Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya perbankan syari’ah dilatar belakangi oleh keinginan umat Islam untuk
menghindari kegiatan muamalahnya dari sistem riba. Untuk memperoleh kesejahteraan
lahir batin melalui kegiatan bermuamalah yang sesuai dengan perintah agamanya dan
sebagai alternatif lain dalam menikmati jasa-jasa perbankan yang dirasakannya lebih
sesuai dan berlandaskan pada hukum Islam.
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga ekonomi keuangan yang
dioperasikan dengan sistem yang sesuai syariat Islam. BMT juga merupakan sebuah
institusi yang menjalankan dua kegiatan secara terpadu yakni sebagai baitul Mal
melakukan kegiatan sosial atau bisa disebut mentasyarufkan dana sosial. Sebagai baitul
tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba.
BMT bergerak dalam bidang peningkatan ekonomi masyarakat kecil, melalui
berbagai kegiatan menghimpun berbagai jenis simpanan atau tabungan dari nasabah yang
biasa disebut anggota dan selanjutnya dikembangkan melalui pembiayaan, investasi atau
penyertaan modal usaha bagi anggota lain yang membutuhkan. Sedangkan baitul maal
sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang melakukan kegiatan sosial yakni mendorong,
menggerakkan dan menghimpun zakat, infaq, shodaqoh dari para nasabahnya yang
kemudian disalurkan melalui kegiatan sosial membantu masyarakat yang kurang mampu.
Fungsi BMT yaitu mengembangkan suatu usaha dan mengembangkan potensi
kemampuan ekonomi masyarakat guna meningkatkan kualitas sdm yang lebih tanggh dan
profesional.
Ibnu Qudamah dalam bukunya muhni 4/280 mendefinisikan murabahah yaitu suatu
tempat menjual dengan harga asal dengan perolehan tambahan keuntungan yang telah
disepakati dengan kedua belah pihak.
Pembiayaan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Pembayaran pembiayaan
murabahah boleh diangsur. Pembiayaan ini merupakan salah satu pembiayaan yang
sangat popular dan berkembang di lembaga keuangan syariah salah satunya di BMT.
Mayoritas BMT yang ada di daerah Tulungagung menerapkan pembiayaan ini termasuk
di BMT Pahlawan Beji Tulungagung.

1
Aplikasi pembiayaan murabahah adalah penyandang dana (financier) membeli produk,
misalnya komoditas, bahan mentah dan sebagainya. Untuk menyuplai pengusaha yang
tidak memiliki modal sendiri untuk melakukan pembelian itu. Penyandang dana dan
pengusaha sepakat atas margin keuntungan, sering kali disebut sebagai “mark up”, yang
ditambahkan ke biaya produk.dalam kasus murabahah, penyandang dana, pertama-tama
bisa terkena risiko harga ketika mendapatkan produk untuk klien dan sebelum klien
memutuskan untuk membeli produk tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam
melaksanakan pembelian dan penjualan produk harus membuka diri terhadap beberapa
risiko sekaligus mengarah kepada perdagangan asset riil. Sehingga dalam pembiayannya
murabahah juga memiliki resiko misalnya terkait dengan barang, nasabah dan
pembayaran.
Tata kelola berhubungan dengan risiko operasional. Risiko operasional disebabkan oleh
orang yang bersumber dari inkompetensi atau penipuan yang menyebabkan kerugian
Secara umum tata kelola yang baik (corporate governance) terkait dengan system dan
mekanisme hubungan yang mengatur dan menciptakan insentif yang pas di antara para
pihak yang mempunyai kepentingan kepada suatu perusahaan agar perusahaan yang di
maksud dapat mencapai tujuan-tujuan usahanya secara optimal. Melalui monitoring yang
efektif dan penggunaan sumber daya yang efisien, dan dalam banyak hal di pengaruhi
pula oleh tujuan-tujuan social tertentu.
Peranan lembaga keuangan syariah tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Bahkan,
kegiatan BMT sebagai lembaga keuangan kegiatan penyaluran dana/pembiayaan
merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan akan
menentukan keuntungan lembaga keuangan. Jika lembaga keuangan syariah seperti
halnya BMT tidak mampu melaksanakan pembiayaan dengan baik, sementara dana yang
terhimpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan BMT rugi. Oleh karena itu
pengelolaan di lembaga keuangan syariah termasuk BMT harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya dan didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syariah. Mulai dari prosedur
pembiayaan, pengelolaan risiko pembiayaan, prinsip kehati-hatian serta pengawasan
pembiayaan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan menurut data di lapangan
terlihat bahwa pembiayaan murabahah memiliki perbedaan persentase yang cukup
mencolok disbanding musyarakah. Karena pembiayaan murabahah merupakan akad jual
beli sedangkan pembiayaan musyarakah merupakan akad kerja sama dengan prinsip bagi
hasil. Kedua produk pembiayaan tersebut belum diketahui letak keunggunlan dan

