Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

DENGAN KONDILOMA
DI POLIKLINIK ANNISA BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

NAMA :NOVALIANA
NIM : ( 113063C116026 )

DOSEN PENGAMPU :

CI AKADEMIK : RIA KUMALAS.kep Ners


CI LAHAN : IRA PARAMITA S.kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN
2016 / 2017
I. Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita

Gambar 1.1 anatomi sistem reproduksi wanita

Anatomi organ reproduksi wanita secara garis besar dibagi dalam dua golongan
yaitu: genetalia eksterna dan genetalia interna.
1. Genetalia Eksterna (bagian luar)
Meliputi semua organ-organ yang terletak antara os pubis, ramus inferior dan
perineum. Antara lain:
a. Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan
sedikit jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas
kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris
berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu
untuk estetika.
b. Labia Mayora (bibir besar)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol,
berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir
ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan
vulva). Permukaan ini terdiri dari :
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris.
2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan.
c. Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Dibagian atas
klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian
bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini
mengelilingi orifisium vagina.
d. Clitoris (kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-
laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-
pembuluh darah sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula.
Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta
merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
e. Vestibulum (muara vagina)
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil.
Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan
yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.

f. Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)


Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat
mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks,
dan salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup
seluruhnya disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala klinik
setelah mendapat menstruasi.
h. Lubang kencing (orifisium uretra externa)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya
sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
i. Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat
otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta
dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.

2. Genetalia Interna (bagian dalam)


Genetalia interna antara kandung terdiri dari :
a. Vagina (liang senggama)
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus
dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada
dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebur rugae dan
terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina, menonjol serviks
bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut
porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior
(depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks
sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan
proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
1. sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada
waktu haid dan sekret dari uterus.
2. sebagai alat persetubuhan.
3. sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b.Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di
dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di
depan. Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti
buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar
rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari 3
lapisan :
1. Peritoneum yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat
saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
2. Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah,
pembulh lymfe dan urat syaraf.
3. Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan
faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon
ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama
perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan
melalui tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara normal terjadi
di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum
yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya.
Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40
minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih
kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga
abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar
kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal
sebagai involusi.
c. Tuba Uterina (saluran telur)
Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum,
berjalan ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding
rahim.Tuba fallopi merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12
cm dan diametrnya 3 dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari
ostium internum tuba.
2) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk
4) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang
disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang
dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap
mengadakan implantasi.

d. Ovarium (indung telur)


Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum
matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel
folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum
primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi
folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf). Sewaktu folikel Graff
berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor
folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa
lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel
Graff mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat
permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga
membenjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan
ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan
serta ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang
berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-
kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.

Fisiologi Organ Reproduksi Wanita


1. Memproduksi sejumlah kecil ovum yaitu sel telur matur.
2. Menyediakan tempat yang sesuai untuk fertilisasi ovum oleh
spermatozoon.
3. Menyediakan lingkungan yang cocok sehingga embrio mendapatkan
nutrisi dan dapat berkembang serta matur.

II. KONSEP DASAR KONDILOMA


1.1 Definisi
penyakit kutil kelamin ini disebabkan oleh virus Human Papillomavirus
(HPV). Dan virus ini adalah salah satu yang paling umum penyakit menular
seksual (PMS). Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada
sekitar 20 juta orang yang terinfeksi HPV dan setiap tahun, sekitar 6,2 juta orang
Amerika mendapatkan terinfeksi oleh HPV. Lebih dari setengah penduduk laki-
laki yang aktif secara seksual dan wanita akan terkena HPV pada tahap tertentu
dalam kehidupan mereka. Infeksi ini lebih umum pada wanita, meskipun laki-laki
juga dapat mengalami kanker penis dan dubur yang disebabkan oleh beberapa
jenis HPV. Karakteristik umum kutil kelamin

Kondiloma akuminata adalah:


