Anda di halaman 1dari 16

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885

ISSN O 2503-4960

PENANGKARAN BUAYA MUARA (Crocodylus porosus)


DI PT. MAKMUR ABADI PERMAI
SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Ahmad Ripai1 dan Legowo Kamarubayana2


1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: ripai@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Penangkaran Buaya Muara (Crocodylus porosus) di PT Makmur Abadi Permai Samarinda. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk Mempelajari pola penangkaran buaya muara, dan Mengidentifikasi tentang
keberhasilan penangkaran buaya muara di penangkaran.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Makmur Abadi Permai Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Data dan
informasi yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan dari Penangkaran Buaya PT.Makmur Abadi
Permai. dan Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Waktu penelitian
efektif yang digunakan selama 1 (satu) bulan yaitu bulan April 2014, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Data yang dikumpulkan pada penelitian mencakup dua kategori yaitu data primer dan
data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penangkaran merupakan salah satu upaya pengembangbiakan jenis
di luar habitat aslinya dan sedemikian rupa menyerupai lingkungan aslinya. Agar penangkaran buaya muara
berhasil dibutuhkan suasana habitat penangkaran yang mirip dengan habitat alaminya. Aspek perkolaman
yang harus diperhatikan yakni jenis, fungsi, kontruksi, perlengkapan dan perawatan Kolam.
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian di penangkaran PT. Makmur Abadi Permai terdapat
bermacam-macam jenis kolam yaitu kolam anakan berjumlah 8 kolam dengan ukuran 3 m x 4 m dengan
jumlah buaya yang ada di kolam 280 ekor tingkat persentase yang hidup 86,51% dan tingkat kematian
13,84%, umur rata-rata di kolam tersebut berumur antara 2 minggu sampai dengan 6 bulan, kolam buaya
remaja/muda jumlah kolam 1 buah dengan ukuran 11 m x 16,5 dengan jumlah buaya yang ada di kolam 335
ekor tingkat persentase yang hidup 87,01% dan persentase mati 12,98% dengan tingkatan umur antara 6
bulan sampai dengan 2 tahun, kolam pembesaran berjumlah 18 kolam dengan ukuran tiap kolam 36 m x 9
m, dengan jumlah buaya 395 ekor tingkat persentase yang hidup 79,57 % dan persentase mati 20,42%
dengan tingkatan umur antara 2 tahun sampai dengan 4 tahun dan kolam perkembangbiakan atau induk,
jumlah kolam 2 buah dengan ukuran 20 m x 30 m, jumlah buaya yang ada di kolam 1268 ekor yang dengan
tingkatan umur 8 tahun sampai dengan 16 tahun. Kolam yang terdapat di penangkaran PT. Makmur Abadi
Permai merupakan Kolam bersifat permanen perlengkapan dalam kolam yang dibuat oleh pengelola
penangkaran PT. Makmur Abadi Permai terdiri dari dua bagian yaitu daerah daratan dan daerah berair
(kolam) kemudian kolam dibersihkan secara rutin 1 minggu sekali dan limbah pembuangan setelah
dibersihkan akan di alirkan ke dalam kolam penampungan limbah.
Berdasarkan hasil pengukuran suhu Kolam di penangkaran buaya muara PT. Makmur Abadi Permai
menunjukkan kondisi suhu yang relatif stabil. Suhu Kolam pada pagi hari berkisar 25-29°C, siang hari
berkisar 30-33°C, dan sore hari berkisar antara 29-31°C, Pemberian pakan di penangkaran PT. Makmur
Abadi Permai biasanya dilakukan 1 kali dalam seminggu. Jumlah makanan disesuaikan dengan jumlah
individu dan ukuran, Jenis penyakit, gejala dan pengobatan penyakit yang menyerang buaya muara di
penangkaran PT. Makmur Abadi Permai adalah jamur kulit,cacat tubuh,stres dan luka-luka. Pengelolaan
reproduksi di penangkaran PT. Makmur Abadi Permai meliputi pemilihan bibit, penentuan jenis kelamin,
pengaturan kawin, musim bertelur dan penetasan telur.
Kata kunci : Penangkaran, Buaya muara.

ABSTRACT

The purpose of this study was to Study the estuarine crocodile breeding patterns, and identify on the
breeding success of estuarine crocodiles in breeding pond. The research was conducted at PT. Makmur
Abadi Permai Samarinda, East Kalimantan. Data and information was obtained from Crocodile Breeder of

155
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

PT.Makmur Abadi Permai and the Office of the Natural Resources Conservation Center (BKSDA) in East
Kalimantan. The study took effectively about 1 (one) month in April 2014, the method used in this research
is data collection: primary data and secondary data.
The results showed that breeding is one effort propagating outside their natural habitat and the environment
in such a way to resemble the original. To be successful, the estuarine crocodile breeding habitat need
similar to their natural habitat. The pond aspects that must be considered were the type, function,
construction, equipment and maintenance.
Based on observations there are various types of pond, namely a small-age pond (8 ponds) with a size of 3m
x 4m with 280 crocodiles in the pond with percentage of living rate 86.51% and 13.84% mortality rate, the
average age between 2 weeks to 6 months. A medium-age pond (one pond) with a size of 11m x 16.5m with
335 crocodiles in the pond with percentage of living rate 87.01% and 12 98% mortality rate, the average age
between 6 months to 2 years. A rearing ponds (18 ponds) with a size 36m x 9m with 395 crocodiles in the
pond with percentage of living rate 79.57% and 20.42% mortality rate, the average age between 2 years to 4
years. And a breeding pond or a parent (2 ponds) with a size 20m x 30m with 1268 crocodiles in the pond
with age between 8 years to 16 years. The ponds style was permanent and consisted of two parts: the
ground-land area and watery areas. The ponds was cleaned regularly and every 1 week waste disposal will
be piped into the waste storage pond.
Based on the results of temperature measurements in the pond showed that a relatively stable temperature
conditions. The morning temperature ranges from 25-29°C, during the day ranging from 30-33°C, and in the
afternoon ranged from 29-31°C. The feeding usually performed 1 time per week. The amount of food
depends on the number of individuals and size, type of disease. Symptoms and treatment of diseases that
attack crocodiles is a skin fungus, disability, stress and injuries. Management of reproduction includes baby-
age selection, sexing, setting mating, spawning season and hatching eggs.
Key words : breeding, estuarine crocodile.

1. PENDAHULUAN 716/Kpts/Um/105/1980. Keempatnya


Buaya muara (Crocodylus kemudian dilindungi berdasarkan PP No. 7
porosus) adalah sejenis buaya yang Tahun 1999. Berdasarkan surat keputusan
terutama hidup di sungai-sungai dan di tersebut pemanfaatan semua jenis buaya di
laut dekat muara. Daerah penyebarannya Indonesia harus seijin Menmteri Kehutanan
Indonesia.
dapat ditemukan di seluruh perairan
Manusia berburu satwaliar untuk
Indonesia. Moncong spesies ini cukup dimakan dagingnya, diambil bagian-bagian
lebar dan tidak punya sisik lebar pada tubuhnya untuk obat, dijadikan hewan
tengkuknya. Sedang panjang tubuh peliharaan, atau diperjualbelikan sebagai
termasuk ekor bisa mencapai 12 meter barang komoditas (Soehartono dan
seperti yang pernah ditemukan di Mardiastuti 2003). Salah satu dari jenis
Sangatta, Kalimantan reptilia yakni buaya muara (C. porosus)
Timur.Penyebarannya buaya muara merupakan satwa liar yang mempunyai
memiliki wilayah perantauan mulai dari potensi besar yang dapat dikembangkan
perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat.
Bangladesh, India) hingga perairan Barang-barang yang dapat dihasilkan dari
buaya muara dapat berupa daging, kulit, dan
Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). bagian tubuh buaya yang lain seperti lemak,
Sedangkan habitat favorit untuk mereka empedu, tangkur, gigi dan juga kuku. Kulit
tentu saja perairan Indonesia dan buaya muara dapat digunakan sebagai
Australia. kerajian tangan seperti tas, ikat pinggang,
Di Indonesia terdapat empat jenis jaket, sepatu, sandal, dompet, koper. Daging
buaya yaitu Tomistoma schlegelii, buaya muara dapat digunakan sebagai
Crocodylus siamensis, Crocodylus sumber protein yang tinggi. Bagian kuku dan
Novaeguineae (dilindungi berdasarkan SK gigi dari buaya muara dapat dijadikan
Mentan No 327/Kpts/Um/5/1978) dan sebagai asesoris sedangkan bagian empedu,
Crocodylus Porosus dilindungi tangkur dan lemaknya dapat dijadikan untuk
berdasarkanSK Mentan No obat tradisional (Arifin 2008).

156
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Nilai ekonomi tinggi inilah yang 2. METODA PENELITIAN


menyebabkan permintaan terhadap buaya
muara (C. porosus) terus meningkat setiap 2.1. Tempat dan Waktu
tahunnya. Hal ini menimbulkan rangsangan Penelitian ini dilaksanakan di lokasi
kepada masyarakat untuk mengeksploitasi penangkaran Buaya PT. Makmur Abadi
buaya muara sebanyak mungkin dari alam. Permai Samarinda Kalimantan Timur.
Penangkapan dan perburuan terhadap Pada bulan Maret-April 2014.
buaya muara merupakan salah satu
penyebab utama kepunahan. Oleh karena 2.2. Bahan dan Alat
itu perlu dilakukan upaya-upaya Alat yang digunakan untuk penelitian ini
perlindungan, salah satunya melalui kegiatan adalah kamera digital, alat tulis,
penangkaran agar eksploitasi buaya muara tallysheet, panduan wawancara, meteran,
dari alam dapat dikurangi sehingga
kertas lakmus dan termometer dry-wet.
kelestariannya dapat terus terjaga (Sarwono
2010) Bahan atau obyek yang digunakan untuk
Berkurangnya populasi buaya muara penelitian ini adalah penangkaran buaya
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, muara (Crocodylus porosus).
kerusakan habitat yang disebabkan
pembalakan liar sehingga habitat alami buaya 2.3. Metode Penelitian
mengalami degradasi, perburuan secara liar Data yang dikumpulkan pada penelitian
dan lemahnya pengetahuan dari mencakup dua kategori yaitu data primer
masyarakat setempat mengenai dan data sekunder. Data primer
pelestarian lingkungan khususnya pada merupakan data yang didapatkan dari
buaya muara (Ariantiningsih 2008). Upaya
narasumber asli (pihak pertama). Data
menangani hal ini maka diperlukan usaha
pelestarian untuk buaya muara yang sekunder merupakan data yang sudah
bertujuan untuk menjaga buaya muara dari tersedia berupa literatur dan bahan-bahan
kepunahan melalui kegiatan penangkaran. dokumentasi sehingga hanya tinggal
Kegiatan penangkaran dilakukan mencari, mengumpulkan dan
dengan melalui cara pemeliharaan, dipergunakan sebagai pendukung data
perkembangbiakan, pengkajian, penelitian primer. Pengumpulan data dilakukan
dan pengembangan, rehabilitasi satwa dan
penyelamatan satwa yang bertujuan untuk dengan metode Deskriptip dengan tehnik
menambah dan memulihkan populasinya dan observasi lapangan dan wawancara
menyelamatkan sumberdaya genetik dan dengan pemilihan sampel sesuai prosudur
populasi jenis satwa. Kondisi penangkaran porposiv sampling.
juga harus disesuaikan dengan habitat aslinya
agar satwa dapat beradaptasi dan mencegah Adapun data sekunder yang dikumpulkan
satwa stress. Selain itu, penangkaran harus menggunakan Analisis Data meliputi :
bisa memperhatikan kesejahteraan satwa itu
sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas 2.3.1. Analisis Deskriptif
maka penulis berminat melakukan penelitian
mengenai pengelolaan penangkaran di Data mengenai aspek teknis penangkaran
salahsatu lokasi penangkaran buaya yang ada dianalisis secara deskriptif untuk
di Samarinda. Tujuan penelitian adalah menggambarkan dan menentukan tingkat
mempelajari pola penangkaran buaya muara
aplikasi teknis dan manajemen
dan mengidentifikasi tentang keberhasilan
penangkaran buaya muara di penangkaran. penangkarannya termasuk ke dalam
kriteria kurang berhasil, cukup berhasil
dan berhasil. Semua data yang
terkumpul dilengkapi dengan bentuk
bagan, tabel, skema dan gambar agar