2
kelemahannya. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang mekanisme dan minat
nasabah akan produk pmbiayaan murabahah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut : ”Bagaimana Mekanisme dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Nasabah Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah di BMT Pahlawan
Tulungagung?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui mekanisme dan kualitas pelayanan terhadap minat nasabah
menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Pahlawan Tulungagung.
1.4 Manfaat Penelitian
Sebagai bahan penelitian,khususnya bagi mahasiswa jurusan Syariah program studi
Muamalah dan umumnya bagi siapa saja yang tertarik untuk mendalami permasalahan-
permasalahan yang berhubungan pengelolaan produk-produk pembiayaan yang ada di
lembaga keuangan syariah.
1.5 Penegasan Istilah
1. a. Mekanisme
Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian lainnya dalam suatu
atau sistem yang menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.
b. Pembiayaan: istilah pembiayaan pada intinya berarti I believe, I trust, “saya
percaya”. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga
pembiayaan selaku pemilik modal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk
melaksanakan amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan benar,
adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.

2. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang dibersamai dengan
keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampainnya agar dapat memenuhi
harapan dan kepuasan nasabah tersebut.

1.6 Landasan Teoritis


a. Minat Nasabah

3
Minat yaitu segala pemusatan perhatian yang telah tidak disengaja yang sudah terlahir
dengan penuh rasa kemauan yang dapat tergantung dari bakat dan lingkungan sekitarnya.
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan suatu rasa ketertarikan kepada suatu hal-hal
aktivitas, tanpa ada orang lain yang menyuruh. Minat pada hakikatnya yaitu suatu
penerimaan akan hubungan-hubungan antara diri sendiri dengan seseorang diluar dari diri
sendiri semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Crow and Crow dia mengatakan minat yaitu hubungan yang berkaitandengan gaya gerak
yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan dan menghadapi segala sesuatu
berurusan dengan orang lain, dan benda, serta kegiatan-kegiatan, pengalaman yang dapat
dirangsang oleh suatu kegiatan itu sendiri.
Jadi, minat itu dapat diekspresikan dengan melalui pernyataan yang telah menunjukkan
bahwa diri lebih menyukai sesuatu hal dari pada hal-hal yang lainnya, dapat juga
dimanifestasikan dengan melalui partisipasi kedalam suatu aktivitas. minat itu tidak
dibawa sejak kita lahir, yaitu diperoleh kemudian hari.
Minat nasabah terhadap suatu produk yang bisa ditawarkan oleh suatu kelembagaan dapat
dipengaruhi oleh banyak beberapa faktor yang mempengaruhinya. oleh karena itu, minat
adalah aspek psikis yang sudah dimiliki oleh seseorang yang bisa menimbulkan suatu rasa
suka dengan ketertarikan terhadap segala sesuatu yang dapat mempengaruhi akan
tindakan orang-orang tersebut. seseorang yang berminat terhadap suatu objek jika objek
tersebut bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi orang tersebut dan memberikan suatu
rasa kesenangan bila berkecimpung kedalam objek tersebut sehingga akan muncul
cenderung, memperhatikan perhatian yang sangat besar terhadap suatu obyek. oleh karena
itu, kesan pertama yang dapat dilihat oleh nasabah dalam suatu penawaran yang dapat
dilakukan oleh pihak-pihak lembaga sangat berpengaruh terhadap suatu keputusan
nasabah dalam menentukan pemilihan objek, yang didalam hal ini adalah pemilihan suatu
produk pembiayaan.
b. Pengertian Pembiayaan
Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat
pula permintaan/kebutuhan pendanaan untuk membiayai kebutuhan mansyarakat baik
sector produktif maupun konsumtif. Namun, dana pemerintah yang bersumber dari
APBN sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan di atas, sehingga pemerintah
menggandeng dan mendorong lembaga keuangan untuk ikut serta berperan dalam
membiayai kegiatan perekonomian bangsa. Lembaga keuangan syariah misalnya
BMT memiliki tugas sebagai intermediary (perantara) yang salah satu fungsinya

4
adalah sebagai pembiayaan. Dalam lembaga konvensional penyaluran dana dikenal
dengan istilah kredit, sedangkan dalam lembaga keuangan syariah disebut dengan
istilah pembiayaan.
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

1) Faktor Produk
suatu produk pembiayaan yaitu suatu hal sangat penting guna untuk menarik
seseorang untuk dapat menggunakannya. adapun indikator-indikator yang dapat
digunakannya adalah produk-produk yang bervariasi, dan kesesuaian dengan tujuan
serta kebutuhan, persyaratan yang sangat ringan, dengan biaya administrasi yang
sangat murah, dan jasa-jasa pembiayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan
bunga kredit.

2) Faktor Promosi
Promosi merupakan suatu kegiatan yang dapat ditujukan untuk mempengaruhi
nasabah supaya mereka dapat lebih mengenal produk-produk yang akan ditawarkan
oleh pihak-pihak BMT tersebut kepada para nasabah yang dikemudian hari diharapkan
nasabah menjadi senang selalu menggunakannya. adapun suatu indikator yang
digunakan diantaranya yaitu publisitas, tersedianya suatu media informasi, dan
diadakannya undian dan doorprice

2) Faktor Pelayanan
Pelayanan merupakan segala suatu tindakan langsung yang diberikan oleh lembaga
keuangan kepada nasabah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan
nasabah demi terciptanya suatu loyalitas dan kepuasan terhadap nasabah. Suatu
kualitas pelayanan yang dapat diberikan oleh BMT sangat berperan penting didalam
mempengaruhi seseorang untuk terus menggunakan produk-produk pembiayaan yang
dimiliki oleh BMT.

5
4) Faktor Fasilitas Pelayanan
Fasilitas pelayanan pun tidak jauh berbeda dengan kualitas pelayanan yang sangat
berpengaruh pula terhadap seseorang untuk dapat menggunakan suatu pembiayaan
yang dimiliki BMT tersebut. adapun indikator-indikator yang dapat digunakan adalah
tersedianya fasilitas yang sangat memadai, kenyamanan suatu ruangan kantor BMT,
serta tampilan gedung yang sangat menarik. sehingga nasabah tersebut dapat merasa
kenyamanan ketika berada didalam kantor guna untuk melakukan suatu transaksi.

5) Faktor Kebutuhan
Kebutuhan yaitu sifat alamiah dimiliki seseorang sehingga dapat dijadikan sebagai
suatu motivasi didalam berperilaku, yaitu dengan memafaatkan suatu fasilitas
pembiayaan yang ada di BMT tersebut. Adapun indikator-indikator yang telah
digunakan adalah dengan adanya suatu kebutuhan yang mendesak, dan untuk modal
usaha, serta kondisi-kondisi keuangan yang terlalu minim.

6) Faktor Referensi
Referensi adalah suatu kelompok-kelompok sosial yang dapat digunakan sebagai
tolak ukuran seseorang didalam membentuk suatu kepribadian dan perilakunya.

7) Faktor Kemudahan
Khususnya kemudahan didalam mendapatkan jasa dimana turut ikut berperan penting
untuk menarik seseorang menggunakan jasa-jasa pembiayaan yang telah disediakan
oleh pihak BMT tersebut. adapun indikator-indikator yang dapat digunakan yaitu
lokasi strategis yang dengan mudah dijangkau, dengan pelayanan sistem “jemput
bola”, dan kemudahan didalam prosedur-prosedur untuk mendapatkan dana
pembiayaan yang dekat dengan tempat tinggalnya.

8) Faktor Keyakinan
Keyakinan yakni pemahaman keagamaan yang seseorang memiliki peran tersendiri
didalam membentuk perilaku dari orang-orang tersebut, yaitu dengan memilih suatu
produk yang baik juga terbebas dari larangan-larangan agama. adapun indikator-
indikator yang dapat digunakan adalah kesesuaian produk-produknya dengan syari’ah

6
islam, serta terbebas dari bunga, akadnya didalam melakukan suatu transaksi, serta
keyakinan akan adanya keharaman bank konvensional.
Dari beberapa faktor diatas, dapat diharapkan nantinya menghasilkan suatu gambaran
yang akan dijadikan suatu kesimpulan tersendiri dari minat nasabah didalam
mengambil suatu keputusan untuk menentukan suatu produk, yang didalam hal ini
adalah produk murabahah, usaha mikro di BMT Pahlawan Tulungagung.
Pengelolaan Pembiayaan
Struktur pengelolaan memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan
Lembaga Keuangan Syariah. Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting
karena dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi
penunjang kelangsungan usaha yang telah dijalankan. Sebaliknya, bila pengelolaannya
tidak baik akan menimbulkan permasalahan dan berhentinya usaha. Oleh karena itu
diperlukan pengelolaan yang sesuai efektif dan efisien tanpa menanggalkan syariat islam.
Pembiayaan yang dijalankan oleh BMT memiliki risiko yang berbeda-beda.
Kendati guna untuk meminimalkan risiko kerugian bisa timbul, BMT dapat memberikan
batasan-batasan tertentu mengenai jenis usaha, alokasi dana, waktu dan tempat
dimulainya usaha, dan sebagainya, sepanjang tidak menyalahi prinsip dasar perjanjian
musyarakah itu sendiri. Sehingga diperlukan usaha yang keras dari para pengelola BMT
untuk mengelola produk tersebut agar tetap dapat menerapkan produk pembiayaan,
mengutamakan profit oriented tetapi berdasarkan prinsip syariah.
Dalam perspektif Islam, pengelolaan perusahaan (Lembaga Keuangan Syariah)
harus mencerminkan pelaksanaan Sunnah Rasulullah SAW yang berkaitan dengan
ketauladanannya dalam perilaku kehidupan sebagai aplikasi dari nilai-nilai Syariah.
Prinsip tersebut adalah:
1. Shiddiq adalah nilai yang dilalui dari keyakinan yang mendalam bahwa Allah SWT
Maha Tahu dan Maha Melihat setiap tindakan manusia. Nilai ini memastikan bahwa
penjelasan Bank Syariah wajib dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi
nilai kejujuran.
2. Amanah adalah nilai yang lahir dari keyakinan bahwa tindakan manusia akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, sehingga setiap manusia harus
dipertanggungjawabkan secara benar. Nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam prinsip-
prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari
shahibul mal sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak pemilik dana dan
mudharib dana investasi.

