Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke
UGD RS.B, keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti
tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat
sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn.
X mengatakan ia sering mengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat
beraktifitas yang berat seperti mengangkat beras dan barang – barang lain ditoko,
dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan
pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak Tn. X
tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri),
karena Tn. X tidak pernahterlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah.
Pengkajian :
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang,
waktu, komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping.
Persepsi
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara
keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada
anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit
yang serius
Peran
1. Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit
MCI?
3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita
MCI?
4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan
perannya?
Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang
berhubungan untuk penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan
dengan anda setiap kan memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi
mengenai proses perawatan?
Komunikasi
1. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada
keluarga anda?
2. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai
penyakit anda?
3. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
4. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami
nyeri dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri
dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah
sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di
rumah sakit ?
Waktu
1. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
2. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
3. Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu
menemani anda?
Interaksi
1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan
dokter?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang
rawat anda?
Diri sendiri
1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?
3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda
sendiri?aksi-reaksi antara perawat-klien
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
3. Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman
kematian.
4. defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan
Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam
variasirespon verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu
digambarkansecara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan respon
nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat
dikaitkan denganteori King, mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan
koping pasien, dan bagaimana kita menyeting ruangan, waktu untuk interaksi,
transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada
pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran
pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan
Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien
untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat
mencegahtimbulnya nyeri dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian
danmenerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada
setiapintervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian
tujuan pasien dapat dicapai.
Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-
pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum
dari Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan
konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968,
ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual
Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing ) yang berorientasi pada
pencapaian tujuan (Goal Attainment).Konsep utama dari teori Goal Attainment
meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
Makna Teori
teori keperawatan Imogene King sangat mudah untuk dipahami dan
diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan(Body of Knowledge).
Manfaat dari teori ini adalah:
1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan.
3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga
peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi
kejadian dalam situasi keperawatan yang sepesifik.
4. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang
dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
5. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
6. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
7. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam
membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi
antara perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering
dihadapi adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh perawat di dunia.
Manfaat Teori
Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada lingkup
klinik maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studiyang mendukung
teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan
keperawatan. Dalam praktek baik di lahan klinik maupun lahan komunitas
interaksi yang terjadi sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi di
klinik maupun di komunitas teori dari King ini sangat relevan karena kesembuhan
klien sangat dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dan klien.
Kemampuan menggeneralisasi
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat luas
dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek keperawatan.
Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan klinik maupun komunitas karena
berfokus pada interaksi antara manusia dan lingungannya. Manusia sebagai
individu dapat melakukan penyesuaian terhadap stressor internal maupun
eksternal dalam rentang sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki seseorang untuk mencapai kesehatan optimal.
Kekurangan
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep
mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang
akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien
yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu
saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam
penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi,
misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten
dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang
baru lahir, dan pasien psikiatrik.
Implicit:
1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam
pengambilankeputusan.
Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan
Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan
konsep-konsep King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien
maka akan terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan
dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh
kembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh
perawat dan klien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-
klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan
terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.
Diagnosa Keperawatan
1. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya
dengan diagnosa keperawatan.
Perencanaan
1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalahtersebut dilakukan.
3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan
menetapkantujuan dan membuat keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
Implementasi
1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan
aktual untuk mencapai tujuan.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang
dicapai danmembahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan(Perry & Potter, 2005).
Kesimpulan
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan
derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
dan asumsi dasar King tentang Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems
dengan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan
konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan
tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti.
Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik.
DAFTAR PUSTAKA
Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd
edition, Philadelphia: Lippincott.
Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:
Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta