KELAS XI IPA
SEMESTER GANJIL
Di susun oleh
Dra. Hj. Syarifah, M.MPd
NIP:19600802 198503 2 006
1
SMA Negeri 1 Baleendah
Jl. RAA. Wiranatakusumah Baleendah Kab. Bandung (40375)
022-5940283/Fak. 022-5940720
Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger, seorang ahli Matematika dari Austria,
mengajukan suatu teori atom yang disebut teori atom mekanika kuantum : ……….
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………
Orbital adalah ………………………………………………………………………..
Werner Heisenberg, menguatkan teori atom mekanika kuantum dengan temuan nya
yang disebut azas ketidakpastian : ………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
Harga n 1 2 …… 4
.
Lambang kulit K …… M ……
2
Harga n = 1, 2 , 3 , 4 ……dst
Harga l = 0 , 1 , 2 , 3 , ……(n-1)
l = 0 menyatakan sub kulit s
l = 1 menyatakan sub kulit p
l = 2 menyatakan sub kulit d
l = 3 menyatakan sub kulit f .. dst
Soal :
1. Tulislah kulit atau sub kulit yang sesuai (K, L, M, N, s, p, d,f) untuk setiap bilangan
kuantum berikut : a. n = 1
b. l = 2
c. l = 0
d. n = 3
3
Sub kulit n l
4p ……. …….
3s ……. …….
……. 5 2
……. 6 3
Harga m = - l s/d + l
Sub kulit : s p d f
Diagram
Orbital :
Nilai m ;
4
. Bilangan kuantum spin mempunyai harga s = + ½ ; s=- ½
B. Bentuk-bentuk orbital.
Bentuk-bentuk orbital s , p , d dan f sbb :
1. Bentuk orbital s
Orbital s berbentuk bola karena memiliki kerapatan electron dengan jarak yang sama
dari inti atom ke semua arah. y
Bentuk orbital s
2. Bentuk orbital p
Sub kulit p mempunyai tiga nilai bilangan kuantum magnetic yaitu -1 , 0 , +1.
Jadi , subkulit p mempunyai tiga macam orbital yaitu px , py dan pz.
Bentuk orbiatal p seperti balon terpilin dan orientasi orbital membentuk sudut 90o
antara
Satu dengan lainnya.
Bentuk orbital p
5
3. Bentuk orbital d
Subkulit d mempunyai 5 orbital berbentuk seperti roset, dan kelima orbital ini
mempunyai tingkat energi yang sama.
Bentuk orbital d
4. Bentuk orbital f
Subkulit f mempunyai 7 nilai bilangan kuantum magnetic, yaitu -3, -2 , -1 , 0 , +1,+2 ,
+3
Jadi, subkulit f mem[unyai 7 macam orbital.
6
Bentuk orbital f
5. Deret bilangan kuantum manakah yang menyatakan kedudukan suatu electron pada
subkulit
3d ?
n l m s
a. 3 3 0 -½
7
b. 3 2 +1 -½
c. 3 1 +2 +½
d. 3 1 -2 -½
e. 3 0 -1 -½
6. Teori atom mekanika kuantum didasrkan pada dualisme sifat electron, yaitu sebagai
….
dan ……….
8. Jika bilangan kuantum azimuth mempunyai harga 3, maka harga bilangan kuantum
magnetic yang mungkin adalah …………………………..
10. Teori yang berhasil menjelaskan terjadinya spectrum unsure hydrogen adalah………
c. Orbital dengan m = 2
C. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi electron adalah gambaran penyebaran electron yang paling mungkin
kedalam orbital-orbital kulit electron. Ada 3 aturan/prinsip yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi electron , yaitu :
1. Prinsip Aufbau/membangun
Menurut Aufbau, pengisian electron dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi.
2s 2p
3s 3p 3d
8
Subkulit p = 6e
6s 6p 6d 6f subkulit d = 10e
Subkulit f = 14e …..dst
7s 7p 7d 7f
8s 8p 8d 8f
Contoh soal :
Tentukan konfigurasi electron untuk atom/ion berikut :
a. 7 N
b. 10 Ne
c. 17 Cl
d. 26 Fe
e. 11 Na+
f. 16 S2-
2. Aturan Hund
Pengisian orbital yang setingkat electron-elektron menempati orbital-orbital dengan
spin yang sama sampai penuh, kemudian mengisi orbital dengan spin berpasangan.
Perhatikan table berikut :
Unsur Nomor Atom Konfigurasi electron Diagram orbital
Be 4 1s2 2s2
B 5
O 8
F 9
9
b. Menyingkat penulisan konfigurasi electron dengan menggunakan unsure gas mulia.