157
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

memperjelas dan mempermudah maupun tidak langsung kepada


pemahaman mengenai hasil analisis masyarakat sekitar penangkaran.
yang diperoleh. Selain itu juga,
untuk menentukan tingkat Manfaat secara langsung dapat dilihat
keberhasilan pengelolaan penangkaran dari adanya warga masyarakat sekitar
dilakukan dengan menggunakan kriteria penangkaran yang menjadi tenaga kerja
utama yaitu (a) aspek teknis penangkaran di penangkaran. Sedangkan untuk
dengan menggunakan indikator utama manfaat secara tidak langsung dapat
reproduksi dan (b) aspek sosial ekonomi dilihat dari penangkaran PT. Makmur
masyarakat sekitar penangkaran dengan Abadi Permai menjadi salah satu
menggunakan indikator keikutsertaan lapangan pekerjaan atau mata
masyarakat dalam berbagai kegiatan pencaharian warga setempat, jasa
yang berhubungan dengan penangkaran transportasi menjadi ramai, nama daerah
seperti menjadi tenaga kerja dan (Makroman) menjadi terkenal,
mendirikan warung makan di areal aksesbilitas dan fasilitas umum menjadi
penangkaran maupun di sekitar lebih baik.
penangkaran. 2.3.2. Analisis Kuantitatif
Ukuran keberhasilan penangkaran dari Analisis kuantitatif dilakukan untuk
aspek reproduksi dikategorikan menjadi menghitung faktor biologis satwa yang
dua kriteria kualitatif, yakni :
meliputi perkembangbiakan induk
a. Berhasil apabila penangkaran betina buaya muara, daya tetas telur
dapat menghasilkan keturunan buaya muara dan angka kematian anakan
dari jenis buaya muara yang buaya muara dengan mengacu pada
ditangkarkan. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.19/Menhut-II/2005 tentang
b. Tidak berhasil apabila PenangkaranTumbuhan dan Satwaliar.
penangkaran belum dapat
menghasilkan keturunan dari Rumus yang digunakan untuk
jenis buaya muara yang menghitung biologis satwa sebagai
ditangkarkan. berikut :

Ukuran keberhasilan penangkaran dari a. Persentase perkembangbiakan hidup


aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar buaya (PR)
penangkaran dikategorikan menjadi dua
kriteria kualitatif, yakni :

a. Berhasil apabila penangkaran T = ∑ buaya yang berkembangbiak


dapat memberikan manfaat Tt = ∑ induk betina seluruhnya
secara langsung maupun tidak
langsung kepada masyarakat
sekitar penangkaran. b. Persentase daya tetas telur (DTT)

b. Tidak berhasil apabila


penangkaran tidak dapat atau
belum memberikan manfaat Ket:
sosial ekonomi secara langsung α = ∑ telur yang menetas

158
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

β = ∑ total telur yang ditetaskan memelihara buaya yang berukuran relatif


sama, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari persaingan yang tidak seimbang
c. Persentase kematian buaya muara
dalam mendapatkan makanan dan
(MR)
pemangsaan diantara buaya-buaya tersebut.

Penangkaran merupakan salah satu


upaya pengembangbiakan jenis di luar
habitat aslinya dan sedemikian rupa
Ket: menyerupai lingkungan aslinya. Agar
M = ∑ buaya muara yang mati
penangkaran buaya muara berhasil
Mt = ∑ total buaya muara seluruhnya
dibutuhkan suasana habitat penangkaran
Kriteria yang mirip dengan habitat alaminya. Aspek
0% -30% : Rendah perkolaman yang harus diperhatikan yakni
31%-60% : Sedang
jenis, fungsi, kontruksi, perlengkapan dan
≥ 61% : Tinggi
perawatan Kolam.

2.3.3. Analisis kesejahteraan buaya di 3.1.1. Jenis Kolam


penangkaran ditentukan dengan Berdasarkan hasil pengamatan
menelaah praktek pengelolaan buaya selama penelitian di penangkaran buaya PT.
muara yang dikaitkan dengan prinsip Makmur Abadi Permai terdapat bermacam-
kesejahteraan satwa (Animal macam jenis kolam yaitu kolam anakan,
Welfare). kolam buaya remaja/muda, kolam
pembesaran dan kolam perkembangbiakan
atau induk.
3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN a. Kolam Anakan Buaya Muara

Kolam anakan buaya muara adalah


3.1. Pengelolaan Perkolaman
Kolam merupakan lingkungan kolam yang digunakan untuk anakan buaya
tinggal bagi satwa-satwa peliharaan dan muara yang umurnya berkisar antara 2
dan sangat dibutuhkan bagi setiap satwa minggu sampai dengan umur 6 bulan.
untuk proses tempat tinggal dan berkembang Jumlah kolam anakan buaya muara di
biak. Demikian pula dengan buaya muara penangkaran buaya PT.Makmur Abadi
yang dipelihara melalui penangkaran. Tipe Permai berjumlah 8 kolam dengan ukuran
dan jenis kolam bagi masing-masing buaya masing-masing kolam 3 meter x 4 meter yang
tidaklah sama, tergantung dari ukuran sifat berada di luar ruangan. Kolam anakan buaya
dan habitat alami satwa tersebut. Kolam muara tersebut diisi anakan buaya masing-
buaya muara adalah habitat buatan yang masing kolam 40 ekor deangan jumlah
dibuat sedemikian rupa menyerupai seluruh yang ada di penangkaran buaya
lingkungan alaminya untuk memenuhi berjumlah 280 ekor buaya, dari jumlah 8
kebutuhan perkembang biakan buaya muara. kolam tersebut 7 kolam diisi anakan buaya
Kolam buaya yang digunakan pada dan yang 1 kolam di jadikan sebagai tempat
penangkaran mempunyai tipe yang berbeda isolasi bagi anakan buaya yang sakit. Untuk
dan ukurannya sesuai dengan umur anakan buaya yang berumur 0-2 minggu
masing-masing buaya, tetapi fungsinya tetap masih menggunakan baskom dan berada di
sama. Dalam satu kolam diperbolehkan dalam ruangan. Anakan buaya memiliki sifat

159
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

penakut sehingga membutuhkan tempat yang Permai memiliki ukuran yang sesuai untuk
aman. Kondisi Kolam yang terdapat di ruang bergerak bagi anakan buaya muara.
penangkaran buaya PT. Makmur Abadi

Tabel 1. Jumlah anakan buaya yang berada di kolam anakan penangkaran buaya PT.Makmur Abadi Permai.

