.........................................................................................................................................7
Gambar 5: Pidato Presiden Jokowi dalam Soft Opening GLF 2018
di Istana Negara, 20/9/2018....................................................................................................8
Gambar 6: Konsolidasi Petani dan Perumusan Deklarasi Petani 2018 di Gedung
Indonesia Menggugat, 23/9/2018........................................................................................9
Gambar 7: Penyerahan Lokasi Prioritas Reforma Agraria oleh KPA Kepada Menko
Perekonomian, Darmin Nasution, 24/9/2018..............................................................10
Gambar 8: Pembacaan Deklarasi Petani dalam Peringatan Hari Tani Nasional 2018
di Global Land Forum 2018, 24/9/2018.........................................................................10
Gambar 9: Pembukaan Global Land Forum (GLF) di Bandung, 24/9/2018..........................11
Gambar 10: Rapat Kerja Khusus KPA Menanggapi Isi Perpres
Reforma Agraria di Bogor, 5 – 6 November 2018......................................................12
Gambar 11:  Frekuensi Jumlah Konflik Agraria Per-Bulan.................................................................18
Gambar 12:  Jumlah Konflik Agraria Tiap Sektor.................................................................................... 19
Gambar 13:  Lima Perusahaan Penguasa Properti di Jabodetabek...............................................23
Gambar 14:  Luasan Konflik Agraria Per-Sektor..................................................................................... 28
Gambar 15:  Persentase Luasan Konflik Per-Sektor............................................................................. 30
Gambar 16: Sebaran Jumlah Konflik Agraria Per-Provinsi...............................................................33
Gambar 17:  Luasan Konflik Agraria Per-Provinsi.................................................................................. 39
Gambar 18:  Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Konflik Agraria.......................................................40
Gambar 19:  Presentase Korban Konflik Agraria Berdasarkan Gender......................................40
Gambar 20:  Pelaku Kekerasan dan Kriminalisasi dalam Konflik Agraria....................................43
Gambar 21: Para Pihak dalam Konflik Agraria........................................................................................ 44
Gambar 22:  Peta Sebaran Lokasi Prioritas Reforma Agraria...........................................................54
Gambar 23:   Review KPA Terhadap Visi Misi RA Peserta Pilpres 2019......................................84

vi "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


DAFTAR TABEL
Tabel 1:  Tipologi Konflik Agraria (laten) berdasarkan LPRA usulan anggota KPA...............21
Tabel 2: Tiga Provinsi Penghuni Lima Besar Konflik Agraria Tertinggi dalam
Lima Tahun Terakhir.......................................................................................................................... 34
Tabel 3:  Tipologi Konflik Agraria di Provinsi Riau, 2018...................................................................35
Tabel 4: Tipologi Konflik Agraria di Provinsi Jawa Timur, 2018....................................................37
Tabel 5:  Tipologi Konflik Agraria di Provinsi Jawa Barat, 2018.....................................................38
Tabel 6: Capaian Implementasi Kebijakan RA Menurut Pemerintah..........................................46
Tabel 7:   Ringkasan Regulasi Pelepasan Hutan....................................................................................... 49
Tabel 8: Deskripsi Administrasi Tanah Terlantar dan Aset Negara..............................................51
Tabel 9:   Keunggulan Lokasi Prioritas Reforma Agraria.....................................................................53
Tabel 10:   Capaian Lokasi Prioritas Reforma Agraria............................................................................. 53
Tabel 11: Realisasi Redistribusi Tanah Era Jokowi di Basis KPA......................................................55
Tabel 12: Usulan Penghapusan 17 Pasal UUPA Menurut DIM RUU Pertanahan
Pemerintah............................................................................................................................................68
Tabel 13:  Perbandingan Fungsi dan Tugas Lembaga Bank Tanah
dan Kementrian ATR/BPN............................................................................................................. 69
Tabel 14:   Penguasaan Tanah oleh Perusahaan dan Pengembang Properti................................72
Tabel 15:   Daftar Perusahaan Pemegang Izin Tambang yang Terindikasi Berada
Pada Hutan Konservasi di Provinsi Kalimantan Barat .....................................................75

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria vii


Patutlah kita kembali
bercermin pada janji lama
reforma agraria, pada
dasar-dasar kegentingan
perumusannya, juga tujuan
pokok mengapa rakyat sangat
menginginkan reforma agraria.
Maka siapa pun presidennya
harus menjalankan reforma
agraria yang sejati!
— Dewi Kartika, 2018 —
BAB I
PENDAHULUAN
“2014 - 2018: Dari Momentum
Baru Hingga Janji Lama yang Belum
Dituntaskan”
I.1. Momentum Baru Pasca Satu Dekade SBY rumah yang ditunggu penyelesaiannya
oleh masyarakat luas.
Kebijakan reforma agraria pemerintahan
Jokowi-JK melalui Nawacita ke-5 dan Saat masa transisi pemerintahan dari
proyek strategis nasional redistribusi kepemimpinan SBY ke Jokowi terjadi, 37
tanah seluas 9 juta hektar bagi petani organisasi masyarakat sipil (organisasi
sesungguhnya telah menjanjikan harapan tani, masyarakat adat, nelayan, buruh
baru paska 10 tahun pemerintahan dan NGO) menyelenggarakan Konferensi
sebelumnya. Kebijakan ini menjadi pintu Nasional Reforma Agraria (KNRA)
menuju perbaikan hidup masyarakat pada tanggal 22-23 September 2014 di
agraris Indonesia demi keadilan. Rakyat jakarta, dilanjutkan dengan aksi Hari Tani
pun, utamanya para petani yang selama ini Nasional pada 24 September 2014 secara
mengharapakan reforma agraria pro-aktif serentak di daerah-daerah, bertepatan
berupaya mendukung dan mengingatkan dengan peringatan 54 tahun terbitnya UU
terus-menerus agar pemerintah segera No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok
menjalankannya. Dasar Agraria (UUPA).

Akan tetapi, kebijakan reforma agraria Di tengah munculnya harapan baru


sepanjang 4 tahun menghadapi banyak setelah mengalami 1 (satu) dekade
tantangan. Banyak kebijakan publik yang pemerintahan SBY, tuntutan aksi puluhan
lahir dan proses pembangunan yang ribu petani saat peringatan HTN pada
justru bertentangan dengan semangat masa itu masih-lah sama, sebagaimana
reforma agraria, “membangunkan” konflik dirumuskan dalam butir-butir Buku Putih
agraria lama (laten), dan menimbulkan Reforma Agraria dan Resolusi KNRA
konflik agraria baru. hasil konferensi, yakni berpusat pada
tuntutan;
Sebagaimana kita ketahui, semenjak
reformasi, konflik-konflik agraria belum 1 Mengakhiri paradigma dan orientasi
mendapat perlakukan sepantasnya ekonomi politik agraria kapitalistik
(adequate) dari setiap penguasa yang mengutamakan kepentingan
pemerintahan. Tuntutan penyelesaian modal besar, dan harus bergeser
konflik agraria di seantero Tanah-Air kepada kepentingan rakyat kecil.
selalu dinyatakan gerakan masyarakat
2 Menjalankan reforma agraria
sipil di setiap babak pemerintahan. Begitu
sebagai landasan pembaruan dan
pun saat Pemerintahan Jokowi-JK baru
pembangunan pedesaan yang
saja memimpin, masalah agraria kronis
dilandasi keadilan pemilikan dan
ini secara otomatis menjadi pekerjaan
penguasaan tanah di pedesaan,
sekaligus reforma agraria di

2 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


perkotaan bagi masyarakat Banggai akibat pembelaannya atas konflik
tak mampu; bahwa cakupan agraria yang dihadapi warga dengan
obyek reforma agraria mestilah pihak perusahaan. Amnesti tersebut
menyangkut semua sektor membebaskan Eva dari segala tuduhan
keagrariaan, seperti pertanahan, dan putusan pengadilan. Peristiwa ini
pertanian, perkebunanan, kehutanan, sempat memberi angin segar, menjadi
pertambangan, pesisir, kelautan dan penanda baik yang memunculkan ribuan
pulau-pulau kecil. harapan bahwa langkah politik ini akan
diikuti pembebasan korban-korban
3 Mendesak pemerintahan baru
kriminalisasi agraria lainnya, termasuk
segera membentuk mekanisme dan
penyelesaian konfliknya. Berharap
kelembagaan khusus yang dipimpin
pula akan mengakhiri bentuk-bentuk
presiden untuk menuntaskan
intimidatif dan stigma buruk lainnya atas
konflik agraria lama dan baru secara
perjuangan petani dan aktivis agraria.
adil, beradab dan manusiawi, serta
Saat itu ada harapan bahwa konflik
pelibatan Polri dan TNI dalam
agraria akan menemukan “ratu adil”-nya.
penanganan konflik dihentikan.
Namun harapan menguap dengan
4 Mendesak presiden baru memulihkan
berjalannya waktu. Di samping
hak-hak rakyat yang menjadi korban
menempuh proses-proses dialog dan kerja
konflik agraria dengan memberikan
terus-menerus mempengaruhi kebijakan,
amnesti, abolisi, rehabilitasi restitusi
kembali pada HTN ke-55 (September,
dan kompensasi kepada rakyat, yakni
2015), KPA bersama Komite Nasional
petani, masyarakat adat dan aktivis
Pembaruan Agraria (KNPA), sekitar
pembela serta pejuang agraria,
5.000 petani kembali turun ke jalan
yang statusnya eks-narapidana,
menyerukan tuntutannya di depan Istana
narapidana, terdakwa, tersangka,
Negara. Mengingatkan lagi janji lama
maupun para pejuang agraria yang
pelaksanaan reforma agraria. Delegasi
masuk daftar pencarian orang (DPO).
KNPA dan petani saat itu sempat diterima
Momentum baru kepemimpinan Jokowi Kepala Staf Kepresidenan, yang baru saja
pada masa itu sempat memberikan diangkat Presiden, untuk menyampaikan
gebrakan, sebuah sinyal positif atas situasi agraria di lapangan. Salah satu
tuntutan di atas, ketika Presiden Jokowi usulan KNPA saat itu adalah meminta
memberikan amnesti kepada Eva Presiden segera membentuk lembaga
Susanti Bande, seorang pejuang agraria penyelesaian konflik agraria, yang disebut
perempuan dari Banggai, Sulawesi Unit Kerja Presiden untuk Penyelesaian
Tengah, yang divonis bersalah oleh PN Konflik Agraria (UKP2KA).

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 3


Gambar 1: Aksi Hari Tani Nasional KNPA 2016,
27/9/2016 [Foto: Amran]

4 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Gambar 2:
Aksi Hari Tani Nasional KNPA 2017,
27/9/2017 [Foto: KPA]

Tahun berganti, letusan konflik agraria perkotaan banyak berjatuhan tanpa


masih berlangsung tanpa kanal penyelesaian sekaligus pemulihan hak
penyelesaian. Konflik lama tak kunjung hingga tuntas.
disentuh, konflik baru terus bertambah.
Catatan Akhir Tahun KPA setiap I.2. 2018, Mengingatkan Janji Lama Hingga
tahunnya menunjukkan bahwa eskalasi Terbitnya Perpres RA
konflik terus meningkat dengan kasus-
Idealnya tahun 2018 adalah kesempatan
kasus kekerasan yang menyertainya.
pamungkas bagi pencapaian janji-janji
Diawali masa transisi dari SBY ke Jokowi,
penyelesaian konflik agraria dalam
pada 2014 tercatat terjadi 472 kasus
kerangka reforma agraria. Pasalnya tahun
konflik, tahun 2015 terjadi 252 kasus,
2019 dipastikan bangsa kita, utamanya
2016 terjadi 450 konflik. Lalu pada
birokrasi pemerintahan dan MPR/DPR
tahun 2017 terjadi 659 kejadian konflik
RI akan lebih banyak disibukkan oleh
agraria. Dalam kurun waktu 4 (empat)
kerja-kerja politik menuju pemenangan
tahun tersebut, ribuan korban kekerasan
pemilihan presiden. Gerakan reforma
dan kriminalisasi agraria di wilayah-
agraria khawatir, bahwa agenda-agenda
wilayah konflik, baik di pedesaan maupun

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 5


pelaksanaan reforma agraria akan Oleh sebab itu, pada tanggal 20
terbengkalai, akan lebih banyak lip-service September 2018 di Istana Negara –
dan seremonial tanpa menyentuh akar Jakarta, empat hari sebelum HTN ke-
masalah agraria sesungguhnya. Serta 58, Sekretaris Jenderal Konsorsium
berpotensi besar semakin menyimpang Pembaruan Agraria (KPA), juga selaku
dari sisi ketepatan obyek dan subyek Ketua Panitia Global Land Forum (GLF)
RA yang tidak sesuai dengan tujuan pada saat itu, melalui pidatonya kembali
utamanya. mengingatkan Presiden RI beserta
jajaran Kabinet Kerjanya, bahwa
Hingga ujung tahun, sayangnya
pekerjaan rumah reforma agraria,
perkembangan pelaksanaan RA dianggap
upaya penyelesaian masalah-masalah
lambat – jika tidak mau dikatakan
agraria yang dihadapi kaum tani selama
mandeg. Situasi di lapangan tetap tak
masa pemerintahannya belum kunjung
ada kepastian, kapan wilayah-wilayah
dilaksanakan.
hidup dan garapan masyarakat yang telah
lama diusulkan dari bawah melalui Lokasi
Prioritas Reforma Agraria (LPRA) akan
diakui oleh Negara.

“Yth. Bapak Presiden RI perkenankan saya untuk menyampaikan rasa prihatin


yang mendalam mengenai perampasan tanah yang memicu konflik-konflik
agraria di lapangan. Ada jutaan jiwa petani, masyarakat adat dan nelayan yang
menjadi korban konflik agraria. Kami menanti Perpres Reforma Agraria untuk
segera ditandatangi oleh Bapak Presiden."

"..sesegera mungkin mengeluarkan keputusan politik bagi penyelesaian konflik


agraria. Sekaligus memastikana pendekatan-pendekatan keamanan, yang
bersifat mengkriminalkan dan represif kepada masyarakat di wilayah konflik, di
desa-desa, di kampung, di wilayah adat dapat segera dihentikan."
“Kami menantikan realisasi redistribusi tanah atas tanah-tanah terlantar, tanah
HGU yang telah habis masa berlakunya, tanah perkebunan BUMN yang berupa
garapan rakyat, perkampungan dan tanah dalam kawasan hutan negara, yang
berupa permukiman, fasum dan fasos, tanah sawah dan ladang, tambak dan
lahan pengembalaan rakyat. Bapak Presiden, kami menunggu reforma agraria
sejati.”

6 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Gambar 3: Pidato Sekjend KPA, Dewi Kartika,
dalam Soft Opening GLF 2018 di Istana
Negara, 20/9/2018 [Foto: Biro Pers Presiden]

Gambar 4: Presiden Jokowi Secara Resmi


Membuka GLF 2018 di Istana Negara,
20/9/2018 [Foto: Biro Pers Presiden]

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 7


Gambar 5:

Pidato Presiden Jokowi dalam Soft Opening GLF 2018 di


Istana Negara, 20/9/2018 [Foto: Biro Pers Presiden]

8 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


pengakuan hutan adat, yang dijadikan
unggulan kinerja di sektor agraria,
Gambar 6: Konsolidasi Petani dan Perumusan Presiden juga dalam pidatonya langsung
Deklarasi Petani 2018 di Gedung Indonesia merespon, akan mengecek kemandegan
Menggugat, 23/9/2018 [Foto: KPA]
Perpres RA. Presiden juga memberikan
sinyal bahwa ia tidak mengerti mengapa
Perpres bisa macet prosesnya. Ia
menjanjikan dalam waktu kurang lebih
Petikan pidato di atas sesungguhnya seminggu akan menandatangani perpres
mencerminkan keresahan sekaligus tersebut.
kekecewaan dari kalangan gerakan
Tiga hari kemudian setelah pembukaan
reforma agraria. Mengingat 4 tahun
GLF di istana, pada 23 September 2018
perjuangan reforma agraria dan realisasi
di Kota Bandung gerakan reforma agraria
kebijakan politik sebagaimana dijanjikan
kembali menggelar konsolidasi persipan
di awal momentum 2014-2015,
peringatan hari tani. Konsolidasi para
hingga memasuki tahun 2018 belum
pimpinan serikat tani dan komponen
kunjung ditunaikan sesuai harapan. Ada
gerakan RA ini juga digunakan untuk
ketidakseriusan dan juga kemandegan
merumuskan Deklarasi Petani 2018
proses di seluruh kementerian sektor
berisi aspirasi sekaligus tuntutan gerakan
agraria; pertanahan, kehutanan,
reforma agraria kepada pemerintahan.
perkebunan, pertambangan yang
Deklarasi Petani 2018 mengingatkan
menyebabkan situasi ketimpangan dan
Presiden dan jajarannya untuk segera
konflik agraria semakin parah.
menuntaskan konflik agraria dan
Selain melaporkan perkembangan menjalankan reforma agraria sesuai
pemberian sertifikat hak milik dan amanat UUPA 1960.

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 9


Gambar 7: Penyerahan Lokasi Prioritas Reforma Agraria oleh KPA Kepada Menko
Perekonomian, Darmin Nasution, 24/9/2018 [Foto: KPA]

Gambar 8: Pembacaan Deklarasi Petani dalam Peringatan Hari Tani Nasional 2018 di Global Land
Forum 2018, 24/9/2018 [Foto: KPA]

10 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Tepat pada 24 September 2018, yakni tentang Reforma Agraria ditandatangani
Peringatan HTN ke-58, bertepatan Presiden. Konsorsium Pembaruan
dengan Indonesia menjadi tuan rumah Agraria, anggota beserta komponen
perhelatan GLF yang dihadiri 1.100 gerakan pendukung RA mengapresiasi
peserta dari 84 negara dan 30 provinsi, langkah yang sudah ditunggu selama 4
akhirnya Peraturan Presiden No. 86 tahun pemerintahan era Jokowi ini.

Gambar 9: Pembukaan Global Land Forum (GLF) 2018 di Bandung, 24/9/2018


[Foto: KPA]

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 11


Gambar 10: Rapat Kerja Khusus KPA Menanggapi Isi Perpres Reforma Agraria di Bogor,
5-6 November 2018 [Foto: KPA]

12 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


I.3. Sikap Politik KPA Terhadap Perpres Reform (UU No.56/Prp/1960) disahkan
Reforma Agraria oleh Presiden Soekarno.

Rapat Kerja Khusus (Rakersus) KPA Kita mengingat bahwa sejak pembekuan
pada 5-6 November 2018 di Bogor yang UUPA dan stigmatisasi landreform di
dihadiri seluruh komponen Pengurus masa Orde Baru, reforma agraria terus
KPA Nasional dan Wilayah merumuskan menerus mengalami kebuntuan. Di masa
pokok-pokok pandangan organisasi reformasi, mandat pembaruan agraria
sebagai respon sikap politik terhadap (reforma agraria) yang diingatkan kembali
Perpres Reforma Agraria. di masa Megawati melalui TAP MPR
IX/2001 tentang Pembaruan Agraria
Rakersus KPA mencatat bahwa, terlepas
dan Pengelolaan Sumberdaya Alam juga
adanya catatan kritis terhadap beberapa
mengalami kemandegan. Kemudian di
isi pasalnya, secara keseluruhan
era SBY, meski terminologi dan kebijakan
Perpres Reforma Agraria merupakan
RA mulai dapat masuk dalam dokumen-
sebuah terobosan politik. Perpres 86
dokumen negara, akan tetapi draft PP
ini sangatlah pantas diapresiasi sebagai
Reforma Agraria yang telah dijanjikan
upaya positif dalam rangka mengatasi
tidak kunjung ditandatangani SBY hingga
kebuntuan dan kebisuan selama 58 tahun
1 (satu) dekade kepemimpinannya
sejak Undang-Undang Pokok Agraria (UU
berakhir. Akhirnya, setelah sempat
No. 5/1960) dan Undang-Undang Land
mengalami kebuntuan 4 tahun janji politik

“Terlepas adanya catatan kritis terhadap beberapa isi pasalnya,


secara keseluruhan Perpres Reforma Agraria merupakan sebuah
terobosan politik. Perpres 86 ini sangatlah pantas diapresiasi
sebagai upaya positif dalam rangka mengatasi kebuntuan dan
kebisuan selama 58 tahun sejak Undang-Undang Pokok Agraria (UU
No. 5/1960) dan Undang-Undang Land Reform (UU No.56/Prp/1960)
disahkan oleh Presiden Soekarno.”

