Makalah
Disusun oleh:
Febia Putri K 1401881
Fizia Melati Sukma 1403119
Nida Sari Fadillah 1400735
Rani Rahmawati 1407069
Trianda Ferlinda 1403756
Tri Yuli Trisnawati 1400882
Viena Septiarini S. 1405029
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN
PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan anugerah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Komunikasi Persuasif dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi
Perkantoran yang diberi oleh Dr. H. Suwatno M.Si dan Drs. Alit Sarino M.Si.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi
maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan penyusun. Oleh karena itu, penyusun mengaharapkan kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Penyusun
mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.6.2 Mengembangkan Pesan Persuasif ......................................................... 69
LAMPIRAN ................................................................................................................ 86
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan atau
pengetahuan dalam Komunikasi mengenai Komunikasi Persuasi, dan dapat dijadikan
sebagai bahan referensi tambahan dalam pembelajaran khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Sumber (Source)
Sumber dasar yang digunakan dalam rangka penyampaian pesan, yang
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat
berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.
2) Komunikator
3
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis,
kelompok orang, organisasi komunikasi seperti radio, surat kabar dan lain
sebagainya. Dalam penyampaian pesan terkadang komunikator dapat
menjadi komunikan dan begitu pula sebagainya.
3) Komunikan
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu
personal, kelompok dan massa.
4) Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai
perintah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan.
5) Saluran (Channel) atau media
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima
melalui panca indera atau menggunakan media.
6) Hasil (Effect)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah
laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Jadi apabila sikap
atau tingkah laku orang lain tersebut sesuai dengan keinginan kita, berarti
komunikasi dapat dikatakan berhasil demikian pula sebaliknya.
Dari unsur-unsur komunikasi di atas, dapat dikatakan berlangsungnya
proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikan dan komunikator,
komunikator menyampaikan pesan atau keinginan kepada komunikan yang
mempengaruhi komunikan sehingga komunikan menyampaikan tanggapan
atau feedback. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi
terdapat unsur-unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi antara
lain yaitu sumber, komunikator, komunikan, pesan, saluran dan hasil.
4
2.1.2 Pengertian Persuasi
Persuasi merupakan suatu teknik mempengaruhi manusia dengan
memanfaatkan/menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis
dari komunikan yang hendak dipengaruhi (Devito, 2010, p. 387).
5
Berikut ini merupakan salah satu contoh pamflet yang berbentuk
gambar animasi yang mengandung kalimat persuasi untuk mengajak atau
mempengaruhi khalayak.
Gambar 1
Contoh Kalimat Persuasi
6
yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu
atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan (Mulyana, 2005, p. 115).
Gambar 2
Implementasi Komunikasi Persuasi di Sekolah
7
didik mampu dimengerti dan mengakibatkan perubahan sikap, pendapat, dan
perilaku peserta didik.
1) Kejelasan tujuan
8
3) Memilih strategi komunikasi yang tepat
9
disampaikan persuader. Begitu pula sebaliknya, apabila khalayak mendapatkan
informasi yang bertolak belakang dengan yang mereka harapkan, maka sasaran
persuasif tidak akan tertarik bahkan menolak pesan persuasi dari komunikator
atau persuader.
10
atau sedikit demi sedikit terlebih dahulu dan diperlukan untuk periode yang cukup
lama.
11
Bergantung pada penerimaan khalayak terhadap perubahan yang disarankan
pembicara dalam kehidupan mereka. Pendekatan gradual menganjurkan yang
lebih memungkinkan untuk bekerja dibandingkan pendekatan yang meminta
khalayak untuk segera berubah perilakunya.
12
memberikan pembenaran dan dukungan atas keyakinan dan pengetahuan yang
dimiliki audiens.
4. Prinsip Perubahan yang Besar (The Magnitude if Change Principle)
Prinsip ini menyatakan bahwa semakin besar, semakin, cepat dan semakin
penting perubahan yang ingin dicapai, maka seorang persuader mempunyai tugas
dan kerja yang lebih besar, sehingga komunikasi yang dilakukan membutuhkan
perjuangan yang lebih besar pula.
Prinsip tersebut sama persis dengan prisip yang telah dikemukakan oleh
Littlejohn dan Jabusch sebelumnya, bahwa dalam melakukan dakwah yang
menggunakan teknik komunikasi yaitu persuasif ternyata ke-empat prinsip persuasif
tersebut digunakan dalam pelaksanaan dakwah yang penyampaiannya bersifat
persuasif.
Kemudian dalam buku Opini Publik (Olii & Erlita, 2011, p. 63), dijelaskan
bahwa beberapa tahun terakhir sebagai hasil penelitian eksperimental ilmu-ilmu
sosial, diketahui empat prinsip persuasi sebagai berikut.
1. Prinsip Indentifikasi
Pesan yang harus disampaikan harus disusun dengan memperhatikan kepentingan
khalayak. Kebanyakan orang mengabaikan ide, opini, atau sudut pandang orang
lain, sekalipun diketahui akan mempengaruhi hasrat, rasa takut, dan harapan
pribadi seseorang.
2. Prinsip Tindakan
Jarang orang menerima gagsan yagn terpisah dari tindakan, baik tindakan oleh
penganjur ide maupun ide yang diyakini bisa membuktikan kebenaran ide itu.
Walaupun saran tindakan yang diberikan, orang cenderung menganggap enteng
himbauan untuk mengerjakan tindakan itu.
3. Prinsip Familiaritas dan Kepercayaan
Kita hanya menerima ide yang disampaikan orang yang kita percaya atau
organisasi yang kita anggap terperecaya. Sekalipun pendengar mempercayai
13
pembicara, dia mungkin tidak mendengar dan mempercayai informasi yang
disampaikannya.
4. Prinsip Kejelasan
Untuk berkomunikasi kita harus menggunakan kata-kata atau simbol yang
dipahami dan mendapat respons pendengar.
14
Dengan demikian, kita harus memilih dan memakai tata krama dengan hati-
hati. Seperti halnya perangkat lain, sifatnya netral. Cara penerapannya lah yang
menimbulkan hasil positif dan negative. Untuk itu ada teknik-teknik yang dapat
kita gunakan adalah:
Dalam hal ini berarti penampilan dan perilau kita. Penampilan kita termasuk
pakaian dan semua aspek penampilan fisik kita, mulai dari ekspresi wajah
hingga kuku. Pastikan bahwa penampilan fisik dan segala sesuatu yang akan
digunakan.
Maksud dari pertanyaan dan observasi ini yakni, kita dapat mudah untuk
mengetahui mood seseorang dalam memulai percakapan, misalnya kita dapat
menanyakan kabar terlebih dahulu. Lalu perhatikan jawabannya seperti, apa
dia sedang relaks atau pun dia ingin langsung saja membicarakan intinya saja.
Jangan anggap bahwa orang selalu ingin berbasa-basi atau bicara bisnis dan
bukan masalah lainnya. Keadaan bisa berubah, dan kita sebagai komunikator
harus memberikan respons sesuai dengan keadaan.
Salah satu cara untuk membentuk ikatan dengan orang yang masih asing
adalah dengan mencari tahu minat yang sama, seperti hobi, tempat-tempat
yang pernah dikunjungi, berita TV sebelumnya dan lain-lain. Dalam situasi
persuasive, minat yang sama baik dlam hal bisnis maupun yang bersifat sosial
bisa digunakan untuk membina hubungan dengan orang tersebut.
15
dilapangan golf, tidak semua pegolf mau membicarakan ulasan pertandingan
golf didalam diskusi bisnis.
d. Ucapan pujian
e. Niat baik
Memulai sesuatu dengan niat baik mungkin sedikit memkana biaya dan waktu
namun langkah ini bisa membuat suasana lebih menjadi lebih baik.
f. Reputasi
Didalam reputasi ini ada 4 cara untuk mengetahui apa yang penting bagi
lawan bicara, yakni:
2) Mengajukan pertanyaan
16
tentang interprestasi, pernyataan apapun bisa mempunyai lanjutan yang
mempunyai pengaruh langsung. Sebagai contoh:
17
Kemudian jika ide-ide lebih dapat dipahami kita harus menggunakan alat
bantu yang namanya audio visual yang dimana agar seseorang lebih paham
dengan apa yang dijelaskan atau dibicarakan. Misalnya kita memberitahu
bagaimana cara menggunakan dasi yang baik, jadi bilamana diperlukan,
berilah gambaran, contoh dan ilustrasi. Lalu ada bahasa, nahasa yang
digunakan sedemikian rupa agar lawan bicara bisa mengerti, sebisa mungkin
hindari kata-kata atau ungkapan yang dapat menimbulkan kerancuan.
Mengapa kita harus menciptakan atau menjadikan ide itu menarik, karena
di dalam komunikasi persuasive ide yang menarik itu penting karena untuk
mempengaruhi komunikan agar komunikan tersebut tertarik dengan apa yang
komunikator bicarakan.
Dalam hal ini ada tiga cara untuk menjadikan ide ini meyakinkan:
18
kita akan mengetahui bagaimana mengendalikannya bila timbul. Ketiga, kita akan
mempelajari teknik-teknik tertentu untuk menangani berbagai jenis bantahan.
Seperti telah kita ketahui, biasanya orang tidak akan bertindak tanpa
mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka mungkin punya kebutuhan yang
bertentangan, seperti misalnya tamu dalam suatu pesta yang tak mau
menyinggung perasaan tuan rumah, sehingga mereka tetap mengenakan jas
walaupun sangat panas dan tidak nyaman. Namun selain itu ada alasannya
mengapa bantahan itu timbul:
19
Perlunya mengendalikan kontrol dapat ditunjukkan dengan banyaknya
program-program radio dan televisi yang ditunjukkan untuk menghentikan
perdebatan. Bila kita melihat lebih cermat, kita akan melihat bahwa kesulitann
dimulai ketika satu partisipan mengatakan sesuatu yang dibantah oleh pihak
lain. ia tidak mengendalikan emosi dan menangani pokok permasalahan
dengan jelas dan logis, melainkan saling mengkritik akhirnya tentu sudah
dapat kita duga sendiri.