NOMOR KOLAM
NO UMUR BUAYA
1 2 3 4 5 6 7 8

1. 2 minggu 37 - 37 13 - - - -

2. 1 Bulan - 39 - - - 38 - -

3. 2,5 Bulan - - - - - - 39 -

4. 6 Bulan - - - - 39 - - 38

Dari tabel 1 diatas dapat di jelaskan


bahwa jumlah awal anakan buaya yang
diisi di dalam kolam berjumlah 325 ekor
namun dalam waktu berjalan buaya M = Jumlah anakan buaya yang mati = 45
tersebut ada yang mati. Dan dari data ekor
tersebut dapat kita lihat persentase hidup Mt = Jumlah seluruh anaan buaya = 325
buaya dengan menggunakan rumus : ekor
MR = 45 : 325 x 100% = 13,84%
Persentase anak buaya yang hidup (PR)
Maka dari data persentase anakan buaya yang
mati di penangkaran buaya PT.Makmur
Abadi Permai berjumlah 13,84% dan
merupakan tingkat kematian yang rendah.
T = ∑ anak yang hidup Anakan buaya bersifat penakut sehingga
Tt = ∑ anak buaya seluruhnya memerlukan tempat yang aman, dalam hal ini
desain kolam sebaiknya mempunyai tempat
yang bersembunyi sehingga dapat
PR = 280: 325 x 100% = 86,15 % mengurangi tingkat stres oleh gangguan
manusia dan kendaraan. Kondisi ini sesuai
Maka dari hasil tersebut adalah persentase
dengan kolam anakan buaya yang terdapat di
anakan buaya yang hidup cukup tinggi penangkaran buaya PT.Makmur Abadi
dan dianggap berhasil karena mencapai Permai sehingga tingkat keberhasilan cukup
86,15%. baik.

Persentase kematian anakan buaya (MR)

160
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Gambar 1. Tempat anakan buaya yang baru menetas

b. Kolam Buaya Remaja m dengan awal pengisian buaya remaja


berjumlah 385 ekor dan selama waktu
Kolam buaya remaja merupakan kolam berjalan sampai dengan saat ini jumlah
yang dipersiapkan untuk pemeliharaan buaya remaja yang hidup 335 ekor buaya.
buaya setelah dipindahkan dari kolam Dan dari hasil wawancara dengan petugas
anakan berumur > 6 bulan sampai 2 penangkarannya adalah penyebab
tahun.di penangkaran PT.Makmur Abadi kematian buaya tersebut disebabkan
Permai jumlah kolam buaya remaja 1 karena perkelahian sesama buaya dan ada
kolam dengan ukuran kolam 11 m x 16,5 juga yang mati karena sakit.

Gambar 2 . Kelompok Buaya Remaja

Dari data diatas dapat kita lihat secara T = ∑ buaya remaja yang hidup
persentase hidup buaya remaja dengan Tt = ∑ buaya remaja seluruhnya
rumus :
Persentase perkembangbiakan buaya remaja PR = 335: 385 x 100% = 87,01 %
(PR) Maka dari hasil tersebut adalah persentase
buaya remaja yang hidup dianggap sebagai
tingkat keberhasilan yang tinggi karena
mencapai 87,01%.

161
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

Persentase kematian buaya remaja (MR) membesarkan buaya muara yang berumur
2-4 tahun yang siap untuk dipotong yang
telah memiliki kriteria tertentu dan kolam
ini juga digunakan untuk membesarkan
M = Jumlah buaya remaja yang mati calon indukan. Di penangkaran buaya
= 50 ekor PT.Makmur Abadi Permai jumlah kolam
Mt = Jumlah seluruh buaya remaja = pembesaran berjumlah 18 Kolam dengan
385 ekor ukuran masing-masing kolam 36 m x 9 m
MR = 50 : 385 x 100% = 12,98 %
dengan awal pengisian buaya remaja
seluruhnya berjumlah 475 ekor buaya dan
Maka dari hasil persentase buaya muara
dengan waktu berjalan sisa buaya pada
yang mati di penangkaran buaya
saat ini berjumlah 378 ekor buaya,
PT.Makmur Abadi Permai berjumlah
penyebab berurangnya buaya tersebut
12,98 % dan merupakan tingkat kematian
disebabkan karena sakit dan perkelahian.
yang rendah.
Pada kolam tersebut sudah dilengkapi
dengan kolam, tempat berjemur, sarang
c. Kolam pembesaran Buaya
dan tempat berteduh.
Kolam pembesaran atau kolam remaja
merupakan kolam yang digunakan untuk

Tabel 2. Jumlah buaya remaja yang ada di penangkaran buaya PT.Makmur Abadi Permai.
NOMOR KOLAM
UMUR
NO
BUAYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1. 2,3 Tahun 25 23 25 24 24

2. 3,5 Tahun 25 24 20 24

3. 4 Tahun 23 24 23 24 23 22 25 24 23

Dari tabel 2 jumlah buaya remaja yang PR = 378 : 475 x 100% = 79,57 %
hidup di penangkaran buaya pada saat ini
adalah 378 ekor dari jumlah awal buaya Dari data tersebut dapat disimpulkan
yang dimasukan 475 ekor buaya. Dan jika bahwa persentase hidup buaya remaja
dilihat dari persentase kehidupan buaya pembesaran 79,57 % termasuk dalam
remaja dapat di dilihat dengan tingkatan berhasil yang tinggi.

rumus : Persentase kematian buaya remaja


pembesaran (MR)
Persentase perkembangbiakan buaya
remaja (PR)

M = Jumlah buaya remaja


pembesaran yang mati = 97 ekor
T = ∑ buaya remaja pembesaran Mt = Jumlah seluruh buaya remaja
yang hidup = 378 ekor pembesaran = 475 ekor
Tt = ∑ buaya remaja pembesaran MR = 97 : 475 x 100% = 20,42 %
seluruhnya.= 475 ekor

162
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Maka dari data persentase buaya remaja Kolam ini juga memiliki luas lantai
pembesaran yang mati di penangkaran dengan ukuran yang harus ideal sehingga
buaya PT.Makmur Abadi Permai memudahkan untuk induk buaya muara
berjumlah 20,42 % dan merupakan melakukan kegiatan kawin, berendam dan
tingkat kematian yang rendah. berjemur. Di penangkaran buaya muara
PT.Makmur Abadi Permai jumlah kolam
2 dengan ukuran masing-masing kolam 30
d. Kolam induk Buaya m x 20 m. jumlah buaya indukan pada
Kolam induk atau pembiakan adalah saat ini kolam 1 berisi 656 ekor yang
Kolam yang digunakan oleh induk terdiri dari 344 jantan dan 312 betina yang
buaya muara yang berumur >8 tahun. berasal dari F0. Dan kolam 2 berisi 612
yang terdiri dari 317 jantan 395 betina
Pada Kolam ini induk buaya muara
membuat sarang, kawin dan bertelur. yang berasal dari F1.