7
Tabligh adalah nilai yang lahir dari keyakinan bahwa Allah adalah maha Benar,
dan setiap manusia menyampaikan kebenaran. Karena itu, setiap manusia menyampaikan
secara terbuka, transparan dan komunikatif apa yang diyakininya sebagai kebenaran.
Pengelola merupakan satuan kerja yang dibentuk oleh dewa pengurus. Mereka
merupakan wakil pengurus dalam menjalankan fungsi operasional keseharian. Ia
bertanggungjawab kepada pengurus dan jika diminta dapat memberikan penjelasan
kepada anggota dalam musyawarah anggota. Satuan kerja pengelola dapat terdiri
minimal: manajer, pembukuan, marketing, dan kasir. Dalam perkembangannya, struktur
organisasi BMT dapat dirubah dan disesuaikan dengan kebutuhan organisansi.
Keberlangsungan usaha bank sangat ditentukan oleh portofolio pembiayaan.
Karena sebagian besar aktiva dan pendapatan bank berasal dari pembiayaan. Oleh karena
itu sistem pengelolaan yang ditetapkan oleh lembaga berfungsi untuk mengendalikan
portofolio pembiayaan agar tetap baik.
Pengelolaan pembiayaan yang baik, minimal meliputi:
1. Prosedur Pembiayaan
Prosedur atau proses pemberian pembiayaan adalah sebagai berikut:
a. Permohonan Pembiayaan
Tahap awal dalam proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan.
Secara formal, permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah
kepada officer bank. Permohonan juga dapat dilakukan secara lisan terlebih
dahulu untuk kemudian ditindaklanjuti dengan permohonan tertulis jika menurut
officer bank usaha yang dimaksud layak dibiayai.
b. Pengumpulan Data dan Investigasi
Data yang diperlukan oleh officer bank didasari pada kebutuhan dan tujuan
pembiayaan. Untuk pembiayaan produktif, data yang diperlukan adalah data yang
dapat menggambarkan kemampuan usaha nasabah untuk melunasi pembiayaan.
Data yang diperlukan antara lain :
1) Akta pendirian usaha berikut perubahannya yang sesuai dengan ketentuan
pemerintah. Hal ini diperlukan untuk mengetahui orang yang berwenang
mengambil keputusan di dalam perusahaan. Data tersebut kemudian didukung
oleh data identitas para pengambil keputusan seperti KTP dan paspor.
2) Legalitas usaha diperlukan untuk mengetahui pengakuan pemerintah atas
usaha yang dimaksud. Hal ini diperlukan untuk mencegah pembiayaan
terhadap usaha yang dilarang pemerintah.

8
3) Identitas pengurus dibutuhkan untuk mengetahui pengalaman pengurus dalam
usaha sejenis. Untuk usaha yang baru berdiri, data ini sangat dibutuhkan selain
studi kelayakan usaha.
4) Laporan keuangan 2 tahun terakhir diperlukan untuk melihat kinerja dan
pengalaman usaha.
5) Past performance 1 tahun terakhir juga diperlukan untuk melihat kinerja
perusahaan. Hal ini dapat tercermin dari mutasi rekening koran calon nasabah.
6) Bisnis plan diperlukan untuk melihat rencana peningkatan usaha dan rencana
alternatif jika terjadi hal-hal di luar kendali.
7) Data obyek pembiayaan dibutuhkan karena merupakan bagian terpenting
dalam pembiayaan produktif.
Data jaminan harus betul-betul meng-cover pembiayaan tersebut sehingga data
jaminan harus meliputi harga obyek jaminan dan lokasinya serta dilengkapi dengan foto
obyek jaminan
c. Definisi Murabahah
Murabahah merupakan suatu akad jual beli barang dengan menyatakan suatu harga
perolehan asal serta keuntungan (margin) yang telah disepakati oeh para penjual dan para
pembeli.
Murabahah merupakan suatu akad jual beli dengan barang tertentu, dimana sipenjual
menyebutkan harga asal dengan sipembelian barang kepada pembeli lalu kemudian
menjualnya kepada pihak sipembeli dengan mensyaratkan perolehan keuntungan dengan
harapan sesuai pada jumlah yang telah ditertentukan.
Dasar hukum murabahah :
- Al-Qur’an
- Al-hadits

Rukun Dan Syarat Murabahah


Rukun akad jual beli untuk Murabahah sama halnya dengan akad jual beli pada umumnyaa
yaitu:
1) Adanya penjual
2) Adanya pembeli
3) Barang yang perjualkan
4) Adanya Akad atau ijab kabul.