Mengendalikan diri cukup mudah bila kita menematkan diri pada posisi
orang tersebut pada saat ia mengemukaan kelemahan di dalam tawarannya.
Bila kita berperan sebagai dia, tentu kita ingin agar kita mendengarkan pokok
pandangan kita, mempertimbangkannya, dan menyadari bahwa pokok yang
diajukan memang masuk akal bahkan sebelum dia menjawabnya. Selain itu
kita juga dapat menerapkan hal yang sama jika timbul bantahan, tetaplah
kendalikan diri, biarkan dia mempertimbangkan jawaban kita dengan tenang
dan rasional. Kemudian adapun juga bantahan yang diajukan, hanya ada tiga
hal yang dapat dilakukan, dengan mengingat analogi pertimbangan yakni:
1) Jelaskan bahwa bantahan ini keliru atau tidak tepat dan hilangkan
kekurangan dari sisi keseimbangan minus.
2) Jelaskan bahwa dia memberikan efek yang berlebihan dan kurangi
kekurangan pada segi minus.
3) Setuju, namun pada bantahan ini seringkali banyak yang berbohong atau
berpura-pura setuju. Bila bantahan nya jujur maka dia tidak akan
menanyakan hal yang lain, namun jika bantahan itu mengada-ngada, maka
dia harus memikirkan alasan lain untuk tidak setuju.
c. Jenis bantahan
20
1) Ketakutan
Masalahnya, lawan bicara percaya bahwa ide-ide kita mempunyai
kelemahan. Maka dari itu kita harus menujukan bahwa ketakutan seperti
itu dapat dipahami namun tidak beralasan.
Jalan keluarnya, tekankan unsur yang akan menghilangkan ketakutan.
Catat contoh-contoh situasi serupa di mana ketakutan timbul namun tak
terbukti.
2) Kebiasaan
Masalahnya, bertindak berdaarkan kebisaan memang menyenangkan
karena tidak perlu banyak berpikir. Orang tidak akan mengubah kebiasaan
mereka kecuali mereka dapat melihat manfaatnya. Oleh karena itu
tujuannya tentu saja adalah member alasan dari sudut pandangnya
sehingga dia merasa perlu mempertimbangkan ulang.
Jalan keluarnya, tekankan keuntungan tawaran kita. Kemudian ikuti
dengan menunjukkan keuntungan tawaran kita untuk memperlihatkan
bahwa kebutuhannya akan lebih dapat terpenuhi.
3) Informasi yang keliru
Masalahnya, lawan bicara mendapat informasiyan keliru atau salah
pengertian dalam memahami penjelasan mengenai sebagian aspek ide
sehingga perlu dikoreksi tanpa membuatnya tampak bodoh.
Jalan keluarnya, jangan buat lawan bicara nya itu malu. Tak ada ruginya
memberikan pendekatan ini, sehingga ketika kemudian kita mendengarkan
tanpa merasa jengkel.
4) Rincian
Masalahnya, lawan bicara tampak dapat menerima prinsip tawaran kita
tetapi melihat permasalahan dalam penerapannya.
Jalan keluarnya, cari tahu apakah alasan itu jujur atau tidak. Tunjukkan
bagaimana dia dapat mengurangi seminimal mungkin masalah
penempatan. Tawarkan bantuan, berikan contoh apa yang sudah dilakukan
21
di lain tempat untuk menunjukan bagaimana rintangan dengan mudah
dapat diatasi.
5) Ide yang lebiih baik
Masalahnya, implikasinya adalah bahwa sesuatu, mungkin ide orang lain
dirasakan lebih baik atau dengan kata lain, perubahan di lain waktu akan
lebih baik. Tugas kita adalah mencari tahu alasannya dan menangani
alasan sebenarnya di balik komentar itu. Ini mungkin termasuk kategori
ketakutan, kebiasaan atau lainnya.
Jalan keluarnya, tanyakan mengapa kemudian, tergantung jawabannya,
gunakan pendekatan yang sesuai untuk menjawab pokok permasalahan
yang sesungguhnya.
6) Pihak yang berwenang
Masalahnya, ini mungkin terjadi bila melibatkan sejumlah orang dan kita
mungkin tidak berbicara pada orang yang tepat.
Jalan keluarnya, kita harus mempengaruhi orang tersebut baik secara
langsung atau secara tidak langsung.
7) Biaya
Masalahnya, dalam hal ini tawaran dianggap tidak sesuai dengan biaya
atau upaya yang harus dikeluarkan.
Jalan keluarnya, kita harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘nilai’
bagi si pembeli, sehingga kita dapat memuaskan perhatian pada kebutuhan
yang sesungguhnya.
8) Keluhan
Kategori bantahan ini agak berbeda, karena didasarkan pada keluhan di
masa lalu dan bukan tawaran yang sekarang. Keluhan seperti ini perlu
ditangani secara berbeda.
Masalahnya, lawan bicara merasa bahwa dia pernah menderita, jengkel,
menginginkan tindakan, dan berharap kita bisa melakukan sesuatu.
22
Jalan keluarnya, jangan mencari-cari alasan atau menyalahkan orang lain,
karena hanya akan membuat mereka semakin kesal.
4. Keputusan untuk bertindak
Dalam komunikasi kita tidak selalu mengejar tujuan akhir, seperti yang
sudah dikatakan sebelumnya bahwasannya kita harus selalu mengejar tujuan
kearah langkah yang lebih benar. Sebagai akibatnya mungkin kita mendapatkan 2
tujuan yakni tujuan akhir atau tujuan sementara.
Apapun tujuannya bila lawan bicara bersedia menerima usulan kita, maka
tidak perlu meminta persetujuan untuk bertindak. Mereka cenderung akan
bertindak demikian bila dalam pertemuan awal kita telah mengidentifikasi,
mencari tahu dan menyetujui kebutuhan mereka, kemudian dalam
mengutarakannya, kita mengemukakan ide-de dengan cara yang lebih menarik
misalnya, meyakinkan dapat dipahami, dan bila timbul bantahan kita harus bisa
mengendalikan diri dan memberikan jawaban yang memuaskan lawan bicara.
23
yang berhasil tahu bahwa manusia bertindak karena ingin memenuhi kebutuhan
yang dirasakannya. Oleh karenanya mereka berkonsentrasi pada keuntungsn yang
dapat diberikan oleh keputusan yang positif dan bukan oleh eputusan itu sendiri.
a. Tanda-tanda persetujuan
Cepat atau lambat, lawan bicara aka mencapai tahap bertanya pada diri
sendiri. Yang terburuk adalah komunikan menolak tawaran komunikator. Vila
demikian kita sebagai komunikator harus mengetahui mengapa dan bertindak
dengan keadaan. Akan tetapi, biasanya lebih sering komunikan menunjukkan
perhatian dan kita sebagai komunikator bisa melihatnya dari tindakan atau
kata-kata, isyarat yang mencakup:
24
berkata apa-apa lagi kecuali meminta persetujuan. Satu-satunya yang perlu
dipikirkan adalah bagaimana cara yang benar untuk mrngajukan pertanyaan.
1) Permintaan langsung
Didalam permintaan langsung ini dianalogikan kepada seorang sekertaris
dapat menggunakan cara ini terhadap atasannya yang suka mengambil
keputusan. Namun demikian ada risiko, bahwa dia akan berkata ‘tidak’
atau ‘akan kupikirkan’. Bila dia menjawab demikian maka sekertaris
tersebut hanya harus bertanya ‘mengapa’ sehingga dia bisa
menghadapimya dan mendapatkan persetujuan.
2) Perintah
Sebagian orang merasa sulit untuk mengambil keputusan atau mereka
menghormati penilaian kita dan lebih respontif terhadap bentuk perintah
daripada permintaan. Dalam hal ini pernah dikaitkan dengan keuntungan.
3) Manfaat langsung
Ada situasi dimana dengan bertindak cepat, kita dapat meraih keuntungan,
sementara penundaan dapat menyebabkan masalah cukup besar. Bila hal
ini terjadi kita dapat menggunakan pendekatan pendekatan ‘manfaatan
segera’untuk mendorong mereka agar segera mengambil keputusan.
4) Alternative
Terkadang kita menyadari bahwa ada sejumlah pilihan, sebagian besar di
antaranya dapat diterima oleh kita. Dengan menawarkan alternative-
alternatif ini, kita memberi kesempatan bagi pelanggan untuk menentukan
pilihan yang disukainya.
5) Referensi pihak ketiga
Selama diskusi, kita mungkin menemukan apakah lawan bicara tertarik
atau merasa yakin oleh kenyataan bahwa organisasi atau individu lain
yang dia hormati telah merasakan manfaat dari rekomendasi kita. Bila
25
demikian, kita dapat mengajukan pertanyaan akhir dengan memakai salah
satu cara yang tadi.
Kesimpulannya :
Jadi dari beberapa tahap dari komunikasi persuasive ini dapat ditarik
kesimpulan, bila ide yang kita kemukakan cukup rumit atau bila dibandingkan
dengan yang lain mempunyai kelebihan pada beberapa aspek, tetapi mempunyai
kelemahan pada aspek lainnya, maka metode ini bisa berguna. Kita hanya tinggal
menympulkan masalah-masalah inti dengan mengkaitkannya dengan pertanyaan.
Asumsi :
Inilah semua yang diperlukan. Setiap tahap, proses dan teknik adalah
sederhana. Bila ada yang rumit, maka hal itu dikarenakan penyanyian tersebut.
26
Gambar 3
Tahap Komunikasi Persuasi
27
Dalam rangka upaya agar komunikan melakukan kegiatan sebagaimana
diharapkan komunikator, hanya pengekspresian kesanggupan sudah dapat dijadikan
pegangan oleh komunikator. Cara membuat komunikan menyatakan sesuatu secara
verbal sering dilakukan dalam gaya kepemimpinan demokratis (democratic
leadership). Dalam suatu situasi komunikasi kelompok untuk memecahkan suatu
masalah, diupayakan agar setiap orang yang hadir mengekspresikan sesuatu, kalau
perlu hanya mengucapkan kata ‘Ya’ sebagai pernyataan setuju terhadap gagasan
komunikator atau gagasan rekan lain. dengan pernyataan itu ia merasa dibebani
tanggung jawab untuk menyukseskan hasil keputusan pertemuan itu.
