Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 20 (1) : 023-028 (2012)

Hubungan Penebalan Dinding Kandung Kemih pada


Ultrasonografi dengan Nitrit Urin pada Penderita Klinis
Sistitis

Correlation Between Bladder Wall Thickening on


Ultrasonography and Nitrit Urine in Clinical Cystitis
Patients

Priyangga Setio Nugroho1, Ana Majdawati2


1Medical Study Program, Medical and Health Science Faculty, Muhammadiyah University

Yogyakarta
2Radiology Department, Medical and Health Science Faclty, Muhammadiyah University

Yogyakarta

KATA KUNCI ISK; Ultrasonografi; Pemeriksaan Nitrit Urin


KEYWORDS UTI; ultrasonography; Leukocytes Urine Sediment

ABSTRAK Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi berupa pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme dalam saluran kemih yang meliputi ginjal
sampai kandung kemih, salah satu jenis ISK adalah sistitis. Ultrasonografi
(USG) dasawarsa terakhir ini merupakan pemeriksaan yang sering digunakan
sebagai pilihan penunjang diagnostik pada beberapa kasus yang berhubungan
dengan ISK. Pemeriksaan nitrit urin diperlukan untuk mengetahui ada tidak-
nya bakteriuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
penebalan dinding kandung kemih pada pemeriksaan USG dengan nitrit urin
pada penderita dengan klinis ISK. Desain penelitian ini adalah observasional
dengan studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari catatan
rekam medis pasien RS PKU Muhammadiyah 1-2 Yogyakarta untuk semua
kasus ISK periode 1 Juli 2010 sampai 31 Agustus 2011. Data rekam medis
yang digunakan adalah subyek penelitian dengan suspek ISK yang mempunyai
hasil laboratorium urin rutin (nitrit urin) dan tebal dinding kandung kemih
potongan transversal dan longitudinal pada pemeriksaan USG. Hasil analisa
data dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p (0,190) > 0,05, CI 0,555 –
14,119. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penebalan
USG kandung kemih dengan hasil pemeriksaan sedimen urin leukosit.

ABSTRACT Urinary Tract Infection (UTI) is a form of infection that involve growth and
proliferation of microorganisms in the urinary tract includes kidney to the
bladder, one of it is cystitis. Ultrasonography (USG) examination in the last
decade is frequently used as a diagnostic support in some cases associated with
UTI. Examination of nitrit urine is needed to test the presence of bacteriuria.
This study was aimed to determine the relationship between bladder wall
thickening on ultrasound examination and urine nitrit examination in patients
with clinical UTI. This was an observational cross sectional study using
secondary data collected from the medical records of PKU Muhammadiyah
Hospital of Yogyakarta I-II that covers all cases of Urinary Tract Infection
024 PRIYANGGA SETIO NUGROHO, ANA MAJDAWATI