9
Syarat-Syarat Jual Beli Murabahah Yaitu:
1) Pihak berakad harus yang cakap hukum tidak dalam keadaan yang terpaksa.
2) Barang yang menjadi suatu objek transaksi merupakan suatu barang yang halal serta harus
jelas ukuran, jenis serta jumlahnya.
3) Harga barang dinyatakan dengan cara transparan (harga pokok dengan komponen
keuntungan) dengan mekanisme pembayarannya harus disebutkan dengan jelas.
4) Penyertaan serah terima didalam ijab kabul harus diperjelas serta menyebutkan secara
spesifik kepada pihak-pihak yang terlibat dalam akad tersebut
1.7 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Erke
Youlandha Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pasuruan” oleh (2010).8 hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan keandalan secara parsial terhadap
kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pasuruan.
Setiap karyawan bank di tuntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada
nsabahnya. Agar pelayanan yang diberikan dapat memuaskan nasabah, mereka harus
memiliki dasar-dasar pelayanan yang kokoh seperti etiket pelayanan, pengenalan produk
dan dasar dasar pelayanan lainnya.

1.8 Metode Penelitian


Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan motede survei.
Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei,
wawancara ataupun observasi.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT Pahlawan Tulungagung dengan cara terjun langsung
pada kantor BMT tersebut.

Jenis Data
- Data primer
Data Primer adalah “data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan
semua metoda pengumpulan data original.
- Data sekunder

10
Data sekunder adalah “data yang diperoleh dari dokumen-dokumen (tabel,
catatan, dan lain-lain), foto-foto dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer

Sumber Data :
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Responden yaitu: subjek yang telah ditetapkan yakni Nasabah BMT Pahlawan
Tulungagung yang menggunakan produk pembiyaan murabahah.
b. Informan yaitu: karyawan BMT Pahlawan Tulungagung
c. Dokumen yaitu: berupa berkas-berkas atau arsip data mengenai hal yang diteliti
penulis.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian ini, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan
beberapa teknik, yaitu:
1. Penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan
cara membaca buku, jurnal, skripsi dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan judul penelitian yang dibahas.
2. Penelitian lapangan (field research) adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti langsung terjun ke objek yang diteliti, melalui :
- Observasi
- Wawancara
- Kueseoner
- Dokumentasi

11
DAFTAR PUSTAKA
Hakim Lukmanual dan Anwar Amelia, 2017. Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan
Syariah Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah dan
Filantropi Islam.Vol.l.No.2:214-220.
Haryoso Lukman, 2017. Penerapan Prinsip Pembiayaan Syariah (Murabahah) Pada BMT
Bina Usaha Di Kabupaten Semarang. Jurnal Law and Justice.Vol.2.No.1:80-87
Wahyu Makkulau Rio Andi, 2016. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad Pembiayaan

Murabahah Pada Bnk Muamalat.Vol 14.No.2.

Lubis Aminah, 2016. Aplikasi Murabahah Dalam Perbankan Syariah. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu

Keislaman.Vol,2.No.2:182-186.

Maulidiana Lina, 2011. Penerapan Prinsip-Prinsip Murabahah Dalam Perjanjian Islam

(Kajian operasional Bank Syariah dalam moderniasasi hukum). Jurnal sains dan Inovasi.

72-78.

12
13

Anda mungkin juga menyukai