Gambar 4
Contoh Iklan Persuasif
Maksud dari slogan diatas yakni kita dapat membangkitkan perhatian kita
terhadap slogan tersebut, bisa dilihat dari segi bahasa, dengan warna yang mencolok
kemudian ada gambar yang di sisipkan maka kita pun akan melihat dan mau
28
membaca slogan tersebut. Kemudian setelah perhatian kita muncul lalu aka nada
ketertarikan pada slogan tersebut misalnya seperti yang telah disebutkan tadi kita pun
tertarik dan ingin membaca slogan tersebut. Lalu setelah kita tertarik dengan slogan
slogan tersebut munculah hasrat komunikasi untuk melakukan ajakan, rayuan,
bujukan komunikator itu sendiri. Dan setelah muncul hasrat dalam diri kita kemudian
kita harus mengambil keputusan misalnya apakah kita akan menjalankan ajakan atau
bujukan dari slogan tersebut atau tidak, lalu yang terakhir muncul kegiatan atau
action sampai kepada pembaca slogan tersebut apakah dia akan membuang sampah
pada kantong itu atau tidak.
29
simbol-simbol atau objek-objek dengan berbagai cara sehingga menyerupai sesuatu
yang dibuat modelnya tersebut.
30
sederhana, model psikodinamik dari proses persuasi dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Alternatif Perubahan
Pesan-pesan proses yang terjadi
persuasif psikologis dalam wujud
yang laten tindakan
31
Teori perbedaan individu dalam pengaruh komunikasi massa
membawa kita pada perumusan model psikodinamik dari proses persuasi. Hal
tersebut bukan datu-satunya model yang pernah diuji. Selain itu, dikenal pula
penggabungan teori hubungan sosial dengan teori norma budaya yang
menghasilkan model sosial budaya dari proses persuasi. Variable sosial
budaya telah lama diakui para peneliti komunikasi dan ahli-ahli ilmu sosial
lainnya sebagai salah satu faktor yang terpenting dalam menentukan sikap
masyarakat dalam menerima ide baru. Akan tetapi, cara melibatkan variabel
tersebut ke dalam pesan-pesan untuk mempermudah persuasi tampaknya
belum banyak mendapat perhatian. Kenyataannya teori-teori yang ada
mengenai persuasi, adopsi dan inovasi, interaksi serta variabel-variabel
budaya pada umumnya dianggap sebagai hambatan usaha mencapai persuasi
atau adopsi. Paling tidak harus diakui bahwa pola perilaku individu tidak
dapat ditafsirkan secara tepat hanya atas dasar variabel psikologi individu
semata-mata. Apalagi jika individu bersikap dalam lingkungan sosialnya.
Untuk menjelaskan, memperkirakan, atau memanipulasi perilaku individu,
haruslah disusun suatu referensi atas dasar norma sosial, peranan, kontrol
sosial, nilai-nilai, harapan, kepercayaan agar perilaku tersebut dapat
dimengerti depenuhnya.
Proses sosial budaya cepat timbul pada kegiatan individu. Proses
tersebut menentukan ke arah dari kegiatan tersebut sehingga akibatnya dapat
diduga lebih dulu. Kegiatan tersebut bahkan dapat bertentangan dengan
predisposisi individu.
2. Model sosial budaya
Model sosial budaya dalam proses persuasi didasarkan pada anggapan
bahwa pesan-pesan komunikasi massa dapat digunakan untuk mengarahkan
individu agar menerima gejala yang telah didukung kelompok. Hal itu sebagai
dasar individu untuk bertindak. Model sosial budaya dalam proses persuasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
32
Membentuk
Batasan batasan
(batasan Menghasilkan
Pesan yang (definisi) untuk
kembali) proses perubahan
persuasif perilaku sosial
sosial budaya perilaku
bagi anggota
kelompok kelompok
33
ikut serta dalam usaha kampanye tersebut. Media massa berperan sebagai
pendukung kampanye.
Langkah lain yang dapat ditempuh adalah menetapkan tema kampanye
yang menyentuh hati masyarakat. Misalnya dinyatakan bahwa “pembagian
yang adil” (fair share) dalam wujud menyisikan sebagian kecil
penghasilannya untuk kepentingan amal merupakan perbuatan terpuji. Tema
ini harus disebarluaskan juga oleh media massa. Ide “pembagian yang adil”
mempunyai pengertian sosiologis. Bagi individu tema ini dirasakan sebagai
suatu norma yang harus dijalankannya sebagai anggota masyarakat, tidak ada
seorang individu pun ingin dikenal sebagai tidak adil (unfair). Dengan
demikian, berarti individu menentang nilai-nilai sosial seandainya tidak
berpartisipasi dalam mengumpulkan dana. Melalui tema ini individu merasa
didorong untuk menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku, sehingga
tanpa segan-segan mereka bersedia memberikan dananya.
Dengan menggunakan media massa secara tepat serta memanfaatkan
norma-norma soasial budaya yang mengena, maka kampanye semacam
iniakan berhasil dengan baik. Sekalioun ilustrasi tersebut menyangkut strategi
sosial budaya tidak secara khusus membicarakan media massa. Misalnya
melalui televisi, siaran-siaran komersial yang dilandaskan pada strategi sosial
budaya menggambarkan kebanggan seseorang yang mengisap merek rokok
tertentu atau keanggunan seseornag wanita yang memakai merek parfum
tertentu. Semuanya disampaikan secara menarik sesuai dengan pengenalan
komunikasi terhadap situasi audience.
Masih banyak cara yang dapat ditempuh dalam rangka proses persuasi.
Model psikodinamik maupun sosial budaya dapat dikaitkan dengan teori-teori
yang berhubungan dengan pengaruh komunikasi sehingga dalam mengukur
pengaruh tersebut variabel-variabel yang berhubungan dengan model persuasi
ikut diperhitungkan.
34
Adapun Model proses persuasi terbaru berakar pada model respon kognitif
Greenwald. Model Greenwald, yang menyebutkan bahwa perubahan sikap
dimediasikan oleh pemikiran-pemikiran yang terjadi di benak penerima pesan,
berkembang dari ketidakpuasan Greenwald terhadap pendapat Hovland bahwa
semuaperubahan sikap berdasarkan pada pembelajaran. Greenwald berpendapat
bahwa daya tahan sebuah pesan dan penerima sebuah pesan adalah dua hal berbeda-
seseorang dapat mempelajari dalam sebuah pesan tanpa mengalami perubahan sikap.
Dia mengemikakan bahwa dalam kasus persuasi tertentu penerima pesan
mempertimbangkannya, menghubungkannya dengan sikap-sikap, pengetahuan, dan
perasaan yang ada. Dalam melakukan hal itu, penerima pesan mngulang-ngulang
materi kognitif yang telah tersimpan. Model Greenwald menyebutkan bahwa respon
kognitif terhadap sebuah pesan persuasif itu merupakan sebuah bagian penting proses
presuasi yang seharusnya tidak diabaikan.
Model-model utama proses persuasi adalah teori pemprosesan informasi
(information processing theory) McGuire (1960) dan dua model proses ganda-model
kemungkinan elaborasi (elaboration likelihoofd model) Petty dan Cacioppo (1986)
dan model sistematik-heuristik (heuristic-systematic model) Chaiken, Liberman, dan
Eagly (1989). Model-model tersebut memiliki kesamaan karakteristik berikut:
Selain itu, dua model proses ganda menyebutkan bahwa setiap individu yang
menerima pesan persuasif memiliki dua prosedur mental yang berbeda untuk
memproses pesan tersebut.
35
Teori Pemprosesan-Informasi McGuire
36
berdasarkan urutan enam tahap sebelumya, tetapi dengan beberapa tahap sebelumnya
yang diolah kembali dan ditambahkan beberapa tahap baru.
37
usaha-usahaperubahan sikap yang sukses perlu menyesuaikan efek-efek yang
diinginkan oleh setiap variasi tahapn itu.
Model Sistematik-Heuristik
38
rasionalitas argument. Rute eksternal dipakai ketika penerima tidak mencurahkan
enerhi kognitif untuk mengevaluasi ergumen dan meproses informasi di dalam pesan
dan lebih dibimbing oleh isyrat-isyarat eksternal, di antaranya kreadibilitas sumber,
gaya dan format pesan, suasana hati penerima dan sebgainya.
Ketika rute sentral emnuju persuasi adalah aktif, amak penerima dikatakan
terlibat dalam elaborasi tinggi. Apabila yang aktif adalah rute eksternal, berate
penerima terlibat dalam elaborasi rendah. Elaborasi merujuk pada kerja kognitid yang
terjadi dalm pemerosesan sebuah pesan persuasive. Petty dan Cacioppo (1986 hlm. 7)
mengatakan bahwa elaborasi merujuk pada “ keberadan yang dipikirkan oleh
seseorang secara cermat mengenai informasi yang relevan dengan masalah yang ada”.
Elaborasi merliputi perhatian secara hati-hati terhadap paparan, usaha mengakses
informasi yang relevan (dari memori atau sumber-sumber eksternal), pengamatan dan
pengambilan keputusan tentang argument, penarikan kesimpulan tentang argument-
argumen yang baik dan pencapaian evaluasi menyeluruh terhadap posisi yng
direkomendikan.
Proses dapat terjadi di bawah elaborasi tinggi maupun elaborasi rendah, atau
di antara keduanya, tetapi model itu menyebutkan bahwa proses perubahan diikap
akan sangat berbeda pada masing-masing tingaktan elaborasi. Ketika persuasi terjadi
melalui rute sentral, biasanya dikarenakan argument-argument berkualitas tinggi
dipresentasikan secara kuat. Dengan rute sentral, besar kemungkinan terjadi persuasi
apabila penerima digiring memiliki pemikiran-pemirkian positif secara umum tentang
posisi yang dianhutkan. Sehingga pertanyaan kuncinya adalah, faktor-faktor apa yang
menggiring penerima pesan untuk memiliki pemikiran-pemikiran positif atau
negative tentang posisi yang direkomendasikan? Tampaknya ada dua faktor penting.
