Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan rekayasa teknologi semakin maju disegala bidang,
salah satunya dibidang konstruksi. Beton merupakan material konstruksi
yang paling sering dipakai dan diminati karena merupakan bahan dasar yang
mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan
konstruksi lainnya. Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen,
air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture) tertentu dan
dicampur merata dengan komposisi tertentu yang dapat dibentuk sesuai
keinginan. Campuran tersebut bila dibiarkan akan mengalami pengerasan
sebagai akibat reaksi kimia antara semen dan air yang akan bertambah keras
sejalan dengan umurnya. (Dipohusodo, 1994).
Inovasi teknologi beton selalu dirancang untuk menjawab tantangan
akan kebutuhan, beton mutu tinggi (BMT) meliputi kekuatan dan daya tahan
tanpa mengabaikan nilai ekonomis. Berbagai penelitian dan percobaan
dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu beton.
Hasil penelitian dimaksudkan untuk menjawab tuntutan tinggi terhadap
pemakaian beton serta mengatasi kendala-kendala pengerjaan BMT di
lapangan. BMT merupakan pilihan yang paling tepat dalam pembangunan
infrastruktur khusus seperti bangunan tingkat tinggi dan jembatan bentang
panjang.
BMT adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih tinggi
dibandingkan beton normal. Menurut Standar/Pedoman PD T-04-2004-C
tentang “Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan Beton Berkekuatan Tinggi”,
yang tergolong beton bermutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan
antara 40 – 80 MPa. BMT yang tercantum dalam SNI 03-6468-2000
didefinisikan sebagai beton yang mempunyai kuat tekan lebih besar atau
sama dengan 41,4 MPa.
Peningkatan kualitas campuran beton dengan memberikan bahan
tambahan (admixtures) akan menghasilkan beton mutu tinggi. Campuran

1
2

beton dengan bahan tambah (admixture) seperti fly Ash (Zeta Eridani, 2004)
dan bahan tambah serbuk kaca (Prayitno Slamet, 2009) ditemukan dapat
menghasilkan beton mutu tinggi (BMT).
Saat ini telah berkembang rekayasa teknologi bahan yang tidak hanya
membuat beton mempunyai kekuatan tinggi tetapi juga ramah lingkungan,
Beton ramah lingkungan adalah beton yang tersusun dari material yang tidak
merusak lingkungan atau beton yang memanfaatkan bahan limbah sehingga
mengurangi polusi lingkungan.
Inovasi bahan baru, seperti pengunaan bahan-bahan ramah lingkungan.
Bahan ramah lingkungan menjadi sorotan utama karena maraknya isu
tentang Global Warming.. Pemanfaatan bahan limbah seperti serbuk kaca
dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen adalah salah satu terobosan
yang diperlukan. Berbagai inovasi beton telah dibuat agar mengurangi
polusi lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengganti bahan material
beton dengan bahan ramah lingkungan, misalnya ; penggunaan limbah
copper slag (Dionisius, 2002) dan limbah kaca (Prayitno Slamet, 1999)
sebagai pengganti sebagian semen.
Salah satu bahan campuran pembuatan beton yang bersifat sangat
polutan adalah semen portland. Industri semen portland berpotensi sebagai
sumber pencemaran partikel (Wardhana, 2001). Hal ini disebabkan semen
Portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak (clinker) yang mengandung kalsium silikat (xCaO.SiO2) digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan kristal senyawa kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O) akan menghasilkan debu semen. Menurut Wardhana (2001)
jenis debu yang dihasilkan oleh industri semen mengandung calsium bebas
(Ca)), silika bebas (SiO2) dan alumium bebas (Al). Senyawa SiO2 jika
terhisap masuk ke dalam menyebabkan penyakit silikosis (Sunu, 2001).
Senyawa Aluminium (Al) adalah senyawa yang mudah mengendap pada
lingkungan dan makanan, sehingga dapat terakumulasi di dalam paru-paru
dan dapat juga menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran
pernapasan (Prayitno Slamet, 2016).
3

Penelitian BMT ramah lingkungan telah dilakukan sebagai usaha


mengurangi pemakaian semen pada beton yang sekaligus mengurangi polusi
lingkungan akibat semen. Penelitian BMT terdahulu dengan penambahan fly
ash telah dilakukan, seperti dilaporkan oleh Marsianus Danasi dan Ade
Lisantono (2015), Gaudensius dan Dionisius (2016). Sedangkan dengan
penambahan serbuk kaca oleh Slamet Prayitno (2016).
Berdasarkan latar belakang di atas maka rencana penelitian BMT yang
diusulkan pada proposal ini penting dilakukan. Usaha penelitian perlu
dilakukan untuk mendapatkan suatu alternatif baru penggunaan bahan-bahan
amah lingkungan dalam teknologi BMT. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah penelitian yang akan dilakukan ingin mengetahui
pengaruh penambahan bahan fly Ash ( tipe F ) dan serbuk kaca secara
bersamaan terhadap pembuatan BMT.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana
pengaruh penggunaan bahan tambahan serbuk kaca dan fly ash sebagai
pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan beton beton mutu tinggi ?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca
dan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial)
terhadap kuat tekan beton mutu tinggi.

1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemakaian serbuk
kaca dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen pada campuran
beton.
2. Dapat menghasilkan alternatif beton ramah lingkungan tanpa
mengurangi kualitas beton dan harga yang relatif ekonomis.
3. Mampu memanfaatkan limbah industri sebagai bahan tambahan
campuran beton.

Anda mungkin juga menyukai