KESIMPULAN
Telah dirawat anak perempuan usia 12 tahun dengan suspek penyakit jantung
rematik. Berdasarkan analisis kasus terhadap anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja akhir adalah gagal jantung kongestif NYHA
II akibat suspek demam rematik serangan rekuren dengan penyakit jantung rematik,
anemia mikrositik hipokromik dan gizi kurang. Dari anamnesis didapatkan keluhan
berupa dada sesak dan berdebar-debar, pucat, demam, nyeri tenggorokan sejak 6
bulan sebelum masuk RS dan nyeri sendi dimana keluhan ini dapat mengarah ke
gejala PJR yang disebabkan karena sekuele demam rematik yang kemungkinan tidak
diobati sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik terdapat tanda gagal jantung berupa
takikardi. Selain itu ditemukan thrill, dan adanya murmur pada ICS V 2 jari ke lateral
dari line midklavikularis sinistra. Temuan pada memeriksaan fisik ini semakin
memperkuat diagnosis kearah PJR dimana adanya murmur pada ICS V 2 jari ke
lateral dari linea midklavikularis menandakan adanya regurgitasi pada katup mitral.
Lalu dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang dengan EKG, pemeriksaan
laboratorium, foto thorax hingga ekokardiografi yang semakin menegakkan diagnosis
pada pasien berupa PJR dengan regurgitasi miral dan gagal jantung. Namun diagnosis
demam rematik belum dapat ditegakkan karena pemeriksaan bukti infeksi
streptococcus belum dilakukan Diagnosis tambahan lainnya yaitu anemia mikrositik
hipokromik yang didukung dari pemeriksaan fisik dan rendahnya kadar hemoglobin
pada pemeriksaan laboratorium, dimana anemia ini masih sangat mungkin
disebabkan oleh karena penyakit kronis yang dialami pasien atau defisiensi zat besi.
Pemeriksaan lebih lanjut untuk membedakan kausa anemia juga belum dapat
dilakukan. Sedangkan diagnosis gizi kurang berdasarkan perhitungan antropometri
menurut Waterlow. Pengobatan yang diberikan yaitu mencakup antibiotik untuk
38
eradikasi bakteri Streptokokus Group A sebagai profilaksis primer dan sekunder serta
sebaiknya diberikan terapi supportif seperti antiinflamasi dan terapi gagal jantung.
Tatalaksana lain berupa edukasi pada pasien untuk melakukan tirah baring sesuai
dengan panduan tirah baring pasien demam rematik. Asuhan nutrisi untuk tatalaksana
gizi kurang yaitu dengan memberikan asupan energi, protein sesuai RDA dan cairan
yang diberikan dilakukan restriksi untuk menghindarai perburukan kondisi gagal
jantung pasien..
39
Daftar Pustaka
2. WHO. Rheumatic fever and rheumatic heart disease. Report of a WHO Expert
Consultation. Geneva . 2004
5. Pudjiadi et al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Ed.
2. IDAI. Jakarta: 2011.
10. Gunawan SG et al. Farmakologi dan Terapi Ed. 5. Jakarta: FKUI. 2011
11. Staf pengajar FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI 1985
12. WHO. Buku saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah sakit. Jakarta. 2009.
40