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 13


Jokowi, Perpres untuk menjalankan buruh tani dan nelayan kecil. Oleh karena
reforma agraria ini lahir. itu, langkah KPA bersama anggotanya
adalah mengoptimalkan pasal-pasal
Selain itu, hasil Rakersus KPA juga
yang menguntungkang rakyat, atau
memberi catatan penting bahwa kebijakan
apa yang diistilahkan Gunawan Wiradi
Prepres Reforma Agraria pemerintahan
sebagai langkah “to make the best of it”.
Jokowi belum mencerminkan RA yang
Sambil tetap setia pada azas RA sejati,
genuine – sejati. Ini disebabkan beberapa
KPA harus tetap bejuang meluruskan
hal, yaitu proses sejarah krisis agraria
konsep-konsep yang keliru, mendorong
warisan Orde Baru, diperparah kebijakan
kesadaran pemerintah secara terus-
ekonomi politik agraria yang kapitalistik
menerus menunju ke arah yang benar
di lintas rezim pemerintahan hingga saat
dalam kerangka reforma agraria.
ini. Dengan begitu, kondisi obyektifnya
belum memungkinkan, belum feasible Memasuki penghujung tahun, patutlah
dan kondusif untuk menjalankan RA kita kembali bercermin pada janji
sebagaimana dicita-citakan KPA selama lama reforma agraria, pada dasar-
ini. dasar kegentingan perumusannya,
juga tujuan pokok mengapa rakyat
Sekalipun belum berupa RA yang genuine,
sangat menginginkan reforma agraria.
Rakersus KPA melihat bahwa dalam
Selanjutnya, bagaimana masa depan
substansi Perpres adanya niat baik untuk
reforma agraria menghadapi tantangan
mengatasi dan memperdulikan masalah-
liberalisasi agraria ke depan, sekaligus
masalah agraria. Di beberapa bab dan
dapat melampaui kepentingan politik
pasal, ada semangat bahwa pemerintah
2019?
bersedia mendengarkan suara petani,

14 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


BAB II

Laporan Konflik
Agraria 2018
R
eforma agraria, yang gagasannya masih enggan disentuh pemerintah yang
lahir dari perjuangan agraria menjanjikan reforma agraria. Sepanjang
di seantero nusantara, juga tahun 2018 situasi agraria Indonesia tak
dimaksudkan untuk menyelesaikan banyak berubah. Konflik agraria kronis
konflik agraria. Secara sederhana, dan baru terus terjadi tanpa menemukan
reforma agraria musti difungsikan untuk ujung penyelesaian.
menyelesaikan konflik-konflik agraria
struktural yang kronis dan meluas, yang Berikut adalah laporan konflik agraria

umumnya disebabkan oleh peraturan sepanjang tahun 2018. Konflik agraria

perundang-undangan dan keputusan- yang dilaporkan KPA ini merupakan

keputusan pejabat publik. konflik agraria yang bersifat struktural,


yakni konflik agraria yang diakibatkan
Para pejabat publik, dalam hal ini oleh sebuah kebijakan atau putusan
para pejabat di Kementerian ATR/ pejabat publik, baik pusat maupun daerah,
BPN, Kementerian LHK, Kementerian yang menimbulkan banyak korban dan
Pertanian, Kementerian ESDM, berdampak luas, mencakup dimensi
Kementerian BUMN, Kementerian sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.1
Desa, dan Kementerian KKP, termasuk
1 Pengertian ini sekaligus yang membedakan
pemerintah provinsi dan pemerintah antara data kasus atau konflik agraria KPA
kabupaten, kerap memberikan hak dengan Kementerian ATR/BPN. Jika KPA
dan lisensi serta mengeluarkan ragam lebih fokus pada konflik agraria antara
kelompok masyarakat/komunitas versus
keputusan (HGU, HGB, HPL, HPH,
pemerintah dan/atau korporasi swasta,
HTI, Taman Nasional, ijin lokasi usaha sementara data kasus Kementerian ATR/BPN
perkebunan, ijin usaha pertambangan, yang dipublikasikan selama ini merupakan
penunjukkan dan penetapan kawasan penggabungan data kasus pertanahan, baik
konflik maupun jenis-jenis sengketa dan
hutan secara sepihak, pengadaan tanah
perkara pertanahan, termasuk di dalamnya
untuk pembangunan infrastruktur, sengketa individual, sengketa hak waris,
pengembangan pariwisata/real estate/ sengketa antar perusahaan, perusahaan
dengan pemerintah. Terminologi agraria
resort/hotel, dan sebagainya), yang
juga digunakan KPA, ketimbang pertanahan,
berakibat pada peminggiran dan karena mengacu pada sumber-sumber
penyingkiran rakyat petani, nelayan, agraria yang lebih luas sebagaimana
masyarakat adat dan masyarakat penjabaran UUPA, meliputi pertanahan dan
seluruh sektor agraria seperti kehutanan,
pedesaan serta perkotaan dari tanah,
perkebunan, pertambangan, pertanian,
kekayaan alam dan wilayah hidupnya. pesisir-kelautan dan pulau-pulau kecil.
Sementara Kementerian ATR/BPN hanya
Selama 4 tahun terakhir kita telah berbicara kasus dan konflik pertanahan di
menyaksikan konflik-konflik agraria bawah yurisdiksinya saja, yakni tanah-tanah
non-hutan.

16 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Pengertian agraria sendiri mengacu pada
Undang-Undang No. 5 tahun 1960 yang
mendefenisikan agraria sebagai bumi, air,
ruang angkasa dan segala kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.

Dari 144 ledakan


II.1. Letusan Konflik Agraria
konflik agraria
Sepanjang tahun 2018 KPA mencatat
sedikitnya telah terjadi 410 kejadian
yang terjadi di
konflik agraria dengan luasan wilayah sektor perkebunan
konflik mencapai 807.177,613 hektar
sepanjang tahun ini,
83 kasus atau
dan melibatkan 87.568 KK di berbagai
provinsi di Indonesia. Dengan demikian,
secara akumulatif sepanjang empat tahun 60 %-nya terjadi
(2015 – 2018) pemerintahan Jokowi-JK
di perkebunan
telah terjadi sedikitnya 1.769 letusan
konflik agraria. komoditas kelapa
Pada tahun ini, perkebunan kembali sawit.
menempati posisi tertinggi sebagai sektor
penyumbang konflik agraria dengan 144
(35%) letusan konflik, sektor properti
137 (33%), sektor pertanian 53 (13%),
pertambangan 29 (7%), sektor kehutanan
19 (5%) konflik, sektor infrastruktur 16 menandakan bahwa belum ada upaya
(4%) dan terakhir sektor pesisir/kelautan yang serius dan bersungguh-sungguh dari
dengan 12 (3%). pemerintah untuk menyelesaikan konflik
agraria yang diakibatkan oleh kebijakan
Dari 144 ledakan konflik agraria yang
dan praktek-praktek pembangunan
terjadi di sektor perkebunan sepanjang
serta perluasan perkebunan di Indonesia.
tahun ini, sebanyak 83 kasus atau 60 %
Ketimbang menyelesaikannya, dalam
-nya terjadi di perkebunan komoditas
banyak kesempatan Presiden Jokowi
kelapa sawit.
selalu menekankan bahwa izin-izin di
Masih tingginya letusan konflik agraria sektor perkebunan – atau pun kehutanan,
yang terjadi di sektor perkebunan bukanlah lahir di era pemerintahannya.

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 17


Gambar 11:
Frekuensi Jumlah Konflik Agraria
Per-Bulan

50 48

41
40
40 37 37
36
35 35
34

30
25
23

19
20

10

0
Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

18 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Gambar 12:
Jumlah Konflik
Agraria Tiap Sektor

144

137

53

29
19
16
12

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 19


Persoalan konflik agraria bukan hanya tahun 2018, tercatat ada 242 lokasi seluas
memperlihatkan perluasan lahan atau 416.126 hektar merupakan wilayah
penerbitan izin baru perkebunan yang konflik di sektor perkebunan (non-hutan).
melanggar hak-hak masyarakat atas 242 LPRA tersebut memperlihatkan
tanah. Melainkan juga persoalan tumpang bahwa kampung, desa, pemukiman,
tindih hak warga atas tanah dengan fasum dan fasos, sawah, lahan garapan
perusahaan swasta maupun perusahaan dan kebun rakyat menjadi wilayah konflik
milik Negara yang telah berlangsung akibat keputusan pejabat publik yang
sejak lama, yang kemudian muncul berkaitan dengan HGU negara (aset
kembali ketegangan konflik di tahun 2018 BUMN atau pemprov), HGU swasta,
disebabkan oleh pemerintahan saat ini akibat kegagalan program transmigrasi,
melakukan upaya-upaya baru terhadap HGB, HPL dan sebagainya (lihat tabel
ijin lama, seperti memperpanjang ijin 1). Hingga saat ini wilayah-wilayah
HGU bagi perusahaan. Atau pun tanpa tersebut masih belum juga mendapatkan
ada upaya koreksi terhadap kesalah rezim pengakuan penuh dari pemerintah, dan
lama, dengan cara terus membiarkan dibiarkan dalam status berkonflik dengan
banyak perusahaan perkebunan, yang perusahaan-perusahaan perkebunan
jelas-jelas menyalahi prosedur atau milik swasta maupun negara (PTPN).
sudah habis ijinnya tetapi bisa beroperasi
Situasi konflik agraria laten tersebut
di masa pemerintahan Jokowi. Di sinilah
ibarat api dalam sekam yang bisa meledak
kontribusi pemerintahan saat ini dalam
kapan saja. Pasalnya Negara kita sangat
melanggengkan konflik agraria lama
legalistik pendekatannya. Sementara
maupun mengakibatkan konflik baru.
banyak regulasi, peraturan perundang-
Jika berdasarkan analisis konflik dan undangan, dan keputusan pejabat publik
masalah agraria dari 462 Lokasi Prioritas yang tidak adil terhadap hak-hak rakyat.
Reforma Agraria (LPRA) KPA2 hingga Akibatnya petani yang berkonflik dicap
sebagai ‘warga ilegal’, ‘perambah liar,
2 Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA)
merupakan strategi pendekatan Konsorsium ‘pencuri tanah negara’ karena dianggap
Pembaruan Agrarua (KPA) untuk menentukan tidak mempunyai bukti hukum yang
lokasi-lokasi mana yang seharusnya
sah. Dalam sistem politik agraria yang
disasar agenda reforma agraria Jokowi-JK.
Lokasi-lokasi tersebut, secara prinsip telah legalistik semacam ini, kita kerap saksikan
memenuhi kriteria dan prinsip reforma agraria banyaknya izin-izin konsesi besar yang
sejati, yakni adanya konflik agraria, adanya terbit di atas tanah-tanah kampung,
ketimpangan penguasaan lahan (red: antara
tempat tinggal, garapan dan sumber
rakyat dengan swasta/dan atau pemeritah),
jelas subjek (penerima) dan objeknya (tanah), kehidupan warga.
adanya organisasi yang kuat, dan proses
penentuan yang partisipatif.

20 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Tabel 1:  Tipologi Konflik Agraria (laten) berdasarkan LPRA usulan anggota KPA

Di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Nibung, Belanda yang mulai digarap masyarakat
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera sejak 1942. Namun pada tahun 1959,
Selatan, terjadi konflik antara masyarakat PTPN II datang mengambil dan menguasai
Suku Anak Dalam (SAD) dengan PT. PP lahan tersebut secara sepihak. Tindakan
London Sumatera (Lonsum). Konflik yang tersebut menggusur lahan garapan 110
telah berlangsung sejak 23 tahun yang keluarga petani yang telah bermukim jauh
lalu tersebut lahir akibat pemberian sebelumnya.
izin oleh pejabat publik kepada pihak
Di Sulawesi Selatan, PTPN XIV
perusahaan di wilayah masyarakat SAD.
melakukan usaha tanpa memiliki HGU di
Akibatnya, tanah ulayat seluas 1.697
atas lahan seluas 22.490 hektar selama
hektar dirampas secara paksa. Berbagai
15 tahun. Usaha perkebunannya berada
upaya telah dilakukan oleh masyarakat,
di tiga kabupaten, yakni Kabupaten
akan tetapi selalu menemui jalan buntu
Enrekang, tepatnya di Kecamatan Maiwa
hingga kini.
seluas 5.230 hektar, Kabupaten Wajo
Situasi serupa juga terjadi di Desa Bangun di Kecataman Keera dan Gilireng seluas
Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, 12.170 Ha, dan Kabupaten Sidrap seluas
Deli Serdang, Sumatera Utara. Kali ini 5.090 hektar. Hal ini memicu konflik
PTPN II yang berkonflik dengan warga. agraria berkepanjangan antara warga
Konflik yang berada di atas lahan seluas desa dan petani penggarap dengan
119 hektar tersebut telah berlangsung perusahaan kebun plat merah tersebut.3
sejak tahun 1959. Lahan ini awalnya
3 http://kpa.or.id/media/baca2/siaran_
merupakan lahan bekas perkebunan pers/86/%E2%80%9CKEMBALIKAN_

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 21


Sementara, pembangunan di sektor luasan tersebut, baru 2.000 hektar yang
properti lagi-lagi menjadi penyumbang mereka kembangkan. Ini juga menujukkan
konflik agraria ke dua, sebanyak 137 praktek-praktek land banking oleh pihak
kasus. Salah satu konflik agraria yang swasta, menyimpan cadangan tanah
meletus tahun ini adalah akibat gencarnya tanpa diolah dan diusahakan.
pengembangan kawasan industri
Ada lagi Sinarmas Land  yang menguasai
properti dan real estates. Salah satunya
tanah sangat luas, di mana cadangan
pembangunan kota baru “Millenium City”
tanah yang mereka miliki mencapai
seluas 1.388 hektar, yang luas wilayahnya
10.000 hektar. Sementara Hanson
berada di lintas dua kabupaten;
International dengan kepemilikan tanah
Kabupaten Tangerang dan Kabupaten
seluas 3,700 hektar per-semester I tahun
Bogor. Dari total luas tanah yang menjadi
2017, tersebar di Maja, Serpong Banten,
obyek rencana pengembangannya, 450
dan Bekasi, Jawa Barat.5
hektar di Desa Sukamulya, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor merupakan Data lain menyebutkan bahwa sebanyak
tanah yang masih berstatus konflik antara 28 kota baru di wilayah Jabodetabek
warga dengan TNI Angkatan Udara. 4
dikuasai lima pengembang besar, yakni
Bakrieland Development, Sinarmas Land,
Di Kota Bandung, konflik agraria terjadi
Jaya Real Property (Pembangunan Jaya),
antara warga dengan Pemkot. Konflik
Lippo Group dan Ciputra Group.6
berawal dari rencana Pemkot Bandung
yang akan membangun rumah deret di Kondisi ini menjadi sangat kontras di
lokasi pemukiman warga. Pembangunan tengah masih banyaknya masyarakat
perumahan ini menggusur sedikitnya 90 miskin yang tinggal di perkotaan tidak
bangunan milik 120 KK. memiliki tempat layak huni, atau menjadi
tunakisma. Bahkan tidak sedikit dari
Masalah agraria lain yang tidak kalah
mereka digusur akibat kuatnya arus
penting di sektor properti ialah terjadinya
pembangunan dan pengembangan kota-
monopoli tanah oleh pihak pengembang
kota. Penguasaan tanah oleh swasta
swasta. Misalnya Sentul City, perusahaan
tersebut telah membuat kota-kota
yang dimiliki Kwee Cahyadi Kumala
dibangun untuk melayani kepentingan
tersebut memiliki lahan seluas 15.000
kelas menengah ke atas.
hektar di Bogor dan Jonggol. Dari total

TANAH_PETANI_YANG_DIRAMPAS_PTPN_ 5 https://industri.kontan.co.id/news/swasta-
XIV%E2%80%9D mendominasi-cadangan-lahan-properti
4 https://tirto.id/membangun-kota-baru- 6 Hasil Penelitian Jurusan Perencanaan Kota
millennium-city-di-tanah-sengketa-warga- dan Real Estate Universitas Tarumanegara,
rumpin-cN4l 2011.

22 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Gambar 13:  Lima Perusahaan Penguasa Properti di Jabodetabek

Tingginya letusan konflik di sektor infrastruktur dan SDA, yang dijalankan


properti (real estate, kawasan industri dua pemerintahan ini secara prinsip
swasta, dsb.), seringkali berkaitan sama, yakni melahirkan perampasan
erat dengan proyek pembangunan tanah (land grabbing) dan penggusuran-
infrastruktur. Pembangunan sektor ini penggusuran secara massal, yang akan
memang menjadi andalan pemerintah diikuti oleh tindakan represif aparat di
dalam empat tahun terakhir, bahkan daerah, apabila lahir penolakan rakyat
dalam 9 tahun terkahir jika ditarik ke di lokasi-lokasi yang dijadikan target
belakang masa pemerintahan SBY. pengadaan tanah untuk proyek-proyek
Kita tentu tidak lupa, dimulai dari pembangunan negara maupun swasta.
pencanangan program Master Plan
Lancarnya arus konektivitas yang
Percepatan dan Perluasan Pembangunan
dilahirkan oleh pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) di masa
infrastruktur dan pengembangan
pemerintahan SBY yang berlanjut dengan
kawasan yang saling terintegrasi,
Proyek Strategis Nasional (PSN) di era
sejatinya memang diperlukan untuk
pemerintahan Jokowi. Meski dikatakan
memacu roda perekonomian negeri.
berbeda, sebenarnya pendekatan-
Namun cara-cara sepihak dan memaksa,
pendekatan proyek pembangunan
non-partisipatif, proses yang tidak

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 23


transparan, koruptif, orientasi bisnis Dari banyak kasus konflik agraria, terlihat
yang lebih kuat ketimbang kepentingan dampak menguntungkan proyek-proyek
umum, hingga pendekatan yang represif pembangunan lebih banyak dinikmati
terhadap penolakan warga selalu kelompok konglomerat, elit bisnis dan
menghiasi proyek-proyek pengadaan dan politik. Dampak ini di semua lini, sebut
pembebasan tanah untuk pembangunan saja bisnis ekstraktif, bisnis pariwisata,
industri properti dan infrastruktur. Situasi properti, perkebunan dan industri
ini bertolak belakang dengan narasi yang kehutanan. Sementara, masyarakat yang
dibangun bahwa pembangunan bertujuan tergusur tidak mendapatkan manfaat
untuk mendokrak perekonomian dan sebagaimana mestinya. Sebaliknya sikap
kesejahteraan rakyat. diskriminatif, intimidatif hingga represif
terhadap sikap bertahan masyarakat
lebih nyata.

Sebagai contoh kasus persinggungan


“..pembangunan infrastruktur dan
antara konflik lintas sektor, antara properti
pengembangan kawasan yang saling dan pembangunan infrastruktur, yakni
terintegrasi, sejatinya memang kasus Bandara Kertajati. Pada Mei 2018
diperlukan untuk memacu roda Presiden telah meresmikan beroperasinya
perekonomian negeri. Namun Bandar Udara Internasional Kertajati
cara-cara sepihak dan memaksa, (BIJB), di Kecamatan Kertajati, Kabupaten
non-partisipatif, tidak transparan, Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Seluas
koruptif, manipulatif, orientasi 5.000 hektar menjadi obyek perencanaan
bisnis yang lebih kuat ketimbang proyek mega ini, 1.800 hektar tanah
kepentingan umum, hingga untuk pembangunan bandara dan sisanya
pendekatan represif sebagai respon untuk pengembangan kawasan aerocity
atas penolakan warga, selalu dan pusat bisnis. Di sinilah biasanya

menghiasi proyek-proyek pengadaan kepentingan umum dalam proyek


strategis nasional, dimana kepentingan
dan pembebasan tanah untuk
bisnis swasta lebih kuat. Aerocity sarat
pembangunan infrastruktur dan
dengan kepentingan investasi swasta,
properti. Situasi ini bertolak belakang
bahkan asing. Megahnya ambisi BIJB dan
dengan narasi yang dibangun bahwa
aerocity-nya, telah mendorong investasi
pembangunan bertujuan untuk asing dari Tiongkok mengucurkan dana
mendokrak perekonomian dan hutangan sebesar 2,2 miliar dollar kepada
kesejahteraan rakyat.” Pemerintah RI melalui Kementerian
Perindustrian. Per-Maret 2018, 500

24 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


miliar dollar pembayaran pertama telah disebabkan selesainya konflik, atau
cair. membaiknya pendekatan yang ditempuh
pemerintah terhadap masyarakat
Di balik kemegahan bandara yang
terdampak. Melainkan di tahun 2018,
diproyeksikan terluas dan moderrn ini,
kebanyakan proyek strategis nasional
publik banyak yang tidak mengetahui
di sektor infrastruktur sudah banyak
ada ribuan warga desa telah menjadi
yang memasuki tahap konstruksi.
“tumbal”. Salah satunya, Desa Sukamulya,
Artinya sebagian besar tahap-tahap awal
yang terkena dampak buruk dari proyek
pengadaan tanah, pembebasan lahan
strategis nasional ini. Proyek infrastruktur
warga sudah hampir rampung. Beberapa
sejak jaman SBY yang dilanjutkan
proyek telah diresmikan, meski tidak
oleh Jokowi ini telah melenyapkan
menyelesaikan konflik hingga tuntas,
10 desa. Desa Sukamulya memilih
tidak juga menghapus pelanggaran HAM
bertahan hingga kini, sebagian warganya
yang telah terjadi.
menyerah dan terpaksa melepaskan
tanahnya, sebagian besar lagi memilih
menolak digusur. Berbagai cara telah
ditempuh warga, mengadukan ke semua “.. penurunan konflik agraria di
kementerian dan lembaga terkait, hingga sektor infrastruktur bukanlah
aksi dan bentrok dengan pemerintah dan disebabkan selesainya konflik,
kepolisian (2016 – 2017). Kabar terakhir atau membaiknya pendekatan yang
dari kesaksian warga, sebuah monumen ditempuh pemerintah terhadap
dijanjikan akan dibangun sebagai bagian masyarakat terdampak. Melainkan
dari ganti kerugian tanah-tanah warga di tahun 2018, kebanyakan proyek
yang telah lepas. Monumen tersebut strategis nasional di bidang
akan mencantumkan daftar nama- infrastruktur sudah banyak yang
nama masyarakat desa yang terdampak memasuki tahap konstruksi.
proyek. Sungguh ironis cara Negara Artinya sebagian besar tahap-
menghormati hak-hak rakyat atas tanah tahap awal pengadaan tanah,
dan kampungnya7 pembebasan lahan warga sudah
hampir rampung. Beberapa proyek
Sementara itu, penurunan konflik
telah diresmikan, meski tidak
agraria di sektor infrastruktur bukanlah
menyelesaikan konflik hingga
7 Kesaksian warga Desa Sukamulya, satu-
tuntas, tidak juga menghapus
satunya desa yang masih tersisa dari target pelanggaran HAM yang telah
11 desa yang menjadi obyek pengadaan tanah terjadi.”
untuk pembangunan Bandara Internasional
Jawa Barat (BIJB)

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 25


Dari 223 Proyek Strategis Nasional (PSN), sawah baru dan pembangunan kawasan
164 diantaranya sudah masuk tahap food estate. Percetakan sawah baru ini
kontruksi dengan target rampung pada menjadi salah satu andalan Kementerian
tahun 2018 dan 2019. Sisanya, sebanyak Pertanian. Di Merauke, perluasan
6 proyek masuk dalam tahap transaksi, 53 percetakan sawah telah menghilangkan
proyek dan 1 program industri pesawat wilayah adat dan menggusur hutan
masuk dalam tahap penyiapan. 8
sagu milik masyarakat lokal. Program-
program ini lebih mengedepankan model
Dari situasi di atas dapat dipahami
pembangunan pusat, mengejar investasi
mengapa letusan konflik di sektor
perusahaan pangan dengan dalih
infrastruktur menjadi turun. Sebab
ketahanan pangan nasional, ketimbang
kerentanan konflik di sektor ini
melindungi dan melestarikan pangan
biasanya terjadi dalam tahap-tahap
lokal Papua, atau memberdayakan dan
awal pembangunan, khususnya proses
bersinergi dengan masyarakat lokal yang
pengadaan dan pembebasan tanah.
berada di wilayah tersebut.
Namun demikian, konflik agraria akibat
Ada peristiwa cukup kontras jika
pembangunan infrastruktur diprediksi
membandingkan antara peristiwa
akan kembali merangkak naik di tahun
penghilangan ribuan lahan pertanian
2019. Hal ini ditandai dengan naiknya
produktif di Majalengka yang kini disulap
anggaran pembangunan infrastruktur
menjadi Bandara Kertajati, dengan
menjadi Rp 420,5 triliun. Jumlah ini
peristiwa perubahan lanskap tanah Papua
meningkat dibanding tahun 2018 sebesar
akibat penciptaan paksa lahan-lahan
Rp 410,4 triliun. Selain itu, kepentingan
pertanian baru lewat program percetakan
pembiayaan politik 2019 dari para elit
sawah baru Kementan. Di Jawa Barat
kekuasaan dan bisnis, ditambah belum
hilangkan tanah pertanian, sementara
berubahnya cara-cara pengadaan tanah
di Merauke ciptakan persawahan baru,
bagi pembangunan infrastruktur yang
dimana warga sama-sama menjadi
korup dan represif diprediksi akan
korban. Maka sesungguhnya negeri ini
menjadi sebab utama tingginya konflik
tidak sedang beranjak kemana-kemana
agraria di sektor ini.
dalam konteks merealisasikan agenda
Selanjutnya, konflik agraria di sektor reform di bidang agraria.
pertanian. Konflik di sektor ini utamanya
disebabkan oleh proyek percetakan

8 Siaran Pers Komisi Percepatan Penyediaan


Infrastruktur Prioritas (KPPIP) tanggal 8
Oktober 2018.