Contoh ;
2 2 6 2
12 Mg : 1s 2s 2p 3s disingkat (Ne) 3s2
37 Rb : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 disingkat (Kr) 5s1
c. Kestabilan subkulit d yang terisi penuh (10e) dan atau setengah penuh (5e).
Contoh : konfigurasi electron untuk 24 X, menurut Aufbau (Ar) 4s2 3d4 (tidak stabil,
keadaan eksitasi (Ar) 4s1 3d5 (lebih stabil). Jadi penulisan yang benar : 24 X =(Ar)4s1 3d5
DISKUSI BERSAMA.
1. Lengkapi table berikut :
No Lambang Nomor Konfigurasi electron Elektron Diagram orbital pada
unsure/ion atom valensi kulit terluar
1 Na 11
2 Cl 17
3 Ca 20
4 Co 27
2+
5 Zn 30
6 Br- 35
7 Ag 47
2. Jika 5 elektron terdapat pada subkulit p, maka bagaimana distribusi electron untuk
tiap orbitalnya?
3. Bilangan kuantum manakah yang menentukan bentuk dan dan orientasi orbital?
4. Tentukan nomor atom suatu unsure x yang memiliki harga bilangan kuantum n= 4 ;
l=2 ; m=0 ; s= +½
5. Atom Ga mempunyai 31 elektron : a. Bagaimana kofigurasi electron dan diagram
orbital?
b. Berapa orbital yang terisi electron berpasangan?
c. Berapa electron tunggalnya?
d. Tentukan keempat bilangan kuantumnya.
Jawab :
10
1.2 SISTEM PERIODIK
a.Hubungan konfigurasi electron dengan letak unsure dalam system periodic.
Sifat-sifat unsure ditentukan oleh konfigurasi elektronnya terutama oleh
electron valensi. Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai electron valensi
sama.
Contoh :
3 Li : 1s2 2s1 e.v = 1 golongan = I A
11 Na :
19 K :
Li, Na dan K terletak dalam satu golongan yaitu golongan IA (Alkali)
o Letak perioda suatu unsure dalam system periodic dapat ditentukan dari
jumlah kulit electron pada unsure tsb.
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p …..dst
Perioda 1 2 3 4 5 6 7
∑ unsure 2 8 …. ….. ….. ….. ……
Contoh :
No Atom/ion Konfigurasi Letak dalam SPU
electron Perioda Golongan Blok
11
1 12 Mg
2 16 S
3 25 Mn
4 30 Zn
-
5 35 Br
6 4 IA
7 4 III B
DISKUSI BERSAMA.
1. Tentukan perioda dan golongan dari unsure-unsur berikut : a. 7 N
b. 32 Ge
2. Diketahui : 11 Na, 17 Cl, 37 Rb, 20 Ca, 4 Be, 53 I. Tentukan unsure-unsur yang terletak
dalam satu golongan dan satu perioda.
3. Tentukan jumlah electron pada kulit terluar dari unsure berikut : 9 F ; 34 Se ; 56 Ba
4. Tentukan jenis blok pada unsur-unsur berikut : 25 P ; 37 Q ; 53 R
5. Tentukan kulit valensi serta electron valensi unsure-unsur berikut;
a. unsure A , perioda 3, golongan VII A
b. unsure B, perioda 4, golongan II B
c. unsure C, perioda 5, golongan I A
CO2 →
C2H2 →
SO2 →
Prinsip-prinsip dasar dari teori domain electron adalah sbb :
1. Antar domain electron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga
domain akan mengatur diri sedemikian rupa sehingga tolak-menolak diantaranya
menjadi minim.
2. Urutan kekuatan tolak-menolak diantara domain electron adalah sbb :
Tolakan antar domain electron bebas > tolakan antara domain electron bebas
dengan domain electron ikatan > tolakan antar domain electron ikatan
3. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan electron bebas.
Jumlah domain Susunan ruang (geometri) Besar sudut
electron ikatan
12
2 : A : Linier 180o
13
Berbagai kemungkinan Bentuk Molekul.
Jumlah pasang Jumlah pasang Rumus Bentuk molekul Contoh
an electron an electron
ikatan bebas
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E
2 2
5 0
4 1
3 2
2 3
6 0
5 1
4 2
Jawab ;
a. H2O electron valensi atom pusat (oksigen) = 6
X=2
EV - X 6 - 2
E= = = 2
2 2
Tipe molekul = AX2E2
b. BF3
c. SO3
14
Hibridisasi .
Bentuk molekul juga sangat erat hubungannya dengan peristiwa hibridisasi .
Hibridisasi adalah peleburan beberapa orbital atom dari tingkat energi yang berbeda menjadi
orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama.
Contoh : Bentuk molekul CH4
2 2
6 C : 1s 2s 2p2
↑↓ ↑↓ ↑ ↑ Selanjutnya 4 atom hydrogen mengadakan overlapping
tumpang tindih) pada orbital 2s dan 2p, sehingga
memben
1s2 2s1 2p3 tuk hibridisasi sp3 yang berbentuk tetrahedral
↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑
promosi
Bentuk Hibridisasi
Linier Sp
180o
15
Perhatikan harga keelektronegatifan beberapa unsure berikut :
Unsur B C N O F Al SI P S Cl Br
Keelektronegatifan 2,0 2,5 3,1 3,5 4,0 1,5 1,8 2,1 2,4 2,9 2,8
H F ------ H F ------- H F
Adanya ikatan hydrogen itulah sifat anomaly air dari senyawa-senyawa hidrida yang
segolongan dapat dijelaskan , misalnya titik didih HF>HI > HBr > HCl. Sifat anomaly ini
juga terjadi pada NH3 dan H2O.
Interaksi antar molekul non polar disebut Gaya London ; sedangkan interaksi antar molekul
polar disebut Gaya tarik dipole-dipol.
Gaya tarik dipole-dipol lebih kuat dibandingkan gaya London, sehingga zat polar cenderung
mempunyai titik leleh dan titik didih lebih tinggi disbanding zat non polar. Hal ini disebabkan
karena gaya London terdapat pada zat polar maupun zat non polar, sedang gaya dipole-dipol
hanya terdapat pada zat polar. Dengan kata lain, zat polar mempunyai gaya London dan gaya
dipole-dipol yang secara kolektif disebut gaya Van der Waals.
Diskusi bersama.
1. Tentukan jumlah domain dalam molekul :
a. NH3 ; b. SO3
3. Diketahui keelektronegatifan : H=2,1 : N=3,0 ; F=4,0 . Manakah yang lebih polar NH3
atau NF3 ?
4. Nyatakanlah apakah ikatan hydrogen terdapat atau tidak terdapat dalam masing-masing
zat berikut :
a. Metana(CH4) ; b. Hidrogen (H2) ; c. Air(H2O)
d. Etanol (C2H5OH) ; e. Amonia (NH3) ; e. Aseton (CH3COCH3)
16
5. Nyatakan apakah ikatan hydrogen, gaya London atau gaya Van der waals yang terdapat
dalam senyawa berikut ;
a. Metana(CH4) ; b. Hidrogen (H2) ; c. Air(H2O)
d. Etanol (C2H5OH) ; e. Amonia (NH3) ; e. Aseton (CH3COCH3)
BAB 2 TERMOKIMIA
1. HUKUM KEKEKALAN ENERGI
Hukum Kekekalan Energi menyatakan bahwa “ Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, sehingg jika suatu energi hilang akan timbul energi dalam bentuk lainnya
atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari perubahan energi panas
(kalor) yang menyertai reaksi kimia. Dalam mempelajari termokimia, ddikenal istilah
system dan lingkungan.
Sistem adalah zat atau bagian alam semesta yang menjadi objek penelitian;
sedangkan lingkungan adalah bagian alam semesta yang membatasi system.
Ada 3 jenis system yang berhubungan dengan pertukaran energi yaitu :
a. Sistem Terbuka
b. Sistem Tertutup
c. Sistem Terisolasi
2. PERUBAHAN ENTALPI (∆ H)
Entalpi adalah energi total yang terkandung dalam suatu zat kimia pada tekanan
tetap dan dilambangkan dengan H (Heat). Misalnya entalpi air (HH2O) ; entalpi CO2
(HCO2).
Besarnya entalpi tidak tidak diukur, yang dapat diukur hanya perubahannya (∆ H)
Perubahan entalpi adalah jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan dalan suatu reaksi
kimia.
∆ H = entalpi hasil reaksi – entalpi pereaksi
∆ H = entalpi zat ruas kanan – entalpi ruas kiri
Contoh : Pada reaksi p A →qB ; ∆ H = q HB - p HA
17
Reaksi eksoterm:
a. Reaksi yang melepasakan panas.
b Panas berpindah dari system ke lingkungan
c H akhir < H awal
d ∆H = negative (-)
e contoh :
C(s) + O 2(g) → CO 2(g) . ∆H = -394 kj
Reaksi Endoterm:
a Reaksi yang menyerap panas.
b. Panas berpindah dari lingkungan ke system
c. H akhir > H awal
d ∆H = positif (+)
e. Contoh :
C (g) + H 2(g) → C 2H 2(g) ∆H = + 394 kj
Perubahan entapli suatu reaksi diukur pada suhu dan tekanan tertentu. Apabila diukur
pada suhu 25 o C dan tekanan 1 atm disebut kondisi standar. Perubahan entalpi suatu reaksi
disebut juga kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama
yang khas pula.