Pertama adalah kesesuaian antara posisi awal penerima
Komunikasi Pergeseran sikap periferal Sikap
Persasif yang berubah relative sementara,
mudah terpengaruh oleh kontra-
persuasi, dan tingkah laku yang
tidak dapat ditebak
Termotiasi untuk
Meproses?
(relevan, Pengulangan,
Pengetahuan, dl) tidak ya
39
ya
Kemampuan untuk Apakah proses periferal
memproses? berjalan?
(Ganguan, Pengulangan,
tidak
Gambar 5
Model Kemungkinan Elaborasi Persuasi
40
pesan,mungkin penerima akan dengan senang hati menerima pesan tersebut. Faktor
kedua adalah kekuatan argument. Semakin kuat atau semakin teliti pendefinisian
argument, maka semakin besar kemungkinan penerima akan dengan hari penerima
pesan tersebut.
Sebuah contoh pesuasi melalui rute eksternal mungkin adalah seseorang yang
ingin mengunakan hal pilih pada pemilihan daerah atau nasional tetapi tidak ingin
meluangkan watku untuk mengumpulkan informasi tetntang semua kandidat dan
dampai pada keputusan asal. Orang seperti tiu bisa mendapatkan dukungan terhadap
kandidat dari editorial Koran local dan memilihh begitu saja berdasarkan daftar. Atau
, seseorang mugnkin memilih tiket partai langsung, memberikan suara untuk semua
kandidat Demokrat atau semua kandidat partai Republik. Dalam kasus-kasus ini,
aturan keputusan yang dipakai adalah “pilih jalan yang telat direkomendasikan
sumber terpercaya ini”.
Jenis faktor apa uang menentukan rute yang akan diambil, sentral atau
eksternal? Dua faktor utama mempengaruhi tingkat elaborasi membantu menjelaskan
berbagai penelitian perubahan sikap dengan menyatukan penelitian-penelitian itu ke
dalam model yang sama. Kita mulai melihat bahwa model-model persuasi, seperti
model kreadibilitas sumber, dua-duanya bisa benar. Model itu juga membantu kita
41
merekonsiliasikan hasil-hasil penelitian faktor yang sama dalam persuasi yang
bertentangan. Permasalahannya mungkin adalah sumber kreadibilitas-tinggiakan
menggiring pada perubahan sikap dalam satu situasi tetapi tidak dalam situasi lain
apaila perubahan sikap terjadi melalui rute eksternal dalam satu situasi dan rute
sentral dalam situasi dan rute sentral dalam situasi lain.
Dalam buku (Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, 2007, pp. 23-24)
Teknik komunikasi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi yang dilakukan
agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan , melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya.
1. Teknik Asosiasi
2. Teknik Integrasi
42
penggunaan kata kita bukan kata saya atau kami. Kata kita berarti saya dan anda.Hal
ini mengandung makna bahwa yang diperjuangkan komunikator bukan kepentingan
diri sendiri melainkan juga kepentingan komunikan.
3. Teknik Ganjaran
Istilah red herring sulit diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebab red herring
adalah nama ikan yang tersebar di Samudera Atlantik Utara. Jenis ikan ini terkenal
dengan kebiasaanya dalam membuat gerak tipu daya ketika diburu oleh binatang lain
atau manusia. Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif adalah seni
komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakan
argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke
aspek yanng dikuasinya guna dijadikan senjata ampuh untuk menyerang lawan. Jadi
teknik ini digunakan komunikator ketika berada dalam posisi yang terdesak. Untuk
itu, syarat yang tidak boleh dilupakan adalah pada penguasaan materi yang
didiskusikan atau diperdebatkan.
5. Teknik Tataan
43
Yang dimaksudkan dengan tataan disini adalah upaya menyusun pesan
komunikasi sedemikian rupa sehingga enak didengar, atau enak dilihat atau enak
dibaca dan orang memiliki kecenderungan untuk mengikuti apa yang disarankan oleh
pesan tersebut.
Teknik tataan (icing technique) dalam kegiatan komunikasi persuasif adalah seni
menata pesan dengan imbauan-imbauan sedemikian rupa sehingga lebih dapat
menarik sasaran persuasi.
Berikut ini adalah contoh iklan persuasif yang menggunakan teknik tataan:
Gambar 6
Contoh Iklan Persuasif Dengan Teknik Tataan
1. Mampu berpikir dalam kerangka acuan yang lebih besar untuk penggunaan teknik
yang tepat dalam suatu keadaan tertentu.
2. Mampu menegakkan kredibilitas.
3. Mampu berempati.
4. Mampu menunjukkan perbedaan dengan sasaran.
5. Mampu mengetahui saat-saat yang tepat untuk menggiring audiens pada pesan
yang diberikan.
6. Mampu mengetahui kapan alat bantu komunikasi digunakan, dan lain-lain
44
Menurut Dedy Mulyana (Mulyana, 2005, p. 67) sebelum melakukan teknik
komunikasi persuasif, kita harus mengetahui berbagai strategi yang diperlukan
supaya persuasi yang kita lakukan menjadi lebih efektif. Sebenarnya ada berbagai
teori mengenai strategi persuasi yang tepat .
1. Kesan Pertama
45
tentu sang sales menderita bau badan akibat dari produk yang dijualnya
tersebut.
2. Menarik Empati
3. Membangun Kreadibilitas
46
dipandang dan dinilai lebih positif oleh komunikan. Langkah terakhir dalam
membangun kredibilitas adalah dengan menambah eksistensi diri. Seorang
komunikator harus mempertimbangkan untuk menjadi sosok yang lebih sering
muncul dalam dunia sang komunikan. Kemunculannya ini dapat dilakukan
secara langsung maupun melalui channel tertentu seperti media social
4. Memotivasi
Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat kita sebagai seorang manusia
yang memang tidak dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain
disekitar kita, walaupun hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena
47
manusia adalah makhluk sosial dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun
menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai kebudayaan.
Terlepas setuju atau tidaknya kita dengan teori diatas, namun ada hal yang
bisa kita sepakati bahwa etika berhubungan dengan moral,”sistem tentang bagaimana
kita harus hidup secara baik sebagai manusia.”
48
Persoalan etika yang potensial selalu melekat dalam setiap bentuk komunikasi
antar pribadi sehingga komunikasi dapat dinilai dalam dimensi benar-salah,
melibatkan pengaruh yang berarti terhadap manusia lain, sehingga komunikator
secara sadar memilih tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dan cara-cara
komunikasi guna mencapai tujuan tersebut. Apakah seorang komunikator bertujuan
menyampaikan informasi, meningkatkan pemahaman seseorang, memudahkan
keputusan yang bebas pada orang lain, menawarkan nilai-nilai yang penting,
memperlihatkan eksistensi dan relevansi suatu persoalan sosial, memberikan sebuah
jawaban atau program aksi atau memicu pertikaian dan persoalan etika yang potensial
terpadu dalam upaya-upaya simbolik sang komunikator. Demikianlah keadaannya
pada sebagian besar komunikasi pribadi, baik komunikasi antara 2 orang, dalam
kelompok kecil, dalam retorika gerakan sosial maupun dalam hubungan masyarakat.
1) Setiap orang tahu bahwa teknik komunikasi tertentu adalah tidak etis jadi tidak
perlu dibahas;
2) Karena yang penting dalam komunikasi hanyalah masalah kesuksesan maka
masalah etika tidak relevan.
3) Penilaian etika hanyalah masalah penilaian individu secara pribadi sehingga
tak ada jawaban pasti; dan
4) Menilai etika orang lain itu menunjukkan keangkuhan atau bahkan tidak sopan.
49
melainkan juga apakah kita secara etis harus , memakai berbagai macam metode dan
pendekatan.
1. Menggunakan data palsu, data yang sengaja dirancang untuk menonjolkan kesan
tertentu, data yang dengan sengaja diejawantahkan secara salah, dibelokkan, atau
bukti yang benar tapi tidak ada hubungannya untuk mendukung suatu pernyataan
atau mengesahkan sesuatu.
2. Tidak diperkenankan secara sengaja menggunakan alasan yang meragukan atau
tidak masuk diakal (tidak logis).
3. Tidak diperkenankan menyatakan diri sebagai ahli pada subyek tertentu, padahal
bukan ahlinya. Tidak diperkenankan juga mengaku telah diberi informasi oleh
ahlinya padahal tidak.
4. Tidak diperkenankan untuk mengajukan hal-hal yang tidak berkaitan untuk
mengalihkan perhatian dari isu yang sedang menjadi perhatian. Di antara hal-hal
yang paling sering digunakan untuk mengalihkan perhatian adalah perilaku
sengaja menyerang karakter individu yang menjadi lawannya, pembelaan dengan
menggunakan kebencian dan (bigotry) sebagai alasan.(Innuendo), penggunaan
50
istilah "Tuhan" atau "setan" yang dapat menyebabkan/ mengundang keadaan
tegang namun tidak mencerminkan reaksi positif atau negatif yang sebenarnya.
5. Tidak diperkenankan untuk meminta kepada target sasaran (pembaca/ pemirsa)
untuk mengaitkan ide atau proposal yang diajukan dengan nilai-nilai yang
emosional, motif-motif tertentu, atau tujuan-tujuan yang sebenarnya tidak ada
kaitannya.
6. Tidak diperkenankan untuk menipu khalayak dengan menyembunyikan tujuan
sebenarnya, atau kepentingan pribadi/ kelompok yang diwakilkan, atau
menggunakan posisi pribadi sebagai penasehat saat memberikan sisi pandang
tertentu.
7. Jangan menutup-nutupi, membelokkan, atau sengaja menafsirkan dengan salah
angka, istilah, jangkauan, intensitas, atau konsekuensi logis yang mungkin
diakibatkan di masa depan.
8. Tidak diperkenankan untuk menggunakan pembelaan emosional yang tidak
disertai bukti, latar belakang, atau alasan yang tidak dapat diterima apabila target
penerima memiliki kesempatan dan waktu untuk menyelidiki subyek tersebut
sendiri kemudian menemukan sesuatu yang lain/ bertentangan.