26 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


II.2. Lebih Setengah Juta Hektar Tanah Dalam perkebunan swasta, dan 5,4 juta hektar
Konflik Agraria oleh petani sawit. Kebun masyarakat di
sektor sawit ini lebih banyak dibangun
Tanah di Indonesia seluas 807.177,613
melalui skema kemitraan dengan
hektar mengalami konflik agraria. Dari
perusahaan (sistem plasma).
sekitar 800-an ribu hektar tersebut,
73 % diantaranya terjadi di sektor Pihak pemerintah seringkali memberikan
perkebunan dengan luasan 591.640,32 statement bahwa penguasaan tanah di
hektar. Angka yang cukup fantastis jika sektor perkebunan kelapa sawit oleh
dibandingkan dengan luasan di sektor pemerintah hanya sebagian kecil saja,
lainnya. Sebut saja, sektor kehutanan sementara penguasaan tanah perkebunan
dengan luas 65.669,52 hektar, disusul lebih didominasi oleh pihak swasta dan
dengan pesisir/kelautan seluas 54.052,6 juga masyarakat. Padahal, dari data
hektar, pertambangan 49.692,6 hektar, statistik Ditjenbun tersebut, ada potensi
properti 13.004,763 hektar dan terakhir, kuat dimana kebun masyarakat itu rata-
infrastruktur dengan luasan 4.859,32 rata berada dalam sistem plasma. Kebun
hektar. plasma warga timbul sebagai kewajiban si
kebun inti perusahaan untuk memfasilitasi
Dibanding tahun sebelumnya, terjadi
pembangunan plasma. Kesatuan paket
peningkatan hingga 4 kali lipat luasan
pembangunan perkebunan antara kebun
konflik agraria di sektor perkebunan.
inti perusahaan dengan plasmanya ini tak
Melihat situasi tersebut, sudah
bisa dipisahkan begitu saja dalam statistik
selayaknya pemerintah mengeluarkan
penguasaan lahan kebun. Mengingat
kebijakan yang tegas untuk segera
kebun plasma masyarakat notabene ada
mengurai benang kusut konflik agraria
dalam legalitas HGU perusahaan, artinya
di sektor ini. Jika tidak, potensi ledakan
bukan 100% tanah kepemilikan rakyat.10
konflik agraria akan terus mengintai
Dengan kata lain, skema perkebunan
saban tahun yang lagi-lagi mengorbankan
inti-plasma sesungguhnya menjadikan
masyarakat.
korporasi swasta di bidang kelapa sawit
Hingga 2018, tercatat pembangunan sebagai penguasa tanah sekitar 13 juta
perkebunan sawit menguasai 14.309.256 hektar, atau sama dengan luas Pulau
hektar tanah di Indonesia. Dari jumlah
9
Jawa. Dengan penguasaan tanah seluas
tersebut, 713.121 hektar merupakan itu, tidaklah mengherankan jika sektor
perusahaan perkebunan pemerintah, perkebunan, utamanya sawit konflik
7,7 juta hektar adalah tanah perusahaan agraria akibat perkebunan komoditas
sawit akan tetap tinggi di Indonesia.
9 Paparan Ditjenbun pada Rembug Nasional
Serikat Petani Kelapa Sawit, 2018
10 ibid

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 27


Gambar 14:
Luasan Konflik Agraria (Hektar) Per-Sektor

28.258,49

49.692,6 13.004,76
54.052,6 4.859,32

65.669,52

591.640,32

28 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


“.. kebun plasma masyarakat notabene ada dalam
legalitas HGU perusahaan, artinya bukan 100%
tanah kepemilikan rakyat. Dengan kata lain, skema
perkebunan inti-plasma sesungguhnya menjadikan
korporasi swasta di bidang kelapa sawit sebagai
penguasa tanah sekitar 13 juta hektar, atau sama
dengan luas Pulau Jawa

Kenyataan ketimpangan dan konflik ekspansi perkebunan sawit yang semakin


agraria akibat konsesi-konsensi memonopoli tanah di Indonesia ini.
perkebunan, khususnya industri sawit
Penguasaan lahan skala besar tidak hanya
ini, harus mampu dijawab oleh Perpres
terjadi di perkebunan sawit dan swasta.
Reforma Agraria dan Inpres Moratorium
Di Sulawesi Selatan misalnya, PTPN
Sawit sebagai jalan perbaikan kembali
XIV sedikitnya menguasai   66.484,75
struktur agraria termasuk menuntaskan
Ha yang tersebar di 9 Kabupaten, yakni
sengkarut konflik yang ada di Indonesia.
Kabupaten Enrekang, Wajo, Sidrap,
Pelaksanaan perpres dan inpres ini
Luwu Timur, Luwu Utara, Jeneponto,
harus betul-betul diawasi bagaimana
Bone, Takalar, Soppeng. Ironisnya lagi,
realisasinya dan dampaknya di lapangan.
perusahaan negara ini beroperasi tanpa
Jangan sampai mengulang hal serupa
dokumen legal selama 15 tahun di
yang pernah terjadi di masa pemerintahan
Kabupaten di atas, yakni Wajo, Takalar
SBY. Di mana kebijakan moratorium sawit
dan Sidrap.11
ternyata tidak cukup ampuh menahan laju
11 Hasil pendataan KPA Wilayah Sulawesi
Selatan

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 29


Gambar 15:
Persentase Luasan Konflik Per-Sektor

2%
7% 1%
4%

8%
6%

73 %

30 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Konflik agraria di sektor kehutanan wilayah Register Way Pisang. Sementara
akibat tumpang tindih kawasan hutan di Sulawesi Selatan, kurang lebih
yang diklaim pemerintah dengan lahan 23.428 jiwa petani hutan di kawasan
garapan, pemukiman bahkan desa yang hutan Lapposo, Kecataman Ninicong,
sudah berstatus definitif. Meskipun Kabupaten Soppeng berkonflik dengan
ledakan di sektor ini tidak terlalu tinggi, Balai Pengamanan dan Penegakan
namun secara luasan skalanya termasuk Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
cukup besar. Biasanya konflik di sektor (BPPHLHK) Provinsi Sulawesi Selatan.
ini bisa melibatkan lebih dari satu desa
Situasi diatas adalah gambaran
bahkan lintas kecataman.
bagaimana rentannya masyarakat dan
Angka 19 konflik agraria yang terjadi di petani yang tinggal di pinggiran atau yang
wilayah hutan pada tahun ini bukanlah diklaim masuk kawasan hutan. Bukan
mencerminkan angka yang sesungguhnya. hanya konflik atau sengketa lahan yang
Sebab bisa jadi di wilayah-wilayah lainnya menjadi ancaman mereka. Kriminalisasi
yang tidak terjadi letusan konflik, namun dan intimidasi dari pihak kehutanan juga
sebenarnya terjadi tumpang-tindih klaim terus mengintai mereka setiap waktu.
antara warga atau masyarakat yang
Catatan lainnya ialah bawah konflik
berada di pinggir hutan dan wilayah
yang terjadi di wilayah perkebunan dan
hutan.
pertambangan sebagian besar bermula
Hasil overlay peta digital kawasan hutan dari wilayah hutan. Sebab, perkebunan
yang dikeluarkan Kementrian Kehutanan dan pertambangan mendapatkan tanah
pada tahun 2013 menyebutkan ada dari proses pelepasan kawasan hutan,
sekitar 32 ribu desa saat ini diklaim pinjam pakai kawasan hutan untuk
masuk dalam kawasan hutan. Sementara, perkebunan dan pinjam pakai kawasan
dari hasil pendataan yang dilakukan KPA hutan untuk pertambangan. Sebab itulah
hingga tahun ini, sedikitnya terdapat 217 konsentrasi konflik agraria sangat tinggi
wilayah garapan masyarakat, pemukiman, di sektor ini.
dan desa yang berkonflik dengan kawasan
Beralih ke sektor pertambangan,
hutan.12
meskipun angka letusan konflik di sektor
Di Lampung misalnya, 16 desa yang ini tidak setinggi sektor perkebunan.
berada di Kabupaten Lampung Selatan Namun ia juga menyimpan potensi konflik
hingga kini mengalami konflik karna yang tak kalah tinggi. Di satu sisi, praktek-
diklaim secara sepihak masuk ke dalam praktek di bidang ekstraktif ini juga
rentan terhadap kerusakan lingkungan
12 Data Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA) yang berdampak luas terhadap lahan

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 31


garapan dan lingkungan pemukiman Sumatera Utara 23 konflik; 7) Banten 22
masyarakat. konflik; 8) Aceh 21 konflik, 9) Kalimantan
Tengah 17 konflik; dan 10) DKI Jakarta
Di Sukoharjo, Jawa Tengah, lahir
dengan 17 konflik agraria yang terjadi
penolakan besar-besaran masyarakat
sepanjang tahun ini.13
terhadap aktivitas PT. Rayon Utama
Makmur (PT. RUM) yang beroperasi Sementara secara luasan, 10 besar
sejak November 2017. Ihwal penolakan provinsi dengan konflik terluas
tersebut adalah dampak buruk yang diantaranya: 1) Lampung dengan luasan
diterima masyarakat akibat operasi 183.054,22 hektar; 2) Sumatera Selatan
perusahaan. Pasalnya limbah yang seluas 139.709,7 hektar; 3) Sulawesi
dikeluarkan pabrik mengeluarkan Tengah seluas 121.752 hektar; 4) Riau
bau busuk ke desa-desa sekitar dan seluas 59.597,54 hektar; 5) Jawa Timur
menyebabkan sejumlah warga menderita 52.659,55 hektar; 6) Sumatera Utara
gangguan pernapasan. seluas 52.354,85 hektar; 7) Kalimantan
Barat 44.564,14 hektar; 8) Sumatera
Terbaru di Sulawesi Selatan,
Barat seluas 19.968,5 hektar; 9) Jambi
penambangan pasir ilegal menggusur
seluas 17.327,3 hektar; dan 10) Nusa
lahan pertanian masyarakat Desa
Tenggara Barat dengan luasan mencapai
Padingding, Kecamatan Sandrobone,
11.948,1 hektar.
Kabupaten Ta k a l a r. Aktivitas
penambangan tersebut telah mulai sejak Jika dicermati, dari 10 besar provinsi
2010, sempat berhenti namun kembali dengan konflik tertinggi tahun ini, 5
beraktivitas tahun ini. Sejauh ini, tercatat diantaranya tercatat sebagai provinsi
dua orang warga tewas akibat jatuh ke penyumbang konflik tertinggi tahun
lubang-lubang bekas tambang tersebut. 2017, yakni Riau, Sumatera Utara,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur.
II.3. Sebaran Konflik Agraria Tahun 2018 Bahkan Riau, Jawa Timur dan Jawa Barat
secara konsisten selalu menempati posisi
Konflik agraria terjadi di seluruh provinsi
lima besar sebagai provinsi penyumbang
di Indonesia. Dominasi letusan konflik
konflik agraria tertinggi sejak 2014.
masih terjadi di Sumatera dan Jawa. 10
provinsi penyumbang konflik agraria
13 Sumatera Selatan dan Jawa Barat sama-sama
tertinggi antara lain; 1) Provinsi Riau menyumbang 28 konflik, namun secara luasan
dengan 42 kejadian konflik; 2) Jawa Timur Sumatera Selatan berada di atas Jawa Barat.
dengan 35 kejadian konflik; 3) Sumatera Begitu juga dengan Kalimantan Tengah dan DKI
Jakarta. Meski jumlah konfliknya sama, namun
Selatan 28 konflik; 4) Jawa Barat 28
Konflik di Kalimantan Tengah lebih luas dari DKI
konflik; 5) Lampung 26 konflik; 6) Jakarta.

32 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Gambar 16: Sebaran Jumlah Konflik Agraria Per-Provinsi

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 33


Perkebunaan sawit dan Hutan Tanaman garapan dan pemukiman masyarakat.
Industri (HTI) masih menjadi faktor Tumpang-tindih tersebut membuat
utama penyebab konflik di Provinsi Riau. tingginya potensi konflik agraria di
Banyak keputusan pejabat publik yang provinsi ini.
memberikan izin-izin konsesi kepada
perusahaan besar di atas tanah-tanah

Provinsi 2014 2015 2016 2017 2018

Riau 52 - [1] 36 - [1] 44 - [1] 47 - [4] 42 - [1]

Jawa Timur 44 - [2] 34 - [2] 43 - [2] 60 - [1] 35 - [2]

Jawa Barat 39 - [3] 15 - [5] 38 - [3] 55 - [2] 28 - [4]

[] Peringkat
Tabel 2: Tiga Provinsi Penghuni Lima Besar Konflik Agraria Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir.

Perkebunaan kelapa sawit (HGU, ijin di Provinsi Riau. Sisanya konflik warga
lokasi ), utamanya swasta dan perusahaan dengan perkebunan PTPN (BUMN),
hutan tanaman industri (HTI) masih perusahaan bidang properti baik milik
menjadi faktor utama penyebab konflik swasta maupun milik militer. (lihat Tabel 3)

No. Nama Perusahaan Status Sektor/Komoditi Frekuensi

1. PTPN V BUMN Perkebunan/Sawit 2

2. PT Tasma Puja Swasta Perkebunan/Sawit 2

3. PT Arara Abadi Swasta Hutan/HTI 3

4. PT Mazuma Agro Indonesia Swasta Perkebunan/Sawit 2

5. PT Bukit Batabuah Sei Indah Swasta Hutan/HTI 2

6. PT Palm Lestari Makmur Swasta Perkebunan/Sawit 1

7. PT Sari Lembah Subur Swasta Perkebunan/Sawit 1

8. PT Sadin Multi Agro Sentosa Swasta Perkebunan/Sawit 1

9. PT Citra Sumber Sejahtera Swasta Hutan/HTI 1

10. PT Trisetya Usaha Mandiri Swasta Perkebunan/Sawit 1

11. PT Surya Palma Sejahtera Swasta Perkebunan/Sawit 1

12. PT Sumatra Agro Tunas Utama Swasta Perkebunan/Sawit 1

13. PT Sekar Bumi Alam Lestari Swasta Perkebunan/Sawit 1

34 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


No. Nama Perusahaan Status Sektor/Komoditi Frekuensi

14. PT Bintang Riau Sumatra Swasta Perkebunan/Sawit 1

15. PT Gerindo Investama Swasta Perkebunan/Sawit 1

16. TNI AD Militer Properti 1

17. PT Sumatra Agro Tunas Utama Swasta Perkebunan/sawit 1

18. PT Mekar Alam Lestari Swasta Perkebunan Sawit 1

19. PT Rimbun Sawit Sejahtera Swasta Perkebunan/Sawit 1

20. PT Sumber Jaya Indahnusa Coy Swasta Perkebunan/Sawit 1

21. PT Rimba Peranap Indah Swasta Hutan/HTI 1

22. PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) Swasta Tambang/Minyak 1

23. PT Eka Duri Indonesia Swasta Perkebunan/Sawit 1

24. PT Riau Andalan Pulp & Paper Swasta Hutan/HTI 1

25. PT Ivo Mas Tunggal (IMT) Swasta Hutan/HTI 1

26. PT Alam Sari Lestari Swasta Perkebunan/Sawit 1

27. PT Hasrat Tata Jaya Swasta Properti 1

28. PT Bertuah Nusantara Swasta Perkebunan/Sawit 1

29. Pemerintah Pusat Pemerintah Infrastruktur/Waduk 1

30. Lain-lain - - 7

Jumlah 42

Tabel 3:  Tipologi Konflik Agraria di Provinsi Riau, 2018

Riau merupakan provinsi dengan areal Begitu pun konflik agraria di Sumatera
perkebunan sawit terluas di Indonesia, Selatan juga didominasi oleh perkebunan
mencapai 2,4 juta hektar.14 Sementara sawit dan HTI. Dari 9,1 juta hektar luas
untuk area HTI di Riau, hingga tahun areal provinsi ini, sebagian besarnya
2015 saja tercatat seluas 1,3 juta hektar.15 dikuasai oleh perusahaan-perusahaan
besar yang bergerak di sektor
perkebunan dan kehutanan, antara lain:
14 Data Ditjen Perkebunan Kementrian 1) Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas
Pertanian 2016.
1,5 juta hektar, 2) Perkebunan seluas 1
15 Data Rekapitulasi Hutan Tanam Industri
(HTI) 2011 – 2015 Ditjen Pengelolaan juta hektar (90% perkebunan sawit), 3)
Hutan Produksi Kementrian Kehutanan dan pertambangan seluas 2,5 juta hektar, dan
Lingkungan Hidup

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 35


4) kawasan hutan lindung seluas 1,3 juta Sementara di Jawa Timur yang menempati
hektar. Sementara masyarakat lokal dan peringkat ke-2 sebagai provinsi sarat
petani hanya menguasai kurang dari 1 konflik agraria, masalah agrarianya
juta hektar.
16
relatif berimbang antara konflik dengan
perusahaan milik swasta maupun negara.
Di Lampung, konflik juga dominan terjadi
Banyak terjadi tumpang-tindih garapan
di perkebunan sawit dan kehutanan.
dan pemukiman masyarakat dengan
Sebut saja konflik antara petani di
BUMN seperti Pertamina, Perhutani,
Lampung Tengah HGU PT. PT. Sahang
PTPN, perusahaan semen. Sementara
Bandar Lampung, konflik petani Tulang
konflik masyarakat dengan pihak
Bawang dan PT.Sugar Group Company
perusahaan lebih didominasi sektor
(SGC), konfik petani plasma udang dengan
tambang/migas, pesisir/pertambakan,
PT. PCB Tulang Bawang, konflik antara
properti. Konflik dengan militer juga
petani Tulang Bawang dengan PT. BNIL,
cukup kuat di Jawa Timur, seperti konflik
konflik antara petani Lampung Selatan
dengan TNI AD dan TNI AL (lihat Tabel 4)
dengan PTPN VII Bandar Lampung,
konflik akibat perluasan Register 45
Mesuji, konflik petani dengan Register
22 Way Waya, dan konflik petani dengan
Register Way Kanan.