Artinya:
Kalor pembentukan CO2(g) = -939,52 kJ
-
- ∆H pembentukan CO2(g) = -939,52 kJ
- Reaksi melepaskan kalor sebesar 939,52 kJ
Bila diukur pada keadaan standar disebut kalor pembentukan standar (∆Hof ).
18
C2H6 (g) + 3½ O2 (g) 2 CO2 + 3 H2O ∆Hoc = - 1.565 KJ/mol
Kalor pelarutan
Kalor penguapan
Kalor penetralan
Kalor peleburan
Latihan soal
1. Lengkapi table berikut :
H2SO4 (s) + H O →H SO
2 (l) ∆H =- 63KJ/mol
2 4(aq)
c
d NaCl(s) → Na + ½Cl ∆H = + 441 KJ/mol
(s) 2 (g)
e C3H8 (g) + 3 O → 3 CO + 4 H O
2(g) 2(g) 2 (l)
∆H = + 2.219,58 KJ/mol
3. Apabila untuk menguraikan 11,2 liter gas HBr (STP) diperlukan kalor 18 KJ, maka
tentukan kalor yang dilepaskan pada pembentukan 2 mol HBr ?
Jawab:
19
q = m . c . ∆T q = jumlah kalor (Joule)
q kalorimeter = C . ∆T m = massa larutan di dalam calorimeter (gram)
c = kalor jenis larutan di dalam kalorimeter(Jg-1K-1)
C = kapasitas kalor dari bom kalorimeter(JK-1)
∆T= perubahan suhu larutan (oC atau K)
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya
berbeda.
∆H = q reaksi
Contoh :
1. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan 100 ml air dari suhu 27oC menjadi
100oC, jika diketahui kalor jenis air 4,18 Jg-1K-1 .
Jawab :
3. Sebanyak 4 gram NaOH dilarutkan pada 200 gram air di dalam calorimeter
menghasilkan perubahan suhu dari 23oC menjadi 35oC, Jika diketahui kalor jenis larutan
20
4,18 Jg-1K-1 dan kapasitas kalor 10,15 JK-1 , maaaka berapa besar perubahan entalpi
untuk melarutkan 10 gram NaOH ?
Jawab :
Berdasarkan Perhitungan :
Menggunakan Hukum Hess
Menurut hukum Hess “ Kalor reaksi tidak tergantung pada lintasan, tetapi
hanya pada keadaan awal dan akhir reaksi”.
Contoh : I C(s) + O2 (g) → CO2 (g) ∆H1 = - 394 KJ
∆H1
C (s) + O2(g) CO2 (g)
∆H2 ∆H3
CO (g) + ½ O2 (g)
LATIHAN SOAL
1. Diketahui : H2(g) + F2 (g) → 2 HF (g) ∆H = - 537 KJ
C (s) + 2 F2 (g) → CF 4 (g) ∆H = - 680 KJ
2 C (s) + 2 H2 (g) → CH 2 4 (g) ∆H = 52,3 KJ
Tentukan entalpi reaksi : C2H4 (g) + 6 F2 (g) → 2 CF4 (g) + 4 HF (g ) ∆H = ?
Jawab :
21
2. Diketahui : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O (l) ∆H = - 571 KJ
2 Ca (s) + O2 (g) → 2 CaO (s) ∆H = -1269 Kj
CaO (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (s) ∆H = - 64 Kj
Berdasarkan persamaan diatas, tentukan entalpi pembentukan Ca(OH)2 !
Jawab :
∆H = ?
C + 2 H2 + 2 O2 CH4 + 2 O2
∆H = - 965 KJ ∆H = - 890 KJ
CO2 + 2 H2O
Contoh :
1. Diketahui ∆Hof CH4 = - 75 KJ/mol
∆Hof H2O = - 286 KJ/mol
∆Hof CO2 = - 394 KJ/mol
Hitung ∆H reaksi CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
22
Jawab : ∆Hr = ∆Hof produk - ∆Hof reaktan
Hal ini berarti untuk memutuskan ikatan Cl – Cl memerlukan energi sebesar 242 KJ
Cl2 → Cl – Cl ∆H = + 242 KJ
Untuk molekul yang terdiri atas tiga atom atau lebih digunakan pengertian energi ikatan rata-
rata.