9. Tidak diperkenankan untuk menyederhanakan sebuah situasi yang yang
sebenarnya kompleks, sehingga terlihat sebagai hitam dan putih saja, hanya
memiliki dua pilihan atau pandangan, dan (polar views).
10. Tidak diperkenankan untuk mengaku sebuah kepastian sudah dibuat padahal
situasinya masih sementara, dan derajat kemungkinan situasi masih dapat berubah
sebenarnya lebih akurat.
11. Tidak diperkenankan menganjurkan sesuatu yang kita secara pribadi sebenarnya
juga tidak percaya.
Masalah Persuasif
51
Tujuan utama persuasif yaitu membuat kita mengubah perilaku dan sikap kita
terhadap sesuatu. Bahwa persuasif yaitu membuat kita bertindak, persuasif acap kali
masuk kedalam kepercayaan personal kita. Untuk menghindari emosi kita yang
termanipulasi, maka penerimaan pesan persuasif kerap berusahaan untuk
meningkatkan agar pesan ini tidak diaplikasikan.
Ketika kita pergi ke sebuah toko serba ada, maka kita dapat “menyerahkan
diri” kita sendiri untk mengalami dan menikmati barang sederhana itu. Jika kita
melakukan hal-hal yang sama dari pesan-pesan yang mempersuasi kita, maka kita
menemukan diri kita yang sebenarnya di saat ketika kita dipengaruhi untuk membeli
produk-produk yang sebenarnya tidak atau belum dibutuhkan, atau mungkin kita
akan memilih seorang calon presiden yang tidak dapat mewakili nilai-nilai yang kita
anut. Dalam kasus-kasus demikian sebenarnya hampir semua komunikasi
mengandung unsur persuasif termasuk informasi sekalipun. Ketika kita menonton
berita sore, maka kita kerap tidak peduli terhadap pembaca berita dan lebih
mendengarkan berita itu sendiri.
Dalam banyak kasus, kita lebih suka menonton dan mengetahui suatu berita
tanpa menggali latar belakangnya. Kita menonton dan terpengaruh oleh “permukaan
berita” namun kita tidak tahu latar belakang berita tersebut. Para pemilik media sering
membela diri bahwa all the news that’s fit to print seperti yang dilakukan oleh New
York Times yang mengklaim bahwa semua berita sesuai dengan keinginan audiens
(agenda setting). Dengan kata lian, berita yang terpilih merupakan cerita yang kita
dengar dan itulah yang bercerita tentang esensi penting yang harus kita ketahui. Inilah
yang telah memicu kontrovesi di antara para peneliti komunikasi tentang apakah
media benar-benar membuat kita berpikir dan menginginkan sesuatu, akan tetapi
secara umum ada kesepakatan baha sekurang-kurangnya media telah mempengaruhi
cara kita berfikir dan bertindak (Liliweri, 2011).
52
Pada umumnya, hambatan komunikasi dapat diselesaikan oleh dua faktor,
yakni faktor mekanistis komunikasi manusia dan faktor psikologis. Selain itu,
hambatan tersebut dapat diselesaikan oleh dogmatisme, stereotipe, dan pengaruh
lingkaran. Kondisi itu pun dapat pula disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal dapat berupa persepsi sosial, posisi sosial, dan proses sosial,
sedangkan faktor eksternal dapat disebabkan oleh faktor penguatan (reinforcement)
dan faktor harapan yang diinginkan.
1. Hambatan Internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya : jika seorang mengalami gangguan pendengeran maka ia akan
mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang
tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkuungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya : suara geduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar.
53
Contoh lainnya : perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan
salah pengertian.
3. Hambatan komunikasi secara Interaksi
54
Contohnya : suara geduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar.
Contoh lainnya : perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan
salah pengertian.
7. Hambatan komunikasi secara Interaksi
Dalam buku (Bovee & Thill, 2007) terdapat beberapa pendapat mengenai
hambatan menurut para ahli.
1. Hambatan menurut Leonard R.S dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan
Charler Wankel.
55
Komunikasi adalah hal yang sangat penting ketika kita mulai berhubungan
dengan orang lain. Kesuksesan dan kegagalan dalam kehidupan ini sebenarnya
adalah karena faktor komunikasi. Semuanya berhubungan dengan komunikasi,
komunikasi ibarat proses yang menjadi inti dari semua kegiatan yang ada di bumi.
Komuniksi tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada beberapa faktor-faktor
yang membuat komunikasi dua pihak menjadi bermasalah. Faktor-faktor tersebut
dinamakan hambatan-hambatan berkomunikasi. Berikut ini hambatan komunikasi
persuasi :
a. Perbedaan Presepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal
mengertikan sebuah pesan atau ungkapan. Ada orang yang mengartkan
bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan. Namun, ada juga orang yang
mengartikn bentakan tersebut sebagai sebuah kekerjasamaan dan tidak
kekerasa. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi alasan mengapa dua pihak
terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa diartikan beda bila
disampaikan pada orang yang berbeda. Setiap orang bisa mengartikan sebuah
garis lurus sebagai tiang bendera, namun orang lainnya bisa mengartikan
berbeda.
b. Budaya
Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam
komunikasi, terlebih dari masing-masing pihak tidak mengerti bahwa yang
dipergunakan. Meskipun demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tidak
sebesar alasan nomor satu karena bisa diakali dengan cara menggunakan
bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
c. Karakter dasar
Karakter dasar menusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis,
plegmatis, dan sanguinis. Keempatnya memilki krakter yang bersebrangan.
Koleris adalah krakter kuat yang kadang suka menyinggung perasaan.
Melankolis adalah karakter yang lebut dan perasa. Sanguinis adalah karakter
56
yang santai. Plegmatis adalah karakter yang suka mengalah. Perbedaan
karakter lah yang memang kadang-kadang menjadi penghambat komunikasi.
d. Kondisi
Kondisi saat berkomunikasi dengan kawan bicara juga menjadi sebab
kesalah pahaman terjadi. Bisa saja saat komunikasai antara dua pihak sedang
terjadi, pihak pertama sedang dalam kondisi yang tidak enak. Akibatnya,
kondisi yang tidak enak tersebut mempengaruhi cara menangkap pesan dari
kawan bicara sehingga terjadi kesalah pahaman. Bila sudah tah hambatan-
hambatan yang ada pada komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinnya.
2. Hambatan menurut Ron Ludlow & Fergus Panton
Di dalam komuniksi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran
jalannya proses komuniksi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan
tidak dapatt diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver. Sebagai berikut :
a. Stattus effect
Adanya perbedaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.
Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan
patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak
dapat atau takut mengemukakan aspiransinya atau pendapanya.
b. Sematic Problems
Faktor sematic menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikasi
sebagi alat unuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikasi.
Demi kelancaran komunikasi seseorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini sebab keasalahan pengucapan atau
kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian. Misalnya
kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh :
pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi
c. Perceptual distorison
57
Perceptual distorison dapat disebabkan karena perbedaan cara
pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaan cara berfikir serta cara
mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang
lainnya.
d. Cultur Differnces
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan
kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat
beberapa, suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-
kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Contoh : kata “jangan” dalam
bahasa indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata
tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
e. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau
kebisingan, cahaya yang kurang jelas..
f. Poor Choice of Communacation channels
Gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan
muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketika yang buram
pada suara sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jels.
g. No Feed back
Hambatan ini adalah seorang sender mengirimkan pesan keapda
receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang
terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Contohnya : seorang manajer
menerangkan suatu gagasan yang ditunjukan kepada para karyawan, dalam
58
penerapan, gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau
respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seseorang manajer.
5. Hambatan mekanik
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi, yaitu :
1. Sikap tidak percaya
Tidak menerima artinya tidak menyetujui semua perilaku orang lain,
menilai pribadi orang lain berdasarkan perilakunya yang tidak disenangi
Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain
Tidak jujur artinya sering menyambunyikan pikiran dan pendapat
2. Sikap tidak suportif
59
Evaluasi artinya penilain terhadap orang lain seperti mengecam
Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan
perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya
Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai
personalmelainkan sebagai objek
Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang lain
karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, kecantikan
atau ketampanan
Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai
kebenaran untuk yang tidak dapat diganggu gagal
Kita sering konflik dengan diri sendiri. Atau muncul keraguan bahkan pikiran-
pikiran negatif yang membuat kita tidak berani melangkah, karena itu agar langkah
kita semakin mantap dalam mencapai cita-cita ataupun tujuan kita, terlebih dahulu
atas hambatan internal sebagai berikut :
1. Rasa takut
Rasa takut bisa bermacam-macam. Takut ditolak, takut gagal, atau rasa takut
yang tidak jelas, hanya sekedar takut. Untuk mengatasi rasa takut, mulailah
mengakui ada rasa takut dalam diri anda. Selama rasa takut itu ada di dalam alam
bawah sadar, dengan begitu kekuatannya akan berkurang. Cobalah untuk
berbicara dari hati dengan seorang teman, keluarga.
2. Pikiran negatif
Pikiran anda sering yang meyakiykan bisa menghambata anda. Kita sering
mengirimkan begitu banyak pesan negatif diri sendiri. Mintalah teman dan
kolegan anda untuk membahas setiap komentar kritis yang anda buat tentang diri
anda sendiri untuk membantu anda menjadi lebih sadar terhadap suatu hal.
60
3. Rasa kewalahan
Atasai setiap tugas besar selangkah demi selangkah. Jangan biarkan kesulitan
atau kebesaran itu mengintimidasi kita. Dengan membagi tugas besar tersebut
menjadi bagian-bagian kecil yang bisa diselesaikan, akan mendatangkan beberapa
kesuksesan.
4. Kebiasaan menunda
Menunda pekerjaan atau tugas adalah hambatan terbesar dalam bidang apa
saja. Mungkin harus membayar mahal untuk akibat yang ditimbulkannya. Rasa
takut mengerjakan suatu tugas menghabiskan lebih banyak waktu dan energi
dibandingkan yang digunakan untuk menyelesaikan tugas itu.