16 Siaran Pers: Konferensi Rakyat


Sumatera Selatan, Memperingati
Hari Tani Nasional 2017
http://www.kpa.or.id/news/blog/siaran-
pers-konferensi-rakyat-sumatera-selatan-
memperingati-hari-tani-nasional-2017/

36 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


No. Nama Pihak/Perusahaan Status Sektor/Komoditi Frekuensi

1. Lantamal TNI AL Militer Tambang/pasir 3

2. PT Energi Mineral Langgeng Swasta Tambang/migas 2

3. Pemkab Lumajang Pemerintah Pesisir/tambak 1

4. Perhutani BUMN Hutan dan Pesisir 7

5. Puskopad TNI AD Militer Perkebunan 1

6. PT Seafer Sumber Rejeki Swasta Pesisir/tambak 1

7. PT Wongsorejo Swasta Perkebunan/kapuk 1

6. PT Semen Indonesia BUMN Tambang/semen 2

7. PT Situbondo Refinery Industri Swasta Pesisir/tambak 1

8. PT Bintang Harapan Abadi Swasta Pesisir/tambak 1

9. TNI AD Kodam V Brawijaya. Militer Tambak dan tambang 2

10. PT Gala Bumi Perkasa Swasta Properti/perumahan 1

11. PT Patra Jasa (Pertamina) BUMN Properti/Perumahan 1

12. PT Kartika Cerita Swasta Properti/apartemen 1

13. PT Karya Mitra Santosa Swasta Properti/perkantoran 1

14. PT Bintang Swasta Properti/perkantoran 1

15. PT KAI BUMN Infrastruktur/rel kereta api 1

16. PT Pelindo III BUMN Infrastruktur/pelabuhan 1

17. PTPN XII Pancursari BUMN Perkebunan/Karet 1

18. Lain-lain - - 5

Jumlah Konflik 35

Tabel 4: Tipologi Konflik Agraria di Provinsi Jawa Timur, 2018

Di Jawa Barat, konflik agraria yang sebagai kawasan hutan ini direncanakan
meletus di tahun 2018 didominasi menjadi lokasi pembangunan PLTU II
konflik masyarakat dengan korporasi Kanci oleh PT CPE dan mengancam
swasta di sektor perkebunan dan kehidupan warga di 5 desa (Kanci, Kanci
properti/perumahan. Konflik seluas 208 Kulon, Astana Japura, Warudur, Astana
hektar akibat rencana pembangunan Mukti) di Kabupaten Cirebon. PT Cirebon
infrastruktur PLTU di Cirebon juga Energi Prasarana ini merupakan anak
mencuat di tahun ini. Lahan yang diklaim perusahaan dari PT Cirebon Electric

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 37


Power, yang merupakan konsorsium pembangunan sektor properti dan
perusahaan internasional terdepan di Asia infrastruktur akan terus meningkat
dalam bidang energi dan infrastruktur, selaras dengan perluasan kawasan
yakni Marubeni Coorporation-Jepang, industri dari ibu kota ke Provinisi Jawa
Indika Energy (milik Agus Lasmono Barat (lihat Tabel 5). Keterlibatan investasi
Sudwikatmono), Korean Midland Tower- asing dalam konflik agraria semakin
Korea dan Samtan Corporation-Korea. meluas.
Kecenderungan konflik agrarian akibat

No. Nama Pihak Status Sektor Frekuensi


1. PT Cirebon Energi Prasarana Swasta Infrastruktur/PLTU/Kehutanan 1
2. PT Startrust Swasta Properti 1
3. PT Harjasari Swasta Perkebunan/teh 1
4. PT Pasir Luhur Swasta Perkebunan/teh 2
5. PT Cikencreng Swasta Perkebunan/karet 1
6. PG Rajawali II BUMN Perkebunan/tebu 3
7. PT Putra Surya Perkasa Swasta Properti/apertemen 1
8. Agung Podomoro Land Swasta Properti/perumahan 1
9. PT Sentul City Swasta Properti/perumahan 1
10. Pemkot Bandung Pemerintah Properti/rumah susun 1
11. PT Petamburan Jaya Raya Swasta Properti 1
12. PT Puri Fajar Pur­nama Swasta Properti/perumahan 1
13. Pemprov Jabar Pemerintah Properti 2
14. PT DAM Utama Sakti Swasta Properti/perumahan 1
15. PT Megapolitan Developments Swasta Properti/perumahan 1
16 Lain-lain - - 9
Jumlah 28

Tabel 5:  Tipologi Konflik Agraria di Provinsi Jawa Barat, 2018

Tingginya angka konflik yang terjadi dilaksanakan dengan memprioritaskan


di Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat tiga provinsi tersebut. Tak terkecuali
menunjukkan bahwa penguasaan tanah tanah yang dikuasai oleh Perhutani dan
oleh BUMN maupun perusahaan swasta PTPN yang selama ini sama sekali belum
di sektor perkebunan dan kehutanan menjadi objek reforma agraria dengan
menjadi salah satu sumber konflik. Maka dalih luas minimum tutupan hutan seluas
dari itu, reforma agraria sebaiknya 30 % dan dalih sebagai aset negara.

38 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Sebagaimana diatur dalam UU No. Padahal di lapangan, banyak tanah-tanah
41/1999 tentang Kehutanan Pasal 18, yang telah digarap oleh masyarakat dan
bahwa penghitungan luas minimum tidak lagi berfungsi sebagai hutan masuk
tutupan hutan dilakukan Kementrian dalam klaim dengan status kawasan
LHK berdasarkan status, bukan fungsi. hutan.

LUASAN KONFLIK AGRARIA (Ha) DI TIAP PROVINSI


Papua
Papua Barat
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
NTT
PROVINSI

NTB
Bali
Jawa Timur
Yogyakarta
Jawa Tengah
Jawa Barat
Banten
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Jambi
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Utara
Aceh

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000
LUASAN

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Gambar 17:  Luasan Konflik Agraria Per-Provinsi

II.4. Korban dan Pelaku Kekerasan dalam KPA mencatat sedikitnya 10 orang
Konflik Agraria petani dan pejuang agraria telah
terbunuh sepanjang tahun ini, 6 orang
Tahun 2018 masih menjadi tahun
tertembak, 132 orang terdiri dari 115
kelam bagi petani dan pejuang agraria
laki-laki dan 17 perempuan mengalami
di wilayah-wilayah konflik agraria.
tindakan kekerasan fisik/penganiayaan.
Tindakan-tindakan represif, intimidatif
Sementara, sebanyak 216 orang ditahan
hingga penangkapan masih sering terjadi.
tanpa prosedur yang jelas (dikriminalkan).
Bahkan beberapa diantaranya berakhir
dengan hilangnya nyawa.

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 39


Gambar 18:
Bentuk-bentuk
216 Kekerasan dalam
Konflik Agraria

132
115 17

10
Ditahan

5%
95%

Gambar 19:
Persentase Korban Konflik
Agraria Berdasarkan
Gender

40 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Secara akumulatif, sejak kepemimpinan Berkaitan Dengan Kejahatan Terhadap
Jokowi, sedikitnya 41 orang tewas di Keamanan Negara. Ia dituduh membawa
berbagai wilayah konflik agraria, 546 simbol (bendera) yang identik dengan
dianiaya, 51 orang tertembak, dan partai komunis ketika melakukan aksi
sebanyak 940 petani dan pejuang agraria demontrasi menolak tambang.
dikriminalisasi. Sumber-sumber agraria,
Sementara, Sawin dan Sukma, dua petani
utamanya tanah begitu fatal bagi hajat
penolak PLTU dari Desa Mekarsari,
hidup rakyat kita, melihat kronisnya
Indramayu, Jawa Barat dikriminalisasi
masalah agraria, dampak korban
dengan menggunakan Pasal 24 dan
dan kekerasan yang diakibatkannya.
66 UU No. 24/2009 tentang Bendera,
Sayangnya sampai sampai saat ini hak
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
atas tanah belum diakui sebagai bagian
Kebangsaan. Mereka berdua dituduh
dari hak asasi manusia (HAM).
memasang bendera secara terbalik.
Dari beragam kasus kriminalisasi
Keterlibatan aparat Negara seperti
tersebut, tercatat beberapa pasal
Polisi, TNI, Satpol PP masih mewarnai
yang sering digunakan aparat guna
kekerasan dalam konflik agraria. Justru
menghadapi beragam penolakan yang
seringnya posisi aparat keamanan
dilakukan para korban, yakni Pasal
negara, lebih banyak menimbulkan
160 KUHP, Pasal 170 KUHP, Pasal 187
rasa tidak aman dan ketakutan warga,
KUHP, Pasal 406 KUHP, Pasal 55 UU No.
dan tidak menguntungkan posisi
39/2014 tentang Perkebunan, Pasal 107
masyarakat yang sedang berkonflik.
UU No. 39/2014 tentang Perkebunan,
Alih-alih menjadi pihak penengah atau
dan UU P3H Pasal12, Pasal 82 ayat (1)
mediator, keterlibatan aparat keamanan
huruf a, Pasal 17, Pasal 92 ayat.
justru kerap digunakan pemerintah
Selain pasal-pasal tersebut, di tahun maupun swasta sebagai senjata untuk
2018 beberapa pasal yang tidak memukul mundur para petani dan
lazim juga digunakan aparat untuk masyarakat yang mempertahankan tanah
melemahkan perjuangan masyarakat mereka, atau menolak penggusursan.
dan petani di wilayan-wilayah konflik dan Di beberapa kasus, perusahaan atau
penggusuran. Sebut saja Budi Pego, warga pihak pengembang tidak jarang juga
penolak tambang Tumpang Pitu asal menggunakan jasa-jasa keamanan
Banyuwangi telah dikriminalisasi dengan sewaan baik pemerintah maupun swasta
menggunakan Pasal 107 (a) UU Nomor untuk keperluan melakukan intimidasi
27 tahun 1999 Tentang Perubahan Kitab dan menakut-nakuti para korban.17
Undang-undang Hukum Pidana yang
17 Jasa keamanan swasta biasanya berasal dari

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 41


Dari keseluruhan kasus kekerasan,
kriminalisasi, dan pembunuhan yang
terjadi sepanjang tahun ini, Polisi “Konflik agraria di Luwuk,
merupakan pihak yang paling sering Banggai menjadi gambaran
terlibat sebagai pelaku kekerasan, yakni
sebanyak 21 kasus. Diikuti jasa keamanan
betapa represifnya para
swasta dengan 17 kasus, TNI sebanyak 11 aparat Negara terhadap
kasus, dan terakhir Satpol PP sebanyak 7 masyarakat. Tanpa
kasus.
ampun, para perempuan
Di beberapa kasus, tak jarang para pihak
di atas melakukan kolaborasi untuk
dan ibu-ibu yang sedang
menghadang pembelaan masyarakat atas melakukan dzikir bersama
hak tanahnya. Seperti kasus penggusuran untuk menghalangi
sepihak yang dilakukan terhadap warga
Kelurahan Tanjung, Kecamatan Luwuk,
proses penggusuran
Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ditembaki dengan gas
pada Maret silam. Warga dihadang oleh
air mata oleh aparat
aparat gabungan dari TNI dan Polisi.
Sedikitnya 26 warga ditahan tanpa kepolisian. Selain itu,
prosedur yang jelas dan dua orang mereka juga membarikade
tertembak ketika terjadi bentrokan.
area penggusuran
Konflik Luwuk di atas menjadi gambaran
sehingga warga sempat
betapa represifnya para aparat Negara
terhadap masyarakat. Tanpa ampun, terperangkap hingga
para perempuan dan ibu-ibu yang beberapa waktu. Dari
sedang melakukan dzikir bersama
untuk menghalangi proses penggusuran
pengakuan warga, bahkan
ditembaki dengan gas air mata oleh bantuan logistik untuk
aparat kepolisian. Selain itu, mereka juga mereka pun tak diizinkan
memberikade area penggusuran sehingga
warga sempat terperangkap hingga
keluar-masuk dengan
beberapa waktu. Dari pengakuan warga, leluasa.”

masyarakat sipil yang secara khusus disewa


perusahaan untuk mengamankan aset atau
lahan-lahan yang telah mereka kuasai.

42 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


bahkan bantuan logistik untuk mereka
pun tak diizinkan keluar-masuk dengan
leluasa.18

Di Sulawesi Selatan, 8 orang petani Bulu


Ballea, Kelurahan Pattapang, Kecamatan
Gambar 20: 
Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa
Pelaku Kekerasan
dan Kriminalisasi
dikriminalisasi. Mereka dituduh telah
melukakan penyerobotan wilayah pihak
Perhutanan Sosial dan Kemintraan dalam Konflik Agraria
Lingkungan (PSKL) dan mereka juga
dituduh telah melakukan perusakan
tanaman murbei dan pagar kawasan
Sutra Alam. PREMAN POLISI

Di Lampung, sedikitnya 30 warga 17 21


dan mahasiswa mengalami tindakan
penganiayaan oleh Satpol PP saat
peristiwa penggusuran Pasar Griya,
Sukarame, Bandar Lampung. Di Sumba
Barat, seorang warga bernama Poro
Duka tewas tertembak pada bulan April.
Peristiwa tersebut bermula ketika ia
menolak menolak pengukuran tanah
yang dilakukan pihak investor di pesisir
Marosi, Desa Patiala Bawa, Kecamatan
Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa
Tenggara Timur.

Di Kabupaten Ciamis, dua orang petani


Cikembulan, yakni Yayat dan Slamet
Suryono dianiaya oleh 30 orang preman.
SATPOL PP
Komplotan tersebut merupakan orang- TNI
7
11
18 https://kbr.id/nasional/03-2018/sengketa_
lahan_di_banggai__dituding_hambat_warga_
ini_penjelasan_polda_sulteng/95440.html

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 43


orang suruhan pihak pengembang yang koreksi sehingga konflik antar warga
tengah berkonflik dengan para petani. menjadi berkepanjangan. Seperti konflik
yang dihadapi warga transmigran UPT
Dari keseluruhan konflik yang terjadi
Arongo, Desa Laikandong, Kecamatan
kurun waktu 2018, sebagian besarnya
Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe
masih didominasi konflik antara warga
Selatan, Sulawesi Tenggara. Selain konflik
dengan perusahaan swasta dengan
dengan pemerintah dan perusahaan
244 kasus, diikuti konflik antara warga
sawit, mereka pun berkonflik dengan
dengan pemerintah sebanyak 58 kasus,
masyarakat lokal yang keberatan
konflik antar warga 36 kasus, konflik
atas keberadaan warga transmigran,
antara warga dengan BUMN 31 kasus,
mengingat lokasi penempatan
konflik warga dengan aparat 21 kasus,
transmigrasi tersebut menurut warga
dan konflik lainnya 20 kasus.
lokal berada di atas tanah mereka.
Namun yang patut dicatat adalah bahwa Konflik ini menunjukkan ketidakjelasan
konflik horizontal antar warga tersebut dan kesemrawutan proses peruntukkan,
sejatinya dipicu oleh putusan-putusan penunjukkan dan penetapan wilayah
keliru pejabat publik yang tidak ada upaya transmigrasi oleh pemerintah pusat dan
daerah.

Pihak Antar
Lainnya Warga

20 36 Warga dan
Pemerintah
Warga dan
Aparat 58
21
Warga dan
BUMN

31

Gambar 21:
Para Pihak dalam
Warga dan
Swasta
Konflik Agraria
244

44 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


BAB III

Perkembangan Realisasi
Kebijakan Reforma Agraria
Pemerintahan Jokowi-JK,
2015 – 2018
III. 1. Laju Cepat Sertifikasi Tanah, Laju Lambat JK mengulang kesalahan yang sama dari
Redistribusi Tanah rezim SBY. Sertifikasi tanah kembali
dijadikan unggulan, dan sayangnya
Secara umum kementerian atau lembaga
kembali diklaim sebagai implementasi RA.
yang terkait dengan pelaksanaan reforma
agraria belum melakukan kerja-kerjanya Pemerintah melaporkan capaian target
dengan maksimal. Capaian realisasi 9 (sembilan) juta hektar plus 18 ribu
kebijakan RA selama empat tahun bidang dalam kerangka kebijakan reforma
masih jauh dari harapan masyarakat. agraria sebagaimana ditujukkan tabel di
Ketimbang menjalankan redistribusi bawah.
tanah (landreform), pemerintahan Jokowi-

Target RPJMN Progress


Kegiatan s.d. 16 Oktober 2018 Capaian RPJMN Keterangan
Reforma
Agraria Jumlah Satuan Target Realisasi
Bidang Bidang Ha % Bidang Ha %  
satuan Target
Redistribusi RPJM luas
400.000 Ha 350.650 104.147 73.754 29,70 366.336 270.237 60,27 (Ha), target per
Tanah
tahun (bidang)

Target Bidang
IP4T 18.206.340 Bidang 718.612 220.051 - 30,62 937.849 - 5,15 (bukan Ha)

satuan Target
Legalisasi RPJM luas
3.900.000 Ha 7.000.000 3.632.914 654.708 51,90 9.834.111 2.273.424 58,29 (Ha), target per
Aset
tahun (bidang)
Legalisasi satuan Target
Tanah RPJM luas
600.000 Ha 100.076 20.965 14.046 19,16 49.043 32.859 5,48 (Ha), target per
Transmigrasi
Masa Lalu tahun (bidang)

Pelepasan
Kawasan 4.100.000 Ha 994.761 0,24
Hutan
9 juta hektar, plus 18 ribu bidang

Tabel 5: Capaian Implementasi Kebijakan RA Menurut Pemerintah1

1 Direktur Jenderal Penataan Agraria, Rapat Koordinasi Nasional Gugus Tugas Reforma Agraria, Jakarta,
31 Oktober 2018

Dengan angka pencapaian yang tinggi menunjukan bahwa itikad pemerintah


melalui skema legalisasi asset atau untuk merombak ketimpangan struktur
dengan kata lain sertifikasi tanah, agraria belum kuat. Alih-alih menata

46 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


ulang penguasaan, pemilikkan dan mal-administrasi maupun berkonflik
penggunaan tanah yang timpang terlebih dengan warga sama sekali tidak disentuh
dahulu, pemerintah justru langsung pemerintah.
mempercepat proses sertifikasi tanah di
Sampai saat ini tidak ada data yang jelas
Indonesia. Sementara land reform atau
dan terbuka terkait objek RA bekas
re-distribusi tanah, yang merupakan
tanah terlantar maupun HGU habis yang
‘jantung’ reforma agraria masih berjalan
dikeluarkan oleh Kementerian ATR/BPN.
sangat lambat, bahkan mandeg.
Begitu pun oleh Kementerian Pertanian,
Langkah penguatan hak masyarakat
Direktorat Jenderal Perkebunan,
melalui pemberian sertifikat tanah,
mengingat yurisdiksi pengelolaan
tanpa dibarengi usaha restrukturisasi
perkebunan berada di bawah naungan
tanah (land reform), maka bangsa ini
Kementan selama ini. Masalah monopoli
sedang melegalkan ketimpangan itu
sawit dan konflik agraria di sektor
sendiri. Seharusnya sertifikasi tanah
perkebunan juga merupakan kontribusi
untuk memberikan kepastian hukum
Kementan.
menjadi langkah terakhir proses RA.
Jadi redistribusi dan sertifikasi bukan Ironis melihat kenyataan selama ini
kegiatan terpisah, melaikan rangkaian bahwa Kementerian Pertanian termasuk
tahapan panjang RA. Klaim kerja rutin kementerian yang tidak mendukung
Kementerian ATR/BPN dicampuradukan apalagi memiliki kebijakan RA. Justru
dengan realisasi RA. yang dilakukan adalah mendukung
perluasan perkebunan sawit yang
Masalah lainnya yang belum dipecahkan
berdampak pada ketimpangan dan
adalah realisasi RA dengan sumber tanah
korban konflik di pihak petani, termasuk
dari jenis-jenis tanah yang diterlantarkan
mengakibatkan laju cepat konversi lahan
pemilik HGU/HGB, juga HGU yang
pertanian.
masa berlakunya telah habis. Dua
objek RA inilah yang dijanjikan dalam Satu tahun ke depan sisa pemerintahan
kerangka redistribusi tanah. Meski Jokowi-JK, penting menghentikan
dalam laporannya Kementerian ATR/ kebijakan pasar tanah bebas lewat
BPN mengklaim bahwa redistribusi sertifikasi tanah tanpa adanya proses
tanah telah mencapai 60,27 % dari target reform, dan lebih memprioritaskan
RPJMN seluas 400 ribu hektar, namun redistribusi tanah dan perlindungan hak-
angka ini terindikasi kuat bukan berasal hak asasi bagi petani gurem dan tuna
dari penertiban HGU/HGB terlantar kisma.
maupun expired. Apalagi HGU-HGU
aktif yang bermasalah, baik dalam hal

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 47


III.2. Nol Hektar Realisasi RA dari Pelepasan berbagai pertemuan sudah dilaksanakan
Klaim Kawasan Hutan transparansi masih sebatas lip service.
Organisasi masyarakat sipil maupun
Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)
organisasi tani tidak terlibat di dalamnya
yang selama ini dibahas dalam berbagai
sehingga peluang salah sasaran menjadi
pertemuan dengan KLHK belum ada
besar.
yang diredistribusi dan dilegalisasikan
untuk subjek prioritas reforma agraria. Berikut analisis singkat kerumitan aturan
Sedangkan tanah yang dialokasikan terkait objek reforma agraria dari skema
untuk perusahaan perkebunan, yang pelepasan kawasan hutan yang menjadi
bersumber dari 20 % pelepasan kawasan landasan bagi Tim PPTKH untuk bekerja:
hutan malah sudah mencapai 426.355
hektar.2 PERPRES PTKH PERMEN LHK
NO.88/2017 NO.17/2018
Terdapat dua persoalan utama proses
Permukiman, fasilitas Permukiman, fasilitas
pengalokasian TORA kawasan hutan, umum dan/atau fasilitas sosial, fasilitas umum,
sosial, lahan garapan; lahan garapan berupa
pertama, mekanisme dan birokrasi yang dan/atau hutan yang sawah dan tambak
panjang. Kedua, tidak jelasnya objek dikelola masyarakat rakyat, pertanian
hukum adat dapat lahan kering yang
dan subjek dari TORA kawasan hutan. dikeluarkan dari hutan menjadi sumber mata
konservasi, hutan pencaharian utama
Persoalan pertama indikasinya adalah
lindung dan hutan masyarakat setempat
masih terdapat hambatan administratif produksi, apabila: dapat dikeluarkan dari
1. Kawasan hutan hutan lindung atau
dalam aturan hukum untuk pelepasan produksi, apabila:
masih pada tahap
kawasan hutan sebagai sumber objek RA. penunjukan kawasan 1. Hutan masih
hutan. berstatus
Selain itu Tim Percepatan Penyelesaian penunjukan.
2. Bidang tanah telah
Penguasaan Tanah dalam Kawasan dikuasai oleh Pihak 2. Sudah dikuasai
secara fisik dengan selama 20 tahun
Hutan (Tim PPTKH) yang seharusnya
itikad baik dan berturut-turut.
menjadi ujung tombak pelaksanaan secara terbuka. 3. Wilayah tersebut
3. Bidang tanah tidak masih memiliki hutan
reforma agraria di kawasan hutan belum
diganggu gugat. lebih dari 30%.
bekerja secara maksimal. Di tingkat pusat 4. Bidang tanah diakui 4. Keberadaan
Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata dan dibenarkan oleh Masyarakat Hukum
masyarakat hukum Adat ditetapkan
Lingkungan tidak kooperatif dan terbuka adat atau kepala dengan Peraturan
desa/kelurahan Daerah dan memiliki
dengan organisasi masyarakat sipil. yang bersangkutan bukti penguasaan
Selama ini informasi terkait alokasi TORA serta diperkuat oleh tanah.
kesaksian orang yang 5. Harus berada pada
tidak dapat diakses oleh pihak luar. Meski dapat dipercaya. Peta Indikatif Alokasi
5. Luas kawasan Kawasan Hutan
2 Presentasi Direktorat Jenderal Planologi hutan yang harus Untuk Penyediaan
Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Rapat dipertahankan TORA yang
minimal 30%. ditetapkan Menteri.
Koordinasi Nasional Gugus Tugas Reforma
Agraria 2018.