Contoh : CH4 → C + 4 H ∆H = + 1664 KJ
Energi ikatan rata-rata C – H = D C – H = 1664 /4 = 416 KJ/mol
Dengan menggunakan data energi ikatan , besarnya ∆H reaksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
23
∆H reaksi = ∑energi pemutusan ikatan - ∑energi pembentukan ikatan
ikatan
Contoh :
1. Diketahui energi ikatan : H – H = 436 KJ/mol
Cl – Cl = 242 KJ/mol
H – Cl = 431 KJ/mol
Hitung ∆H reaksi : H2 + Cl2 → 2 HCl
Jawab : H – H + Cl – Cl →2 H – Cl
24
Batu bara antrasit 82 1 2 31
Batu bara bituminous 77 5 7 32
Alkohol 52 13 35 23
Bensin 85 15 - 48
Gas alam 70 23 - 49
Minyak mentah 85 12 - 45
Hidrogen - 100 - 142
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri menimbulkan dampak
negative terhadap lingkungan, antara lain :
a. Gas CO2
Dapat menimbulkan efek rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan bumi
b. Gas CO
Gas ini sangat beracun, sebab mudah terikat oleh hemoglobin darah : CO + Hb →
COHb
c. Gas SO2 dan SO3
Dapat menyebabkan hujan asam
d. Suhu tinggi pada saat pembakaran menyebabkan asap kabut berwarna coklat pada udara
terutama di kota metropolitan.
Tugas Mandiri .
Merancang sebuah percobaan untuk menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar
yang biasa digunakan. Kemudian bandingkan hasilnya yang didapat dengan nilai teoritis!
25
10. Kalor yang dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol zat(unsure/senyawa) pada
keadaan standar(298K; 1 atm) disebut ……….
2. Tuliskan persaman termokimia kalor pembentukan NH4Cl (s) pada keadaan standar –
314,4 KJ mol-1
Jawab :
3. Sebutkan ciri-ciri dari reaksi eksoterm dan reaksi endoterm beserta contohnya.
Jawab :
5. Diketahui entalpi pembentukan CO2, H2O dan C2H5OH masing-masing – 394 KJ, -
286 KJ dan – 266 KJ. Tentukan ∆H reaksi pembakaran etanol !
Jawab :
26
Hitunglah ∆H reaksi adti : CH4 + 4 Cl2 → CCl4 + 4 HCl
Jawab :
KEMOLARAN ( MOLARITAS)
27
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam setiap liter larutan.
Kemolaran
dilambangkan dengan M dan satuannya adalah mol L-1.
Dimana : n = jumlah mol
n V = volume larutan
M =
v
Contoh :
1. Hitunglah kemolaran larutan, jika 5,85 gram NaCl (Mr=58,5) dilarutkan dalam air
sampai volume 500 mL
Jawab :
Jika diketahui massa jenis dan kadar zat dalam % digunakan persamaan :
10 xpx% P = massa jenis
M=
Mr
3. Hitung molaritas larutan HCl (Mr=36,5) dengan kadar 37 %dan massa jenis
1,19 gram/mL
Jawab :
Jika dua atau lebih zat yang sama dengan konsentrasi yang sama atau berbeda
dicampurkan maka berlaku :
V 1.M 1 V 2.M 2
molcampuran M CAMP =
V1 V 2
M campuran = volumecampuran
4. Sebanyak 100 mL larutan HCl 0,2 M dicampurkan dengan 200 mL larutan HCl
0,5 M. Berapa kemolaran larutan setelah dicampurkan ?
28
Jika suatu larutan dengan konsentrasi tertentu ditambah pelarut (air) sedangkan zat
terlarutnya tidak ditambah, maka akan diperoleh larutan dengan konsentrasi yang lebih
kecil(encer), sehingga cara tersebut disebut pengenceran dan berlaku :
V1 = Volume sebelum pengenceran
V1M1 = V2M2 M1 = kemolaran sebelum pengenceran
V2 = Volume sesudah pengenceran
M2 = kemolaran sesudah pengenceran
5. Jika 100 mL larutan NaOH 0,7 M diencerkan dengan air sampai volumenya
menjadi 500 mL, maka hitunglah kemolaran larutan yang baru !
DISKUSI BERSAMA
1. Hitunglah konsentrasi larutan 4,9 gram H2SO4 (Ar : H=1; S=32; O=16 ) jika
dilarutkan dalam 250 mL .
2. Berapa gram gula tebu (Mr = 342) yang harus dilarutkan daaalam 450 mL larutan
gula 0,135 M ?
3. Berapa kemolaran larutan asam format (HCOOH) 4,6 % massa , jika diketahui
massa jenis 1,01 gr/mL ?
4. Sebanyak 300 mL larutan NaOH 0,4 M dicampurkan dengan 100 mL larutan NaOH
0,5 M . Berapa kemolaran larutan setelah dicampurkan ?
