Patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau injuri yang berasal dari proses perawatan kesehatan. yang menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah disiplin ilmu di sektor perawatan kesehatan yang menerapkan metode ilmu keselamatan menuju tujuan mencapai sistem penyampaian layanan kesehatan yang dapat dipercaya. Keselamatan pasien juga merupakan atribut sistem perawatan kesehatan; Ini meminimalkan kejadian dan dampak, dan memaksimalkan pemulihan dari efek samping. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut: a. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. b. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera. c. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. d. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. e. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. f. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. g. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. h. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.
2. Tujuan Keselamatan Pasien
Tujuan dari keselamatan pasien (patient safety) adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi pasien dengan benar (Identify patients correctly) b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (Improve effective communication) c. Meminalkan kesalahan penempatan, kesalahan pasien, kesalahan prosedur (Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery) d. Meningkatkan keamanan dari resiko pengobatan (Improve the safety of high-alert medications) e. Menurunkan resiko infeksi yang berhubungan dengan pelayan kesehatan (Reduce the risk of health care-associated infections) f. Menurunkan resiko pasien terjatuh (Reduce the risk of patient harm from falls).
3. Relevansi Keselamatan Pasien dengan Pelayanan Kesehatan
Kualitas perawatan telah menjadi fokus yang sangat penting di bidang perawatan kesehatan primer untuk beberapa waktu dan pekerjaan ini terkait dengan perbaikan hasil yang cukup besar pada pasien. Dalam bidang ini, pemeriksaan keselamatan pasien baru saja muncul sebagai fokus yang berbeda selama dekade terakhir. Ada kesadaran yang meningkat bahwa risiko yang teridentifikasi di sektor perawatan akut terwujud dalam berbagai cara dalam perawatan kesehatan primer. Solusi yang dikembangkan dalam perawatan akut belum tentu berlaku di sini. Praktisi perawatan kesehatan primer dapat belajar dari sektor perawatan akut, namun juga perlu memeriksa secara seksama proses dan sistem mereka sendiri untuk mengidentifikasi risiko pasien tertentu dan solusi yang mungkin terjadi. Keselamatan pasien dan kualitas pasien adalah jantung dari penyampaian layanan kesehatan. Untuk setiap pasien, yang merawat, anggota keluarga dan profesional kesehatan, keselamatan sangat penting untuk penegakan diagnosa, tindakan kesehatan dan perawatan. Dokter, perawat dan semua orang yang bekerja di sistem kesehatan berkomitmen untuk merawat, membantu, menghibur dan merawat pasien dan memiliki keunggulan dalam penyediaan layanan kesehatan untuk semua orang yang membutuhkannya. Telah ada investigasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dalam peningkatan layanan, peningkatan kapasitas sistem, perekrutan profesional yang sangat terlatih dan penyediaan teknologi dan perawatan baru. Namun sistem kesehatan di seluruh dunia, menghadapi tantangan dalam menangani praktik yang tidak aman, profesional layanan kesehatan yang tidak kompeten, tata pemerintahan yang buruk dalam pemberian layanan kesehatan, kesalahan dalam diagnosis dan perawatan dan ketidakpatuhan terhadap standar. Mengapa bidang keselamatan pasien ada? Keselamatan pasien sebagai sebuah disiplin dimulai sebagai tanggapan atas bukti bahwa kejadian medis yang merugikan tersebar luas dan dapat dicegah, dan seperti disebutkan di atas, bahwa ada "bahaya yang terlalu banyak". Tujuan dari bidang keselamatan pasien adalah untuk meminimalkan kejadian buruk dan menghilangkan kerusakan yang dapat dicegah dalam perawatan kesehatan. Bergantung pada penggunaan istilah "bahaya" seseorang, mungkin bercita-cita untuk menghilangkan semua bahaya dalam perawatan kesehatan.