48 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


lama. Sejauh ini, Kementerian LHK
PERPRES PTKH PERMEN LHK
NO.88/2017 NO.17/2018 dan ATR/BPN telah merumuskan peta
indikatif TORA dari pelepasan kawasan
Jika tidak memenuhi 6. Menteri dapat
semua syarat di menolak atau hutan. Namun belum sejengkalpun yang
atas maka desa, menyetujui
tanah pertanian, rekomendasi
diredistribusikan ke masyarakat.
pemukiman fasum/ pelepasan kawasan
fasos oleh pemerintah hutan (Jika Tantangannya adalah, memaksa
akan di resettlement tidak disetujui
atau dijadikan objek akan dilakukan
pemerintah untuk melepaskan tanah-
Perhutanan Sosial. resettlement atau tanah yang sudah dikuasai petani
Perhutanan Sosial).
termasuk ladang, sawah, kebun, tambak,
Tabel 7:   Ringkasan Regulasi Pelepasan Hutan pemukiman dan fasilitas umum di
dalamnya dengan membuktikan bahwa
Masalah kedua, TORA dari pelepasan
penguasaan tanah telah berlangsung
kawasan hutan yang diserahkan KLHK
jauh sebelum penunjukan kawasan
kepada ATR/BPN seluas 994.761 hektar3
hutan. Jika organisasi rakyat tidak
belum jelas siapa dan dimana tanah
mampu menunjukan hal tersebut maka
tersebut. Hal ini menandakan bahwa
pemerintah akan memaksa rakyat keluar
pemerintah baik KLHK dan ATR/BPN
dari tanah garapannya atau dipaksa
masih belum berkoordinasi dan sinergis
menjadi bagian dari Perhutanan Sosial.
dalam menjalankan RA. Patut diduga
pemerintah hanya ingin mencapai target Contoh kasus: Inventarisasi objek
RPJMN dan menghabiskan anggaran. pelepasan kawasan hutan Provinsi
Jambi, 3.800 hektar merupakan
Dalam proses pelepasan kawasan hutan,
usulan masyarakat, namun DISHUT
pendekatan yang dipakai Kementerian
dan BPKH hanya mengalokasikan 80
LHK tentu melihat hutan melalui status
hektar dan sisa usulan masyarakat
dan fungsinya. Bukan berdasarkan fakta
akan direkomendasikan sebagai objek
di lapangan bahwa tanah sudah menjadi
Perhutanan Sosial. Namun karena Serikat
pertanian masyarakat. Maka dibutuhkan
Tani Tebo (STT) mampu mengadvokasi
proses bersama antara pemerintah dan
dan beradu argumen dengan pemerintah
organisasi tani di sekitar kawasan hutan
dengan bekal bukti-bukti yang
untuk meninjau ulang batas-batas antara
menguatkan klaim petani, hasilnya
kawasan hutan dan tanah masyarakat.
Tim Inver PTKH memasukan seluruh
Sehingga proses penunjukan hingga
tanah seluas 3.800 hektar untuk alokasi
penetapan tidak menimbulkan konflik
pelepasan kawasan hutan.
baru atau melanggengkan konflik agraria

3 Presentasi sofyan Djalil pada Indonesia Day,


Global Land Forum 2018 di Bandung.

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 49


III.3. Salah Sasaran TORA di Bawah Yurisdiksi Kementerian ATR/BPN
Satu-satunya capaian yang diklaim alokasi TORA dari 20% Pelepasan
menjadi prestasi Kementerian ATR/ Kawasan Hutan untuk Perkebunan.
BPN adalah sertifikasi seluas 2.273.424
Ketika tanah yang dikuasai perusahaan
hektar di seluruh Indonesia atas tanah
semakin luas maka dengan sendirinya
yang clean and clear. Namun sertifikasi
penguasaan tanah rakyat akan semakin
belum selaras dengan penyelesaian
sempit. Hal tersebut dibuktikan dengan
konflik dalam kerangka reforma
masih terdapat 14.248.870 rumah
agraria. Indikasinya hingga saat ini
tangga petani gurem (penguasaan tanah
dari 12.307.677 hektar4 HGU, belum
kurang dari 0,5 hektar) di Indonesia.6
dilakukan evaluasi dan sanksi terhadap
Sulitnya rakyat miskin mendapatkan
HGU-HGU perusahaan baik swasta
hak atas tanahnya selain disebabkan
maupun BUMN yang berkonflik dengan
kebijakan pemerintah yang anti-RA.
masyarakat, baik karena salah lokasi,
Kondisi tersebut diperburuk dengan
kelebihan luasan, atu pun tumpang
administrasi dan regulasi kementerian
tindih. Kementerian ATR/BPN justru
yang terlampau rumit.
cenderung mendukung perluasan
perusahaan perkebunan besar hingga
mencapai 426.355 hektar5 dari skema Kehutanan Dan Tata Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan,
4 Statistik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Disampaikan Pada: Rapat Koordinasi Nasional
Tahun 2015 – 2017, Direktorat Jenderal GTRA, Jakarta, 31 Oktober 2018
Perkebunan 6 Badan Pusat Statistik, Sensus Pertanian tahun
5 Presentasi Direktur Jenderal Planologi 2013.

PermenKeu No. 96/2007 jo Permen BUMN


PP No.11/2010
No.02/2010

Pada dasarnya suatu tanah dapat diindikasikan Jika tanah merupakan HGU BUMN/PTPN/
sebagai tanah terlantar dan dapat PERHUTANI/PERUMNAS dsb. Sebelum
diredistribusikan kepada rakyat khusnya diredistribusikan kepada petani, harus melalui
petani apabila sudah memenuhi kondisi sebagai tahapan berikut:
berikut: 1. Barang dalam kondisi rusak berat karena
1. Tanah tersebut sudah sudah dibebani hak di bencana alam atau karena sebab lain di
atasnya. luar kemampuan manusia (force majeure).
2. Tanah tersebut tidak diusahakan, tidak 2. Lokasi barang menjadi tidak sesuai dengan
dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) karena
sesuai dengan keadaannya atau sifat adanya perubahan tata ruang kota.
dan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya.

50 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


PermenKeu No. 96/2007 jo Permen BUMN
PP No.11/2010
No.02/2010
3. Verifikasi data fisik dan data yuridis meliputi 3. Direksi BUMN mengajukan penghapusan
jenis hak dan letak tanah. kepada Dewan Komisaris (jika disetujui
4. Meminta keterangan dari pemegang hak maka lanjut ke proses selanjutnya).
dan pihak lain di sekitar lokasi tanah. 4. Direksi memohon penghapusan kepada
5. Membuat analisis penyebab terjadinya Menteri Keuangan.
tanah terlantar antara lain menyangkut 5. Menteri Keuangan menyetujui/tidak.
permasalahan-permasalahan penyebab
terjadinya tanah terlantar. Jika tidak disetujui Menteri Keuangan, maka
6. Menyusun laporan hasil identifikasi dan tanah tidak dapat diredistribusikan kepada
penelitian. petani.
7. Melaksanakan sidang panitia untuk
m e m b a h a s d a n m e m b e r i k a n s a ra n
pertimbangan kepada kepala kantor wilayah
dalam rangka tindakan penertiban tanah
terlantar.
8. M e n a n d a t a n g a n i b e r i t a a c a ra a t a s
identifkasi dan penelitian tersebut.

Tabel 8: Deskripsi Administrasi Tanah Terlantar dan Aset Negara

Bak rimba regulasi, akibatnya belum ada Itulah yang terjadi pada pelaksanaan
tanah rakyat yang masuk ke dalam klaim reforma agraria di bawah yurisdiksi
penguasaan BUMN diredistribusikan Kementerian ATR/BPN. Belum
kepada subjek reforma agraria terutama terlihat upaya serius untuk merombak
penggarap. Contohnya, Berdasarkan struktur penguasaan tanah yang
Keputusan Menteri Agraria No. timpang. Organisasi masyarakat sipil
SK.24IHGU/65 tanggal 10-6-1965 terus berupaya untuk mendesak
telah ditegaskan tanah PPN Tembakau kementerian ATR/BPN agar secara serius
Deli Sumatera Timur (saat ini PTPN II) melaksanakan reforma agraria. Salah
seluas 191.000 Ha menjadi tanah objek satunya melalui advokasi lokasi prioritas
landreform untuk daerah Kabupaten reforma agraria (LPRA).
Deli Serdang, Medan, Binjai dan
Usulan-usulan LPRA telah menyajikan
Kabupaten Langkat seluas 39.639,61
secara lengkap dokumen yang relevan
Ha untuk diredistribusikan kepada
dengan kebutuhan pelaksanaan reforma
petani penggarap. Akan tetapi realisasi
agraria, seperti identitas petani bahkan
redistribusi tanah untuk petani tidak
data spasial lokasi (lihat Gambar 21).
dilakukan hingga saat ini.
dengan kata lain LPRA merupakan lokasi
yang seharusnya diprioritaskan oleh

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 51


pemerintah agar perombakan struktur sipil khususnya KPA bersama seluruh
agraria terjadi. anggota KPA.

Berdasarkan keterangan Dirjen Planologi Lokasi Prioritas Reforma Agraria


dan Tata Kelola Kehutanan, Februari yang diinisiasi dan dibangun KPA
2018, terdapat 11.000 hektar LPRA bersama anggota KPA menjadi konsep
masuk ke dalam SK.3154/MenLHK- tanding sekaligus cara strategis petani,
PKTL/KUH/PLA.2/5/2018 tanggal 18 masyarakat adat, nelayan, perempuan
Mei 2018 Peta Indikatif Alokasi Kawasan dan masyarakat miskin lainnya untuk
Hutan untuk Penyediaan Sumber TORA mengkritisi pelaksanaan Reforma
(Revisi II) namun tidak pernah diberitahu Agraria khususnya penentuan TORA
lebih lanjut dimana lokasi-lokasi tersebut. yang sepihak/Top-Down. Petani dan
Berikutnya, berdasarkan kesepakatan masyarakat lainnyalah yang mengetahui
KPA dengan Kementerian ATR/BPN, LHK, dengan baik wilayah atau tanah-tanah
Desa – PDTT dan KSP di Bogor tanggal garapannya. Maka dari itu tidak ada
2 November 2017, pada pertemuan solusi lain selain petani beserta organisasi
tersebut didapat 11 lokasi seluas kurang tani sendiri yang mengusulkan lokasi-
lebih 19.000 hektar yang berstatus dapat lokasi prioritas reforma agraria kepada
ditindaklanjuti BPN di 2018. pemerintah (bottom-up approach).

Lokasi-lokasi yang terkonsolidasikan


III.4.
Realisasi Reforma Agraria Usulan dalam LPRA diusulkan petani, tidak
Masyarakat dari Bawah
semata-mata lokasi konflik. Lebih dari
Konsep pelaksanaan Reforma Agraria itu dalam LPRA lokasi tersebut sudah
yang dijalankan pemerintah masih terorganisir dengan baik, petani telah
parsial baik di tataran kebijakan menggarap secara penuh, terdapat data
maupun implementasi. Keduanya belum subjek-objek Reforma Agraria yang
terstruktur secara utuh, sistematis dan lengkap dan valid. LPRA adalah kampong
efektif. Maka dari itu harus terus dikritisi dan desa-desa yang menunggu diakui
dan disempurnakan oleh semua pihak secara penuh.
termasuk kalangan organisasi masyakat

52 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Kekuatan LPRA Dari Sisi Objek: Kekuatan LPRA Dari Sisi Subjek:
1. TORA harus yang berasal dari usulan 1. Petani miskin dan gurem;
tingkat tapak (masyarakat) – bottom 2. Petani penggarap (buruh tani), tuna
up process; kisma (landless);
2. Berkesesuaian dengan tujuan dan 3. Masyarakat yang memiliki masalah
kaidah Reforma Agraria yang hendak konflik agraria struktural dan kronis
dijhawab pemerintah; lintas jaman;
3. Sudah menjadi Kampung/desa 4. Masyarakat miskin, yang masih
definitif; mau menggarap dan mengusahakan
4. Telah digarap penuh: sawah, ladang, tanah;
kebun dan tambak masyarakat; 5. Terorganisir (OTL, serikat tani,
5. Pemukiman, fasilitas umum dan serikat nelayan, masyarakat adat)
sosial; dan yang telah lama memperjuangkan
6. Wilayah konflik agraria menahun dan Reforma Agraria; dan
kronis. 6. Keberadaan organisasi pendamping
sebagai penjamin dan penjaga hasil-
hasil Reforma Agraria.

Tabel 9:   Keunggulan Lokasi Prioritas Reforma Agraria

Adapun capaian LPRA dari Januari 2016 102 organisasi rakyat dan NGO Anggota
s/d November 2018 adalah 462 lokasi KPA, terbagi dalam dua tipologi besar,
seluas 668.109 hektar dengan jumlah yakni di luar kawasan hutan sebanyak
subjek RA 148.286 rumah tangga 242 lokasi seluas 416.126 hektar, dan
petani, tersebar di 98 kabupaten/kota di kawasan hutan sebanyak 220 lokasi
di 20 provinsi. LPRA ini diusulkan oleh seluas 251.982 hektar.

JUMLAH INDIKASI
JUMLAH LOKASI JUMLAH LUASAN
STATUS PENGGARAP
(desa/kampung) LOKASI (hektar)
(KK)

NON HUTAN 242 416.126 71.707

HUTAN 220 251.982 76.579

JUMLAH 462 668.109 148.286

Tabel 10:   Capaian Lokasi Prioritas Reforma Agraria

Sepanjang Pemerintahan Jokowi-JK, total luasan 785,201 hektar bagi 1.573


mulai 2016 s/d 2018, baru 4 lokasi penggarap. Keempat lokasi merupakan
usulan LPRA Anggota KPA yang akhirnya wilayah konflik agraria petani dengan
mendapatkan pengakuan penuh dari perusahaan perkebunan swasta eks HGU
pemerintah, yaitu di Garut, Ciamis, habis).
Batang dan Minahasa Tenggara, dengan

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 53


54
"Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"
Gambar 22:  Peta Sebaran Lokasi Prioritas Reforma Agraria
LPRA Desa Mangkit, Minahasa Tenggara redistribusi di 4 lokasi menunjukkan
merupakan lokasi redistribusi tanah eks bahwa, pemerintah bersifat “menunggu
HGU perkebunan swasta seluas 444 bola” untuk mensertifikatkan. Proses
hektar kepada 491 penggarap. Desa penataan ulang struktur pemilikan dan
Mangkit telah berkonflik selama kurang penggunaan tanah, penataan ulang
lebih 30 tahun lamanya. LPRA di wilayah desa, serta penataan produksi dan
konflik PTPN (BUMN) dan kawasan ekonomi secara kolektif disiapkan oleh
hutan (Perhutani, HTI dll.) hingga saat ini masyarakat atas dasar kesadaran kritis
masih belum menemukan titik terangnya. RA, bukan karena “satu paket” kebijakan.
Selain itu, catatan dari pengalaman

Jumlah
Penerima Objek
Nama Lokasi Organisasi Tani Luas (Ha)
Redistribusi
Tanah (jiwa)

Desa Mangkit, Kecamatan Serikat Petani Minahasa 444 491


Belang, Kabupaten
Minahasa Tenggara,
Provinsi Sulawesi Utara

Desa Pamegatan, Serikat Petani Badega 220,46 557


Kecamatan Cikajang,
Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat

Desa Pasawahan, Serikat Petani Pasundan 30,9 100


Kecamatan Banjarsari, -Ciamis
Kabupaten Ciamis,
Provinsi Jawa Barat

Desa Tumbrek, Forum Perjuangan Petani 89,841 425


Kecamatan Bandar, Batang
Kabupaten Batang,
Provinsi Jawa Tengah

Jumlah 785,201 1.573

Tabel 11: Realisasi Redistribusi Tanah Era Jokowi di Basis KPA

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 55


Ke depan, khususnya sisa satu tahun RA. Wilayah-wilayah dimana terjadi
pemerintah Jokowi-JK sebaiknya ketimpangan, konflik dan kesenjangan
mengkonsentrasikan realisasi Perpres ekonomi yang tajam, dimana petani
RA di wilayah-wilayah usulan masyarakat gurem, buruh tani dan nelayan kecil
melalui LPRA ini, ketimbang top-down haruslah yang menjadi sasaran utama
TORA yang terbukti buntu menjawab implementasi Perpres RA ke depan.
harapan masyarakat tetang realisasi

56 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


BAB IV

Laporan
Kebijakan Agraria 2018
IV. 1. Perpres Reforma Agraria Koordinator Bidang Perekonomian.
Ini dianggap sebagai “jalan tengah”
Pada 24 September 2018, Presiden Joko
dari tuntutan tertinggi BORA,
Widodo menerbitkan Peraturan Presiden
dimana Kemenko diharapkan mampu
No. 86/2018 tentang Reforma Agraria.
mengkoordinasikan semua lintas sektor
Ini adalah regulasi pertama sejak era
terkait agenda RA.
Soekarno yang mengatur pelaksanaan
reforma agraria. Tentu ini adalah Sementara, Kementerian ATR/BPN
kabar baik, sebab secara politik telah sebagai Ketua Gugus Tugas Reforma
menempatkan kembali agenda ini sebagai Agraria (GTRA) Pusat bertugas
agenda resmi pemerintah melalui regulasi mengkoordinasikan penyediaan Tanah
pelaksanaan. Objek Reforma Agraria (TORA) dalam
rangka penataan aset di tingkat pusat
Secara substansi Perpres RA ini belum
hingga melakukan pengawasan terhadap
sepenuhnya memenuhi harapan
pelaksanaan tugas GTRA Provinsi
masyarakat yang memperjuangkan
dan Kabupaten/Kota. Kementerian
reforma agraria sejati (genuine agrarian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
reform). Sebab, terdapat inkonsistensi
(KLHK) sebagai Anggota GTRA Pusat
dan kelemahan khususnya antara tujuan
bertanggungjawab untuk menyediakan
dalam Perpres dengan objek, subjek,
TORA dari pelepasan kawasan hutan atau
kelembagaan pelaksana dan proses
perubahan tata batas kawasan hutan.
pelaksanaan reforma agraria.
Perpres RA telah memperluas pengertian
Secara ideal reforma agraria seharusnya
Objek Reforma Agraria menjadi dua jenis
di bawah komando presiden. Sebelumnya
tanah, yakni tanah pertanian dan bukan
KPA mengusulkan dalam bentuk Badan
tanah pertanian. Lebih lanjut diatur 11
Otorita Reforma Agraria (BORA) atau
kriteria TORA tersebut, yaitu: tanah hak
nama lain Komite Nasional Pembaruan
guna usaha (HGU) dan hak guna bangunan
Agraria (KNPA) yang bersifat lintas sektor
(HGB) yang telah habis masa berlakunya,
dan otoritatif karena langsung dipimpin
alokasi 20% dari HGB di atas HGU,
presiden. Namun dalam Perpres RA,
alokasi 20% dari HGU, tanah kawasan
Kemenko Perekonomian lah yang ditunjuk
hutan yang dilepaskan, tanah terlantar,
sebagai leading sector pelaksanaan
tanah penyelesaian konflik, tanah bekas
reforma agraria. Secara kelembagaan,
tambang di luar kawasan hutan, tanah
dalam Perpres ini Tim Reforma Agraria
timbul, tanah yang memenuhi syarat
Nasional bertugas menetapkan kebijakan
pemenuhan hak, tanah bekas hak era
hingga pengawasan pelaksanaan
Reforma Agraria dipimpin oleh Menteri

58 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


kolonial, tanah kelebihan maksimum Perubahan Batas Kawasan Hutan Untuk
(termasuk absentee dan swapraja). Sumber TORA.

