Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Kesetimbangan Homogen


Menurut Chang (2003), kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang
didalam reaksi kimianya mengandung zat yang memiliki fase yang sama. Contohnya
adalah sebagai berikut :
A(g) + B(g) → C(g) + D(g)
Artinya dalam reaksi tersebut memiliki satu fase yang sama yaitu dalam bentuk gas.
Pada kesetimbangan, fase yang dapat dihitung hanyalah dalam fase gas atau larutan
(aq) saja sehingga kesetimbangan homogen hanya ada dua macam yaitu kesetimbangan
homogen dalam bentuk fase gas semua atau dalam bentuk fase larutan (aq) semua. Dari
reaksi tersebut didapatkan bahwa reaksi antara gas A dan B dapat menghasilkan gas C
dan D, sehingga reaksi kesetimbangannya adalah sebagai berikut :
A(g) + B(g) C(g) + D(g)
Oleh karena itu, dalam keadaan setimbang, kecepatan pembentukan produk yaitu gas C
dan D sama dengan penguraian produk A dan B.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Homogen
Menurut Robbinson & Woollard (1982), faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan :
1. Tekanan
Faktor tekanan hanya mempengaruhi reaksi kesetimbangan yang mengandung
zat dalam fase gas. Apabila tekanan dinaikkan pada temperatur yang konstan maka
kesetimbangan akan bergeser kearah koefisien atau mol yang kecil. Contohnya
adalah sebagai berikut :
N2(g) + 3 H2(g) 2NH3(g)
Dari reaksi diatas apabila tekanan dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser
kearah produk karena produk sebesar 2 sedangkan koefisien pada reaktan sebesar
3.
2. Volume
Faktor volume ini berbanding terbalik dengan tekanan, berdasarkan hukum
boyle apabila tekanan pada gas diperbesar maka volumenya akan menjadi kecil dan
sebaliknya jika tekanan diturunkan maka volumenya menjadi lebih besar. Apabila
dalam reaksi kesetimbangan, volume diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser kearah koefisien atau mol yang besar dan sebaliknya jika volume
diperkecil maka kesetimbangan akan bergerak kearah koefisien atau mol yang
kecil. Contohnya sebagai berikut :
2SO2(g) + O2(g) ) 2SO3(g)
Dari reaksi tersebut jika volume reaktan diperbesar maka reaksi akan
bergeser kearah reaktan karena koefisien reaktan 3 (lebih besar) dibandingkan
koefisien produk (sebesar 2).
3. Konsentrasi
Faktor ini berpengaruh terhadap kesetimbangan dalam bentuk gas maupun
larutan (aq) maka apabila konsentrasi diperbesar pada salah satu zat maka reaksi
akan bergeser dari zat tersebut kearah selanjutnya dan kebalikannya jika
konsentrasi diperkecil maka reaksi akan bergeser menuju arah zat tersebut.
Contohnya adalah sebagai berikut :
FeCl3(aq) + 3KSCN(aq) Fe(SCN)3(aq) + 3KCl(aq)
Dari reaksi apabila konsentrasi ditambah maka kesetimbangan akan bergeser
kearah produk atau ke kanan.
4. Pengaruh suhu
Faktor ini mempengaruhi reaksi kesetimbangan dalam bentuk gas maupun
larutan (aq), apabila suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser kearah reaksi
endoterm atau reaksi dengan ∆H bernilai (+) dan sebaliknya jika suhu diturunkan
maka reaksi akan bergeser kearah reaksi eksoterm atau ∆H bernilai negatif.
Contohnya adalah sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ∆H = -92 kJ
Dari reaksi tersebut untuk membentuk produk maka reaksi bersifat eksoterm
sehingga jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser kearah reaksi endoterm
yaitu reaksi kebalikannya yaitu kearah kiri atau kerah reaktan .
5. Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi kimia. Katalis ini
hanya berperan untuk mempercepat tercapainya reaksi kesetimbangan. Katalis
tidak mengubah nilai kesetimbangan tetapi hanya mempenngaruhi laju reaksi maju
maupun mundur yang sama besar.
C. Penentuan Tetapan Kesetimbangan
Secara umum, reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut:
aA + bB cC + dD
Huruf kapital menunjukkan zat kimia dalam kesetimbangan kimia dan huruf kecil
menyatakan koefisien reaksi pada reaksi kimia setara.
Konstanta kesetimbangan kimia secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
[C]c [D]d
Kc = [A]a [B]b