5. Berapakah volume air yang ditambahkan untuk mengubah 10 mL larutan glukosa
0,1 M menjadi 0,04 M ?
29
R+S
P+Q
Waktu
Contoh :
1. Laju reaksi A + 2 B → 3 C + D , pada setiap saat dapat dinyatakan sbb .................
2 Dalam larutaan yang bervolume 5 liter dilarutkan 10 mol zat X. Setelah 4 detik ternyata
masih tersisa 4 mol . Tentukan laju reaksinya!
3. Dalam ruang yang bervolume 2 liter direaksikan 0,2 mol P2 dan 0,2 mol Q menurut reaksi
: P2 + 2 Q → 2 PQ
Jika dalam waktu 4 detik masih tersisa 0,16 mol P2, maka tentukan laju reaksi P2 , Q dan
PQ
30
Mengapa kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat ?
2. Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi dapat dipelajari dengan mereaksikan larutan
HCl dengan larutan Na2S2O3
10 mL HCl 2 M + 10 mL Na2S2O3 0,5 M waktu = .................. detik
10 mL HCl 2 M + 10 mL Na2S2O3 1,0 M waktu = .................. detik
Bagaimanakah pengaruh konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi ?
3. Tekanan
Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar
konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Industri yang melibatkan pereaksi berupa gas banyak yang dilangsungkan pada
tekanan tinggi, misalkan pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400
atm.
4. Suhu
Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya.
10 mL Na2S2O3 0,2 M (suhu= ........oC) + 5 mL HCl 2 M waktu = ............
detik
10 mL Na2S2O3 0,2 M (suhu= ........oC) + 5 mL HCl 2 M waktu = ............
detik
Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap laju reaksi ?
Contoh soal :
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap suhu dinaikkan 10oC. Jika laju
suatu reaksi pada suhu 25oC adalah x M det-1, berapakah laju reaksi pada suhu 55 oC
?
Jawab :
Tiap kenaikkan 10oC suatu reaksi menyebabkan laju reaksi 2 kali lebih cepat, jika
pada suhu 20oC berlangsung selama 12 menit, maka hitunglah waktu yang
dibutuyhkan apabila reaksi berlangsung pada suhu 50oC ?
Jawab :
31
5. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi, namun pada akhir reaksi
terbentuk kembali. Sedangkan zat yang dapat menghambat reaksi disebut inhibitor.
Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi(pengaktif an). Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki
oleh suatu atom agar terjadi tumbukan yang efektif, sehingga reaksi dapat
berlangsung.
Jenis-jenis katalis :
a. Katalis homogen, yaitu katalis yang satu fase dengan zat yang dikatalis.
b. Katalis heterogen, yaitu katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat pereaksi.
Tetapan laju reaksi (k) adalah suatu tetapan yang harganya bergantung paada jenis
pereaksi dan suhu.
Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menunjukan hubungan antara konsentrasi de
ngan laju reaksi. Harga orde reaksi biasanya adalah 1,2 atau 3, tetapi ada juga yang
bernilai pecahan atau bilangan negatif.
Orde reaksi = nol Orde reaksi = 1 Orde reaksi = 2
V v v
32
[A] [A]
[A]
[A] [A]
Pada umumnya harga orde reaksi hanya dapat ditentukan dari data percobaan, jadi
tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksinya(koefisien reaksi)
Data eksperimen/percobaan harus pada suhu tetap untuk mendapatkan k yang
tetap.
Metoda menentukan orde reaksi dengan cara membandingkan persamaan laju
reaksi.
Contoh :
Diketahui reaksi : 2 NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)
Jawab :
33
TEORI TUMBUKAN
Reaksi kimia terjadi karena partikel- partikel zat bereaksi saling bertumbukan,
tetapi tidak semua tumbukan yang terjadi menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang
berlangsung sempurna (tumbukan efektif) yang memiliki energi minimum tertentu
dapat menghasilkan reaksi. Agar tumbukan efektif, molekul harus mempunyai energi
kinetik yang cukup. Hanya molekul yang mempunyai energi kinetik diatas Ea yang
mampu bereaksi.
Sehubungan dengan Ea ada dua hal yang dapat dilakukan umntuk mempercepat
reaksi, yaitu :
1. Memperbesar energi kinetik molekul sampai melampaui harga Ea dengan cara
menaikkan suhu.
2. Menurunkan harga Ea itu sendiri dengan cara penambahan katalis.
SOAL-SOAL
1) Hitunglah konsentrasi larutan 4,9 gram H2SO4 ( H=1 ; S=32; O=16) jika
dilarutkan dalam 250 mL
2) Menurut teori tumbukan, apakah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, jelaskan!