1. Tumor pada genitalia yang ditemukan pada laki-laki maupun perempuan
dan bersifat lunak seperti jengger ayam.
2. Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah
genitalia (kelamin)
3. Penyakit Menular Seksual disebabkan infeksi virus papiloma human
(VPH) tipe 6 dan 11.
Pertumbuhan nya mula – mula kecil, kemudian cenderung berkelompok
dan menyatu membentuk suatu benjolan yang besar yang menyerupai
bunga kol ( seperti jengger ayam atau brokoli ).
Kandiloma akuminatum adalah vegetasi oleh virus papilloma humanus
( VPH ) tipe tertentu , bertangkai dan permukaannya berjonjot.
Kondiloma akuminata ( KA ) adalah infeksi menular seksual yang
disebabkan oleh virus pailoma humanus (VPH) tipe tertentu dengan
kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa.

1.2 Etiologi
1. Virus papilloma humanus ( VPH ) , virus DNA yang tergolong dalam
family papova . Tipe yang ditemui adalah tipe 6 , 11 , 16 , 18 , 30 , 31 ,
33 , 35 , 39 , 41 , 42 , 44 , 51 , 52 , dan 56 . Tipe 6 dan 11 sering
dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepithelial
serviks ringan . Tipe 16 dan 18 mempunyai potensi keganasan yang
tinggi dan sering dijumpai pada kanker serviks . Sampai saat ini sudah
dapat diidentifikasikan 80 tipe virus papilloma humanus .
2 VPH adalah virus DNA yang merupakan virus epiteliotropik (
menginfeksi epitel ) dan tergolong dalam family Papovaviridae.
Dengan menguunakan cara hibridasi DNA , sampai saat ini telah dapat
diisolasi lebih dari 100 tipe VPH , namun yang dapat menimbulkan
KA sekitar 23 tipe . VPH belum dapat dibiak dalam kultur sel ( in
vitro ) sehingga penelitian terhadap virus tersebut telah diketahui
bahwa ada hubungan antara infeksi VPH tipe tertentu pada genital
dengan terjadinya karsinoma serviks. Berdasarkan kemungkinan
terjadinya displasisa epitel dan kegansan maka VPH dibagi menjadi
VPH yang mempunyai risiko rendah ( Low Risk ) dan VPH yang
mempunyai resiko tinggi ( High Risk ) VPH tipe 6 dan tipe 11 paling
sering ditemukan pada KA yang eksofitik dan pada dysplasia derajat
rendah ( Low Risk ) . Sedangkan VPH tipe 16 dan 18 sering
ditemukan pada dysplasia derajat tinggi dan keganasan ( High Risk ) .

1.3 Manisfestasi Klinis


Gejala awal
a) Benjolan atau let di sekitar alat kelamin.
b) Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.
c) Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.
d) Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
e) Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
f) Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.
g) Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.
h) Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dan lain-lain.
i) PMS kadang tidak memiliki gejala.
j) Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis.
Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi
lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan
keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
k) Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa
gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi
kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
l) Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut.
Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
m) Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin
n) Kemerahan di sekitar alat kelamin
o) Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
p) Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak
berhubungan dengan menstruasi.
Pada pria tempat yang sering terkena adalah glans penis, sulkus
koronarius, frenulum dan batang penis, sedang pada wanita adalah
fourchette posterior, vestibulum.
Untuk kepentingan klinis maka Kondiloma Akuminata dibagi dalam 3
bentuk, yaitu:
1. Bentuk akuminata.
2. Bentuk papul.
3. Bentuk datar (flat).
Meskipun demikian perlu diingat bahwa tidak ada batasan yang jelas
antara ke tiga bentuk tadi dan sering pula dijumpai bentuk-bentuk
peralihan.
1.4 Phatway

Human papiloma virus (HPV)

genetalia

Kondiloma akuminata

uretra Kurang terpajan


Pada pria Pruritus Pada wanita
informasi tentang
penatalaksanaan
Infeksi pada labia
penyakit dan
Infeksi pada Lesi di meatus mayora dan
pengobatan
frenulum dan minora, sekitar
ulkus korobarius, introitus, daerah
sepanjang batang Disuria perianal dan anal,
penis, glans serta paha, vagina dan
Kurang ansietas
daerah anal dan serviks
pengetahuan
perianal

Gangguan
Gangguan rasa rasa nyaman
nyaman (nyeri) (nyeri)
1.5 Komplikasi
Mengingat penyakit kondiloma bukanlah penyakit ringan dan
mempunyai resiko pada penderitanya .Komplikasi Penyakit Kondiloma
Akuminata biasanya akan terlihat setelah penderita membiarkan kondisi
tersebut tidak diobati. Oleh sebab itu penderita yang terinfeksi virus
HPV sebaiknya memeriksakan kondisinya agar tidak terjadi komplikasi.