Melihat TORA dalam perpres ini, yang Banyaknya regulasi dan panjangnya
berasal dari HGU dan HGB yang telah tahapan yang harus dilalui rakyat
habis masa berlakunya, juga objek tanah menyebabkan proses pelepasan kawasan
terlantar adalah merupakan dua objek hutan untuk menjadi TORA menjadi
RA yang selama 4 (empat) tahun terakhir begitu panjang, birokratis, bahkan
ini belum efektif ditangani ATR/BPN, berbelit-belit sehingga hampir ‘mustahil’
bahkan mandeg. Dalam banyak kasus berhasil. Meski sudah ada lokasi-
HGU yang telah habis masa berlakunya lokasi yang diserahkan KLHK kepada
bertahun-tahun maupun tanah absentee Kementerian ATR/BPN seluas 994.761
tidak juga ditindaklanjuti oleh Kantor hektar 1 yang berasal dari pelepasan
Pertanahan (Kantah) dan Kanwil kawasan hutan. Namun faktanya belum
ATR/BPN untuk ditetapkan sebagai ada satu hektar pun yang ditindaklanjuti
TORA. Bahkan mekanisme peringatan Kementerian ATR/BPN. Selain
penelantaran tanah terhadap pemegang ketidaksesuaian TORA dengan kebutuhan
hak (perusahaan) kerap tidak dijalankan dan tujuan RA, minimnya koordinasi dan
sebagaimana mestinya. Dengan adanya keselarasan kerja antar kementerian juga
Perpres RA, harapannya pemerintah menjadi sebab utamanya.
segera mempercepat realisasi area-area
Dikarenakan perpres 86 telah
TORA semacam ini.
memperluas pengertian objek RA menjadi
Di sektor kehutanan, pelepasan kawasan dua jenis tanah, yakni tanah pertanian
hutan masih terkendala proses dan dan bukan tanah pertanian, menjadi logis
mekanisme yang panjang dan begitu bilamana kemudian subjek penerima
banyak regulasi yang mengatur. Beberapa TORA pun menjadi sangat luas pula (Pasal
regulasi tersebut antara lain: UU No. 41 12 PerPres 86/2018).
Tahun 1999 tentang Kehutanan, PP
Subjek atau penerima manfaat dari RA
No. 104 Tahun 2015 tentang Tata Cara
dapat berupa: 1) Orang-perseorangan;
Perubahan Peruntukkan dan Fungsi
2) Kelompok masyarkat dengan hak
Kawasan Hutan, Perpres No. 88 Tahun
pemilikan bersama; dan 3) Badan hukum.
2017 tentang Penyelesaian Penguasaan
Pemilikan bersama dan/atau badan
Tanah dalam Kawasan Hutan dan Permen
hukum dapat mengakomodir kepentingan
LHK No. P.17 Tahun 2018 tentang Tata
Cara Pelepasan Kawasan Hutan dan 1 Presentasi Menteri ATR/BPN pada 24
September 2018 Global Land Forum 2018
di Bandung.

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 59


dari masyarakat adat maupun petani yang dipenuhi hak-haknya. Prioritas terakhir
menginginkan pemilikan tanah secara adalah polisi/TNI berpangkat rendah
kolektif. Sebagaimana diatur dalam UU dan PNS golongan III ke bawah yang
Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan tidak mempunyai tanah serta golongan
Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA), masyarakat miskin .
bahwa subjek hak atas tanah adalah
Sementara untuk subjek berupa
perorangan, kelompok dan badan hukum,
kelompok masyarakat dengan hak
terutama koperasi.
pemilikan bersama, adalah merupakan
Dalam bentuk orang-perorangan, perpres gabungan dari orang perorangan yang
mengatur 19 kriteria dari subjek yang membentuk kelompok, berada dalam satu
kami nilai meluas, yaitu; petani gurem kawasan tertentu serta mememenuhi
dengan luas tanah 0,25 hektar atau persyaratan untuk diberikan obyek
kurang, petani penggarap, buruh tani, redistribusi tanah. Subjek ini haruslah
nelayan kecil, nelayan tradisional, nelayan diprioritaskan bagi petani, buruh tani/
buruh, pembudidaya ikan kecil, penggarap kebun, nelayan dan masyarakat adat
lahan budidaya, petambak garam kecil, yang menghendaki pemilikan bersama
penggarap tambak garam, guru honorer, atas tanah garapan, wilayah hidup dan
pekerja harian lepas, buruh upahan, kampong/desanya.
pedagang informal, pekerja sektor
Perpres juga menyatakan bahwa subjek
informal, pegawai tidak tetap, pegawai
RA dapat berupa badan hukum yang
swasta dengan penghasilan tidak kena
memenuhi persyaratan. Badan hukum ini
pajak, PNS di bawah golongan III a, TNI/
dapat berupa koperasi, yayasan (sosial)
Polisi dengan pangkat di bawah letnan
atau badan usaha milik desa (juga badan
dua atau yang setingkat, dan pekerjaan
usaha milik petani). Badan hukum perlu
lain yang ditetapkan oleh menteri.
dibatasi pada fungsi-fungsi sosial dan
Oleh karena itu, perlu ditetapkan prioritas agraris seperti badan usaha milik petani,
subjek terkait Pasal 12 ini, dimana subjek milik nelayan, milik perempuan petani,
pokok RA seperti petani gurem, buruh badan usaha milik masyarkat adat,
tani, penggarap, nelayan tradisional, agar kriteria subjek ini tidak memberi
petambak kecil dan buruh nelayan harus ruang pada kepentingan elit politik dan
menjadi prioritas dari pelasanaan perpres ekonomi/bisnis atau kelompok swasta
RA ini. Subjek lain seperti guru honorer, skala besar Sementara untuk subjek
buruh, pekerja sektor informal yang tidak perseroan terbatas (PT), KPA menolak
memiliki tanah menjadi subjek prioritas keras, ini salah satu unsur penyimpangan
lanjutan, setelah subjek pokok RA

60 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


perpres terkait subjek yang tidak berhak dalam konteks RA pun membutuhkan
atas RA. kerjasama kuat lintas sektor. Fungsi
koordinatif dari Kemenko Perekonomian
Hak komunal atau pemilikan bersama
lebih relevan.
dapat pula merujuk pada Permen ATR/
BPN No. 10 tahun 2016 tentang Tata Jika permen ini diletakan di bawah
Cara Penetapan Hak Komunal Atas Kementerian ATR/BPN atau KLHK, maka
Tanah Masyarakat Hukum Adat dan dapat dipastikan lagi-lagi akan terjadi
Masyarakat Yang Berada dalam Kawasan ketegangan akibat ego-sektoral yang
Tertentu. Berdasarkan analisis Penelitian dapat menghambat ‘will’ dari perpres ini
Balitbang Kementerian ATR/BPN 2017, untuk mewujudkan penyelesaian konflik
kementerian masih perlu merumuskan agraria dalam kerangka pelaksanaan RA.
bentuk ideal dari sertifikasi komunal, Juga disebabkan bahwa konflik agraria
yang dapat mengakomodir berbagai lama dan baru puluhan tahun lebih banyak
relasi tenurial dalam masyarakat adat. Di mengalami kebuntuan jika diserahkan
titik ini organisasi tani, maupun organisasi kembali ke Kementerian ATR/BPN atau
masyarakat adat dapat mengusulkan pun KLHK. Keduanya notabene adalah
bentuk hak bersama/komunal atas tanah pihak-pihak yang menjadi penyebab
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi konflik, sebagai akibat dari keputusan
masyarakatnya. dan kebijakan publik yang dikeluarkanya
(konflik hutan dan non-hutan/kebun),
Dalam perpres RA ini, penyelesaian
selain konflik-konflik agraria lainnya
konflik agraria yang menjadi salah satu
akibat perusahaan negara seperti
tujuan RA akan diatur lebih lanjut oleh
Perhutani dan PTPN (asset BUMN) yang
peraturan menteri. Mengingat akumulasi
kronis.
konflik agraria kronis dan lintas sektor
membutuhkan terobosan hukum, Tantangan lainnya adalah masalah asset
koordinasi dan kerjasama kuat, maka reform atau pemberdayaan ekonomi
hendaknya regulasi turunan yang hendak dan penataan produksi masyarakat
mengatur lebih lanjut penyelesaian paska legalisasi dan redistribusi tanah.
konflik agraria layaknya dalam bentuk Formulasi konsep RA pemerintahan
permenko BUKAN permen. Misalnya Jokowi mengacu pada konsep lama,
Permenko Perekonomian. Mengapa masa Joyo Winoto selaku Kepala BPN
demikian? Pertama, karena Kemenko RI di masa Pemerintahan SBY, dimana
ini lah yang menjadi leading sector RA RA adalah asset reform dan access reform.
menurut Perpres. Kedua, sebagaimana Kemudian dalam RPJMN 2015-2019
reforma agrraia, penyelesaian konflik RA seolah hanya soal TORA yang dibagi

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 61


dalam dua skema yaitu legalisasi asset perencanaan masyarakat atau pun bukan
dan redistribusi tanah. Tidak heran jika merupakan kebutuhan mendesak.
kemudian perpres ini juga memisahkan
Sementara, bentuk kemitraan yang
antara asset dan access reform sebagai
berkeadilan (dengan pihak ke-3) harus
dua program yang terpisah. Implikasinya,
dipastikan transparan sejak awal,
pelaksanaan maupun kelembagaan
dipahami dan diketahui masyarakat.
penanggungjawabnya terpisah juga.
Pemerintah juga harus berperan
Reforma Agaria sejati mensyaratkan penuh dalam pengawasan praktek-
bahwa program penataan struktur praktek kemitraan ini. Harus dipastikan
pemilikan, penguasaan dan penggunaan bentuk kemitraan tidak bersifat
tanah (sumber agraria) atau land merugikan, apalagi menghisap hak-
reform beserta program penunjang, itu hak asasi masyarakat, terutama dalam
merupakan saru paket. Dengan satu hal penguasaan tanah, relasi sosial
paket, maka manfaat-manfaat hasil maupun ekonomi. Perusahaan harus
reforma agraria berupa restrukturisasi dipastikan berada di hilir (bagian
hak atas tanah bersifat jangka panjang produksi, pemasaran hasil, pembangunan
dan efektif dalam memakmurkan kapasitas dan keterampilan petani)
penerima manfaat RA. . untuk meminimalisir potensi pihak
ke-3 melakukan akumulasi tanah dari
Perpres mengatur tiga pola penataan
masyarakat penerima manfaat RA.
akses, yakni bantuan langsung dari
Seringnya model-model kemitraan selama
pemerintah, kemitraan yang berkedilan
ini mendorong terjadinya konsentrasi
dan tanah sebagai penyertaan modal.
tanah dari tangan-tangan masyarakat ke
Untuk bantuan langsung dari pemerintah
tangan pemodal, tuan tanah, elit atau pun
harus dipastikan selaras dan sinergis
korporasi. Prinsip hilirisasi perusahaan
dengan pemetaan sosial-ekonomi serta
tersebut berjalan seiring dengan
konteks lokal dalam menjawab kebutuhan
penghormatan HAM serta peningkatan
masyarakat. Artinya bukan jenis-jenis
kapasitas bagi keluarga petani.
bantuan dan program yang diturunkan
menurut keputusan pemerintah, sepihak Terakhir, dalam penyertaan modal harus
dan dipaksakan, atau bersifat instan dan dipastikan bahwa masyarakat memiliki
tidak efektif. Belajar dari praktik selama informasi yang lengkap dan cukup
ini, bantuan paska sertifikasi tanah kerap sebelum menyertakan modal, termasuk
salah sasaran, tidak efektif atau tidak seluruh resiko-resiko ekonomi yang
berkelanjutan karena tidak sesuai dengan mungkin dihadapi di depan. Penguatan
kapasitas masyarakat juga dibutuhkan,

62 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


terutama memperkuat organisasi dan mengumumkannya di media massa. Ini
keterampilan teknis dalam administrasi langsung menuai reaksi keras dari KPA.
usaha tani atau kebun masyarakat.
Hasil analisa KPA terhadap desain proyek
Dalam aspek permodalan perpres hutang tersebut, dapat disimpulkan
mengatur akses melalui tiga lembaga, bahwa hutang Bank Dunia ini telah
yakni lembaga keuangan, koperasi dan mencatut istilah reforma agraria. Tentu
corporate social responsibility (CSR). Dalam keputusan ini sangatlah disesalkan.
konteks ini, tentu prioritas permodalan Kementerian ATR/BPN-RI dan Bank
adalah koperasi. Pemerintah tidak bisa Dunia memberikan informasi yang
begitu saja pindah pada opsi permodalan salah kepada rakyat Indonesia bahwa
lain. Dalam proses pemetaan sosial kegiatan yang didanai utang tersebut
maupun perencanaan perekonomiaannya diberi label sebagai bagian percepatan
harus dipastikan bahwa pendirian Reforma Agraria. Alasan pemerintah saat
koperasi milik petani atau serikat tani itu karena dana hutang ini memerlukan
menjadi porsi utama. Jika sulit, maka opsi cantolan regulasi program prioritas.
lain adalah akses permodalan melalui
Dijelaskan dalam isi dokumen tersebut,
lembaga keuangan konvensional seperti
bahwa proyek hutang ini akan digunakan
bank. Namun harus dipastikan bahwa
untuk pelaksanaan proyek satu peta
persyaratannya tidak menyulitkan
(one map project) dan pendaftaran tanah
warga miskin, atau pun bersifat menjerat
di desa-desa. Proyek yang selama ini
subjek RA ke dalam sistem hutang jangka
kita kenal sebagai Pendaftaran Tanah
panjang. CSR dapat menjadi opsi terakhir
Sistematis Lengkap (PTSL). Memakai
selama dipastikan dan ditegaskan bahwa
judul reforma agraria tentu membawa
masyarakat dapat secara bebas dan
banyak kesalahan, baik dari sisi ilmu
independen mengatur perencanaan
pengetahuan juga praktik di lapangan.
kerjanya sendiri.
Reforma Agraria atau Agrarian Reform
IV.2. Hutang Bank Dunia Atas Nama Reforma dalam khazanah ilmu pengetahuan
Agraria dan praktik di seluruh dunia bukanlah
program pendaftaran tanah, sertifikasi
Pada Juli 2018, Dewan Direktur
tanah, apalagi pembuatan peta. Ini tentu
Bank Dunia menyetujui memberikan
klaim yang menyesatkan. Reforma
hutang kepada Pemerintah Indonesia
Agraria adalah upaya melakukan
sejumlah 200 juta dolar (Rp.2,8 Triliun)
penataan ulang struktur agraria akibat
untuk program Akselerasi Reforma
ketimpangan penguasaan struktur agraria
Agraria. Menteri ATR/BPN pun
di satu negara. Ketimpangan tersebut

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 63


utamanya bercirikan sebagian besar Project (LAP). Dalam setiap lembar
rakyat khususnya petani, masyarakat dokumennya, tidak disebut proyek ini
agraris di pedesaan memiliki tanah atau sebagai reforma agraria. Setidaknya pada
bertanah sempit, bahkan tak bertanah masa itu kedua belah pihak taat dengan
(landless), sehingga situasi ketimpangan istilah ilmu pengetahuan dan praktik
agraria ini menyebabkan kemiskinan kebijakan.
pada masyarakatnya. Sementara, di
Bank Dunia memang memiliki kebijakan
sisi lain sebagian kecil badan usaha dan
tentang reforma agraria yang disebut
pengusaha menguasai tanah maha luas.
dengan istilah Land Reform Policy Paper
Reforma Agraria juga ditujukan untuk (LRPP). Program ini sering disebut sebagai
menyelesaikan konflik agraria yang market-based agrarian reform atau reforma
berkepanjangan dengan mengedepankan agraria yang berdasarkan mekanisme
pemulihan hak masyarakat atas tanah pasar. Sebuah program dimana pemilik
dan sumber-sumber ekonomi dan tanah luas akan memberikan tanahnya
produksinya. Dengan tujuan-tujuan kepada pihak yang membutuhkan tanah
tersebut, maka reforma agraria adalah dalam sebuah mekanisme pasar plus
sebuah langkah membuka kesempatan harga ganti kerugian yang juga dinilai
bagi rakyat tak bertanah agar memiliki secara ekonomi pasar.
tanah.
Lantas kemanakah kiblat reforma agraria
Karena itu, sekedar kegiatan sertifikasi nasional? Reforma agraria di Indonesia
tanah (land titling) bukanlah reforma mestilah bersandar kepada Tap MPR
agraria. Apalagi sebagai akselerator No.IX/2001 tentang Pembaruan Agraria
RA. Sertifikasi tanah adalah pelayanan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam,
publik kepada orang yang sudah memiliki UUPA No.5/1960 dan UUD 1945. Dengan
tanah namun belum memiliki sertifikat. acuan ini, maka pendaftaran tanah
Memakai dana hutang yang kelak harus sejatinya digunakan untuk memperoleh
ditanggung bergenerasi tentu tidak adil. data situasi ketimpangan, potensi tanah
Apalagi masyarakat miskin tak bertanah yang tersedia, juga potensi penerima
juga menanggung beban hutang ini. Dana tanah dalam kerangka RA. Dengan data
hutang asing juga akan merubah orientasi ini juga didapat desain tentang proses
kebijakan agraria negara kita menjadi ganti rugi, proses pembagian tanah hingga
lebih lebih kapitalistik. desain pengelolaannya. UUPA sendiri
mengidealkan agar tanah-tanah tersebut
Dua dekade lalu, Bank Dunia juga
dikelola dalam bentuk usaha pertanian
memberikan hutang serupa kepada Orde
Baru dengan nama Land Administration

64 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


modern berbentuk koperasi yang dimiliki tersebut melalui pendekatan dari
rakyat. bawah (bottom-up mechanism), dengan
melibatkan masyarakat, petani secara
Dari sini kita dapat memahami bahwa
langsung. Proses dari bawah ini disebut
kelembagaan pelaksana reforma agraria
sebagai Lokasi Prioritas Reforma Agraria
mestilah dipimpin oleh Presiden karena
(LPRA). Lokasi tersebut merupakan
akan berisi lintas kementerian dan
wilayah-wilayah yang telah memenuhi
lembaga dalam satu pintu koordinasi
syarat pelaksanaan reforma agraria
dan sinergi dengan tujuan pelaksanaan
dalam skema redistribusi, penguatan hak
reforma agraria.
atas tanah dan program pemberdayaan
Pemerintahan Joko Widodo memulai ekonomi lanjutannya.
kerangka reforma agraria dengan
Konsorsium Pembaruan Agraria
menggunakan skema redistribusi tanah
(KPA) sendiri telah mengeluarkan
negara, khususnya tanah eks Hak Guna
rilis pernyataan sikap atas langkah
Usaha (HGU) dan Hutan Negara. Skema ini
hutang Bank Dunia ini, yakni menolak
diatur dalam Peraturan Presiden tentang
segala bentuk hutang yang berasal dari
Reforma Agraria yang baru saja disahkan.
lembaga keuangan asing, yang akan
Bukankah akan membingungkan jika ada
mengakibatkan orientasi kebijakan
program lain dinamakan reforma agraria
ekonomi politik agraria nasional menjadi
yang berlainan dengan skema ini bahkan
semakin liberal; juga menghendaki
dibiayai hutang? Mencegah kebingungan
pemerintah menjalankan reforma agraria
berlanjut, sebaiknya Presiden, dalam hal
yang senafas dengan prinsip-prinsip
ini, Menteri ATR/BPN, membatalkan
UUPA demi keadilan sosial.
hutang atas nama reforma agraria
tersebut. Selain mencatut nama reforma
agraria, juga membuat dukungan IV.3. Program Legislasi Nasional
masyarakat menjadi tak padu akibat salah Pembahasan RUU Pertanahan dan
kaprah dan salah pemahaman ini. RUU Masyarakat Adat kembali menjadi
Program Legislasi Nasional Tahun 2018
Selama ini, dukungan masyarakat sipil
melalui Keputusan DPR RI No.1/DPR RI/
terhadap reforma agraria terus dilakukan.
II/2017-2018. Selanjutnya, yang terbaru
Bahkan, gerakan RA membantu
dari Prolegnas 2018 adalah masuknya
pemerintah dengan cara mendorong
usulan RUU baru tentang Sistem
percepatan dan meluruskan reforma
Penyelesaian Konflik Agraria sebagai
agraria tersebut. Konsorsium Pembaruan
inisiatif DPR RI. Sepanjang 2018, belum
Agraria (KPA) misalnya, telah mendorong
banyak pembahasan terkait usulan RUU
pemerintah menjalankan proses RA

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 65


konflik ini. Ulasan lebih lanjut di bawah usulan penghapusan 17 pasal UUPA dari
lebih terkait RUU Pertanahan dan RUU Kementerian ATR/BPN berdasarkan
MA. Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU
Pertanahan Nomor 609 yang diserahkan
Masalah RUU Pertanahan Kementerian ATR/BPN. Menteri ATR/
BPN mengusulkan agar beberapa pasal
Rongrongan terhadap UUPA dan
dicabut, dan otomatis tidak berlaku lagi
Pentingnya Pengawasan DIM Pemerintah.
sejalan dengan disahkannya RUU ini.
Substansi RUU Pertanahan masih
Pasal-pasal tersebut adalah:
mengandung banyak masalah. Terjadi

Pasal Deskripsi Pasal Tujuan Penghapusan atau Usulan


UUPA Perubahan oleh Pemerintah
Pasal 2 Hak menguasai dari Negara Hak meguasai dari negara diperinci pada
RUU Pertanahan

Pasal 6 Semua hak atas tanah mempunyai Dihapus tanpa penjelasan


fungsi sosial.

Pasal 10 Setiap orang dan badan hukum Dihapus tanpa penjelasan


yang mempunyai sesuatu hak atas
tanah pertanian pada asasnya
diwajibkan mengerjakan atau
mengusahakannya sendiri secara
aktif, dengan mencegah cara-cara
pemerasan.

Pasal 14 Tujuan persediaan, peruntukan dan Dihapus tanpa penjelasan


penggunaan bumi, air dan ruang
angkasa serta kekayaan alam yang
terkandung didalamnya.