Tabel 3. Isi kolam indukan di penangkaran buaya PT.Makmur Abadi Permai.


NO JENIS INDUKAN JANTAN BETINA
1. Indukan berasal dari F0 344 312
2. Indukan berasal dari F1 317 395

3.1.2. Kontruksi Kolam Buaya karena box plastik memiliki


Kolam yang terdapat di penangkaran permukaan yang halus sehingga kulit
PT. Makmur Abadi Permai merupakan anakan buaya dapat terhindar dari
Kolam bersifat permanen. Konstruksi gesekan. Selain itu box plastik mudah
Kolam permanen terdiri atas pagar dibersihkan, dan mudah diperoleh.
berupa tembok beton, jaring kawat
besi. Konstruksi kolam yang terdapat 3.1.3. Perlengkapan dalam Kolam
disana disesuaikan dengan jenis Buaya
satwa yang dipelihara sehingga untuk Hal yang terpenting dalam kolam
Kolam buaya, konstruksi dibuat yakni perlengkapan kolam. Buaya
permanen, kuat, tinggi agar tahan merasa nyaman di dalam kolam jika di
terhadap benturan dan mencegah dalam kolam memiliki perlengkapan
buaya keluar dari dalam Kolam. Pagar kolam seperti di habitat aslinya.
berupa tembok beton juga dilengkapi Perlengkapan kolam yang terdapat di
dengan kawat ram agar memudahkan penangkaran ini disesuaikan dengan
pengunjung untuk melihat buaya kebutuhan buaya berdasarkan kelas
dan kawat ram tersebut berfungsi umur.
untuk mengatur sirkulasi udara. Plastik Semua kelompok kolam kolam harus
merupakan bahan yang dianjurkan mempunyai kolam dan daratan. Kolam
dalam pemeliharaan reptil karena dan daratan merupakan kebutuhan
mempunyai permukaan tidak kasar, utama buaya untuk mendukung segala
mengikuti perubahan suhu lingkungan, kegiatan buaya di dalam kolam.
mudah dibersihkan dan mudah Kolam digunakan oleh buaya untuk
didapatkan. Penangkaran ini sudah berendam dan kawin oleh induk buaya
menggunakan box plastik hanya untuk sedangkan daratan digunakan oleh
anakan buaya yang baru menetas buaya untuk berjemur dan meletakkan

163
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

pakan. Perlengkapan dalam kolam menempel di lantai yang tidak


yang dibuat oleh pengelola dibersihkan akan menimbulkan
penangkaran PT. Makmur Abadi berbagai macam jenis penyakit dan
Permai terdiri dari dua bagian yaitu menimbulkan suasana bau yang tidak
daerah daratan dan daerah berair nyaman. Biasanya pembersihan kolam
(kolam). Berdasarkan hasil dilakukan 2 kali dalam satu minggu.
pengamatan bahwa kebiasaan buaya Ada juga Kolam yang tidak
muara yaitu buaya muara akan dibersihkan sama sekali. Kolam yang
menstabilkan kondisi suhu dan tidak dibersihkan biasanya berupa
kelembaban dengan memanfaatkan kolam semi alami (Kolam induk).
perlengkapan yang telah diberikan Menyiram kolam dan Pembersihan di
oleh pengelola. Buaya muara akan luar kolam di penangkaran buaya
menghangatkan tubuhnya dengan PT.Makmur Abadi Permai dilakukan
berjemur dibawah sinar matahari dan setiap hari. Perawatan kolam bertujuan
untuk mendinginkan tubuhnya buaya untuk menjaga kebersihan kolam agar
muara akan bergerak ke daerah yang buaya muara dapat hidup dengan sehat
berair (kolam). Hasil pengamatan yang dan terhindar dari berbagai macam
telah dilakukan penyediaan penyakit.
perlengkapan kolam di penangkaran
PT. Makmur Abadi Permai sudah 3.1.5. Pengelolaan limbah dan kualitas
memenuhi kebutuhan buaya muara. perairan
Buaya muara bebas melakukan segala Limbah yang dihasilkan dari
aktifitasnya seperti kawin, bersarang, penangkaran PT. Makmur Abadi
berenang, berjemur dan berlindung. Permai adalah limbah padat yang
Vegetasi yang terdapat dalam kolam berasal dari kotoran buaya muara.
antara lain sengon (Paraserianthes Limbah ini dialirkan langsung ke
falcataria), beringin (Ficus kolam pembuangan limbah. Kualitas
benjamina), dadap duri (Erythrina air yang baik adalah keadaan
lithosperma) dan rumput-rumputan. perairan dengan tingkat salinitas
yang sesuai dengan jenis buaya
3.1.4. Perawatan Kolam Buaya yang hidup di area tersebut, serta
Perawatan kolam dilakukan belum adanya pencemaran oleh
bertujuan untuk menjaga limbah industri atau lainnya akibat
kebersihan kolam agar tetap bersih aktivitas manusia.
sehingga buaya muara nyaman tinggal Pada penangkaran PT. Makmur Abadi
di dalamnya. Permai sumber air berasal dari Sungai
Selain itu, pembersihan Kolam juga yang berada dekat dengan lokasi
bertujuan untuk menghindari penangkaran. Air dari sungai tersebut
berkembang biaknya bakteri penyakit. disedot dengan bantuan diesel
Kegiatan pembersihan kolam di kemudian disalurkan dengan
penangkaran buaya PT.Makmur Abadi menggunakan selang. Kualitas air di
Permai dilakukan sesuai kondisinya. penangkaran ini tergolong dalam
Apabila kolam sudah terlihat kotor kategori baik karena berasal dari
maka kolam akan dibersihkan dengan Sungai Labuhan Senang yang mana
cara menggaruk sisa-sisa makanan sungai tersebut masih belum ada
setelah itu menyiramnya namun gangguan dan pencemaran lingungan
tergantung dengan waktu pemberian serta sungai tersebut bermuara di
makan karena sisa-sisa makanan yang sungai mahakam.