Hambatan Psikologis
61
keterbukaan dan saling menghargai setiap gagasan inovatif diantara orang
yang berkomunikasi.
4) Pengalaman; Kepribadian dan perilaku umumnya dibentuk oleh
pengalaman, baik yang dialami secara sadar maupun tak disadari. Mereka
yang melalui pengalaman yang berbeda akan mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuan komunikasi.
Hambatan Semantik
Hambatan Ekologis
62
c. Sikap praduga/stereotip
2. Faktor bahasa
Bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh)
ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain :
a. Perbedaan arti kata
b. Penggunaan istilah atau bahasan tertentu
c. Komunikasi nonverbal
3. Sikap pada waktu berkomunikasi
Hal ini berperan bahjan sering menjadi faktor utamaa, sikap-sikap seseorang
yang dapat menghambat komunikasi tersebut yaitu :
a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar
b. Mengadakan perilaku terhadap pembicara
c. Sibuk mempersiapkan jawaban
d. Bukan pendengar yang baik
e. Pengaruh faktor emosi
f. Kurang percaya diri
g. Gaya/cara bicara dan nada suara
4. Faktor lingkungan
Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan
proses maupun hasil komunikasi tersebut., hal-hal yang berpengaruh yaitu :
a. Faktor tempat
b. Faktor status/waktu
63
(pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju.
Penyampaian pesan–pesan persuasif dapat diterapkan untuk-kepentingan internal dan
eksternal. Dengan kata lain pesan persuasif adalah pesan dimana kita harus mampu
mempengaruhi orang lain agar mau mengkuti keinginan kita.
1. Kognitif yaitu perilaku dimana individu mencapai tingkat “tahu” pada objek yang
diperkenalkan.
2. Afektif yaitu perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka
atau tidak suka pada objek.
3. Konatif yaitu perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan
sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
64
3) Memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien.
4) Mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan
5) Meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
Maka dari itu, pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan
tergantung pada perencanaan strategis yang ketat.
Menurut Mark Burnet (Bovee & Thill, 2007, p. 384) bisnis yang berhasil
bersandar pada pesan-pesan persuasif dalam komunikasi internal maupun eksternal.
Pesan-pesan persuasif dimulai dengan melakukan analisis audiens,
mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih pendekatan direct atau indirect.
Pesan-pesan persuasif juga bertujuan untuk memotivasi audiens untuk melakukan
sesuatu maka dari itu komunikator harus mengetahui kredibilitas, menyusun kerangka
argumentasi, memilih daya pemikat dan memperkuat posisi ketika mengembangkan
pesan-pesan yang disampaikan.
1) Analisis Audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan
caramenghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk
mengakomodasikan perbedaan individual, komunikator harus menganalisis
audiensnya kemudian komunikator harus menyusun suatu pesan yang dapat
menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka.
Komunikator dapat berpacu pada teori kebutuhan yang di kemukakan oleh
Abraham Maslow untuk dapat menganalisis audiens. Menurut Maslow dalam
(Purwanto, 2006, p. 28) bahwa manusia pada dasarnya memiliki lima kebutuhan
bertingkat-tingkat mulai dari kebutuhan yang paling dasar (asasi) sampai pada
kebutuhan aktualisasi diri. Untuk menuju pada jenjang kebutuhan yanglebih
tinggi seseorang harus dapat memenuhi kebutuhan yang ada di tingkat bawahnya.
Teori kebutuhan hirearki di kemmukakan oleh maslow adalah sebagai berikut:
65
a. Kebutuhan fisiologis (Phisiological needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama dan utama
bagi mempertahankan hidup dan kehidupan manusia(survival), misalnya
kebutuhan akan makan, minum, pakaian, dan perumahan (tempat tinggal).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan hidup manusia yang peling dasar dan
semua manusia membutuhkannya tanpa kecuali.Oleh karenanya kebutuhan
fisiologis harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya dapat
dipenuhi.
b. Kebutuhan keamanan
Setelah kebutuhan dasar manusia dinepnuhi, maka manusia berupaya
untuk dapat memenuhi kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan rasa
aman dan nyaman (safety needs) selamat dari segala macam marabahaya yang
menimpa manusia. Kebutuhan ini sangat diperlukan, karena tanpa adanya rasa
aman dari berbagai gangguan yang ada, manusia akan sulit melakukan
berbagai kegiatan hidupnya. Contoh sederhana, orang merasa tidak aman dan
tidak nyaman ketika terjadi kerusuhan, pertikaian, pembakaran, dan
penjarahan pusat-pusat pertokoan sebagaimana pernah terjadi di berbagai kota
di Indonesia, sehingga tidak dapat melakukan berbagai kegiatan prosuktif di
masyarakat.
c. Kebutuhan sosial (social needs)
Jenjang ketiga dalam teori Abraham Maslow adalah kebutuhan sosial
(social needs). Pada dasarnya, kebutuhan sosial berkaitan dengan kegiatan
kemasyarakatan, bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain di
dalam satu kehidupan bermasyarakat. Manusia adalah makhluk sosial yang
selalu berhubungan dengan orang lain. Dimanapun kita berada, baik di kota
maupun di desa, hidup dalam kebersamaan, kegotongroyongan, saling
membantu antara yang satu dengan yang lain merupakan kebutuhan yang
harus diperhatikan. Contoh sederhananya adalah kebutuhan mesasyarakatan
yang dilakukan oleh suatu masyarakat dalam melakukan kerja bakti di
66
lingkukgan masyarakat seperti kegiatan bersih lingkungan, kegiatan
pengamanan (ronda), kegiatan gotong-royong dalam acara hajatan (seperti
acara pernikahan, khitan, dan sejenisnya).
d. Kebutuhan status (status needs)
Selain pemenuhan akan kebutuhan dasar, manusia juga ingin memenuhi
kebutuhan status akan dirinya. Kebutuhan manusia akan status berkaitan
dengan pengakuan, penghargaan, kedudukan dan tingkatan sosial di
masyarakat. Manusia ingin diakui, dihargai, dan dinilai segala kegiatannya di
dalam masyarakat. Seorang warga masyarakat yang ingin diangkat sebagai
seorang bupati atau walikota di suatu daerah merupakan salah satu contoh
kebutuhan akan status. Status seseorang dalam suatu masyarakat dapat diukur
dari tingkat keimanannya, kebangsawaannya, keilmuannya, jabatannya, atau
kekayaannya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations)
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkatan kebutuhan yang tertinggi
menurut Abraham Maslow.Dalam hal ini yang ditekankan adlah bagaimana
seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan yang
mampu menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi-inovasi baru, maupun
mampu menunjukkan sikap kearifan dan kebijaksanaan dalam mengambil
suatu keputusan-keputusan penting dalam suatu organisasi.
2) Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya akan membantu komunikator dalam
memuaskan audiens selain itu juga akan membantu bagaimana audiens
memandang komunikator. Ketika komunikator memberikan persuasi untuk
budaya yang berbeda, maka cara yang digunakan juga pasti akan berbeda.
Misalnya, di Swedia audiens cenderung fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan
teoritis dan implikasi strategis sedangkan di Amerika para audiens lebih
cenderung untuk fokus terhadap hal-halyang bersifat teknis dan praktis.
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan,
67
manusia berkomunikasi melalui kebudayaannya dimana mereka memandang
dunia mereka melalui kategori, konsep dan label budaya yang dimilikinya,
sehingga perilaku komunikasi seseorang dengan orang lain menjadi berbeda pula.
Ketika proses komunikasi berlangsung, persepsi yang dibentuk komunikator
kepada komunikan da sebaliknya akan berpengaruh terhadap pemaknaan.
Dalam (Sibahudin, 2011, p. 5) ada beberapa faktor yang menyebabkan pentingnya
komunikasi antar budaya, antara lain mobilitas, pola imigrasi, saling
ketengantungan ekonomi, teknologi komunikasi dan stabilitas politik.
a. Mobilitas
Mobilitas masyarakat di selauruh dunia sedang mencapai puncaknya.
Perjalanan dari satu Negara ke Negara lain dan dari satu benua ke benua lain
banyak dilakukan. Termasuk juga perjalanan domestic banyak ddilakukan
orang.Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya-budaya lain untuk
mengenal daerah baru dan orang-orang yang berbeda serta untuk menggali
peluang-peluang bisnis.Hubungan antarpribadi kita semakin menjadi
hubungan antarbudaya.
b. Pola Imigrasi
Selain itu pola imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala
konsekuensinya. Di hamper setiap kota besar di dunia, kita dapat menjumpai
orang-orang dari bangsa lain, termasuk di Jakarta. Kita bergaul, bekerja atau
bersekolah dengan orang-orang yang sangat berbeda dari kita.Pengalaman
sehari-hari kita telah menjadi hubungan antarbudaya.
c. Saling Ketergantungan Ekonomi
Masa kini, kebanyakan Negara secara ekonomi bergantung pada Negara
lain. Beberapa waktu lalu, sebagai contoh kehidupan ekonomi Amerika
bergantung pada Eropa (Barat) yang kulturnya memiliki banyak keiripan
dengan kultur Amerika. Akan tetapi, sekarang banyak kegiatan perdagangan
dilakuikan oleh orang Amerika, khususnya di bidang peralatan teknologi
berorientasi ke Asia Timur-Jepang, Korea, dan Taiwan, yang kulturnya sangat
68
berbeda.Kehidupan ekonomi bangsa Amerika bergantung kepada kemampuan
bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan kultur yang berbeda itu.
d. Teknologi Komunikasi
Alasan lain, ketakutan akan satelit komunikasi yang menyebar ke dunia
ketiga pada awal tahun 1970-an, dapat dimaklumi jika dunia ketiga
mencemaskan efek hiburan murah dan iklan kepada bangsa mereka oleh
kapasitas besar pemilik satelit. Teknologi komunikasi yang berkembangpesat
telah membawa kultur luar yang adakalanya asing masuk ke rumah kita. Film-
film import yang ditayangkan di televise telah membuat kita mengenal adat
kebiasaan dan riwayat bangsa lain. Teknologi telah membuat komunikasi
antarbudaya menjadi mudah, praktis, dan tak terhindarkan.
e. Stabilitas Politik
Sekarang ini stabilitas politik kita sangat tergantung pada stabilitas politik
kultur atau Negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia lain, misalnya
Vietnam, Polandia, Timur Tengah mempengaruhi keamanan kita. Komunikasi
dan saling pengertian antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang
sebelumnya.
3) Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam memyampaikan pesan-pesan persuasif komunikator dapat
menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach).Namun jika audiens
bersifat objektif atau audiens lebih suka mendengar pesan-pesan yang
disampaikan secara segera, pendekatan organisasional yang tepat adalah
pendekatan langsung (direct approach).
69
penting dalam penyampaian pesan-pesan persuasif harus mampu meyakinkan
audiens, bahwa ide yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan dan
beralasan.Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu
menetapkan kredibilitas, membuat kerangka argumentasi audiens, menghubungkan
audiens dengan hal-hal yang logis dan memperkuat posisi dengan menggunakan
bahasa yang baik dan tepat.
1) Menetapkan Kredibilitas
Kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan kehandalan
komunikator di hadapan audiens. Jika komunikator tidak dapat menghadapi
audiens dengan tepat, maka audiens akan cenderung bersikap skeptis dan tidak
akan menerima begitu saja setiap apa yang disampaikan komunikator.
Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dipercaya oleh orang lain. Salah satu cara
untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Semua bentuk
dokumen, file, statistik, jaminan dan hasil riset merupakan bukti objektif yang
dapat mendukung kredibilitas.
Cara-cara lain untuk mendukung kredibilitas antara lain :
a. jadilah seseorangyang ahli dalam bidang tertentu;
b. antusisas terhadap materi yang disampaikan;
c. objektif dalam melakukan penilaian akan sesuatu;
d. sikap hormat dapat membantumemfokuskan kebutuhan audiens;
e. kejujuran dapat menumbuhkan respek audiens;intensitas yang baik dapat
membantu meningkatkan minat audiens;
f. dan pengalamanlatar belakang, baik sikap maupun kepercayaan
sebelumnya yang dapat membantumengidentifikasi audiens.
2) Membuat Kerangka Argumentasi
Setelah mengumpulkan cukup fakta, bukti dan temuan lainnya, maka langkah
selanjutnya adalah membuat kerangka argumentasi. Kebanyakan pesan-pesan
70
persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA (Attention, Interest, Desire,
Action), pengertian dari masing-masing fungsi inidijelaskan sebagai berikut :
a. Attention (Perhatian): Pada fase ini komunikator harus segera dapat
meyakinkan audiens di bagian permulaan bahwa komunikator mempunyai
sesuatu yang berguna untuk disampaikan. Perkenalkan audiens dengan suatu
masalah atau ide yang dapatmembuat mereka mau mendengar pesan-pesan
yang akan disampaikan.
b. Interest (Minat): Pada fase ini, komunikator menjelaskan relevansi pesan-
pesan dengan audiens. Pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama
dikembangkan dengan agak rinci. Tujuannya adalah bagaimana audiens
mampu berpikir. Hubungkan atau kaitkan pesan-pesan yang akan disampaikan
dengan manfaat secara spesifik yang dapat dinikmati oleh audiens.
c. Desire (Hasrat): Di fase ini, komunikator membuat audiens untuk mengubah
keinginanya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat
memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens. Pastikan bahwa apaun
bukti akan digunakan untuk membuktikan gagasan secara langsung relevan
dengan pokok bahasannya.
d. Action (Tindakan): Dalam fase ini komunikator menyarankan tindakan
spesifik yang diinginkankomunikator terhadap audiens. Selanjutnya, perlu
diingatkan kembali bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari
tindakan yang akandilakukan tersebut. Yang lebih penting adalah bagaimana
mempermudah audiens untuk tindakan tersebut.
3) Memilih Daya Pemikat
Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika
(logical appeals) dan daya pemikat emosional (emotional appeals) untuk
melakukan persuasi audiens. Untuk dapat menemukan keseimbangan diantara
keduanya, tergantung pada empat factor penting, yaitu: tindakan yang diharapkan,
harapan audiens anda, tingkat resistensi yang harus diatasi dan seberapa jauh
kemampuan menjual ide atau gagasan pada audiens.
71
a. Pemikat Emosional
Komunikator dapat memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu
argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens selama pemikat
emosional (emotional appeal) tersebut sangat kuat.Komunikator dapat
menggunakan atau memilih kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi
seseorang. Dalam hal ini, dapat digunakan kata-kata yang sangat berpengaruh
pada emosi seseorang, misalnya kebebasan, merdeka, keberhasilan, nilai,
penghargaan, kenyamanan, dan keamanan, slam super, luar biasa, dan lain-
lain.
b. Pemikat Logika
Pemikat logika dapat digunakan untuk melaukan persuasi audiens, seperti
membuat aduan dan selanjutnya memberikan dukungan atas aduan tersebut
dengan memberikan alasan dan bukti-bukti yang ada. Ketika akan memikat
logika audiens, gunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut ini :
1. Analogi adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik
menuju bukti-bukti spesifik pula. Untuk melakukan persuasi karyawan
agar mau menghadiri sesi perencanaan, dapat mengugnakan analogi
pertemuan komunitas, dengan membandingkan perusahaan dengan
komunitas kecil di mana karyawan member nilai bagi komunitas tersebut.
2. Induksi adalah memberikan alasan dan bukti-bukti spesifik menuju
kesimpulan umum. Untuk meyakinkan pelanggan potensial bahwa produk
Anda yang terbaik, Anda mungkin melaporkan hasil tes pasar di mana
orang-orang menyukai produk tersebut. Maka, semua orang menyukai
produk itu.
3. Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum menuju
kesimpulan spesifik. Untuk melakukan persuasi pada pimpinan Anda
dalam merekrut karyawan baru, Anda dapat menjelaskan dari proyeksi
industry yang dapat meningkatkan produk dalam empat bulan kedepan.
72
Hal-hal yang harus dihindari dalam daya tarik logis:
73
c. Pembaca dalam keadaan sibuk dan berkemungkinan untuk tidak membaca
seluruh pesan yang kita buat.
2. Problem solving pattern, digunakan ketika :
a. Pembaca berkemungkinan untuk merasa keberatan atas permintaan kita;
b. Kita membutuhkan tindakan dari semua orang;
c. Kita percaya bahwa pembaca akan membaca dan memahami seluruh isi
pesan;
d. Kita berharap suatu pesan yang logis lebih penting dan efektif daripada
penggunaan emosi untuk mengajak atau mempengaruhi orang lain.
Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus
faktor-faktor ini saling tumpang tindih.
Secara sadar maupun atau tidak sadar, setiap orang dalam kehidupan sehari-
harinya pasti melakukan tindakan persuasi. Istilah persuasi bersumber dari perkataan
Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Tindakan persuasi
dapat dikemas melalui komunikasi persuasif yang bertujuan membantu khalayak
membuat keputusan cerdas, berdasarkan pada informasi mengenai pesannya. Pesan
pesuasif adalah proses mengubah sikap orang atau memengaruhi tindakan mereka
74
yang juga bertujuan untuk membina kredibilitas, menciptakan minat, dan mendorong
keinginan dengan menekankan manfaat yang diketahui akan diperhatikan oleh
pembaca. Sementara John E. Marston dalam Modern Public Relation memberikan
definisi yang bersifat umum, yakni: “public relation adalah suatu perencanaan dengan
menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat”
(Wahdi, 2011, hal. 106).
Melalui buku berjudul Komunikasi Persuasif, (Soemitra, 2004) mengatakan
bahwa persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara
rasional, komponen konitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang
dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Sedangkan, persuasi yang dilakukan secara
emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan
kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati
seseorang dapat digugah.
Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak
bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi
sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang
dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan
secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-
orang yang dihadapi, serta memilh strategi yang tepat.
Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta
penyebaran informasi kepada khalayak melalui pelbagai media seperti pers, radio,
televisi dan lain-lain (Widjaja, 2010, p. 3). Dilihat dari pengertian tersebut maka
sepantasnya hubungan masyarakat dapat menguasai komunikasi persuasif karena
dalam cakupannya hubungan masyarakat mengunakan berbagai media untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Berbagai teknik komunikasi dapat digunakan dalam berkomunikasi salah satu
di antaranya ialah dengan komunikasi persuasif. Sejalan dengan tugas yang begitu
75
kompleks dari kegiatan hubungan masyarakat, timbul beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian para pelaksana bidang hubungan masyarakat itu. Antara lain
ialah, bagaimana menggunakan seefektif mungkin usaha-usaha menyebarkan
gagasan-gagasan dari lembaga kepada publiknya baik internal maupun eksternal.
Untuk kepentingan ini, perlu dikuasainya teknik komunikasi dengan tepat.
Misalnya saja dengan teknik persuasif sebagai tekhnik komunikasi dalam usahanya
untuk menanamkan pengaruh pada publiknya.
Pada umumnya situasi komunikasi sudah mencakup persuasi, sebab
sebagaimana dinyatakan oleh Erwin P. Betting House bahwa “suatu situasi
komunikasi harus mencakup upaya seseorang yang dengan sadar mengubah tingkah
laku orang lain atau kelompok orang lain melalui penyampaian beberapa pesan
(Effendy, Dinamika Komunikasi, 2008, p. 170)
Sejalan dengan itu para ahli telah menyatakan pula bahwa persuasi adalah
kegiatan psikologis. Hal ini untuk membedakannya koersi (coersive) yang
mempunyai tujuan yang sama yakni mengubah tingkah laku, pendapat dan sikap.
Tetapi koersi bersifat penggunaan kekuatan (force).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menggunakan teknik komunikasi
persuasi ini tidak lain daripada suatu usaha untuk meyakinkan orang lain agar
publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator (dalam
hal ini PRO) dengan cara membujuk tanpa memaksanya/tanpa kekerasan. Perlu di
kemukakan pula di sini, bahwa komunikasi persuasi sekarang ini bukan merupakan
hal yang baru lagi.