Pasal 15 Memelihara tanah, termasuk Dihapus tanpa penjelasan


menambah kesuburannya serta
mencegah kerusakannya adalah
kewajiban tiap-tiap orang,
badan hukum atau instansi
yang mempunyai hubungan
hukum dengan tanah itu, dengan
memperhatikan pihak yang
ekonomis lemah.

Pasal 16 Hak-hak atas tanah Diperinci pada RUU Pertanahan


ayat (1)
Pasal 20 Hak Milik Diperinci pada RUU Pertanahan

66 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Pasal Deskripsi Pasal Tujuan Penghapusan atau Usulan
UUPA Perubahan oleh Pemerintah
Pasal 22 Terjadinya hak milik menurut Pemerintah mengusulkan dihapus, dengan
hukum adat pertimbangan bahwa sumber utama prinsip
Hak atas Tanah berdasarkan asas-asas
hukum adat yang mengandung unsur-unsur
nasionalitas dan kebutuhan masyarakat
modern, yaitu hukum adat yang telah
dibersihkan dari cacat-cacatnya (yang telah
di-saneer) dan tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional maupun Negara
Kesatuan Repubik Indonesia.

Pasal 27 Hapusnya Hak milik Diperinci pada RUU Pertanahan

Pasal 28 Hak Guna Usaha Selain diperinci di RUU Pertanahan.


Terdapat penambahan pasal yang
mengancam kedaulatan rakyat atas
tanah, bahkan berpotensi memperburuk
ketimpangan tanah. Diantaranya:
1. HGU diberikan dengan jangka
waktu tahun, dan dapat diperpanjang
dengan jangka waktu tahun, serta dapat
diperbarui dengan jangka waktu 35 tahun.
2. Untuk kebutuhan tertentu,
Menteri dapat menambah jangka waktu
Hak Guna Usaha.
3. Mengapus aturan pembatasan
luas HGU oleh satu atau grup perusahaan.
4. Pemerintah mengusulkan dihapus,
dengan pertimbangan bahwa dinamika
penetapan luasan HGU sangat bergantung
dengan pemerintah daerah setempat (izin
lokasi) dan tata ruang, maka batasan luasan
HGU di suatu wilayah kabupaten, provinsi
dan wilayah RI oleh setiap pemegang
hak lebih baik diatur dalam Peraturan
Pemerintah/Peraturan Menteri.
5. Batas minimum tidak perlu
ditetapkan, tetapi justru batas maksimum
dalam rangka mewujudkan keadilan dalam
P4T.
6. Pembatasan penguasaan atau
pemilikan tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikecualikan, dengan
memperhatikan: a. skala ekonomi; b.
partispasi masyarakat yang lebih luas; dan c.
kepentingan strategis nasional.

Pasal 29 Hak guna-usaha diberikan untuk Telah dijelaskan di atas


waktu paling lama 25 tahun.

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 67


Pasal Deskripsi Pasal Tujuan Penghapusan atau Usulan
UUPA Perubahan oleh Pemerintah
Pasal 30 Pemilik hak guna-usaha yang tidak Dihapus tanpa penjelasan
ayat (2) lagi memenuhi syarat-syarat sebagai
pemilik HGU

Pasal 34 Hak guna-usaha hapus Dihapus tanpa penjelasan

Pasal 35 Hak Guna Bangunan Khusus untuk pembatasan luas HGB,


Pemerintah mengusulkan untuk dihapus
dengan pertimbangan bahwa dinamika
penetapan luasan HGB sangat bergantung
dengan pemerintah daerah setempat (izin
lokasi) dan tata ruang, maka batasan luasan
HGB di suatu wilayah kabupaten, provinsi
dan wilayah RI oleh setiap pemegang
hak lebih baik diatur dalam Peraturan
Pemerintah/Peraturan Menteri.

Pasal 36 Pemilik HGB yang tidak lagi Dihapus tanpa penjelasan


ayat (2) memenuhi syarat-syarat sebagai
pemilik HGB

Pasal 40 Hapusnya HGB Dihapus tanpa penjelasan

Pasal 41 Hak Pakai Dihapus seluruhnya

Tabel 12:  Usulan Penghapusan 17 Pasal UUPA Menurut DIM RUU Pertanahan Pemerintah

Selanjutnya Menteri ATR/BPN di dalam HGU. Frasa “kebutuhan tertentu” sangat


DIM RUU Pertanahan juga menghapus berbahaya karena dapat digunakan
pasal-pasal penting mengenai objek, sebagai legitimasi HGU menjadi lebih
subjek dan penyelenggaraan reforma panjang bagi kepentingan korporasi.
agraria, serta substansi terkait
Melihat tarik ulur kepentingan dan juga
pembatasan pemilikan HGU untuk
perubahan-perubahan yang berjalan
gabungan/grup perusahaan. Pada DIM
cepat terkait pembahasan RUU ini, maka
yang lain bahkan Menteri ATR/BPN
pengawasan gerakan masyarakat sipil
berencana memprioritaskan HGU
terhadap DIM RUU Pertanahan yang
bekas objek tanah terlantar untuk Bank
diusulkan pemeritah ke DPR RI menjadi
Tanah. Selain itu menteri ATR/BPN juga
sangat krusial. Melihat juga proses
merubah jangka waktu HGU dari 25
yang tidak partisipatif dan terbuka
tahun menjadi 35 tahun disertai “pasal
dari Kementerian ATR/BPN untuk
sakti” jika terdapat kebutuhan tertentu,
mengadakan konsultasi publik perumusan
Menteri dapat menambah jangka waktu

68 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


DIM dengan gerakan masyarakat sipil dan reforma agraria. Tidak darurat mengingat
pakar agraria. Melihat perkembangan pengadaan tanah untuk kepentingan
terakhir, perubahan pasal RUU, upaya pembangunan infrastruktur telah
revisi untuk mengganti pasal UUPA, diatur oleh UU No. 2/2012 tentang
ataupun usulan pasal baru seringkali Pengadaan Tanah untuk Pembangunan
berbahaya dan semakin jauh dari prinsip- Bagi Kepentingan Umum. Juga tidak
prinsip reforma agraria yang dicita- efektif karena kewenangan dan fungsinya
citakan. bersifat tumpang-tindih dengan
kewenangan dan fungsi yang sudah
Masalah lainnya adalah usulan
melekat di Kementerian ATR/BPN. Hal ini
pemebentukan lembaga bank tanah.
dapat dilihat melalui perbandingan fungsi
Membuat Bank Tanah untuk kepentingan
dan tugas antara Bank Tanah dengan
pembangunan infrastruktur dinilai
Kementenrian ATR/BPN.
tidak ada urgensinya dan tidak efektif,
sekaligus dapat mengancam kepentingan

Bank Tanah<?> Kementerian ATR/BPN<?>


Inventarisasi dan pengembangan basis data Masuk ke dalam fungsi:
tanah, administrasi dan sistem informasi - Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata
pertanahan. Ruang, dan Lahan Pertanian Pangan
Mengamankan penyediaan, peruntukan, Masuk ke dalam fungsi:
pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang - Melakukan perumusan, penetapan, dan
dan menjamin efisiensi pasar tanah pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang
dan infrastruktur pertanahan.
Menunjang penetapan nilai tanah yang baku,
- Penetapan NJOP, PBB (Pemerintah Daerah)
adil dan wajib untuk berbagai keperluan
- Penetapan ZNT oleh Kantor BPN daerah
- Petapan nilai tanah tim appraisal ATR/BPN
- Pengadaan tanah umum
Pengendalian penguasaan dan penggunaan Masuk ke dalam fungsi:
tanah sesuai aturan yang berlaku; - Perencanaan, pengendalian pemanfaatan
ruang dan penguasaan tanah
- Penatagunaan tanah
Menjamin distribusi tanah yang wajar dan adil Masuk ke dalam fungsi:
berdasarkan kesatuan nilai tanah - Pelaksanaan landeform
- Pemberdayaan masyarakat
Mengamankan perencanaan, penyediaan dan
- Penetapan hak tanah
distribusi tanah
- Pendaftaran tanah
Melakukan manajemen pertanahan, melakukan Masuk ke dalam fungsi:
analisis, penetapan strategi dan pengelolaan - Pengendalian kebijakan pertanahan
implementasi berkaitan pertanahan. - Pengaturan, penetapan dan pendaftaran
hak tanah

Tabel 13:  Perbandingan Fungsi dan Tugas Lembaga Bank Tanah dan Kementrian ATR/BPN

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 69


Bank Tanah (negara) ini juga akan hati-hati dan selaras dengan regulasi
membahayakan tujuan-tujuan dan turunan dari UUPA yang pernah ada
objek tanah RA. Sasaran besar dari tentang pengadilan landreform. Proses
Bank Tanah ini adalah tanah-tanah yang penyelesaian konflik agraria yang
diterlantarkan oleh perusahaan pemilik bersifat struktural dan kronis juga akan
HGU. Hal ini sudah barang tentu akan menemukan kebuntuan apabila jalur
menghambat pelaksanaan RA, mengingat tempuh pengadilan pertanahan yang
salah satu objek tanah RA berasal dari diberikan kepada puluhan ribu petani
tanah-tanah terlantar, yang selama ini berkonflik. Pendekatan peyelesaian
implementasinya macet. Keberadaan konflik agraria yang legal formal hanya
Bank Tanah yang diusulkan dengan dapat mengurusi sengketa perdata
tujuan sebagaimana dimaksud dalam pertanahan, bukan konflik agraria
RUU Pertanahan atau pun dalam rencana struktural.
Bappenas berpotensi pula memperlancar
Penyelesaian konflik agraria memerlukan
perampasan dan penggusuran tanah
cara yang extra-ordinary, yakni melalui
masyarakat demi kepentingan
lembaga ad-hoc khusus penyelesaian
pembangunan infrastruktur.
konflik agraria langsung di bawah
Selain masih mengandung sejumlah presiden, lintas sektoral, dan otoritatif
masalah substansial, perlu perhatian untuk menghadirkan rasa keadilan
khusus mengenai upaya sinkronisasi dan bagi korban, termasuk pemulihan hak-
harmonisasinya dengan regulasi lain. RUU hak korban. Setelah konflik-konflik
Pertanahan hendaknya menempatkan bersifat struktural terselesaikan
tanah atau pertanahan sebagai matrik oleh lembaga ad-hoc tersebut, maka
dasar agraria, sehingga RUU ini tidak bisa pemerintah dapat mempersiapkan
pertanahan sempit melainkan menjadi dan membentuk pengadilan agraria
simpul regulasi dari sektor agraria yang (pertanahan). Pengadilan pertanahan
lebih luas. RUU Pertanahan mestinya hanya dimungkinkan apabila Indonesia
menjadi landasan hukum baru untuk telah memiliki sistem pertanahan,
menyelesaian masalah-masalah agraria termasuk pendaftaran tanah yang lebih
berbasiskan pertanahan. Artinya RUU berorientasi pada rakyat (people-centered
Pertanahan mesti menjadi bagian dari land governance system). Dengan begitu
solusi, bukan menambah daftar masalah tanah-tanah warga pada umumnya telah
baru peraturan perundang-undangan. terdaftar sehingga posisinya dapat setara
dengan pihak yang bersengketa.
Wacana pembentukan pengadilan
pertanahan harus dilakukan secara

70 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Masalah RUU Masyarakat Adat RUU MA belum juga diselesaikan DPR RI
maupun pemerintah.
Sebagaimana amanat Pasal 18B ayat
(2) UUD 1945 “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan IV.4. Praktek Land Banking Melanggar UUPA
1960
masyarakat hukum adat serta hak-hak
tradisonalnya sepanjang masih hidup Di tengah wacana pemerintah
dan sesuai dengan perkembangan membentuk “Bank Tanah” untuk
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan menyimpan cadangan tanahnya,
Republik Indonesia, yang diatur dalam kelompok korporasi secara leluasa
undang-undang.” Pada 9 Maret 2018, menguasai tanah dalam jumlah sangat
Presiden mengeluarkan Surat Perintah luas. Jika rencana pencadangan tanah
Presiden (SUPRES) melalui Kementerian (land banking) pemerintah dimaksudkan
Sekretariat Negara No.B-186/M. untuk mengatasi tingginya fluktuasi nilai
Sesneg/D-1/HK.00.03/03/2018 tentang tanah akibat bekerjanya para spekulan
pembentukan tim pemerintah yang tanah, termasuk masalah hambatan
akan membahas RUU Masyarakat Adat pengadaan dan pembebasan tanah
bersama DPR RI. bagi proyek-proyek pembangunannya,
maka kelompok swasta atau pun BUMN
Menurut pemerintah, RUU ini bertujuan
mengakumulasi kekayaan melalui
melindungi hak-hak masyarakat adat agar
investasi tanah justru untuk memainkan
tidak dirampas semena-mena oleh pihak-
harga pasar tanah.
pihak yang rakus tanah. Hal tersebut
benar karena masyarakat adat punya hak Investasi dalam bentuk tanah, utamanya
untuk berekonomi, hak perlindungan dan bagi perusahaan yang bergerak di bidang
pemilikan tanah ulayat, mempertahankan properti, baik swasta maupun BUMN,
kepercayaan spiritual hingga pewarisan atau bagi para investor, konglomerat
nilai budayanya. Oleh sebab itu, RUU dianggap menjanjikan dan efektif untuk
ini mendesak untuk diperjuangkan memperoleh keuntungan besar. Investasi
perlindungan dan pengakuan atas asset tanah juga aman untuk akumulasi
masyarakat adat melalui sebuah RUU modal mengingat harga tanah akan selalu
yang representatif mewakili seluruh naik. Bisnis properti tanah dapat menjadi
komunitas adat di Indonesia. RUU MA jaminan ke bank untuk memperoleh
juga penting bagi penyelesaian konflik dan modal usaha, atau sebagai bentuk
sengketa agraria di semua sektor yang penyertaan saham di bank.
banyak dialami komunitas masyarakat
Begitu menggiurkannya bisnis spekulan
adat. Sayangnya hingga akhir tahun 2018,
tanah ini, dan tanpa ada pengawasan

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 71


ketat maupun sanksi berat, telah Luas
Pemilik (hektar)
mengakibatkan puluhan ribu hektar
tanah di perkotaan maupun di pedesaan PT Megapolitand Development Tbk 400
kini berada di tangan-tangan kelompok
Total 41.951,6
korporasi swasta maupun BUMN:2
Tabel 14:   Penguasaan Tanah oleh Perusahaan
Luas
Pemilik (hektar) dan Pengembang Properti

Perum Perumnas 2.000 Dari tanah-tanah yang tidak


dimanfaatkan atau digarap sebagaimana
PP Properti 280
mestinya, seharusnya masuk ke dalam
PT Wika Realty 227 ketegori tanah absentee yang perlu
50
segera ditertibkan oleh pemerintah
PT Waskita Realty
untuk kepentingan reforma agraria di
Jasamarga Properti 17,6
desa maupun kota. Selain krisis agraria
176 di desa mengancam petani, banyak
PT Timah Properti
subjek reforma agraria di perkotaan yang
PT HK Realtindo 200
penting menjadi prioritas karena tidak
PT Sentul City Tbk 15.000 memiliki tanah sejengkal pun. Sayangnya
pemerintah memilih membiarkan praktek
Sinarmas Land 10.000
pencadangan tanah dan monopoli
PT Hanson International Tbk 2.700 tersebut, sementara begitu banyak
kasus penggusuran tanah dan kampung
PT Intiland Development Tbk 2.138
masyarakat terjadi.
PT Alam Sutera Tbk 2.200
Pemerintah tidak memiliki kehendak
Gross landbank PT Ciputra Development Tbk 2.000 politik menertibkan tanah-tanah
2.000 kelebihan tersebut. Padahal, ada dasar
PT Summarecon Agung Tbk
hukum yang kuat untuk melakukannya,
PT Jaya Real Property Tbk 1.490
salah satunya, menggunakan dan Pasal

PT Metropolitand Land Tbk 617 5 ayat (1) Peraturan Menteri ATR/BPN


No. 14 Tahun 2018 tentang Izin Lokasi jo
PT Pakuwon Jati Tbk 456
Pasal 7 UUPA No.5 Tahun 1960.

Selain itu, tidak dimanfaatkan tanah-


2 Data diperoleh dari laporan Dina Mirayanti tanah tersebut juga melanggar regulasi
Hutauruk, yang dimuat pada https://
yang mengatur luas maksimum
i n d u s t r i . ko n t a n . c o . i d /n e w s /s w a s t a -
mendominasi-cadangan-lahan-properti penguasaan tanah. Untuk perumahan/

72 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


permukiman, perhotelan, usaha kawasan Pengadilan Negeri Watansoppeng,
industri/kawasan ekonomi khusus, Sulawesi Selatan atas tuduhan
kawasan perdagangan bebas/proyek perambahan hutan melalui jeratan UU
strategis nasional, luas maksimal tanah No. 18 tahun 2013 tentang Pencegahan
yang dapat dikuasai adalah 4.000 dan Pemberantasan Perusakan Hutan
hektar di seluruh Indonesia. Sedangkan (UU P3H). Mereka adalah Jamadi (41
untuk usaha perkebunan luas maksimal tahun), Sukardi (39 tahun) dan Sahidin
penguasaan tanah adalah 60.000 hektar (45 tahun). Ketiga petani yang didampingi
dalam satu provinsi dan 150.000 hektar oleh kuasa hukum dari Lembaga Bantuan
di seluruh Indonesia. Hukum Makssar (LBH Makassar)

UUPA 1960 sesungguhnya sudah Jaksa Penuntut Umum (JPU) menjerat


memprediksi dan mengantisipasi petani dengan Pasal 12 jo pasal 82 ayat
terjadinya monopoli atau akumulasi (1) huruf a dan Pasal 17 jo pasal 92 ayat
kekayaan dalam bentuk tanah seperti (1) huruf a dari UU P3H. Dengan ancaman
yang terjadi hari ini. Larangan monopoli pidana penjara paling singkat 3 tahun
swasta atas sumber-sumber agraria telah dan paling lama 10 tahun serta pidana
dimandatkan UUPA. Untuk menghindari denda paling sedikit Rp. 1.500.000.000
groot-gronderbezit atau bertumpuknya dan paling banyak Rp. 5.000.000.000.
tanah di tangan golongan dan orang- Namun dalam persidangan ketiganya
orang tertentu, maka Pasal 7 UUPA terbukti tidak bersalah. Dalam
mengatur bahwa “Untuk tidak merugikan pertimbangannya, Majelis Hakim
kepentingan umum maka pemilikan dan menyatakan bahwa dakwaan Jaksa
penguasaan tanah yang melampaui batas Penuntut Umum KELIRU menerapkan
tidak diperkenankan.” Dan ditegaskan UU P3H. Sebab secara filosofis UU
dalam pasal 17 ayat (3) bahwa tanah- P3H ditujukan khusus pada kejahatan
tanah kelebihan tersebut “diambil oleh perusakan hutan yang dilakukan secara
Pemerintah dengan ganti kerugian, untuk terorganisir sebagaimana tercantum
selanjutnya dibagikan kepada rakyat yang dalam Pasal 1 angka 6 dan 21 UU P3H.
membutuhkan – dalam kerangka reforma Dalam pembacaan putusan, persidangan
agraria.” membuktikan bahwa ketiga terdakwa
hanyalah petani tradisional yang
IV.5.
Undang-undang P3H: Kebijakan Anti menebang pohon dan berkebun hanya
Petani semata–mata untuk keperluan sandang,
pangan dan papan. Bukan kejahatan bisnis
Tiga petani di Soppeng akhirnya divonis
terorganisir sebagaimana ditdakwakan.
bebas (vrijspraak) oleh Majelis Hakim

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 73


Keputusan bebas PN ini melalui putusan pidana serta kriminalisasi UU P3H.
MA No. 9, 10 dan 11/Pid.sus/2018/Pn. Sebaiknya seluruh penegak hukum
Wns. Ini merupakan terobosan hukum, harus memahami secara filosofis maksud
patut diacungi jempol, mengingat telah dan tujuan dari larangan dan pidana
banyak korban kasus kriminalisasi jatuh dalam UU P3H. Yang mana seharusnya
terhadap petani akibat jeratan UU ini. lebih diarahkan untuk menjerat para
pengusaha dan perusahaan kehutanan,
Dari sisi kebijakan, KPA menilai
tambang dan perkebunan yang sengaja
penangkapan terhadap ketiga petani
menjarah hutan.
tersebut telah melanggar Putusan
Mahkamah Konstitusi (MK) No. 95/ Sayangnya hingga saat ini dalam
PUU-XII/2014 tertanggal 10 Desember investigasi Tim KPA, belum ada satu
2015 atas Pasal 50 ayat (3) huruf e, UU perusahaan pun yang berhasil dijerat UU
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, P3H. Padahal, banyak perusahaan yang
yang pada pokoknya menyatakan kuat terindikasi melanggar dan harusnya
bahwa ‘Ketentuan Pidana Kehutanan dapat dijerat sanksi oleh UU ini (Lihat
dikecualikan terhadap masyarakat yang Tabel 14)
secara turun-temurun hidup di dalam
Data lainnya adalah, kasus perambahan
kawasan hutan dan tidak ditujukan untuk
hutan untuk perkebunan sawit milik
kepentingan komersial’.
PT Tanjung Raya Bendahara di Desa
Putusan atas petani Soppeng yang sudah Sikumur (Kecamatan Sekrak), dan PT
berkekuatan hukum tetap seharusnya Bahari Lestari di Kampong Bandar
dapat diikuti oleh hakim-hakim lain Khalifah (Kecamatan Bendahara),
sebagai yurisprudensi. Selain itu dengan Kab. Aceh Tamiang.3 Berdasarkan data
adanya putusan MA No. 9, 10 dan 11/ singkat di atas, itulah ranah dimana
Pid.sus/2018/Pn. Wns, putusan MK 35 seharusnya kehadiran UU P3H musti
dan putusan MK No.95/PUU-XII/2014, dimaksimalkan, bukan petani.
seharusnya memperkuat posisi petani,
masyarakat adat dan setiap orang yang 3 Informasi berasal dari http://aceh.
tribunnews.com/2017/07/18/lsm-dua-
tinggal di kawasan hutan dari ancaman perusahaan-perkebunan-langgar-izin-hgu.