(Moore, 2003).
Bagian pembilang merupakan produk dari kedua zat kimia yang berada di sisi
kanan persamaan dengan masing-masing zat kimia dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya dalam persamaan reaksi berimbang. Penyebutnya juga sama, tetapi
digunakan zat kimia yang berada di sebelah kiri persamaan reaksi (Moore, 2003).
Contoh:
Terdapat reaksi seperti berikut:
N2O4 (g) 2 NO2 (g)
Maka, konstanta kesetimbangan kimia dapat ditulis sebagai berikut:
[NO2 ]2
Kc = [N
2 O4 ]

Nilai konstanta kesetimbangan kimia (Kc) memberikan petunjuk tentang jumlah relatif
dari produk dan reaktan. Nilai Kc juga memberikan petunjuk apakah kesetimbangan
cenderung ke arah reaktan atau produk. Apabila nilai Kc jauh melebihi satu (Kc >> 1),
kesetimbangan akan cenderung ke kanan (produk), sehingga jumlah produk lebih besar
dibandingkan reaktan. Sebaliknya, apabila nilai Kc jauh di bawah satu (Kc << 1),
kesetimbangan akan cenderung ke kiri (reaktan), sehingga jumlah reaktan lebih besar
dibandingkan reaktan (Moore, 2003).
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk
tekanan parsial masing-masing gas. Dengan demikian, satuan konsentrasi yang diganti
dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai berikut :
(P NO2 2 )
Kp = (P N
2 O4 )

P NO2 dan P N2O4 merupakan tekanan parsial dari masing-masing gas pada
kondisi setimbang. Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang dinyatakan
dalam satuan tekanan (atm). Kp sendiri hanya dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang
melibatkan fasa gas saja (Moore, 2003).
Secara umum, nilai Kc dan nilai Kp tidak sama karena besarnya konsentrasi
reaktan dan produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas pada kondisi
setimbang. Hal ini terdapat hubungan antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Kp = Kc (RT)n
Keterangan:
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)
∆n = Σ koefisien gas produk – Σ koefisien gas reaktan
(Moore, 2003).
Selain kesetimbangan homogen pada fase gas, terdapat juga kesetimbangan
homogen fase larutan. Salah satu contohnya ada kesetimbangan ionisasi asam asetat
dalam air. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq), maka
[CH3 COO− ][H+ ]
Kc = [CH3 COOH]

(Moore, 2003).
D. Contoh Soal:
1. Gas NOBr terurai menurut kesetimbangan berikut:
2NOBr(g) ⇌ 2NO(g) + Br2(g)
Suatu wadah tertutup bervolume tetap diisi dengan gas NOBr sampai tekanannya
mencapai 120 torr. Jika setelah kesetimbangan tercapai, 70% gas NOBr
terurai. Tetapan kesetimbangan (Kp) reaksi di atas adalah ....
(A) 241,90
(B) 241,9
(C) 241,92
(D) 241,93
(E) 241,94
Solusi:
Mula-mula = 120 torr
Saat setimbang terurai 70% × 120 torr = 84 torr
Saat setimbang terisisa (120 – 84) torr = 36 torr
Reaksi 2NOBr(g) ⇌ 2NO(g) + Br2(g)
Awal 120 torr - -
Bereaksi -(70% x 120 torr) 2/2 x (+84 torr) ½ x (+84 torr)
-84 torr +84 torr +42 torr
Setimbang 35 torr 84 torr 42 torr

(P NO2 ) (P Br2 )
Kp = (P NOBr2 )

842 .42
Kp = 352

Kp = 241,92
2. Gas N2O5 terurai menurut kesetimbangan berikut.
2N2O5(g) ⇌ 4NO2(g) + O2(g)
Dalam wadah 1 L dimasukkan 0,25 mol gas N2O5, saat kesetimbangan tercapai
terdapat 0,1 mol NO2. Tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi tersebut adalah ..
(A) 6,67 × 10–6
(B) 4,25 × 10–5
(C) 6,25 × 10–5
(D) 1,11 × 10–4
(E) 6,25 × 10–3
Solusi:
Reaksi 2N2O5(g) ⇌ 4NO2(g) + O2(g)
Awal 0,25 mol - -
Bereaksi 0,05 mol 0,10 mol 0,025 mol
Setimbang 0,20 mol 0,10 mol 0,025 mol

[NO2 ]4 [O2 ]
Kc = [N2 O5 ]2

[0,1]4 . 0,025
Kc = [0,2]2
0,0001 . 0,025
Kc = 0,04

Kc = 0,0000625 = 6,25 x 10-5

E. Daftar Pustaka :
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, 3thed.Jakarta: Erlangga.
Moore, J.T. 2003. Kimia For Dummies. Jakarta: Pakar Raya
Robinson, D.A., & Woollard, J. 1982. Chemistry for Collages and Schools. London:
Styleset Limited, Salisbury, Wilts.

Anda mungkin juga menyukai