Membicarakan komunikasi persuasi dalam kehumasan, maka kita tidak dapat
lepas dari kata humas relation yang sering kita dengar dan gunakan dalam
pembicaraan-pembicaraan sehari-hari. Mengapa human relation ini erat hubungannya
dengan hubungan masyarakat?
Salah satu alasannya ialah karena prinsip-prinsip human relations itu menjadi
dasar dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan hubungan
masyarakat.
76
Perlu dikemukankan pula di sini pendapat dari Kenneth Andersen yang
menyatakan bahwa: “persuasion as a process of interpersonal communication in
wich the communicator seeks through the use of symbols to affects the cognitions of
seeks trouhg the use of symbol to affects the cognitionsof a receiver and thus effect a
voluntary change in attitude or action desired by the communicator”.
Sedangkan berkaitan dengan koersi, ada pendapat dari Alex Inkeleles bahwa:
“By coersi we ordinarily mean the exercise of force by constituded authorities
againts individuals through personal contact to act accrod with social values”.
Dengan komunikasi persuasif inilah orang akan melakukan apa yang
dikehendaki oleh komunikatornya, dengan seolah-olah komunikan itu melakukan
pesan komunikasi atas kehendaknya sendiri.
Oleh karena itulah dalam kegiatan hubungan masyarakat, komunikasi persuasi
ini yang sebaiknya digunakan untuk tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
Di atas telah disebutkan bahwa persuasi berasal dari kata bahasa inggris, asal
kata kerja to persuade yang berarti membujuk, merayu.
Negara-negara yang berkedaulatan rakyat di mana demokrasi dijunjung tinggi
dan dihormati, maka cara-cara komunikasi yang bersifat paksaan (coersive) dan
kekuasaan (power,force), suatu hal yang dianggap perlu dihindari. Demikian juga
bagi bangsa dan negara kita yang berpandangan hidup dan dasar negara Pancasila, hal
tersebut tidak perlu terjadi.
Tujuan pokok dari persuasi adalah untuk mempengaruhi pikiran, perasaan
dam tingkah laku seseorang, kelompok untuk kemudian melakukan
tindakan/perbuatan sebagaimana dikehendaki. Persuasi bukan sekedar untuk
membujuk dan merayu saja, tetapi persuasi merupakan suatu teknik mempengaruhi
dengan mempergunakan dan memanfaatkan data dan fakta psikologis, sosiologis dari
orang yang ingin kita pengaruhi. Oleh sebab itu bagi presuarder (yang melakukan
persuasi) harus memiliki kemampuan untuk dapat memperkirakan keadaan khalayak
yang dihadapi.
77
Sebagai pegangan di dalam melakukan persuasi ialah adanya suatu kenyataan
bahwa orang dalam berhadapan dengan siaran-siaran komunikasi, baik itu berupa
suatu pesan baru yang perlu mendapatkan perhatiannya, maupun ajakan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu, akan memperhatikan dan memperhitungkan
untung ruginya bagi dirinya bila saran itu diterima atau sebaliknya ditolak.
Toir Kertapati dalam Bunga Rampai Asas-Asas Komunikasi, Penerangan dan
Komunikasi mengatakan bahwa persuasi adalah merupakan salah satu bentuk
komunikasi, oleh karena itu dengan sendirinya secara teoritis harus memiliki
persyaratan tertentu.
1. Pesan-pesan/ajakan-ajakan yang disampaikan kepada masyarakat atau pihak-
pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada saran.
2. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi lambang-lambang
atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap, daya serap
dan daya tafsir (decoding efficiency) dari sebagian besar masyarakatatau
golongan-golongan tertentu.
3. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan keperluan atau
kepentingan (needs) tertentu pada sasarannya dan kemudian menyarakan
usaha-usaha atau upaya tertentu untuk pemenuhan harapan itu.
4. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan yang menyarankan usaha dan upaya
hendaknya disesuaikan (di- adjust) dengan situasi dan norma kelompok di
mana sasaran itu berada.
5. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan harapan-
harapan tertentu dan seebagainya.
Demikian pesan atau ajakan-ajakan yang seharusnya dapat di bawakan persuasi itu.
Persuasi lawannya coersi (paksaan). Dengan demikian ada Persuasive
Communication and Coersive Commmunication. Keduannya bertujuan mengubah
perilaku, kepercayaan dan sikap. Perbedaan keduanya bahwa corsive communication
umumnya menggunakan ancaman atau sanksi tertentu (imperatif, punitif), misalnya
perintah, intruksi, komado, baik langsung maupun tidak langsung.
78
Jadi yang membedakan antara keduanya bukan terletak pada tujuan tetapi
pada prosesnya. Perbedaan dalam proses akan berbeda sekali apabila dilihat dari
efeknya.
Tujuan sesuatu pilihan dalam teknik komunikasi adalah dalam rangka
memperoleh efek yang sebesar-besarnya, sifatnya tahan lama bahkan kalau mungkin
bersifat abadi. Jika suatu komunikasi berhasil mengubah perilaku, kepercayaan dan
sikap seseoranga tau khalayak, maka perubahan dimaksud diharapkan benar-benar
dapat tahan lama.
Dalam komunikasi coersif efeknya akan segera tampak. Hal ini disebabkan
orang pada umumnya takut pada paksaan dan sanksi-sanksi baik yang tersirat maupun
tersurat. Akan terrtapi demikian sanksi-sanksi tersebut hilang maka hilang pulalah
efeknya dan keadaan akan kembali seperti semula.
Situasi seperti tersebut diatas ingin dihindari oleh persuasi. Persuasi tidak
menggunakan sanksi-sanksi atau paksaan baik yang tampak maupun yang tidak
tampak. Persuasi hendak meyakinkan seseorang dan atau suatu kelompok. Seolah-
olah keyakinan itu timbul atas dasar keyakinan sendiri. Sebab dengan kesadaran efek
komunikasi akan menjadi sangat tinggi dan mantap.
Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara
rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang
dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional,
biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan
emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang
dapat digugah (Gumelar, 2013, p. 7).
79
Ada tiga karateristik sumber komunikasi (komunikator) yang mempengaruhi
yaitu kredibilitas, daya tarik, dan kekuasaan. Kredibilitas atau dipercaya
(believability) dari komunikator tergantung terutama pada dua factor yaitu keahlian
(expertise) dan keterandalan (trustworthiness). Keahlian adalah luasnya pengetahuan
yang kelihatan/ Nampak dimiliki komunikator, sedangkan keterandalan merujuk pada
niat komunikator yang nampaknya tulus dan tidak memiliki keinginan untuk
memperoleh sesuatu untuk kepentingan pribadinya yang berasal dari perubahan sikap
audiens yang mungkin terjadi. Daya tarik komunikator berdasarkan pada beberapa
factor yaitu penampilan fisik, menyenangkan, disukai dan kesamaan dengan
komunikan. Masing-masing aspek ini berkaitan erat satu sama lain, karena tiap-tiap
aspek dari daya tarik mempengaruhi persepsi tentang aspek lainnya. Komunikator
yang tidak disukai pada umumnya tidak efektif dalam mengubah sikap orang. Bahkan
dapat menimbulkan efek negative yakni komunikan mengubah sikapnya dalam arah
yang berlawanan dengan komunikator yang tidak disukai. Sebaliknya komunikator
yang disukai menghasilkan perubahan sikap. Faktor lain yang berkaitan dengan
efektivitas komunikator adalah kekuasaan. Jika komunikator memiliki kekuasaan
untuk member ganjaran/ imbalan atau menghukum kepada komunikan, maka
komunikan akan menyetujui dan dapat dipengaruhi.
2. Karateristik pesan
Pesan yang disampaikan jika itu sesuai dengan pandangan atau nilai-nilai dari
audiens akan cenderung lebih diterima. Namun adanya kesenjangan antara isi pesan
yang disampaikan dengan pendapat komunikan dapat pula menimbulkan perubahan
sikap. Hal ini sesuai dengan teori disonansi kognitif, bahwa semakin besar
kesenjangan, semakin besar tekanan potensial untuk berubah. Meskipun demikian,
tekanan yang semakin kuat dengan semakin besarnya kesenjangan, tidak selalu
menghasilkan lebih banyak perubahan.
80
Harga diri dan intelegensi berhubungan dengan perubahan sikap. Orang
dengan harga diri tinggi pada umumnya sulit untuk dipersuasi, Karena mereka
memiliki keyakinan dengan pendapat mereka. Evaluasi diri mereka yang tinggi
membuat komunikator yang kredibel dipersepsi menjadi kurang kredibel dalam
perbandingannya. Sedangkan subyek dengan harga diri rendah pada opininya
sehingga tidak menghargai opininy asendiri, agak segan mempertahankannya dan
kemungkinan besar akan mengubahnya bila dipersuasi. Beberapa penelitian juga
menunjukkan adanya pengaruh usia terhadap perubahan sikap setelah mendengar
suatu pesan dari komunikator. Pada umumnya perubahan tertinggi pada subyek
remaja atau dewasa dini, dan semakin tua akan semakin sulit untuk berubah
(Hudaniyah, 2009, p. 106).
81
organisasi, pada kegiatannya dengan sengaja ingin memengaruhi khalayak sasarannya
dengan melakukan persuasi, lebih tepatnya dengan cara melakukan kampanye.
Dengan kaitan tersebut pada akhirnya, tentu saja penerimaan atau penolakan menjadi
keputusan khalayak (Andinita, 2014).
Berikut adalah contoh implementasi komunikasi persuasif dalam hubungan
masyarakat yang merupakan kegiatan yang sering dijumpai di masyarakat:
Gambar 7
Contoh Kegiatan Hubungan Masyarakat
Gambar di atas adalah kegiatan konversi pers dan kegiatan penyuluhan masyarakat,
dimana keduanya merupakan cotoh bentuk implementasi hubungan masyarakat
kaitannya dengan komunikasi persuasi. Kedua kegiatan tersebut memiliki tujuan yang
komunikasi yang sama, yaitu agar dapat mempengaruhi masyarakat sebagai khalayak
untuk bersikap dan bertindak seperti yang diharapkan oleh komunikator.
82
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
83
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi: Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Effendy, O. U. (2007). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.