74 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Tabel 15:   Daftar Perusahaan Pemegang Izin Moratorium perkebunan sawit diatur
Tambang yang Terindikasi Berada Pada Hutan
dalam Instrusksi Presiden (inpres) No.
Konservasi di Provinsi Kalimantan Barat4
8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan
Sumber:   Kementerian Lingkungan Hidup dan
Evaluasi Perizinan Serta Peningkatan
Kehutanan
Produktivitas Perkebunan Sawit. Inpres
Dengan bukti dalam 2 (dua) tahun ini berisikan dua belas instruksi yang
terakhir terkait meningkatnya angka dialamatkan kepada lima kementerian
kriminalisasi terhadap petani dan aktivis dan Badan Koordinasi Penanaman Modal,
agraria akibat UU P3H maka Judicial termasuk pemerintah daerah hingga ke
Review UU P3H menjadi yang sangat level bupati dan walikota.
penting dilakukan kalangan masyarakat
Inpres ini merupakan langkah yang
sipil. Bukan saja membatalkan beberapa
harus diapresiasi karena selaras
pasal, namun menuntut pembatalannya
dengan komitmen pemerintah untuk
secara keseluruhan adalah langkah yang
menjawab persoalan ketimpangan
tepat untuk dilakukan sesegera mungkin.
struktur penguasaan dan kepemilikan
tanah. Perluasan perkebunan
IV.6. Inpres Moratorium Sawit: Angin Segar dengan komoditas sawit telah sangat
Mengurangi Ketimpangan Agraria
meresahkan karena luas perkebunan
sawit di Indonesia di tahun 2018 sudah
4 Informasi berasal dari http://www.
mongabay.co.id/2014/05/25/ratusan-
mencapai 14.309.256 hektar5. Telah
perusahaan-tambang-di-kalbar-rambah-
5 Data Dirjen Perkebunan, Kementerian
hutan-lindung-dan-konservasi/
Pertanian dalam Rembugnas SPKS 2018

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 75


terjadi monopoli tanah oleh perusahaan dan dianjurkan menanam sawit. Namun
sawit. Tidak memberikan jalan untuk saat sawit anjlok, Presiden langsung
meluaskan ekspansinya, merupakan mengajak masyarakat berpindah
langkah yang tepat, Selain itu konflik menanam jenis tanaman pangan.
agraria di sektor perkebunan, utamanya Menunjukkan orientasi pembangunan
untuk komoditas sawit selalu menjadi ekonomi dan politik Indonesia banyak
penyebab konflik agraia dengan warga. disetir ekonomi pasar global”
Riau sebagai “provinsi sawit” selalu
Evaluasi wilayah dan perizinan dalam
menjadi provinsi tertinggi penyumbang
inpres ini harus menyasar penerbitan
konflik. Langkah untuk melakukan
HGU baik di tanah-tanah yang
evaluasi terhadap perizinan lama dan
sudah dikuasai petani, kawasan Area
baru sangat relevan dengan tujuan
Penggunaan Lain (APL) maupun kawasan
reforma agraria.
hutan. Dengan demikian pemerintah akan
Selain proses masif pengadaan tanah mengetahui kesesuaian antara dokumen
skala luas untuk pembangunan perizinan/hak guna usaha dengan luasan
infrastruktur, 2018 juga menjadi masa aktual di lapangan. Karena banyak
dimana penguasaan luas atas tanah ditemukan luasan pada izin dan sertifikat
oleh perusahaan sawit terus-menerus HGU berbeda dengan fakta lapangan, hal
difasilitasi negara. Hingga sarat tarik- ini yang menyebabkan konflik agraria di
ulur antara kebijakan ekonomi dan politik sektor perkebunan terus meningkat.
nasional dengan kepentingan industri
Dalam instruksi keempat untuk
sawit global. Sebelum anjlok harga sawit,
Kementerian ATR/BPN sangat
petani dan industri sawit terus didukung
jelas diperintahkan jika ditemukan
dan dianjurkan menanam sawit. Namun
ketidaksesuaian antara dokumen
saat anjlok, Presiden langsung mengajak
perizinan dengan aktual dilapangan/
masyarakat berpindah menanam jenis
peraturan perundang-undangan
tanaman pangan.
lainnya, maka menteri ATR/BPN harus
“..2018 juga menjadi masa dimana menetapkan tanah tersebut sebagai
penguasaan luas atas tanah oleh tanah terlantar, menghentikan proses
perusahaan sawit terus-menerus penerbitan HGU, mengembalikan tanah/
difasilitasi negara. Hinga sarat tarik-ulur kebun sawit kepada negara jika pelepasan
antara kebijakan ekonomi dan politik hutan belum dibebani hak atas tanah dan
nasional dengan kepentingan industri mempercepat penerbitan hak atas tanah
sawit global. Sebelum anjlok harga sawit, untuk kebun-kebun rakyat.
petani dan industri sawit terus didukung

76 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


Dengan adanya aturan kewajiban Nabati Indonesia, PT Wilmar Bioenergi,
pemerintah meredistribusikan objek PT Musim Mas, dan PT Damex Biofuel,
hasil penertiban izin/wilayah perkebunan yang keseluruhan.6
kepada masyarakat, maka tidak ada lagi
Sampai triwulan pertama 2016, badan
alasan untuk pemerintah “pelit” kepada
ini berhasil menghimpun dana sawit
petani di sekitar perkebunan.
Rp2,86 triliun. Sebelumnya, pada 2015,
Selain itu, seluruh tanah-tanah dana sawit terkumpul Rp6,5 triliun.7
perkebunan yang dikuasai rakyat masih Pengumpulan dana ini dari pungutan
menyimpan persoalan pertama legalitas ekspor sawit dan CPO. Ada lima
hak atas tanah. Kedua, penetapan eksportir terbesar membayar pungutan
harga TBS yang tidak adil, petani tidak periode 2015, yakni, Wilmar Nabati
memperoleh keuntungan yang cukup dari Indonesia, Sumber Indah Perkasa,
hasil penjualan Tandan Buah Segar, hal Maskapai Perkebunan Leidong West
ini disebabkan banyaknya pemotongan Indonesia, Musim Mas dan Sari Dumai
secara sepihak dalam sistem penentuan Jati.8
Harga TBS.
Di tengah monopoli sistem perkebunan
Melalui reforma agraria seharusnya Indonesia yang dikuasasi korporasi
alokasi TORA 20% pelepasan kawasan sejak dari hulu ke hilir, dari penguasaan
hutan maupun 20% dari perpanjangan tanah hingga produksi dan pasar, maka
HGU menyasar tanah-tanah perkebunan transformasi perkebunan di Indonesia
rakyat yang terlibat konflik. KPA sudah saatnya diarahkan menuju hilirisasi
merumuskan terdapat sembilan prinsip peran perusahaan. Perusahaan tidak lagi
kemitraan berkeadilan. Beberapa menguasai tanahnya, melainkan hanya
prinsip utama di dalamnya antara lain: mendukung industri perkebunan di
hilirisasi peran perusahaan, dan petani aspek pengolahan dan pemasaran hasil
memiliki posisi tawar yang sama untuk produksi. Jika hal tersebut dilakukan
menentukan harga sawit. maka pemerintah akan menyelesaikan
tiga masalah sekaligus, yakni perbaikan
Badan Pengelola Dana Perkebunan
(BPDP) tidak mendukung kemandirian 6 Informasi didapat dari http://www.
petani, hal tersebut terbukti m o n g a b ay. c o . i d / 2 0 1 7 / 0 6 / 2 6 /ra p o r -
merah-dari-petani-kecil-bpdp-sawit-perlu-
berdasarkan laporan KPK, dana lebih bebenah/
banyak dipakai subsidi biofuel dan untuk 7 Informasi didapat dari http://www.
tiga grup usaha perkebunan besar. Sejak mongabay.co.id/2016/05/23/berikut-
alokasi-dana-sawit-itu-benarkah-buat-
Agustus 2015-April 2016, alokasi 81,7%
pengembangan-kebun-berkelanjutan/
dana BPDP mengalir pada PT Wilmar 8 ibid

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 77


ketimpangan struktur agrarian, agraria. Hasil review ijin dan evaluasi
penyelesaian konflik dan pembangunan terhadap HGU-HGU perkebunan
ekonomi kerakyatan melalui koperasi- sawit yang bermasalah dan melanggar
koperasi produksi milik petani. penting dipastikan seturut dengan upaya
perbaikan ketimpangan struktur agraria,
Ke depan langkah moratorium ijin
dimana tanah-tanah yang terkonsentrasi
perkebunan sawit baru haruslah
di kelompok elit bisnis terdistribusikan
berkorelasi dengan pelaksanaan reforma
kepada petani-petani gurem dan landless.

78 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


BAB V

Penutup
Dua Dekade
Perjuangan Reforma Agraria dan
Masa Depan Reforma Agraria
Melampui Politik 2019
S
elama dua puluh tahun terakhir, sejumlah konsesi besar-besaran untuk
diskursus tentang pentingnya hutan, tambang dan perkebunan sebagai
negara menjalankan agenda implikasi otonomi daerah.
reforma agraria terus menerus
Ketetapan MPR juga melahirkan
didesakkan menenuhi ruang-ruang
keinginan pemerintah untuk mengganti
publik. Momentum tersebut mengerucut
UUPA, bukan menyelaraskan berbagai UU
sejak dikeluarkannya Tap. MPR No.
sektoral yang menghambat pelaksanaan
IX/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
RA, seperti yang diamanatkan oleh
Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Tap tersebut. Sebuah “Blok Politik”
Sepanjang 2001, hingga 2004, Presiden dari kalangan masyarakat sipil yang
yang pada masa tersebut sesuai sebelumnya berhasil mendorong TAP
konstitusi adalah Mandataris MPR, MPR melalui Pokja PA-PSDA mencoba
mencoba menjabarkan amanat dari menawarkan RUU Pembaruan Agraria
Tap MPR tersebut. Sayangnya, usaha dan RUU PSDA. Namun, hingga 2004
tersebut tidak dapat berjalan dengan usaha ini tidak menghasilkan persetujuan.
baik. Selain karena keengganan politik
Persekongkolan pengusaha dan pejabat
untuk memprioritaskan agenda ini,
daerah sepanjang tahun-tahun ini di
mesin otonomi daerah yang dibuka
tengah menguatnya permintaan pasar
melalui UU No.22/1999 tentang
minyak mentah sawit, minerba dan hasil
Pemerintahan Daerah telah membuat
hutan telah membuat kekuatan politik
mandat MPR kepada presiden ini tak
pengusaha berbasis sumber-sumber
dapat berpasangan dengan agenda para
agraria/SDA mengalami peningkatan
pemimpin di daerah.
besar. Hal tersebut juga memperkuat lobi
Ada banyak sebab mengapa tidak dapat politik kelompok ini dan menghasilkan
berpasangan. Pertama, krisis politik sejumlah UU sektoral baru seperti UU
sepanjang 1999 hingga 2001 telah Perkebunan.
menyebabkan pelaksanaan reforma
Menjelang Pemilihan Presiden 2004,
agraria masuk sebagai prioritas kerja-
kelompok masyarakat sipil melalui
kerja pemerintah. Kedua, upaya pemulihan
Kelompok Studi Pembaruan Agraria
ekonomi nasional yang berpusat di
(KSPA) mencoba mendorong kembali
Jakarta di bawah bimbingan IMF dan
pelaksanaan pembaruan agraria masuk
WB. Ketiga, meletusnya kerusuhan sosial
ke dalam visi-misi para kandidat presiden
di berbagai daerah. Keempat, sepanjang
yang bertarung. Presiden SBY, sebagai
1999-2004, daerah telah menjadi lokasi
pemenang pemilu 2004, melalui Kepala
“pesta pora” para pembalak hutan dan
BPN saat itu, Joyo Winoto mencoba

80 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


menjalankan pembaruan agraria melalui Empat Tahun Pemerintahan Joko Widodo
Program Pembaruan Agraria Nasional
Naiknya Joko Widodo pada Oktober
(PPAN). Agenda ini memudar dalam
2014 menggantikan SBY secara
pemerintahan SBY seiring pergantian
politik telah menganulir MP3EI.
Joyo Winoto dan kemudian menghilang
Namun, beberapa proyek, khususnya
dalam kebijakan SBY pada periode
infrastruktur, mempunyai korelasi yang
pemerintahan yang ke II (2009-2014).
kuat dan spirit yang sama dengan dengan
Sejumlah proses perampasan tanah rencana-rencana besar dalam MP3EI.
masyarakat akibat ekspansi perkebunan, Kita menyaksikan proyek pembangunan
kehutanan dan perkebunan menjadi infrastruktur mendapat tempat utama
kondisi agraria utama pada periode II SBY. dalam menampilkan success-story
Keadaan ini disebabkan oleh permintaan kepemimpinannya.
global yang meningkat akibat tumbuhnya
Di sisi lain, pemerintahan Joko Widodo
pasar baru (emerging market) khususnya
dan Jusuf Kala menjanjikan pelaksanaan
Asia dan Amerika Latin yang dihela oleh
Reforma Agraria bagi petani. Janji
BRIC (Brazil, Rusia, India, China dan
tersebut tertuang dalam visi-misi
South Africa).
pasangan ini yang disebut sebagai
Dalam konteks nasional, perampasan Nawacita. Selama empat tahun kekuasaan
tanah skala luas pada pemerintahan SBY pemerintahan ini, reforma agraria
diwadahi oleh pelaksanaan Master Plan dijalankan dengan realisasi yang rendah.
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Awalnya, Bappenas menerjemahkan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang Nawacita terkait reforma agraria ke
mecoba mengkonsolidasikan pemberian dalam praktik redistribusi dan legalisasi
perizinan dan konsesi oleh pusat. Selain tanah dengan luasan masing-masing
itu, perampasan semacam ini juga karena 4,5 juta hektar, hingga berjumlah total
telah terjadi perubahan lanskap politik 9 juta hektar. Terjemahan Bappenas ini
yang membatasi kewenangan pemerintah membuat Kementerian ATR/BPN-RI
kabupaten/kota dalam menerbitkan dan KLHK mempunyai rencana reforma
izin dengan lahirnya UU baru tentang agraria yang berbeda dengan harapan
Pemerintahan Daerah, Pemilahan Kepala masyarakat.
Daerah secara langsung. Perubahan
Pemerintah menggunakan UU Kehutanan
tersebut, membuat sejumlah izin-izin
dalam nenetapkan Tanah Objek Reforma
kroni penguasa lokal berpindah kepada
Agraria (TORA) dan menggunakan
group perusahaan raksasa untuk
aturan pertanahan yang diatur oleh
membiayai proses politik.
UUPA. Namun, di luar kawasan hutan,

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 81


pemerintah hanya menetapkan sebagian dijalankan setengah hati. Selama 4 tahun,
kecil TORA – hanya 400 ribu hektar dari realisasi RA dari bawah dan genuine,
total 9 juta hektar. Karena itu, konsentrasi yang diharapkan masyarakat tidak
Kementerian ATR/BPN-RI lebih banyak direspon dan diurus secara memadai oleh
di sisi legalisasi tanah (sertifikasi) melalui Kementerian ATR/BPN dan KLHK. Meski
Pendaftran Tanah Sistematis Lengkap sedikit tertutupi dengan sertifikasi tanah
(PTSL). berbiaya murah, dan izin perhutanan
sosial.
Dalam empat tahun terakhir, kebijakan
agraria nasional mempunyai beberapa Praktis, dalam 4 tahun terakhir,
perbaikan yang cukup berarti. Pertama, redistribusi tanah-tanah kehutanan,
terdapat keinginan politik untuk tanah terlantar, HGU bermasalah, dan
mengerem laju eksploitasi berlebihan tanah konflik kepada masyarakat gurem
wilayah kehutanan khususnya untuk dan tak bertanah belum sesuai harapan.
industri skala besar. Seperti melakukan
Pada titik lain, terdapat praktik kebijakan
moratorium pelepasan kawasan hutan
agraria yang belum mendapat perbaikan
untuk perkebunan sawit, moratorium
berarti, bahkan kontraproduktif
perubahan hutan primer dan kawasan
dengan realisasi RA. Pertama pada
hutan gambut.
proses pembangunan infrastruktur,
Kedua, mengimbangi keinginan khususnya proses pengadaan tanah
politik yang pertama di atas, adalah untuk proyek-proyek ini belum diwadahi
saat ini terdapat trend kebijakan dalam kebijakan yang menghormati dan
agraria kerakyatan untuk mengurangi melindungi warga terdampak. Banyak
kesenjangan. Usaha pemerintah proyek pembangunan infrastruktur
mengawinkan tujuan keberlanjutan selain menggusur tanah pertanian,
lingkungan hidup, kepastian tenurial berpotensi mengkonversi tanah-
m a s y a ra k a t dan peningkatan tanah pertanian di sekitarnya menjadi
kesejahteraan melalui berbagai skema kawasan industri tanpa kepemilikan
perhutanan sosial seperti hutan adat, rakyat. Kedua, jika di kebun dan hutan
hutan desa dan skema perhutanan sosial. terjadi moratorium, tambang tidak ada
Target program ini cukup ambisius, yakni perbaikan berarti. Bahkan, tidak terdapat
seluas 12.7 juta hektar. perbaikan pada usaha pertambangan,
dan perampasan tanah oleh korporasi
Kebijakan agraria kerakyatan lainnya
tambang. Ketiga, penyelesaian konflik
adalah redistribusi tanah seluas 4.5 juta
agraria di semua sektor masih tersumbat.
hektar. Sayangnya, dinamika kebijakan
Keempat, praktik korupsi, kolusi agraria
yang positif ini minus implementasi dan

82 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"


berkembang di banyak daerah antara cepat. Menunda implementasi, menurut
elit pejabat, elit politik dan pengusaha. kami semacam sabotase dari dalam
Keempat, kriminalisasi masyarakat dan terkait agenda-agenda kerakyatan
pendekatan kekerasan masih kerap tersebut. Menjawab kelambatan tersebut,
dipakai oleh pemerintah kepada rakyat sebaiknya tahun ini Tim Reforma Agraria
yang memperjuangkan hak-haknya atas Pusat dan GTRA di nasional dan daerah
tanah. segera dibentuk dengan pelibatan aktif
gerakan masyarakat sipil dan tancap gas
Paradox kebijakan semacam ini bisa
menjalankan reforma agraria berbasiskan
menggerus kepercayaan masyarakat
usulan rakyat – salah satunya,
tentang realisasi kedua model kebijakan
menjalankan lokasi prioritas reforma
yang selama ini ada, yaitu kepercayaan
agraria (LPRA) di 462 desa dan 98
terhadap; 1) Upaya mengerem laju
kabupaten, agar kepercayaan masyarakat
eksploitasi usaha skala besar; dan
menguat!
2) Upaya mendorong pengurangan
ketimpangan agraria. Menghadapi tahun politik 2019, KPA
mengajak seluruh masyarakat terus
Menjawab Hambatan, Melampui Politik 2019 mengarusutamakan reforma agraria
dari sisi konsep ideal, kebijakan dan
Menjelang penghujung tahun 2018,
implementasinya di lapangan. Melihat
presiden mengeluarkan Peraturan
lebih detail agenda reforma agraria ke
Presiden No.86 tentang Reforma Agraria
dalam visi dan misi dari kedua pasangan
untuk mengakselerasi pelaksanaan
peserta Pilpres 2019, dan akhirnya
reforma agraria. Meski terlambat dari
meneguhkan komitmen bersama untuk
sisi waktu, dan isi Perpres RA ini belum
terus mengawal realisasi reforma agraria
sepenuhnya merupakan kebijakan RA
yang sejati, melampui kepentingan politik
yang sejati, tetapi langkah ini merupakan
praktis sesaat tahun 2019.
momentum penting bagi gerakan reforma
agraria. Hal ini perlu mendapat apresiasi
sebagai satu terobosan politik dan hukum
setelah 58 tahun UUPA dan mendegnya
kebijakan landreform.

Hambatan terbesar empat tahun ini


adalah jajaran birokrasi yang setengah
hati menjalankan agenda agraria
kerakyatan. Ini mesti segera dijawab
dengan langkah-langkah koreksi yang

Catatan Akhir Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Agraria 83


Gambar 23:   Review KPA Terhadap Visi Misi RA Peserta Pilpres 2019

Reforma agraria harus kembali pada Muara akhir dari kebijakan reforma
tujuan awalnya sebagai satu upaya agraria mestilah terjadinya transformasi
sistematis melakukan penataan ulang sosial di pedesaan, sekaligus membangun
susunan pemilikan, penguasaan, dan relasi yang saling memperkuat dan
penggunaan sumber-sumber agraria berkeadilan dengan pembangunan
(terutama tanah) menjadi lebih perkotaan. Dalam konteks ini, KPA
berkeadilan, untuk kepentingan rakyat bersama anggotanya akan tetap waspada,
kecil (petani, buruh tani, tunakisma, dan memperjuangkan sekaligus meluruskan
lainnya). Operasi ini disertai program orientasi kebijakan reforma agraria.
penunjang sebagai satu paket dari Siapa pun presidennya harus menjalankan
langkah redistribusi dan/atau sertifikasi reforma agraria yang sejati.**
tanah. Memiliki kerangka waktu yang
jelas, sehingga kelembagaannya pun
bersifat ad-hoc (sementara).

84 "Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik"

Anda mungkin juga menyukai