3) Mengapa apabila minum obat mag(antasida) disarankan untuk dikunyah lebih
dahulu?
4) Sebanyak 250 mL asam asetat 0,5 M ditambah 500 mL asam yang sama dari 0,25
M, kemudian ditambah 250 mL air. Hitunglah kemolaaaran asam asetat yang
terjadi?
5) Dalam ruang yang bervolume 2 liter direaksikan 0,2 mol P2 dengan 0,2 mol Q
menurut reaksi : P2 + 2 Q → 2 PQ.
Jika dalam waktu 4 detik masih tersisa 0,16 mol P2, maka tentukan laju reaksi P2,
Q dan PQ ?
6) Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat tiap kenaikkan suhu 10oC. Jika laju
reaksi pada suhu XoC adalah 128 Ms-1 dan pada suhu 20oC lajunya 8 Ms-1,
tentukan nilai X ?
7) Bagaimana keadaan katalis setelah akhir reaksi ?
8) Berikut ini tabel pengaruh suhu terhadap laju reaksi :
Tentukan Suhu (oC) Waktu reaksi harga X !
25 9 menit
9) 45 3 menit Pada reaksi CH3Cl + H2O → Hasil , diperoleh
85 X data sbb :
[CH
105 3Cl ] M 20[H2O ] M V (M/det ) Hitunglah : a. Orde reaksi
det ik
0,1 3 0,1 3 b. Pers. Laju reaksi
0,2 0,1 12 c. Tetapan laju reaksi,k
0,2 0,2 24
34
11) Reaksi A + B → hasil, mempunyai pers. laju V = k [A]2 . [B]
a. Hitunglah orde reaksi
b. Bila konsentrasi A dan B keduanya diperbesar dua kali semula maka laju
reaksinya menjadi ………. kali dari semula.
Keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana dalam suatu reaksi, laju reaksi ke
kanan sama dengan laju reaksi ke kiri aatau laju reaksi maju sama dengan laju reaksi
balik. Dalam keadaan setimbang tidak terjadi perubahan makroskopis, tetapi terjadi
35
perubahan mikroskopis. Proses perubahan mikroskopis berlangsung terus-menerus,
sehingga sistem kesetimbangan tersebut disebut kesetimbangan dinamis.
Kesetimbangan dinamis mempunyai ciri-ciri :
1. Pada saat kesetimbanagn reaksi tidak berhenti
2. Reaksi terus berlangsung dalam dua arah ( ) dengan laju yang sama
3. Laju reaksi maju (v1) sama dengan laju reaksi balik (v2) atau dapat ditulis v1 = v2
4. Pada saat setimbang jumlah masing-masing zat tidak berubah
36
1. Bila tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan (koefisien kecil)
2. Bila tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.
c.Perubahan suhu
Apabila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser kearah reaksi
yang menyerap kalor (endoterm), dan apabila suhu diturunkan, maka
kesetimbangan akan bergeser kearah reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm)
Contoh : 2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) ∆H = - 197 KJ
1. Bila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri
2. Bila suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan, hanya dapat mempercepat
terjadinya kesetimbangan dengan cara mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri.
Supaya hasil SO3 maksimum, maka reaksinya dilakukan pada suhu rendah
(± 400oC), tekanan normal dan ditambah katalis V2O5
b. Pembuatan amonia (NH3)
Dalam industri pembuatan amonia dilakukan dengan proses Haber- Bosch menurut
reaksi : : N2(g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) ∆H = - 92 KJ
Agar diperoleh gas NH3 maksimum, maka dipilih kondisi suhu rendah (± 500oC),
tekanan tinggi (± 250 atm), dan pereaksi dibuat berlebihan , ditambah katalis Fe2O3.
Kegunaan gas amonia diantaranya :
1. Pembuatan pupuk ZA ((NH4)2SO4)
2. Pembuatan pupuk urea (CO(NH2)2)
3. Pembuatan asam nitrat (HNO3)
4. Pembuatan senyawa-senyawa nitrogen
37
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) FeSCN 2+ (aq)
FeSCN 2
maka tetapan kesetimbangannya : Kc =
Fe3 SCN
b. Kesetimbangan heterogen
Pada reaksi heterogen yang diperhitungkan adalah :
1. Untuk campuran gas dengan padat, yang diperhitungkan adalah gas
2. Untuk campuran larutan dengan padat, yang diperhitungkan adalah larutan.
Catatan :
1. Harga K merupakan harga yang tetap dan bersifat khas untuk tiap jenis
reaksi.