1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik kondiloma akuminata Kutil Genitalis atau dengan


nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam atau di
sekeliling vagina penis atau dubur yang ditularkan melalui hubungan
seksual Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh Human Papiloma
Virus tipe tertentu bertangkai dan
2. permukaannya berjonjot Tipe HPV tertentu mempunyai potensi
onkogenik yang tinggi yaitu tipe 16 dan 18 tipe ini merupakan jenis
virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks Sedangkan
tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada kondiloma akuminatum dan
neoplasia ( Baca Juga : Obat Kutil Kelamin De Nature )
3. intraepitelial serviks derajat ringan Kutil genitalis sering ditemukan
dan menyebabkan kecemasan karena Tidak enak dilihat Bisa
terinfeksi bakteri Bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem
kekebalan Penyebab Kutil Kelamin Penyebab penyakit ini adalah
virus papilloma Pada wanita virus papiloma tipe 16
4. dan 18 yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil
pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim
Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor
intra epitel pada leher rahim ditunjukkan dengan hasil Pap smear
5. yang abnormal atau kanker pada vagina vulva dubur penis mulut
tenggorokan atau kerongkongan GEJALA KUTIL KELAMIN Kutil
genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan
lembap Pada pria area yang sering terkena adalah ujung dan batang
penis dan
6. dibawah kulit depannya jika tidak disunat Pada wanita kutil timbul di
vulva dinding vagina leher rahim serviks dan kulit di sekeliling
vagina Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan
rektum terutama pada pria homoseksual dan wanita yang ( Baca Juga
: Obat Kutil Kelamin Tradisional )
7. melakukan hubungan seksual melalui dubur Kutil biasanya muncul
dalam waktu 1 6 bulan setelah terinfeksi dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut lembap berwarna merah atau pink
Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai Pada suatu
daerah seringkali tumbuh beberapa
8. kutil dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti
bunga kol blumkol Pada wanita hamil pada gangguan sistem
kekebalan penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang
menekan sistem kekebalan dan pada orang yang kulitnya meradang
pertumbuhan kutil ini sangat cepat.

1.7 Collaborative Care Management

1. Tutul (olesi sedikit) dengan tinctura podofilin 20-25% (ini


tidakboleh diberikan pada wanita hamil, karena dapat terjadi
kematian fetus/janin)

2. Pada wanita hamil, tutul dengan asam triklorasetat (TCA) 80-90%.


Atau digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap
minggu.

3. Salep 5-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari sampai lesi hilang.

4. Bedah listrik (elektrokauterisasi).

5. Bedah beku dengan nitrogen cair.

6. Bedah scalpel
7. Laser karbondioksida.

8. Interferon (suntikan i.m. atau intralesi) atau topikal (krim).


a. Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m. 3 x seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m. selama 6 minggu.
b. Interferon beta diberikan dengan dosis 2x10 g unit i.m. selama
10 hari berturut-turut.

9. Pada pria yang tidak dikhitan (disunat) dapat dilakukan eksisi dan
sirkumsisi (khitan).
III. Rencana Asuhan Keperawatan dengan
2.1.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
a) Status kesehatan saat ini
b) Status kesehatan masa lalu
c) Riwayat penyakit keluarga
d) Pola fungsi kesehatan Gordon
1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual
atau dapat disebabkan oleh berganti-ganti pasangan serta
melakukan hubungan seksual terlalu dini.
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri
akibat progresivitas dari kanker vulva ataupun karena gangguan
pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang
dialami oleh wanita.
3. Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih
banyak karena dapat terjadi mual dan muntah. Kaji jenis
makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat
badan karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya
mengalami penurunan nafsu makan.
5. Pola kognitif – perseptual
Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi
gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena
mempunyai penyakit kanker vulva, akibat dari persepsi yang
salah dari masyarakat.Dimana salah satu etiologi dari kanker
vulva adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan seksual.