164
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

produksi yang setinggi- tingginya.


3.1.6. Suhu dan Kelembaban Kolam Buaya muara termasuk kategori hewan
Berdasarkan hasil pengukuran suhu karnivora yakni pemakan daging.
Kolam di penangkaran buaya muara Variasi dan kuantitas yang dimakan
PT. Makmur Abadi Permai sangat tergantung dari umur buaya
menunjukkan kondisi suhu yang relatif muara.
stabil. Suhu Kolam pada pagi hari Sesuai dengan tubuhnya buaya muara
berkisar 25-29°C, siang hari berkisar membutuhkan makanan dalam jumlah
30-33°C, dan sore hari berkisar antara yang banyak. Semakin besar
29-31°C. ukuran tubuhnya makin banyak
Kolam di penangkaran PT. Makmur pula kebutuhan makannya. Jadi,
Abadi Permai cukup stabil untuk jumlah makanan buaya muara
memanaskan suhu tubuh buaya muara disesuaikan dengan ukuran tubuhnya
yang ada di dalam Kolam. Pada pagi (Iskandar 2009).
hari saat matahari bersinar buaya
muara melakukan basking (berjemur) Jenis dan sumber pakan Buaya
dan pada siang hari buaya muara akan Jenis makanan yang diberikan pada
berendam di air agar badannya dingin. buaya muara mempunyai bahan dasar
Kelembaban Kolam pada pagi hari ikan segar, udang, kepiting dan daging
berkisar 84-92%, siang hari berkisar yang dipotong kecil dan halus. Bila
73-85% dan sore hari berkisar 78- ikan segar kurang kemudian diberikan
85%. Kelembaban kolam di ikan yang telah diawetkan maka akan
penangkaran PT. Makmur Abadi terjadi kekurangan vitamin. Jenis
Permai lebih tinggi pada waktu pagi makanan buaya muara di penangkaran
hari dibandingkan pada waktu siang ini terdiri dari dua macam yaitu
dan sore hari hal ini diakibatkan pada mangsa hidup dan mangsa mati yang
pagi hari suhu Kolam dan intensitas terdiri dari ayam, bebek, ikan dan
cahaya matahari yang masuk relatif daging sapi (sudah dipotong-potong).
lebih rendah. Kelembaban tinggi atau Untuk mangsa hidup buaya muara,
terlalu rendah akan berpengaruh pada biasanya bebek sedangkan yang lain
kesehatan buaya itu sendiri. diberikan dalam keadaan sudah mati
Kelembaban tinggi dapat yakni ayam dan daging sapi. Makanan
mengakibatkan tumbuhnya bakteri berupa ikan didatangkan dari tempat
atau jamur sedangkan kelembaban pelelangan ikan, dan ayam di
rendah dapat menyebabkan buaya datangkan dari peternak ayam yang
mengalami dehidrasi. Di penangkaran mana ayam tersebut sudah mati .
PT. Makmur Abadi Permai ini Pakan yang diberikan untuk buaya
pengaturan suhu dan kelembaban juga harus tetap memperhatikan
masih dilakukan secara alami belum kualitas pakan yang diberikan karena
dilakukan dengan teknologi canggih. dengan pemilihan pakan yang tepat
maka akan mempercepat
3.1.7. Pengelolaan Pakan Buaya pertumbuhan buaya di penangkaran.
Makanan merupakan salah satu faktor Pakan yang paling disukai buaya
yang mempengaruhi kehidupan muara adalah ayam.
organisme. Pada buaya, pemberian
pakan ditunjukan tidak hanya untuk Jumlah dan cara pemberian pakan
memenuhi kebutuhan pokok, akan Buaya
tetapi juga untuk mencapai tingkat

165
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

Pemberian pakan di penangkaran PT. utuh sedangkan pada buaya muara


Makmur Abadi Permai biasanya remaja tidak diberikan, hanya
dilakukan 1 kali dalam seminggu. diberikan potongan- potongan ayam
Jumlah makanan disesuaikan dengan mati. Sedangkan pada buaya muara
jumlah individu dan ukuran. anakan yang baru menetas sampai
Perkiraan jumlah pemberian pakan di berumur 1-2 minggu tidak diberi
penangkaran PT. Makmur Abadi makan karena di dalam tubuhnya
Permai dapat dilihat pada Tabel 8. masih mengandung persediaan
Pakan buaya muara dibedakan antara makanan, setelah berumur di atas 2
dewasa, remaja, dan anakan. Untuk minggu buaya anakan diberi makan
buaya muara dewasa dan remaja berupa udang dan ikan kecil. Ikan ini
hampir sama, ada perbedaan pada dipotong kecil-kecil agar buaya muara
jenis makanan hidup, pada buaya anakan dapat memakannya.
muara dewasa diberikan ayam mati

Tabel 4. Perkiraan jumlah pemberian pakan perekor di penangkaran PT. Makmur Abadi Permai dalam 1
(satu) minggu.
Jenis Pakan
No Kelas Umur Udang/ ikan Ikan Tongol Ayam Mati Jumlah pakan
kecil
1 Anakan 0,5 ons - - Setelah umur 2
minggu.
2 Remaja - 1 kg 1 ekor 1 Minggu sekali
3 Dewasa - 2 kg 2 ekor 1 Minggu sekali

Dilihat tabel di atas jumlah pakan anakan


buaya muara di PT. Makmur Abadi Kandungan gizi pakan Buaya
Permai sudah mencukupi untuk Penangkaran PT. Makmur Abadi Permai
melakukan aktivitas dengan adanya menambahkan vitamin pada pakan buaya
perilaku agresif karena anakan buaya hal ini dimaksudkan untuk menambah
muara tidak kelaparan. Jumlah pakan nafsu makan, mengurangi stres dan
pada buaya muda sampai dengan indukan menjaga ketahanan tubuhnya dari
masih kurang dengan kebutuhan yang serangan berbagai penyakit. Buaya yang
seharusnya diberikan namun terdapat di penangkaran akan tumbuh
berdasarkan pengamatan kondisi buaya lebih cepat apabila pakan yang diberikan
terlihat dalam keadaan baik-baik saja memperhatikan gizi yang baik.
tidak terlihat kekurangan pakan. Jika Kandungan gizi pakan buaya di
jumlah pakan kurang akan dilakukan penangkaran PT. Makmur Abadi Permai
sistem roling pada tiap Kolam dapat dilihat pada Tabel 5.
(bergantian) dalam pemberian pakan.