2. Harga K hanya tergantung pada suhu, tidak tergantung pada tekanan atau
konsentrasi, sehingga harga K pada macam-macam suhu tidak sama.
Contoh ;
CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g) Kc = ……………..
Contoh soal :
1. Pada reaksi H2(g) + I2(g) 2 HI(g) , dalam kesetimbangan terdapat 0,5
mol H2, 0,5 mol I2 dan 4 mol HI. Jika volume ruang 5 liter , berapa tetapan
kesetim bangan reaksi tsb ?
Jawab :
2. Gas nitrogen sebanyak 1 mol direaksikan dengan 1 mol gas oksigen dalam
ruang tertutup yang volumenya 2 liter menurut pers. reaksi :
2 N2(g) + O2(g) 2 N2O(g)
Jika pada saat te Jawab :rcapai kesetimbangan terdapat 0,6 mol gas nitrogen,
maka ten- tukan harga Kc ?
Jawab :
38
Setiap reaksi kesetimbangan mempunyai harga K. Harga K dari masing-masing
reaksi dapat dibandingkan antara satu dengan yang lain sbb :
1
1. Jika reaksi dibalik , maka harga K menjadi
K
2. Jika reaksi dikali n, maka harga K menjadi Kn (K pangkat n)
3. Jika reaksi dibagi n, maka harga K menjadi n K
4. Jika beberapa reaksi dijumlahkan , maka harga K menjadi hasilkali harga K
beberapa reaksi tsb.
Contoh :
Pada suhu 25oC untuk reaksi CO(g) + 2H2(g) CH3OH (g), harga
Kc= 1,5 x 107 Hitung harga Kc pada suhu 25oC untuk reaksi :
a. CH3OH (g), CO(g) + 2H2(g)
b. 2CO(g) + 4H2(g) 2CH3OH (g),
Jawab :
39
Kp = Kc (R.T) ∆n
Hubungan antara harga Kc dengan Kp dapat dituliskan sbb :
R = tetapan gas (0,082 L.atm.K-1.mol-1)
T = suhu mutlak
∆n = jumlah koefisien gas produk – jumlah koefisien gas reaktan
Contoh :
Pada suhu 500 K terdapat kesetimbangan 2 SO3 (g) 2 SO2(g) + O2(g) , Kc=25
Jika harga R= 0,082, maka hitung harga Kp dari reaksi tsb?
Jawab :
Sejumlah 0,1 mol HBr dimasukan kedalam labu 1 liter dan terurai menurut reaksi :
2 HBr(g) H2(g) + Br2(g). Jika Br2 yang terbentuk 0,015 mol, maka tentukan :
a. derajat disosiasi
b. harga Kc
Jawab :
SOAL-SOAL
1. Tuliskan pers. Tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp) untuk sistem kesetimbangan
berikut
a. CO2 (g) + H2(g) CO(g) + H2O(g)
b. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
c. CO32- (aq) + H2O(l) HCO3- (aq) + OH- (aq)
2. Dalam suatu ruangan 2 liter pada suhu 127oC terdapat dalam keadaan setimbang 4
mol gas A, 2 mol gas B2 dan 1 mol gas AB menurut reaksi : 2A(g) + B2(g)
2AB(g)
Tentukan harga Kc dan Kp!
40
3. Reaksi N2O4 (g) 2 NO2(g) mempunyai harga Kc=0,25 pada ToC. Pada suhu
yang sama tetntukan harga Kc reaksi dari : a. 2 NO2(g) N2O4(g)
b. NO2(g) ½ N2O4(g)
4. Sebanyak 3 mol gas A direaksikan dengan 3 mol gas B menurut reaksi :
A(g) + 2B(g) 2 C(g) . Setelah terbentuk 2 mol gas C tercapai kesetimbangan. Jika
tekanan total = 2 atm, tentukan harga Kp!
5. Sebanyak 20,85 gram PCl5 dipanaskan dalam wadah 2 liter menurut reaksi :
PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g) . Jika gas PCl5 yang terurai 20 % , tentukan harga Kc!
6. Hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu
kesetimbangan disebut…………..
7. Penambahan konsentrasi reaktan pada kesetimbangan akan menggeser
kesetimbangan kearah.............
8. Pada reaksi kesetimbangan, jika suhu dinaikkan reaksiakan bergeser kearah
reaksi…….
9. Katalisator yang digunakan pada pembuatan asam sulfat dengan proses kontak
adalah………
10. Kedalam wadah yang bervolume 100 liter dipanaskan 2 mol gas N2O4 dan
terdisosiasi menurut reaksi : N2O4 (g) 2 NO2(g) . Jika haarga Kc = 1/150,
tentukan harga derajat disosiasi ( α)!
41