7. Pola aktivitas dan latihan.


Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola
aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri
(0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu
orang lain dan alat, 4= tergantung total).
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi
pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola
seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang
selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual
(dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta
keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya.
Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat
menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker vulva
biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres
yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan terhadap risiko
terjadinya keselamatan dirinya sendiri.
10. Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau
lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi
pola peran dan hubungannya. Wanita dengan kanker vulva harus
mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang
terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota
keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.
11. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan
nilai yang diyakini.
2.1.2 Pemeriksaan Fisik :

Inspeksi

Keadaan Umum:

a) Tampak nyeri atau tidak.


b) Kolik ginjal/empedu –> menggeliat di tempat tidur.
c) Pasien dengan peritonitis –> tidak bergerak di tempat tidur/lutut
ditarik ke atas untuk membantu relaksasi otot perut dan
mengurangi tekanan intra abdominal.

Bentuk Abdomen:

Perut yang membesar ditemukan pada:

a) Orang sangat gemuk - penimbunan lemak.


b) Meteorismus - penimbunan gas.
c) Penimbunan cairan.
d) Pembesaran organ.
e) Kehamilan.

Pembesaran lokal ditemukan pada:

a) Vesika urinaria yang penuh.


b) Karsinoma lambung.

Perut yang sangat cekung (scapoid), ditemukan pada:

a) Gizi buruk (cachexia).


b) Dehidrasi.

Rambut suprapubis:

a) Masa pubertas (tanda kelamin sekunder).


b) Berubah pada sirosis, hipogonadisme, adrenal virilis dan
hipopituitarisme.
Gerakan pernapasan:

Gerakan pernapasan pada abdomen berkurang sampai tidak ada pada


peritonitis.

Kelainan kulit:

a) Perubahan warna.
b) Benjolan: hemangioma.
c) Striae: ungu – merah muda adalah tanda klasik kelebihan
adrenokortikal.
d) Jaringan parut post operasi.

Auskultasi

a) Auskultasi - stetoskop diafragma diatas mid abdomen.


b) gerakan udara dan cairan di dalam saluran cerna.
c) bising usus normal timbul kira-kira tiap 5 – 10 detik. Jika 2 menit
tidak terdengar bunyi usus – (tidak ada bunyi usus)
d) meningkat pada ileus obstruksi, terdengar seperti ada arus
“denting” bernada tinggi yang disebut borborigmi, dan menurun
pada ileus paralitik atau peritonitis.
2.1.3 Analisa data

No Data Etiologi Diagnosa keperawatan


1 DS= - Keputihan disertai infeksi Gangguan pola fungsi
DO= HPV seksual
Pada alat kelamin ↓
terdapat nodul-nodul Keputihan menjadi bau,
kemerahan seperti berwarna kehijauan
bunga kol, konsistensi ↓
lunak, tampak lesi, Alat kelamin gatal dan
keputihan, berbau (+), terasa terbakar
bewarna kehijauan ↓
Tidak nyaman saat
melakukan hubungan
Seksual

Gangguan pola fungsi
seksual
2. DS : Infeksi HPV Gangguan integritas
DO : ↓ kulit
Pada alat kelamin Bereplikasi
terdapat nodul-nodul ↓
kemerahan seperti Karena kelainan sel oleh
bunga kol, konsistensi virus, pembelahan
lunak, tampak lesi, sel tidak terkendali
keputihan, berbau (+), ↓
bewarna kehijauan. Nodul kemerahan di
sekitar genitalia

Penumpukan nodul
merah membentuk
seperti bunga kol

Pecahnya nodul merah
dan muncul lesi

Gangguan integritas
kulit
3. DS : HPV masuk lapisan basal Gangguan citra diri
DO : ↓
Pada alat kelamin Mengambil alih DNA
terdapat nodul-nodul ↓
kemerahan seperti HPV naik ke epidermis
bunga kol, konsistensi ↓
lunak, tampak lesi, Bereplikasi
keputihan, berbau (+), ↓
bewarna kehijauan. Tidak terkendali