4. Insiden keselamatan pasien akibat salah Pelayanan Kesehatan dan
Kegagalan Lompatan kuantum pertama mendefinisikan keselamatan pasien masuk ke dalam perawatan kesehatan. Kesadaran bahwa kejadian buruk sering terjadi karena kerusakan sistem, bukan hanya karena ketidakmampuan individu yang mendorong perubahan tersebut. Pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa praktisi terlatih dan teliti tidak membuat kesalahan. Pemikiran tradisional menyamakan kesalahan dengan ketidakmampuan dan hukuman yang dianggap tepat dan efektif dalam memotivasi individu untuk lebih berhati-hati. Situasi medis di negara berkembang patut diberi perhatian lebih. Situasi minimnya nrastuktur dan peralatan medis,kurang tersedianya jumlah dan kualitas obat yang mencukupi, lemahnya konrol infeksi dan managemen pembuangan limbah medis, kurang terampilnya tenaga medis karena kurang termotivasi; atau minimnya pendanaan untuk layanan kesehatan membuat kemungkinan peristiwa medis yang merugikan pasien lebih besar dibandingakan dengan Negara negara maju. Beberapa isu penting dalam keselamatan pasien meliputi–layanan kesehatan yang berkaitandengan infeksi, luka Karena pembedahan atau salah pembiusan, praktik penyuntikan yang tidak aman termasuk dalam pengambilan darah, praktik medis yang tidak aman untuk wanita hamil dan bayi. Di banyak keadaan rumah sakit, tantangan terkait dengan layanan kesehatan berbasis penyakit infeksi adalah penyebaran infeksi tersebut. Sehingga perlu satu ukuran dan standar untuk mengontrol penyebaran infeksi yang kerap kali secara kasat mata tidak ada. Hal ini karena hasil dari kombinasi faktor-faktor yang tak mendukung seperti minimnya higinitas dan sanitasi. Terlebih, kondisi sosial ekonomi yang tak mendukung dan pasien juga mengalami malnuntrisi serta infeksi penyakit lainnya, menambah risiko medis semakin tinggi untuk menangani penyakit karena infeksi. Keselamatan pasien di negara berkembang dan negara maju adalah persoalan luas yang bisa berkait dengan penggunaan teknologi medis mutakhir, seperti halnya pemberian resep medis elektronik, mendesain ulang klinik dan kondisi pasien pasca rawat inap dan juga memastikan tenaga medis mencuci tangan tiap kali melakukan pelayanan kepada pasien serta kesadaran tiap tenaga medis untuk megetahui fungsi serta tugas masing-masing. Banyak elemen dalam program keselamatan pasienyang tidak perlu menaikkan anggaran medis, tapi lebih kepada menjalin komitmen dari para tenaga medis untuk memberikan pelayanan secara aman. Penyedia layanan kesehatan individu dapat meningkatkan keselamatan pasiendengan melibatkan pasien dan keluarganya dalam pelayanan medis sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab, memeriksa prosedur secara tepat, belajar dari kesalahan dan menyampaikan permasalah secara efektif dengan anggota medis lain dalam satu tim layanan kesehata. Aktiviitas tersebut dapat meminimalisir biaya serta kerugian yang mungkin timbul kepada pasein. Melaporkan dan menganalisa kesalahan dalam pelayanan medis dapat membantu dalam menentukan faktor utama penyebab kesalahan tersebut. Memahami faktor penyebab kesalahan adalah hal penting untuk mengambil tindakan perubahan pada skema pelayanan medis sehingga tidak berulang di kemudian hari. Banyak kejadian malpraktik yang tidak terungkap. Para perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainya kurang banyak mengungkapkan kesalahan, dan pasien dan supervisor sering tidak diketaui oleh kalayak umum. Laporan yang rendah membuat pembelajaran dari kesalahan hampir tidak mungkin dilakukan, dan penasihat hukum sering mendukung dan mendorong pendekatan ini untuk meminimalkan risiko proses pengadilan malpraktik. Pola pikir ini memberi latar belakang antagonis yang waspada terhadap interaksi terapeutik. Ini juga menciptakan kelumpuhan yang terkunci untuk semua pihak terkait saat terjadi kegagalan. Kesalahan yang dilakukan oleh kesalahan atau kelalaian banyak tidak mendapat hukuman atau punishment. Untuk menghukum individu karena kesalahan semacam tampaknya tidak terjadi, karena kesalahan pasti akan berlanjut sampai penyebab yang mendasarinya dapat diatasi. Pada tahun 1980an, hanya ada sedikit penelitian yang tersedia, bahwa ketika meninjau kembali literatur yang ada, Charles Vincent menyarankan dalam sedikit makalah bahwa kurangnya perhatian penelitian terhadap kecelakaan medis dan kelalaian medis itu sendiri lalai. (Threats to Australian Patient Safety / TAPS) dan penelitian lainnya telah mengidentifikasi dua jenis insiden keselamatan pasien yang luas: a. Insiden terkait dengan proses perawatan, termasuk proses administrasi, investigasi, perawatan, komunikasi dan pembayaran. Ini adalah jenis kejadian umum yang dilaporkan (berkisar antara 70% - 90% tergantung pada penelitian). b. Insiden terkait dengan pengetahuan atau keterampilan praktisi, termasuk diagnosis yang tidak terjawab atau tertunda, perlakuan salah dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas. Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara luas berikut definisinya yaitu: a. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi. b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse Event adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (omission), bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. c. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ Near Miss adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien. d. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena “keberuntungan” (misalnya: pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau “peringanan” (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya). e. Kondisi Potensial Cedera (KPC/ “reportable circumstance” adalah kondisi yang sangat berpontensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. f. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang diharapakan atau tidak dapat diterima seprti: operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dan sebaginya) sehingga pencarian pencarian fakta terhadap kejadiab ini menggungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. Pemahaman tentang konsep keselamatan pasien akan lebih mudah jika kita melihat bagaimana hal itu muncul sebagai serangkaian gagasan dan inisiatif khas dalam konteks waktu tertentu. Mengetahui asal usul dan pengaruh keselamatan pasien sangat penting untuk memahami karakter dan tempat khasnya dalam jaminan kualitas dan peningkatan persenjataan umum. Tenaga kesehatan harus faham dan sadar akan keselamatan dalam praktik pribadi mereka, juga telah berupaya memperbaiki keseluruhan perawatan secara komprehensip. Gerakan pengaman yang lebih luas juga didorong dan dibentuk oleh beberapa pengaruh lainnya; Ini termasuk gerakan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas perawatan, refleksi tentang sifat kesalahan, kasus profil tinggi, pelajaran dari psikologi, faktor manusia dan industri berisiko tinggi, litigasi dan tekanan dari pasien, masyarakat dan pemerintah.