(UTI) in the period of July 1, 2010 until August 31, 2011. Medical record data
used in this study were those with suspected UTI who had routine urine
laboratory results (urinary sediment leucocytes) and bladder wall thickness
transverse and longitudinal cuts on ultrasound examination. Chi-Square test
was used for data analysis with p-value (0.190)> 0.05, CI 0,555 – 14,119. It can
be concluded that there was no relation between the thickening of the bladder
and urine sediment leukocyte in ultrasound examination.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupa- Pasien yang dicurigai ISK diambil sampel
kan infeksi yang melibatkan struktur mulai urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit
tempat dibentuknya urin (glomerulus) dengan dipstick test. Adanya perubahan
sampai muara saluran urin di meatus uretra warna menunjukkan hasil tes (Koeijers et al.,
eksterna dan didapatkannya mikroorganisme 2007).
pada urin yang disertai gejala sebagai tanda Beberapa klinisi dibagian bedah, anak,
adanya infeksi (Anwar, 2008). Insidensi ISK dan penyakit dalam sering meminta pe-
menjadi terbalik seiring bertambahnya usia, meriksaan USG kandung kemih yang disertai
yaitu pada masa sekolah ISK pada anak ukuran penebalan dinding kandung kemih
perempuan sekitar 3% sedangkan anak laki- untuk kasus infeksi yang mengenai traktus
laki 1,1%. Insidensi ISK pada usia remaja urinarius, khususnya kandung kemih. Pe-
wanita meningkat 3,3-5,8% yang akan terus meriksaan nitrit urin diperlukan untuk me-
meningkat insidensinya pada usia lanjut. ngetahui ada tidaknya bakteriuria. Bakteri
Morbiditas dan mortalitas ISK paling banyak enterocci dan S. saprophyticus dapat meng-
terjadi pada pasien usia kurang dari satu ubah nitrat menjadi nitrit. Bakteri tersebut
tahun dan usia lebih dari 65 tahun (Shortliffe merupakan penyebab utama infeksi saluran
& McCue, 2002). kemih (Santos et al., 2007). Berdasar alasan ini
Beberapa pemeriksaan laboratorium muncul pertanyaan apakah ada hubungan
untuk mendiagnosis ISK adalah urinalisis, antara penebalan dinding kandung kemih
bakteriologis, uji biokimiawi dan pemeriksa- pada pemeriksaan USG dengan pemeriksaan
an radiologis (Agus, 2001). Pemeriksaan urin nitrit urin?
(urinalisis) dan pemeriksaan kimia urin me-
rupakan pemeriksaan urin yang paling sering BAHAN DAN CARA KERJA
diminta oleh klinisi untuk mendiagnosis
gangguan saluran kemih terutama ISK. Metode yang digunakan dalam pene-
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dasawarsa litian ini adalah metode cross sectional, dengan
terakhir ini merupakan pemeriksaan yang menggunakan data rekam medis pasien ISK
sering digunakan sebagai pilihan penunjang yang memenuhi kriteria sampel. Waktu pe-
diagnostik pada beberapa kasus yang ber- nelitian dilakukan periode bulan Mei sampai
hubungan dengan ISK (Santosa, dkk, 2005). Agustus 2011. Penelitian dilakukan di ruang
Pemeriksaan nitrit urin sering digunakan penyimpanan data rekam medis (Medical
sebagai alternatif dari pemeriksaan kultur Record) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah I-
urin. Pemeriksaan ini berdasarkan kenyataan II, Yogyakarta.
bahwa sebagian besar bakteri penyebab Correspondence:
infeksi saluran kemih dapat mereduksi nitrat dr. Ana Majdawati, M.Sc, Sp.Rad, Lecturer in Radiology Medical
Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta, Jalan Lingkar
menjadi nitrit. Pemeriksaan nitrit merupakan Barat, Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta 55183 Telp (0274)
metode diagnostik yang sederhana dan cepat. 7481047. Email anamjdwt@yahoo.co.id
HUBUNGAN PENEBALAN DINDING KANDUNG KEMIH PADA ULTRASONOGRAFI DENGAN NITRIT URIN 025
PADA PENDERITA KLINIS SISTITIS

Kriteria inklusi pada penelitian ini diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas
adalah data rekam medis pasien usia 18-60 data untuk mengetahui data terdistribusi
tahun. Data rekam medis meliputi penebalan normal atau tidak. Uji hipotesis korelasi
dinding kandung kemih, potongan dalam penelitian ini menggunakan uji chi
transversal-longitudinal, dan nilai nitrit. square dengan bantuan aplikasi SPSS for
Pasien dengan klinis ISK (minimal 2 tanda) Windows release 15.0 September 2010.
dan belum mendapat pengobatan antibiotika,
pasien tidak didiagnosis adanya massa VU, HASIL
tidak ada kelainan kongenital pada VU, tidak
ada pembesaran prostat (baik secara klinis Karakteristik dasar subyek pada
maupun fisik diagnostik), pasien tidak hamil, penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Usia 21-
pasien tidak sedang menjalani radioterapi 30 tahun merupakan kelompok usia yang
maupun khemoterapi (terutama yang paling sering menderita ISK. Jenis kelamin
mengenai organ VU). Sampel menggunakan yang dominan menderita ISK pada penelitian
urin porsi tengah (mid-stream) pasien klinis ini adalah laki-laki. Pada Tabel 2 disajikan
ISK. Kriteria eksklusi pada penelitian ini hasil penebalan dinding kandung kemih <0,5
adalah pada pemeriksaan USG didapatkan cm dengan nitrit positif berjumlah 2
massa baik intravesical maupun pada responden, sedangkan dengan nitrit negatif
dinding VU. berjumlah 33 responden. Hasil penebalan
Variabel bebas pada penelitian ini meliputi dinding kandung kemih > 0,5 cm dengan
ukuran USG penebalan dinding kandung nitrit positif berjumlah 4 responden,
kemih normal (< 5 mm), ukuran USG sedangkan dengan nitrit negatif berjumlah 21
penebalan dinding kandung kemih abnormal responden.
(> 5 mm). Variabel tergantung meliputi kadar Hasil analisa data pada Tabel 3
nitrit positif (abnormal), kadar nitrit negatif merupakan uji Chi-Square yaitu dengan
(normal). Variabel pengganggu meliputi usia, melihat tingkat signifikansi (p), didapatkan
jenis kelamin, pemeriksaan USG (teknik, bahwa nilai p = 0,190, yang artinya tidak
macam transducer, lokasi pengukuran, terdapat hubungan antara penebalan USG
volume kandung kemih), pengambilan kandung kemih dengan hasil pemeriksaan
sampel urin, sterilitas alat dan bahan, faktor sedimen urin leukosit. Oleh karena nilai p
lingkungan (suhu, waktu inkubasi). Data dari tabel tersebut tidak signifikan (> 0,05),
yang diperoleh berupa data rekam medik maka keeratan hubungan antara variabel
berupa hasil interpretasi gambaran penebalan yang diteliti tidak dapat dinilai. Nilai
dinding kandung kemih yang di kategorikan Confidence Interval (CI) atau tingkat
normal (negatif) atau abnormal (positif) dan kepercayaan yang digunakan dalam
hasil interpretasi dari nilai nitrit yang penelitian ini adalah 95%, dengan nilai 0,555-
dikategorikan normal (negatif) atau abnormal 14,119. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
(positif), yang selanjutnya akan dianalisis antara variabel yang diteliti tidak memiliki
secara statististik. kemaknaan, karena rentang nilai CI yang
Analisis data penelitian ini dengan dihasilkan melewati angka 1.
tabulasi distribusi frekuensi. Setelah data
026 PRIYANGGA SETIO NUGROHO, ANA MAJDAWATI

Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian

Variabel Jumlah (orang) Persen (%)


Usia
>18 3 5
21-30 14 23,33
31-40 13 21,67
41-50 10 16,67
51-60 9 15
61-70 8 13,33
71-80 3 5
Jenis Kelamin
Laki-laki 33 55
Perempuan 27 45
Gejala Klinis
Disuria 13 21,67
Kencing tidak tuntas 5 8,33
Hematuria 2 3,33
Ayang-ayangan 3 5
Nyeri suprapubik 9 15
Disuria & Hematuria 5 8,33
Disuria & Kencing keruh 1 1,67
Nyeri suprapubik & Subfebris 1 1,67
Nyeri suprapubik & kencing panas 1 1,67
Kencing panas & Ayang-ayangan 1 1,67
Keluhan lain 19 31,67

Tabel 2. Gambaran crosstabs berdasar variabel penebalan dinding kandung kemih


dan nitrit urin

Penebalan dinding Nitrit positif Nitrit negative


kandung kemih
< 0,5 cm (negatif) 2 (3,3 %) 33 (55 %)
> 0,5 cm (positif) 4 (6,7 %) 21 (35%)
Jumlah 6 54

Tabel 3. Hasil analisa data hubungan penebalan USG kandung kemih dengan
pemeriksaan nitrit urin

X2 hitung df P CI
Pearson Chi-Square 1,714 1 0,190 0,555 – 14,119
HUBUNGAN PENEBALAN DINDING KANDUNG KEMIH PADA ULTRASONOGRAFI DENGAN NITRIT URIN 027
PADA PENDERITA KLINIS SISTITIS

