Laporan Praktikum Kelompok Abid
Laporan Praktikum Kelompok Abid
PROSES PRODUKSI
“Membuat Mesin Penggarek Sampah Sederhana”
Disusun oleh:
1. ABDUL MALIK K (15.01.012.001)
2017
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
Bab I.Pendahuluan
4.1. Hasil......................................................................................................................11
4.2. Pembahasan...........................................................................................................11
Bab V. Penutup
5.1. Kesimpulan............................................................................................................11
5.2. Saran......................................................................................................................11
3
I. PENDAHULUAN
4
1.3 Manfaat Praktikum
Praktikum membuat alat penggarek ini memiliki manfaat yakni:
1. Terciptanya alat penggarek untuk mengumpulkan sampah yang mampu
mempermudah pekerjaan manusia
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara terbatas yang dimaksud dengan sampah adalah tumpukan bahan bekas dan sisa
tanaman (daun, sisa sayuran, sisa buangan lain), atau sisa kotoran hewan atau benda-
benda lain yang dibuang. Dalam pengertian yang luas, sampah diartikan sebagai benda
yang dibuang, baik yang berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi
(Reksosoebroto, 1990).
Menurut Reksosoebroto (1990), bahwa penanganan sampah yang baik akan
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Manfaat lain
penanganan sampah yang baik adalah menurunkan 90% angka kehidupan lalat
menurunkan 90% angka kehidupan tikus menurunkan 30% angka kehidupan nyamuk,
menurunkan 70% angka kerusakan jembatan dan menurunkan 90% angka kerusakan
pipa bangunan.
Wasito (1970) mengemukakan bahwa pelaksanaan pengelolaan sampah meliputi
beberapa phase penyelenggaraan, dan pada phase pembuangan akhir terdiri dari
beberapa macam metode, yaitu: (1) Phase penyediaan atau phase penampungan (2)
Phase pengumpulan dan pengangkutan; (3) Phase pembuangan.Macam-macam metode
pembuangan akhir adalah: (1) Pembuangan sampah 15 terbuka; (2) Pembuangan
sampah dalam badan air; (3) Pembuangan sampah dirumah-rumah bersama air kotor
masuk ke instalasi pembuangan air kotor dengan didahului pemotongan sampah; (4)
Pembuangan sampah dengan cara diolah menjadi kompos; dan (5) Pembuangan
sampah melalui instalasi pembakaran. Menurut Azwar (1995).
Salah satu phase pembuangan sampah yakni pengumpulan dan pengangkutan. Bagi
masyarakat luas, alat yang paling tepat untuk pengumpulan sampah salahsatunya yakni
alat penggaruk sampah, alat ini sangat berfungsi dalam mengumpulkan sampah sampah
yang memiliki volume besar. Alat ini juga mampu membersihkan sampah yang
menyumbat didalam kali yang menyebabkan penumpukan sampah yang berlebihan
yang akhirnya dapat menyebabkan kebanjiran. Dengan adanya alat penggarek ini, maka
sampah akan lebih mudah diambil dan dikumpulkan untuk kemudian di lakukan
penampungan dan phase-phase berikutnya.
6
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat:
1. Ragum
2. Gergaji besi
3. Las listrik
4. Gerinda
5. Pilox
3.3 Cara kerja
Cara kerja dalam praktikum pembuatan mesin penggarek ini dibagi kedalam 3 (tiga)
tahapan. Yakni membuat part/bagian, penyambungan tiap-tiap part (assembly), dan yang
terakhir finishing/ sentuhan akhir.
7
- Lalu membuat cakar/penggarek, caranya dengan memotong tiap besi batangan
uk: 280 mm menjadi 2 menggunakan gergaji besi/gerinda. Sehingga dihasil kan
besi 4 besi batangan ukuran 140mm. Kemudian dilancipkan tiap-tiap besi
menggunakan gerinda.
- Setelah terbuatnya part penggarek/cakar, maka ujung ujung tiap besi cakar
dilancipkan menggunakan gerinda, karena besi akan panas akibat dikikis oleh
gerinda, maka gunakan ragum untuk membantu memegang besi cakar..
8
- Kemudian pembuatan part ke tiga, yakni pegangan penggarek. Part 3 ini
menggunakan besi silinder yang kemudian dipotong dengan panjang
menyesuaikan pada lebar dari dudukan.
9
- Setelah selesai menyambung part cakar dengan dudukan, maka dilanjutkan
dengan pengelasan pegangan penggarek diatas part dudukan/besi segitiga,
diletakkan pas ditengah-tengah, sekitar 120 mm dari ujung part dudukan.
- Mesin penggarek pun telah jadi, selanjutnya rendam/siram dengan air supaya
dingin.
4 Tahap Ketiga (finishing)
- Tahapan finishing ini yakni proses penghalusan dan pewarnaan.
- Pada proses penghalusan, mesin penggarek ini dihaluskan semua sisinya agar
terlihat lebih rapih, penghalusannya menggunakan mesin gerinda
- Setelah terlihat rapi dan pas, maka proses terakhir yakni pewarnaan,
pewarnaannya dilakuukan diluar laboratorium dengan menggunakan pilox (warna
hijau), pertama mesin penggarek digantung, kemudian proses pemiloxan bisa
dilakukan, cara memilox yakni dengan menyemprotkan pilox kearah benda kerja
dengan jarak +/- 10 cm agar cat tidak terlalu sedikit, tidak juga ketebalan.
- Setelah selesai mewarnai bendakerja, jemur beberapa menit hingga kering, mesin
penggarek sampah pun jadi.
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dan hasil yang telah
dicapai, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:
1. Tidak adanya respon awal praktikum dan juga tidak adanya safety rules
untuk melakukan praktikum sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang
membahayakan.
2. Praktikumnya masih terkesan berantakan, belum rapi karena memang tidak
adanya SOP
3. Alat yang digunakan untuk praktikum masih sangat terbatas dan kurang
jummlahnya, sehingga praktikan harus daling menunggu untuk giliran
menggunakan alat
4. Dengan praktikum yang seadanya, mahasiswa teknik mesin angkatan 2015
mampu menciptakan alat penggaruk sampah dengan baik (meskipun masih
ada beberapa kekurangan pada hasilnya)
5.2.Saran
1. Dalam melakukan praktikum seharusnya ada SOP dan alat safety nya
supaya lebih aman dalam praktikum
2. Alat yang digunakan dalam praktikum seharusnya diperbanyak agar tidak
terjadinya saling tunggu.
3. Dalam melaksanakan praktikum, praktikan harus berhati-hati dan teliti
agar kesalahan yang terjadi bisa diminimalisir.
11