166
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Tabel 5. Kandungan gizi pakan buaya muara di penangkaran PT. Makmur Abadi Permai.
No Jenis pakan Kandungan gizi
1. Ayam Protein, kalori, lemak, kolesterol, riboflavin, asam nicotenat,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan B. 2
2. Ikan Kalori, protein, lemak, kaslium, fosfor, zat besi, air
3. Udang Kalori, protein, lemak, kaslium, fosfor, zat besi, air

Penyakit dan Perawatan Kesehatan sisa makanan dan pengaruh cuaca yang
Secara umum buaya adalah jenis ekstrim. Jenis penyakit, gejala dan
satwa reptil yang kebal terhadap pengobatan penyakit yang menyerang
serangan penyakit. Namun karena buaya muara di penangkaran PT.
berbagai macam kondisi kesehatan Makmur Abadi Permai dapat dilihat pada
buaya muara dapat terganggu apabila Tabel 6.
kondisi kolam dalam Kolam kotor, sisa-

Tabel 6. Jenis Penyakit, gejala dan pengobatan buaya muara di PT. Makmur Abadi Permai.
No. Jenis Penyakit Gejala Pengobatan
1 Jamur kulit Bercak putih seperti panu Belum ada upaya
pengobatan
2 Cacat tubuh Ekor buntung pada anakan dan indukan
buaya muara
3 Stres Sering menyendiri dan tidak aktif Pemberian vitamin noptressa
bergerak
4 Luka-luka Luka pada bagian tubuh buaya muara Pemberian obat merah
atau betadine antiseptik

Pengelolaan Reproduksi Penentuan jenis kelamin di


Buaya muara bereproduksi dengan cara penangkaran ini dilakukan secara
ovipar. Kopulasi dilakukan di dalam air manual dengan cara bagian kloaka
dan berlangsung hanya beberapa menit ditekan agar kelamin buaya muara
saja pada siang hari. Kemudian buaya dapat terlihat. Kelamin jantan pada
betina mempersiapkan sarang untuk buaya muara terdapat tonjolan
bertelur yang letaknya tidak jauh dari sedangkan kelamin betina tidak
kolam. Pengelolaan reproduksi di mempunyai tonjolan. Untuk
penangkaran PT. Makmur Abadi Permai mengidentifikasi jenis kelamin
meliputi pemilihan bibit, penentuan jenis pada buaya muara dibutuhkan
kelamin, pengaturan kawin, musim pengalaman dan keahlian tersendiri
bertelur dan penetasan telur. yang biasanya dilakukan oleh dokter
1. Pemilihan bibit hewan dan ahli buaya. Alat
Pemilihan bibit bertujuan untuk kelamin pada buaya muara dapat
mendapatkan keturunan yang baik terdeteksi setelah buaya muara
dan berkualitas. Di penangkaran PT. berumur ± 2 tahun.
Makmur Abadi Permai pemilihan 3. Pengaturan kawin Buaya
bibit dilakukan dengan Pembentukan pasangan kawin di
memperhatikan kondisi fisik buaya penangkaran PT. Makmur Abadi
muara yaitu sehat, tidak cacat dan Permai dengan membiarkan betina
tidak berasal dari satu keturunan. memilih pasangannya sendiri.
2. Penentuan jenis kelamin Buaya Perkawinan buaya muara terjadi di

167
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

dalam kolam dan sulit dideteksi dan b. Pengumpulan telur


terjadi antara bulan Februari sampai Pengumpulan telur dilakukan
Oktober. Penangkaran ini musim oleh tiga orang. Satu orang
kawin terjadi pada bulan Januari mengambil telur dalam sarang
sampai dengan September. dan dua orang lagi mengawasi
4. Musim bertelur Buaya indukan dengan menggunakan
Buaya muara di penangkaran PT. tongkat untuk mengusir buaya
Makmur Abadi Permai ini bertelur jika menghampiri, karena
pada bulan September sampai Maret. indukan pada saat bertelur lebih
Jumlah telur yang dihasilkan di agresif dari biasanya.
penangkaran ini tahun 2012 Pengumpulan telur dilakukan
sebanyak 250 butir dan telur yang dua minggu setelah buaya muara
berhasil menetas sebanyak 107 butir, bertelur hal ini dimaksudkan
sedangkan tahun 2013 telur yang untuk memudahkan dalam
dihasilkan sebanyak 355 butir dan penyortiran dan mempercepat
yang berhasil menetas sebanyak penetasan karena pada umur dua
204 butir. Telur yang dihasilkan minggu setelah telur dikeluarkan
di penangkaran PT. Makmur Abadi oleh induk buaya, tanda-tanda
Permai masih relatif sedikit. Hal ini telur berembrio dapat terlihat
dipengaruhi oleh letak Kolam buaya lebih jelas.
muara di penangkaran PT. Makmur c. Penyortiran
Abadi Permai tidak tepat karena Tahapan penyortiran bertujuan
dekat dengan pabrik penyamakan untuk mendeteksi apakah telur
kulit milik PT.Makmur Abadi mengandung embrio atau
Permai dengan buaya muara di tidak. Tahap penyortiran
Kolam sehingga pada saat musim meliputi pembersihan dan
kawin buaya muara menjadi pengecekan. Pembersihan
terganggu oleh aktivitas pabrik bertujuan agar telur terhindar
sehingga berdampak pada jumlah dari kotoran setelah dilakukan
telur yang dihasilkan relatif sedikit. pembersihan dilakukan
Selain itu, individu yang berasal dari pengecekan. Pengecekan
keturunan segaris umumnya lebih dilakukan di bawah cahaya
rentan dalam hal bereproduksi, lampu untuk mendeteksi apakah
ketahanan tubuh kurang baik telur mengandung embrio atau
dan mengurangi penampilan bibit. tidak. Telur yang tidak
5. Penetasan telur mengandung embrio diberikan
Penetasan telur di penangkaran ini tanda dengan menggunakan
dilakukan dengan Tahapan-tahapan spidol namun masih tetap
penetasan telur meliputi : diikutsertakan dalam penetasan.
a. Persiapan inkubator d. Peletakan telur.
Penetasan telur dilakukan di Telur buaya diletakan kedalam
dalam ruangan dengan inkubator dan alat tersebut
menggunakan alat inkubator. secara otomatis memutar sendiri
Sebelum dilakukan proses sesuai pengaturan alat yang
penetasan telur. digunakan tersebut.
e. Penomoran Telur.
Pemberian nomor dilakukan
setelah telur diletakkan dan

168
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

disusun mesin inkubator. suhu 33°C dengan kelembaban


Penomoran bertujuan untuk 92%.
memudahkan Animal Keeper g. Telur menetas
memantau perkembangan Di penangkaran buaya PT.
embrio dan waktu penetasannya. Makmur Abadi Permai waktu
Pemberian nomor menggunakan yang dibutuhkan untuk
spidol permanen agar tidak menetaskan telur buaya muara
mudah luntur. Teknik yaitu 90 hari. Telur yang siap
penomoran dilakukan secara menetas ditandai dengan suara
urut dengan sistem penomoran cicitan anakan buaya yang lama
bentuk ular yang dimulai kiri kelamaan akan terlihat retakan-
atas baris pertama. retakan kecil pada permukaan
f. Pemantauan Telur telur. Berdasarkan hasil
Animal Keeper melakukan perhitungan daya tetas telur
pemantauan pada alat inkubator. menunjukkan bahwa
Pemantauan pada alat inkubator keberhasilan penetasan telur
bertujuan untuk mengetahui buaya muara dengan kriteria
perkembangannya. Suhu yang sedang yang mengacu pada
digunakan untuk menetaskan Permenhut Nomor
telur di penangkaran PT. P.19/Menhut-II/2005. Data dapat
Makmur Abadi Permai dengan dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Penetasan telur dengan menggunakan inkubator (Data 2013)


JUMLAH TELUR JUMLAH TELUR
NO INKUBATOR
MASUK MENETAS
1. 01 70 37
2. 02 70 47
3. 03 70 43
4. 04 70 38
5. 05 75 39

Dari tabel 7 dapat di dapat hasil Maka tingkat keberhasilan


jumlah indkubator sebanyak 5 penetasan telur termasuk
buah dengan jumlah telur buaya kedalam kreteria tinggi.
319 butir dan jumlah telur yang Kegagalan penetasan
menetas 204 butir. Dari data diakibatkan sebagian telur yang
tersebut dapat di hitung dengan tidak dibuahi, kurang teliti
persentase tingkat keberhasilan dalam peletakkan telur yang
telur dengan rumus : tidak sama dengan posisi di
Persentase daya tetas telur sarang, suhu dan kelembaban
(DTT) yang tidak tepat dan telur tidak
dipegang sama sekali sampai
telur menetas.
h. Penanganan anakan buaya muara
Ket: pasca menetas
α = ∑ telur yang menetas = 204 Butir
β = ∑ total telur yang ditetaskan = 319 Butir Anakan buaya muara yang sudah
DTT = 204 : 319 X 100 % = 63,94 % menetas diletakan di dalam
kotak plastik kering (baskom).
Setelah dimasukkan ke dalam

169
Penangkaran … Ahmad Ripai dan Legowo K.

kotak plastik maka anakan buaya buaya pembesaran yang ada di


muara akan diletakkan di ruang penangkaran buaya berjumlah 395 ekor
tertutup agar tidak mengalami dengan umur rata-rata 2 tahun sampai
stres. Anakan buaya muara yang dengan 4 tahun dengan persentase hidup
baru menetas juga dijauhkan dari berjumlah 79,57 % termasuk tingkat
air minimal 24 jam setelah keberhasilan tinggi dan 20,42% tingkat
menetas agar selaput tipis cepat kematian rendah
mengering dan mencegah Kolam perkembangbiakan atau induk Permai
terjadinya infeksi. Anakan buaya jumlah kolam 2 dengan ukuran masing-
yang baru menetas di masing kolam 30 m x 20 m. jumlah buaya
penangkaran ini tidak diberikan indukan pada saat ini kolam 1 berisi 656
ekor yang terdiri dari 344 jantan dan 312
makanan karena masih
betina yang berasal dari F0. Dan kolam 2
mempunyai cadangan kuning berisi 612 yang terdiri dari 317 jantan 395
telur. Penanganan anakan buaya betina yang berasal dari F1 dan umur rata-
harus dilakukan secara hati-hati rata 8 tahun sampai dengan 16 tahun.
untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN [1] Ariantiningsih FA. 2008. Suaka Marga
Satwa Singkil, Mutiara di Pantai
Berdasarkan hasil pengamatan Barat Aceh. Program Kampanye
selama penelitian di penangkaran PT. Bangga. Medan.
Makmur Abadi Permai terdapat bermacam-
macam jenis kolam yaitu : Kolam anakan [2] Arifin. 2008. Crocodile Husbandary in
berjumlah 8 kolam dengan ukuran tiap kolam Papua New Guinea. FAO. Port
3 m x 4 m, anakan buaya yang ada di Moresby.
penangkaran berjumlah 280 ekor dengan
umur antara 2 minggu sampai dengan 6 [3] Iskandar DT. 2009. Turtles dan
bulan, dengan persentase yang hidup 86,15 % Crocodilus of Indonesia dan
termasuk tingkat keberhasilan tinggi dan Papua
13,84% tingkat kematian rendah. Nugini.PALMedia Citra.
Kolam buaya remaja/muda berjumlah 1 Bandung.
Kolam dengan ukuran 11m x 16,5 m, buaya
remaja yang ada di penangkaran buaya [4] Sarwono. 2010. Pemanfaatan
berjumlah 335 ekor dengan umur rata-rata Crocodylus porosus. Indonesia :
antara 6 bulan sampai dengan 2 tahun dengan Pustaka Jaya.
persentase buaya yang hidup 87,01%
termasuk tingkat keberhasilan yang tinggi [5] Soehartono T, Mardiastuti A. 2003.
dan 12,98% tingkat kematian rendah. Pelaksanaan Konvensi CITES di
Kolam pembesaran berjumlah 18 kolam Indonesia. JICA. Jakarta.
dengan ukuran tiap kolam 36 m x 9 m,

170

Anda mungkin juga menyukai