Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAK

Fermentasi adalah suatu proses yang memanfaatkan mikroba untuk menghasilkan


produk yang diinginkan dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Tujuan dari
percobaan ini untuk memahami persiapan proses fermentasi, dan menghasilkan
produk berbasis rekayasa bioproses. Tahapan proses yang dilakukan pada saat
fermentasi adalah tahap persiapan inokulum, tahap persiapan medium
fermentasi, tahap pelaksanaan fermentasi, dan tahap analisa sampel. Pada tahap
persiapan inokulum, glukosa yang digunakan sebanyak 100 g/liter, nutrisi urea
dan NPK masing-masing 0,4 g/liter dan 0,5 g/liter yang dilarutkan dengan
aquades sampai volume 200 mL. Larutan inokulum ditambahkan yeast ekstrak
sebanyak 20 g/liter, kemudian dishaker selama 24 jam. Tahap persiapan medium
fermentasi yaitu sari salak sebanyak 1800 mL dengan kadar gula awal 1,397
g/liter, nutrisi ditambahkan masing-masing, dan ditambahkan ragi sebanyak 36
gram. Bahan untuk medium substrat dicampur dengan inokulum sebanyak 10%
dari volume medium fermentasi yaitu 180 mL, kemudian dilanjutkan tahap
fermentasi dengan kondisi operasi secara anaerob selama 36 jam. Setelah
fermentasi berlangsung, dilakukan analisa terhadap konsentrasi alkohol, berat
kering sel, dan kadar glukosa. Dari hasil praktikum didapatkan konsentrasi
alkohol yang dihasilkan adalah 1%, berat sel kering 28 g/Liter dan kadar gula
akhir adalah 0,7243 g/liter.
Kata kunci: anaerob, fermentasi, glukosa, inokulum, NPK, urea, ragi, yeast.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

 Berat sel kering (m) = 5,6 g/L


 Kadar Alkohol (v/v) = 1 %
 Absorbansi Inokulum :
- 4 ppm (1/250) = 0,038
- 16 ppb (1/2502) = 0,021
 Konsentrasi Glukosa awal = 1,397 g/L
 Konsentrasi Glukosa akhir = 0,7243 g/L

3.2 Pembahasan

Percobaan dalam praktikum ini yaitu fermentasi sari buah salak dengan
menggunakan ragi Saccharomycess cereviceae. Percobaan diawali dengan
penyiapan inokulum sebagai media pembiakan ragi dan substrat sari air salak di
mana proses fermentasi dilakukan selama 36 jam. Setelah proses fermentasi
selesai, dilakukan analisa sampel untuk menghitung berat sel kering, kadar
glukosa awal (sampel diambil sebelum proses fermentasi) dan kadar glukosa
akhir, serta persentase kadar alkohol yang diperoleh dari hasil fermentasi.

Perhitungan berat sel kering dilakukan dengan cara pengeringan langsung


sel hasil fermentasi dengan menggunakan oven. 20 ml sampel disaring untuk
menghitung berat sel kering, disaring dengan kertas penyaring kemudian
dilakukan pengovenan secara duplo hingga berat sel kering konstan. Hasil berat
sel kering yang diperoleh yaitu 0,56 g/20 ml atau setara dengan 28 g/L. Sel ini
merupakan bagian sel mikroba yang masih hidup di dalam sistem, berbanding
dengan jumlah sel di awal sistem sebanyak 36 g/L. Menurunnya sel mikroba
diakhir fermentasi menunjukkan bahwa dalam keadaan ini sel berada dalam fasa
kematian, hal ini sesuai dengan teori yang menunjukkan bahwa pada fasa
kematian jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup. Hal inilah
yang menyebabkan terdapat perbedaan sebesar 8 g/L dari sel awal 36g/L.

Pada proses fermentasi, saccharomyces cereviceae menghasilkan enzim


invertase yang dapat mengubah glukosa menjadi alkohol (Judoadmijojo dkk,
1992). Kadar alkohol yang dihasilkan dari praktikum ini diukur dengan
menggunakan alkoholmeter secara duplo, sehingga kadar bioetanol yang
diperoleh yaitu 1 % (v/v). Konversi glukosa menjadi alkohol dalam praktikum ini
cukup kecil, hal ini dikarenakan kandungan glukosa yang terdapat di dalam sari
air salak juga cukup kecil.

Kadar glukosa dalam praktikum ini diukur dengan menggunakan alat


spektrofotometer. Hasil dari pengukuran dengan alat ini yaitu berupa nilai
absorbansi, dimana nilai absorbansi yang diperoleh pada glukosa awal dan akhir
fermentasi masing-masing yaitu 0,926 dan 0,455. Kemudian nilai absorbansi ini
dimasukkan ke dalam persamaan y = 0,6645x – 0,0263, dimana y adalah nilai
absorbansi sementara x merupakan nilai konsentrasi glukosa. Sehingga didapat
kadar awal dan akhir glukosa masing-masing yaitu 1,397 g/L dan 0,7243 g/L.
Penurunan kadar glukosa ini terjadi karena glukosa telah terkonversi menjadi
alkohol.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa sari air salak
kurang berpotensi untuk dijadikan bioetanol. penurunan kadar glukosa substrat
sebanding dengan meningkatnya kadar alkohol yang didapat, sehingga kadar
glukosa akhir akan lebih kecil dibanding glukosa awal. Kadar alkohol yang
diperoleh dari fermentasi sari air salak sebesar 1 % (v/v) dengan berat sel kering
28 g/L.

4.2 Saran
Percobaan fermentasi sebaiknya dilakukan secara aseptis dan dijaga tetap
dalam kondisi yang optimal, hati-hati dalam penggunaan autoclave terutama pada
saat membuka setelah digunakan, dan hati-hati dalam penggunaan bahan kimia
antron.
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN

A.1 Berat Sel Kering

m (duplo) = 0,60 gram ; 0,52 gram


0,60+0,52
m rata-rata = = 0,56 gram/20 ml = 28,00 gram/L
2
A.2 Kadar Alkohol (v/v)
% alkohol (duplo) = 1% dan 1%
1%+1%
% alkohol rata-rata = = 1%
2
A.3 Absorbansi Inokulum
a. 1 ml inokulum dalam 250 ml aquades, A = 0,038
b. 1 ml inokulum a dalam 250 ml aquades, A = 0,021
A.4 Konsentrasi Glukosa
y = 0,6645 - 0,0263x
Keterangan :
y = Absorbansi (A)
x = Konsentrasi
Maka :
𝑦+0,0263
x=
0,6645

a. Glukosa Awal
A (duplo) = 0,913 dan 0,939
0,913+0,939
A rata-rata = = 0,926
2
0,926+0,0263
x= = 1,397 g/L
0,6645

b. Glukosa Akhir
A (duplo) = 0,253 dan 0,295
0,478+0,432
A rata-rata = = 0,455
2
0,455+0,0263
x= = 0,7243 g/L
0,6645

Anda mungkin juga menyukai