PEMBAHASAN Proteus, Klebsiella, dan Pseudomonas, meng-


andung enzim reduktase yang akan
Sistitis adalah suatu penyakit yang di- mereduksi nitrat dalam urin menjadi nitrit
sebabkan oleh berkembang biaknya mikro- (Azis, 2006). Apabila dalam urin penderita
organisme di saluran kemih terutama VU Sistitis tidak ditemukan bakteri pengubah
(kandung kemih). Sistitis merupakan reaksi nitrat maka pemeriksaan nitrit bermakna
inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi negatif. Pemeriksaan nitrit tidak dapat
dinding VU. Saat inflamasi mulai timbul, mendeteksi jamur. Infeksi Saluran Kemih
maka akan terjadi respon terhadap struktur (Sistitis) dapat disebabkan karena jamur
permukaan dinding kandung kemih me- seperti Candida. Maka pemeriksaan nitrit
nyebabkan kesulitan yang tinggi dalam tidak bermakna jika infeksi disebabkan jamur
berkemih. Untuk dapat mengeluarkan urin, (Batchelor et al., 1996).
kandung kemih harus berkontraksi lebih kuat
guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang SIMPULAN DAN SARAN
terus menerus ini menyebabkan perubahan
anatomik kandung kemih berupa hipertrofi Simpulan
otot detrusor. Fase penebalan detrusor ini Tidak terdapat hubungan yang
disebut fase kompensasi otot dinding (De signifikan antara pemeriksaan tebal dinding
Jong, 2004; Sabiston, 1994). kandung kemih pada USG dengan pe-
Pada penelitian ini, tidak didapatkan meriksaan nitrit pada penderita klinis Sistitis.
hasil yang signifikan antara USG kandung Jadi pada kasus klinis Sistitis pemeriksaan
kemih dengan pemeriksaan nitrit urin. Hal Nitrit diperlukan untuk dugaan adanya
ini disebabkan karena pemeriksaan nitrit urin infeksi bakterial, sedang USG diusulkan bila
didasarkan pada keberadaan bakteri dalam kemungkinan adanya Sistitis berulang atau
urin (Henry, 2001). Penebalan kandung Sistitis kronik.
kemih terjadi karena inflamasi yang dapat
disebabkan karena infeksi dan non infeksi. Saran
Apabila penebalan kandung kemih terjadi Untuk perbaikan penelitian ini dapat
bukan karena infeksi bakteri maka pe- dikembangkan dengan melakukan peng-
meriksaan nitrit tidak akan bermakna. ambilan data primer yang dilakukan sendiri
Pemeriksaan nitrit urin dapat di- langsung oleh peneliti sehingga memimalkan
gunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan dan bias pemeriksaan USG dan
bakteriuria. Pemeriksaan ini berdasarkan ke- urin analisis.
nyataan bahwa sebagian besar bakteri Bagi instansi rumah sakit perlu
penyebab infeksi saluran kemih dapat melengkapi dalam hal kelengkapan dalam
mereduksi nitrat menjadi nitrit. Pembentukan pencatatan dan dokumentasi rekam medis
nitrit bakteri memerlukan waktu, sehingga pasien sehingga data yang ada menjadi lebih
ada kemungkinan urin yang diperiksa dalam akurat dan komprehensif serta mudah dibaca
waktu cepat akan memberikan hasil negatif dan dipahami sehingga memudahkan bagi
palsu, khususnya pada bayi kurang dari 3 peneliti lain untuk mengumpulkan data.
bulan (Jarvis & Richardson, 2002). Tes ini Mempersempit penetapan kriteria
merupakan metode untuk mendeteksi inklusi dan kriteria ekslusi sehingga sampel
bakteriuria bermakna yang tidak langsung. yang diambil lebih mewakili populasi yang
Organisme yang menyebabkan infeksi seperti ada dan variabel variabel perancu dapat
spesies Enterobacter, Citrobacter, Escherichia, diminimalkan.
028 PRIYANGGA SETIO NUGROHO, ANA MAJDAWATI

Perlu dilakukan penelitian lanjutan methods. 20th ed. Philadelphia: WB Saunders:367–


tentang gambaran radiologi traktus urinarius 402.
Jarvis A, Richardson S 2002. Management Urinary Tract
mengingat penelitian di bidang radiologi Infection in Children, Practice guideline. Child
masih minim dan angka ISK khususnya Health Network.
Sistitis di Indonesia yang masih cukup tinggi Koeijers JJ, Kessels AGH, Sita N, Bartelds A, Donker G
et al. 2007. Evaluation of the Nitrite and Leukocyte
Esterase Activity Tests for the Diagnosis of Acute
KEPUSTAKAAN
Symptomatic Urinary Tract Infection in Men.
Clinical Infectious Diseases 45, 479-481
Agus T 2001. Infeksi Saluran Kemih, Buku Ajar Ilmu Purnomo BB 2003. Dasar-dasar urologi (2nd Ed). Jakarta:
Penyakit Dalam Jilid I edisi IV. Jakarta: FK UI. CV. Sagung Seto.
Anwar R 2008. Bakteri Gram-Positif dari Air Kemih. Shortliffe & McCue JD 2002. Urinary Tract Infection at
Majalah Kedokteran Nusantara 41 (1): 36-38. The Age Extremes: Pediatric and Geriatric
Azis NR 2006. Uji diagnostik carik celup pada infeksi (Abstract). The American Journal of Medicine;
saluran kemih. Tesis. Program Pasca Sarjana Vol.113,p.55-56. Diakses tanggal 6 April 2011 dari
Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta www.amjmed.com
Batchelor BIF, Hunt AR, Bowler ICJ, Crook DWM 1996. Santosa A, Tjahjodjati RA, Tarmono A 2005. Panduan
Laboratory detection of leucocyte esterase and Penatalaksanaan (Guidelines) Pediatric Urology
nitrite as an alternative to urine microscopy (letter). (Urologi Anak) di Indonesia; Infeksi Saluran Kemih.
Eur J Clin Microbiol Infect Dis; 15:663–4. Santos JCD, Weber LP, Perez LRR 2007. Evaluation of
De Jong W 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: Urinalysis Parameters to Predict Urinary-Tract
EGC Fuller CE, Threatte GA, Henry JB. Basic Infection. The Brazilian Journal of Infectious
examination of the urine. In: Diseases 11(5):479-481.
Henry JB, Davey FR, Herman CJ, et al., 2001. eds. Sabiston D 1994. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta:
Clinical diagnosis and management by laboratory EGC.

Anda mungkin juga menyukai