Nodul kemerahan di
sekitar genitalia

Penumpukan nodul
merah membentuk
seperti bunga kol

Merasa malu atas
perubahan pada alat
Kelaminnya

Gangguan citra diri
2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1 : Gangguan integritas kulit

2.2.1 Definisi : Perubahan gangguan epidermis dan atau dermis

2.2.2 Batasan Karakteristik :

a) Kerusakan lapisan kulit (dermis)


b) Gangguan permukaan kulit (epidermis)
c) Invasi struktur tubuh

2.2.3 Faktor Yang Berhubungan :

a) Zat kimia, Radiasi


b) Usia yang ekstrim
c) Kelembapan
d) Hipertermia, Hipotermia
e) Faktor mekanik
f) Medikasi
g) Lembab
h) Imobilitasi fisik
TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Dalam waktu 2x24 jam 1. Kaji daerah 1. Pengkajian
dilakukan tindakan Sekitar kulit terus menerus
keperawatan gangguan 2. Bersihkan secara
integritas kulit dengan luka klien berkesinambun
criteria hasil : setia hari gan
1. Klien tidak 3. Jaga luka memudahkan
mnegeluh nyeri tetap bersih deteksi awal
dan tidak dan kering jika terjadi
meringis lagi gangguan
2. Tidak terjadi dalam
infeksi sekunder pengobatannya
3. Klien merasa
nyaman 2. Dengan
4. Mengurangi dibersihkan
rasa cemas klien luka setiap hari
menjaga agar
luka tidak
terkontaminasi
oleh kuman
sehingga tidak
terjadi infeksi

3. Daerah yang
bersih dan
kering
mengurangi
resiko
Diagnosa 2 : Gangguan citra diri
2.2.4 Definisi : Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik
individu
2.2.5 Batasan Karakteristik :
a) Perilaku mengenali tubuh individu
b) Perilaku menghindari tubuh individu
c) Perilaku memantau tubub individu
d) Respon nonverbal terhadap perubahan aktual pada tubuh (mis;
penampilan, struktur, fungsi)
e) Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh
(mis; penampilan, struktur, fungsi)
f) Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan
pandangan tentang tubuh individu ( mis; penampilan, struktur,
fungsi)
Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan
individu dalam penampilan

2.2.6 Faktor Yang Berhubungan


a) Budaya, Tahap perkembangan
b) Penyakit, Cedera
c) Perseptual, Psikososial, Spiritual
d) Pembedahan, Trauma
e) Terapi penyakit
TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Setelah diberikan 1. Monitor 1 Pengkajian terus
asuhan keperawatan frekuensi menerus secara
selama 3 x24 jam kalimat yang berkesinambunga
diharapkan gangguan mengkritik diri n
citra tubuh klien sendiri memudahkan
teratasi dengan deteksi awal jika
kriteria hasil : 2. Bantu klien terjadi gangguan
untuk dalam
1. Mampu
mengenali pengobatannya
beradaptasi
tindakan yang
dengan
akan 2. Dengan
keterbatasan
meningkatkan dibersihkan luka
fungsional
penampilanny setiap hari
(skala 4 dari 1
a menjaga agar
– 5)
3. Fasilitasi luka tidak
2. Puas dengan
hubungan terkontaminasi
penampilan
klien dengan oleh kuman
tubuh (skala 4
individu yang sehingga tidak
dari 1 – 5)
mengalami terjadi infeksi
3. Mampu
perubahan
menyesuaikan
citra tubuh 3. Daerah yang
dengan
yang serupa bersih dan
perubahan
4. Identifikasi kering
fungsi tubuh
dukungan mengurangi
(skala 4 dari 1
kelompok resiko
– 5)
yang tersedia
untuk klien
IV. DAFTAR PUSTAKA
Menaldi SS,Bramono K, Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
( Vol 7). Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia ; 2016
Rose RC, Stoler MH Bonnez W (ed). Guide to Genital Disease and Prevention.
New York : Informa Healhcare ; 2009
Zubier F. Kondiloma Akuminata. (presentation) Kelompok study Infeksi
Menular Indonesia. Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai