Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BERPROFESI ARSITEKTUR

“PENATAAN KAWASAN PENDIDIKAN DI JALAN KAMBOJA


DENPASAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK
MUDA KOTA DENPASAR SEBAGAI KAWASAN RAMAH
PENDIDIKAN”

DOSEN PENGAMPU :

I GEDE SURYA DARMAWAN, S.T., M.T.

OLEH :

KELOMPOK 8 (A2)

I KADEK PANDU WIGUNA (1562121085)


I GUSTI NGURAH PANJI BASKARA (1662121074)
I MADE INDRA SURYAWAN (1662121099)
NYOMAN KRISS ARRISENA (1662121101)
A.A. GEDE BAGUS MAHARDIKA (1662121106)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan pada zaman milenial ini tidak dapat di hindarkan dari masa
remaja untuk menuju kedewasaan, masa remaja merupakan salah satu proses untuk
menuju ke dewasaan. Namun masa remaja merupakan masa yang bisa disebut masa
coba - coba, dimana semua orang pernah atau akan mengalaminya, rasa penasaran
remaja sangat tinggi namun jika tidak mendapat bimbingan dari orang dewasa, para
remaja dapat jatuh ke jalan yang salah, dan membuat hidup remaja bisa menjadi sia
– sia bahkan bisa saja melakukan tindakan yang brutal dan tindakan – tindakan yang
tidak sesuai dengan norma yang berlaku seperti sex bebas, mabuk – mabukan,
narkoba, bahkan kekerasan.
Di Indonesia sendiri menjadi perhatian bagi masyarakat karena permasalahan
remaja sangat krusial, pemerintah sendiri sudah mengupayakan untuk membimbing
remaja, melalui kurikulum di sekolah maupun melalui penyuluhan yang dilakukan
oleh pejabat yang bersangkutan. Namun masalah utama penyebab remaja mengarah
ke arah negatif yaitu berasal dari lingkungannya sendiri, yaitu lingkungan tersebut
tinggal atau pergaulan di sekitaran rumah maupun sekolah. Khususnya di Pulau
Bali sendiri.
Masalah remaja kebanyakan dimulai dari pergaulan di lingkungan sekitar
remaja bergaul, seperti kelompok remaja yang dibentuk oleh sekumpulan remaja
yang bersekolah di suatu sekolah, meski tidak semua kelompok bersifat negatif,
namun ada saja satu atau dua orang sebagai pembawa efek negatif tersebut atau
yang biasa di sebut propokator, sehingga untuk mengurangi dampak negatif
kenakalan remaja maka diperlukan solusi tepat dari pemerintah bersama dengan
pihak lingkungan serta sekolah, solusi tersebut bisa berupa penataan lingkungan
sekolah menjadi sehat remaja, maka dari itu kami sebagai mahasiswa arsitektur
akan mengkaji dan memberi solusi dalam bentuk arsitektural untuk menanggulangi
kenakalan remaja.
Di Bali sendiri lokasi yang terbaik untuk melakukan kajian yaitu kawasan
pendidikan di Jalan Kamboja dimana kawasan ini terdapat banyak sekolah mulai
dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi, dan pada kawasan tersebut
kerap terjadi permasalahan yang di lakukan para remaja yang sekolah maupun tidak
sekolah seperti ajang tempat sex bebas pada kawasan tertentu, menjadi kawasan
rokok di beberapa kantin yang terdapat di pinggir jalan, berpotensi menjadi lokasi
tauran antar sekolah, menjadi tempat persembunyian bolos, siswa merokok bahkan
ada bererapa kasus tentang pemakai narkoba, hal tersebut dikarenakan kurangnya
matangnya penataan wilayah pada kawasan tersebut, semestinya kawasan yang
berada di jalan kamboja tersebut mempunyai potensi untuk menjadi kawasan
pendidikan dan kawasan kreatifitas dengan membuatkan prasarana dan penataan
fasilitas yang sesuai untuk menyalurkan emosi dari anak remaja tersebut.
Sebelumnya pada kawasan tersebut sudah ada fasilitas perpustakaan dan rumah
baca namun karena kurangnya penataan menjadi fasilitas tersebut tidak berfungsi
dengan semsetinya,
Maka dari permasalahan dan potensi yang di miliki dari Kawasan yang berada
di jalan kambja tersebut kami sebagai mahasiswa arsitektur akan melakukan
penataan yang diharapkan penataan lingkungan di kawasan ini dapat mengurangi
dampak negatif kenakalan remaja dan menumbuhkan atau mengembngkan potensi
dari kawasan jalan kamboja tersebut melalui cara arsitektur yang berdasar pada
ilmu psikologis dan penataan perancangan Kota/kawasan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas mengenai Penataan Kawasan Pendidikan di


Jalan Kamboja, maka terdapat beberapa pertanyaan yang muncul dan mendasari
kegiatan makalah ini. Adapun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Mengapa kawasan pendidikan perlu di Tata ulang?


2. Upaya apa yang akan dilakukan untuk menciptakan peningkatan kretivitas
anak muda dalam Penataan kawan pendidikan di jalan kamboja ?
3. Design seperti apa yang akan dibuat untuk meningkatkan kreativitas anak
muda? Yang bisa meminimalisir hal – hal negatif

1.3 Tujuan

Dalam upaya meningkatkan kreativitas anak muda pada kawasan pendidikan


terbagi menjadi 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun tujuannya sebagai berikut :

Tujuan Umum

Meningkat Kreativitas anak muda di area Kawasan Pendidikan serta


menjauhan anak muda ke hal-hal yang negatif agar tidak terjerumus ke hal yang
tidak baik dan memberikan manfaat positif bagi anak muda. Menjadikan Jalan
Kamboja sebagai Kawasan yang ramah terhadap Pendidikan dan Pengembangan
kreatifitas remaja.

Tujuan Khusus

- Mengidentifikasi permasalahan dan kendala apa saja yang ada pada site

Memberi/Mendapat Solusi dari permasalahan Penataan Kawasan Pendidikan


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Penataan Kota


Penataan adalah sutau sistem proses perencanaan tata ruang kota,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, Penataan dalam
kamus besar bahasa indonesia mempunyai arti yakni berawal dari kata dasar
tata yang memiliki arti proses, cara, perbuatan menata, pengaturan penyusunan.
Atau mentata ulang.

2.2 Teori Tata Ruang Kota


Pada Bab ini membahas tentang tinjauan teori – teori yang mengenai penataan
kawasan atau perancangan kota, perancangan kota tersendiri mempunyai
delapan perancangan dan lima perancangan citra kota yang diantaranya :
- Delapan elemen perancangan kota
amid shirvani (1985), mengklasifikasikan elemen urban design dalam
delapan kategori sebagai berikut :

a. Tata Guna Lahan (land use)


Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk
menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu,
sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan
bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya
berfungsi. Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus
pengendalian investasi pembangunan. Pada skala makro, land use lebih
bersifat multifungsi / mixed use.

b. Bentuk dan massa bangunan


Bentuk dan masa bangunan tidak semata - mata ditentukan oleh
ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan maupun konfigurasi
dari masa bangunannya, akan tetapi ditentukan juga oleh : Besaran
Bangunan, Intensitas bangunan : BCR dan FAR, Sempadan Bangunan,
Ragam – Fasade, Skala, Material, Tekstur, dan warna.

c. Sirkulasi
Elemen sirkulasi dalam urban design merupakan alat yang sangat
menentukan struktur lingkungan urban, karena dapat membentuk,
mengarahkan dan mengontrol pola aktivitas dalam kota. Teknik
perancangannnya meliputi tiga prinsip utama: Jalan harus menjadi
elemen ruang terbuka visual yang positif, Jalan harus mampu
memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan
tersebut terbaca secara informative, dan Sektor publik dan privat harus
membina hubungan untuk mencapai sasaran ini.

d. Ruang Terbuka ( Open Space )


Ruang terbuka bisa menyangkut lansekap; elemen keras
(hardscape yang meliputi : jalan, trotoar dsb) serta elemen lunak
(softscape) berupa taman dan ruang rekreasi dikawasan kota. Elemen-
elemen terbuka juga menyangkut lapangan hijau, ruang hijau kota,
pohon-pohonan, pagar, tanam-tanaman air, penerangan, paving, kios-
kios, tempat-tempat sampah, air minum, sculpture, jam dsb.

e. Area Pedestrian ( Pedestrian area )


Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan terhadap
kendaraan dikawasan pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan
melalui sistem perancangan yang manusiawi, menciptakan kegiatan
pedagang kaki lima yang lebih banyak dan akhirnya akan membantu
kualitas udara di kawasan tersebut.

f. Penanda ( signage )
Tanda- tanda petunjuk jalan, arah kesuatu kawasan tertentu pada jalan
tol atau di jalan kawasan pusat kotasemakin membuat semarak atmosfir
lingkungan kotatersebut. Peraturan yang mengatur tentang tanda-tanda
tersebut sebagian kota Indonesia masih belum sepenuhnya diatur
hingga pada masalah teknis. Rambu-rambu atau Penanda yang terdesain
dengan baik turut mendukung karakter dari penampilan gedung
sekaligus menghidupkan jalanan, selain memberikan informasi barang
dan jasa bisnis pribadi (Long Beach dalam Arifiani, 2001).

g. Pendukung Kegiatan ( activity support )


Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-
kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk,
lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan
berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-
kegiatannya. Bentuk, lokasi dan karakter area spesifik akan menarik
fungsi, penggunaan dan aktivitas yang spesifik pula, sehingga suatu
aktivitas cenderung berlokasi ditempat yang paling sesuai dengannya.

h. Konservasi ( Concervation ) – Perlindungan


Konservasi suatu individual bangunan harus selalu dikaitkan dengan
keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota memperhatikan
aspek : bangunan-bangunan tunggal, struktur dan gaya arsitektur, hal
yang berkaitan dengan kegunaan, umur bangunan atau kelayakan
bangunan

- lima Teori perancangan citra kota

a. Path

Path merupakan jalur dimana orang – orang mengobservasi kota.


Path merupakan suatu jalur yang digunakan pengamat untuk bergerak
atau berpindah tempat. Pada saat melalui sebuah jalur pengamatan
sambil mengamati kota sepanjang jalur tersebut dan terdapat elemen –
elemen lingkungan lainya tersusun dan saling terhubung.

b. Edges

Edges merupakan pembatas antara dua fase batas, dapat berupa


suatu design, jalan sungai, gunung. Edges memiliki identitas yang kuat
karena tampak visualya yang jelas. Edges merupakan penghalang
walaupun kadang – kadang ada tempat untuk masuk yang merupakan
pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah district dengan yang
lainya.

c. Districk

Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas


Khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk
pola dan wujud yang khas begitu juga pada batas districk sehingga orang
atau tahu akhir atau awal kawasan tersebut. District mempunyai
karaktersitik kawasan yang berbeda dengan kawasan yang berada di
sekitarnya.

d. Node

Node dapat berupa sebuah area, sebuah spot linier, bahkan


keseluruhan distrik atau kota dapat berubah menjadi suatu node
tergantung pada skala lingkunganyang di lihat. Spot strategis dimana
arah arah atau aktivitas saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau
aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktifitas lain,
semisal persimpangan jalan, stasiun, lapangan, jembatan, pasar, taman.
Node juga merupakan suatu tempat dimana orang mempunyai ingatan
atau kenangan jika berada pada kawasan tersebut
e. Landmark

Landmark merupakan simbol yang menarik secara visual dengan


sifat penempatan yang menarik secara visual dengan sifat penempatan
yang menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk yang
unik serta terdapat perbedaan sekala dalam lingkuannya. Beberapa
lanmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat dilihat
dari daerah itu, sedangkan dalam hal lain lanmark juga bisa menjadi
penanda dalam seka besar atau menjadi simbol bagi kawasan yang besar
sekalipun. Lanmark menjadi sangat penting karena sebagai identitas
pengenal bagi wilayah tersebut seperti patung, bangunan, dan
peninggalan artepak atau bersejarah.

2.3 Teori Meningkatkan Kreaaivitas


Utami Munandar (1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum
untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan
gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-
unsur yang sudah ada sebelumnya. Cara untuk meningkatkat kreativitas dapat
dilakukan dengan ;
1. Melakukan suatu yang berbeda
Jika ingin meningkatkan kreatifitas, kita harus mau berfikir dan melakukan
sesuatu yang berbeda yang jarang atau belum pernah dilakukan orang lain.

2. Berhubungan atau berinteraksi dengan banyak orang


Berhubungan dengan banyak orang tanpa pilih-pilih akan memberikan
banyak input ke otak kita. Dengan bergaul dengan banyak orang, kita bisa
melakukan pengamatan apa yang dilakukan oleh orang-orang sekitar kita.
Dari situ akan muncul ide-ide segar yang mungkin belum atau tidak pernah
terpikirkan

3. Gemar Membaca
Dengan meningkatkan intensitas membaca, maka akan memperbanyak pula
informasi yang bisa kita serap. Tentunya yang kita baca adalah bacaan yang
postitif seperti koran harian yang kredible, tabloit yang sesuai hobi, buku-
buku populer dan berita dari online yang bersifat membangun. Dari
informasi itu bisa kita kembangkan agar bisa menjadi sebuah ide yang baru.

4. Bangun sikap positif


Lawan berat dari kreatif adalah rasa pesimis. Jika sikap pesimis sudah
menghinggapi diri kita, maka apapun ide segar yang muncul dari otak kita
akan selalu dipatahkan. Sehingga jika ingin meningkat kreatifitas, yang
harus dilakukan adalah mengisi otak kita dengan hal-hal yang positif dan
Selaluoptimis

5. Ruang Kreatif
Ruang kreatif merupakan cara untuk memfasilitasi kekreatifan itu sendiri
sehingga kekreatifan mudah terbentuk dan terbangun dengan sendiri,
dengan contoh meyediakan sebuah ruang kreatif seperti ruang public kreatif
atau platform-platform kreatifitas yang menyediakan fasilitas taman baca
atau perpustakaan, mural art space, amphitheatre dan lain-lain.

2.4 Teori dari Beberapa tokoh ahli.

Kecenderungan keberlanjutan pengembangan perkotaan yang terjadi di


Amerika (Dittmar, 2004) antara lain:

• Meningkatnya investasi kawasan terpadu di tengah kota. Kecenderungan


penduduk perkotaan menghuni kembali pusat-pusat kota yang pernah ditinggalkan.

• Berlanjutnya pertumbuhan dan proses pematangan kawasan pinggiran kota


(suburbs). Sebagian kota baru mulai beranjak menjadi kota yang mandiri yang
berusaha memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi penduduknya. Di Jabodetabek, kota
dormitory seperti Depok tumbuh menjadi kota satelit yang berusaha memenuhi
aktivitas sosialekonomi warganya.

• Diliriknya kembali angkutan kereta api/busway sebagai solusi terhadap


masalah transportasi perkotaan. Pengembangan jalur-jalur angkutan umum
dikaitkan dengan keberadaan kota-kota baru baik di pinggiran kota maupun di
sepanjang koridor yang ada. Gabungan ketiga kecenderungan tersebut mendorong
munculnya kebutuhan ruangruang permukiman yang memiliki karakteristik TOD,
yaitu: (i) ramah terhadap pedestrian (walkable); (ii) bersifat mixed-use antara
hunian, perkantoran dan perdagangan; (iii) berada dekat dengan jaringanbusway
atau stasiun kereta api.

2.5 Teori yang di terapkan


2.5.1 Meningkatkan Kreativitas berupa Ruang Publik Kreatif
Dengan menerapkan ruang public kreatif tentu dibutuhkan fasilitas-fasilitas
yang menunjang ruang public kreatif tersebut seperti adanya ;
a. Mural Art Space
Sebuah ruang yang memwadahi kegiatan melukis pada tembok maupun
media-media lainnya yang memberikan edukasi
Gambar 1 : Ruang Publik yang telah di Mural
Sumber : http://www.baliekbis.com/taman-kota-lumintang-kini-dihiasi-mural/

b. Micro Library (Perpustakaan Kecil)


Dengan memberikan Ruang membaca akan bisa meningkatkan
Kreativitas Remaja unutk mendapatkan refrensi-refrensi yang civitas
butuhkan

Gambar 2 : Bima Microlibrary Bandung


Sumber : archdaily.com

c. Amphitheatre
Amfiteater atau ampiteater adalah sebuah gelanggang terbuka yang
digunakan untuk pertunjukan hiburan dan pertunjukan seni. Dengan
adanya amphitheater bisa membentuk kreatifitas itu sendiri yaitu bebas
berekspresi

Gambar 3 : Masonic amphitheatre USA


Sumber : archdaily.com
2.5.2 Teori Tata Ruang Kota
Teori tata ruang kota pada kawasan pendidikan jalan kamboja merupakan
faktor penting bagi kawasan tersebut karena teori membuat ruang publik
kreatifitas bisa terlaksana seperti adanya ;
a. Pedesatrian
Pedestrian merupakan ruang pelayanan yang berfungsi untuk kegiatan
pejalan kaki dalam melakukan aktivitas, sehingga dapat meningkatkan
keamanan, kelancaran dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Sebagai
ruang khusus untuk pejalan kaki, jalur pedestrian berfungsi sebagai
sarana yang dapat melindungi pejalan kaki dari bahaya lalu lintas
kendaraan bermotor. Selain itu, jalur pedestrian ini juga tempat
terjadinya interaksi sosial antar masyarakat, di Indonesia sendiri lebih
dikenal sebagai trotoar.

Gambar 4 : Gambaran Suasana Pedestrian


Sumber : http://mediacerita.com/integritas-jalur-pedestrian/

b. Penanda ( signage )
Fungi penanda pada kawasan pendidikan akan memudahkan untuk tahu
apa saja fasilitas-fasilitas yang terbangun nantinya dan sebagai penunjuk
arah.

Gambar 5 : Penanda atau rambu-rambu


Sumber : https://www.jejakpiknik.com/d-kandang-farm/
BAB III
ANALISA KONDISI EKSITING

3.1. Lokasi objek


Lokasi objek berada di Jalan Kamboja, Kelurahan Sumerta Kauh,
Denpasar Timur, Kota Denpasar. Jalan ini memiliki panjang yaitu sebesar
500 meter dengan lebar jalan sebesar 6 meter

Gambar 6 : Peta Lokasi Objek


Sumber : modifikasi

3.2. Kondisi Eksisting Objek

Jalan Kamboja sendiri terkenal akan banyaknya fungsi bangunan


sekolah/kampus, selain itu terdapat juga sebuah pasar, yaitu Pasar
Kreneng.

1. Kondisi Jalan

Kondisi jalan sendiri terbagi atas 2 jenis, yaitu jalan paving dan
aspal, jalan paving dimulai dari utara jalan kamboja sampai di depan
Pasar Kreneng.

Gambar 7 : Jalan Paving di Lokasi


Sumber : dokumentasi pribadi
Jalan yang berukuran 6 meter ini pun bisa menjadi berukuran 4
meter dikarenakan adanya parkir liar di bahu jalan, dan pada jam khusus
jalan ini bisa menjadi berukuran 3 meter saja, karna parkir liar mobil
yang mengambil 2 ruas

2. Pedestrian

Kondisi pedestrian cukup lebar dengan ukuran 2 meter, dengan


bahan paving, pedestrian juga dihiasi pepohonan rindang dan juga
dilengkapi dengan rambu jalan bagi kaum disable.

Gambar 8 : Jalur Pedestrian


Sumber : dokumentasi pribadi

3. Drainase

Untuk drainase sendiri pada Jalan Kamboja sudah dilengkapi


dengan STP yang berada di bagian bawah jalur pedestrian, sehingga
tidak terlihat jalur drainasenya dari luar, dan dapat meningkatkan
kenyamanan dalam berjalan

Gambar 9 : Tutup STP


Sumber : dokumentasi pribadi
BAB IV
PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI DESAIN

4.1 Pembahasan
Pada kawasan jalan kamboja ini merupakan kawasan yang ramah
pendidikan banyak fasilitas dan pra sarana yan sudah terdapat disana, namun
sayangnya hal tersebut belum bisa terealisasi atau fasilitas tersebut seakan tidak
berfungsi di karenakan kurangnya penataan, maka dari itu kawsan jalan kamboja
ini akan di tata sesuai dengan teori dan materi sebelumnya,

Gambar : Batas Kawsan jalan kamboja yang akan di laksanakana penataan


Sumber : google earth
Blok 0 area jalan dan trotoar

Blok i Universitas Maha


saraswati
Blok xix area
ruko dan
permukiman

Blok ii Sma 1 Denpasar


Blok xi area ruko
dan permukiman

Blok iii kawasan


Blok x area ruko
pemukiman dan
dan permukiman
perdagangan

Blok ix area
Blok iii kawasan
perpustakaan
pemukiman dan
perdagangan

Blok viii kawasan


les outdor
Blok iv kawasan
pedagang dan
administrasi
Blok vii kawasan
pasar aso
Blok v kawasan
pertamimna Konservasi
Blok vi Kawasan
ruang kosong
Penataan

Dari kwasan jalan kamboja yang akan di lakukan penataan ulang maka
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kota yang berwarna merah adalah kawsan
yang akan di lakukan penataan ulang dan kawasan yangberwarna biru aka di
konservasi atau dilestarikan. Dari blok – blok kawsasan maka beberapa kawsan
akan di biarkan dan beberapa blok akan di tata ualang agar penataan ini dapat
menjadi solusi bagi permasalahan yang di hadapi pada bab sebelumnya
4.2 Rekomendasi Desain
pada rekomendasi desain ini akan di tata sesuai dengan pembahasan teori
sebelumnya dimana pada penataan kawasan ini akan berpatokan pada teori
tersebut dintaranya seperti delapan elemen perancangan kota, tata citra kota.
Penataan ini akan menghasilkan desain untuk menjawab permasalahan yang di
hadapi kawasan ini yaitu bagaimana merancang penataan kawasan jalan kamboja
agar ramah lingkungan, menjadi pusat pendidikan dan dapat meningkatkan
kreatifitas

Dimana hal – hal seperti tempat sebagai titik


kumpul, sebagai pusat pendidikan dan sebagai
pengembangan kreatifitas akan di desain agar saling
keterhubungan antaa satu fasilitas dengan fasilitas
lainya. yang bertujuan remaja yang semakin aktif
dan fositif dengan kesibukan kegiatan yang fositip
Pada rekomendasi desain yang akan di bangun pada kawasan ini yaitu
pada seperti icon yang terdapat pada masing – masing blok kawasan pada gambar
diatas.

Rekomendari Desain Blok 0

seperti rekomndasi kawsan blok 0 yaitu terdapat blok pejalan kaki dan
jalur kendaraan bermotor, pada daerah atau kawasan blok 0 tersebut setiap harinya
sangat pada yang di lalui oleh civitas siswa dan civitas pengendara, maka saran
dari desain ini yaitu :

1) melakukan pelebaran pada trotoar jalanan

2) material jalan menggunakan paping

3) membuat level jalan dengan trotoar lebih tinggi

4) menempatkan sebracros pada titik titik strategis,

Dengan melebarnya trotoar maka di pastikan dapat mengurangi resiko untuk


civitas siswa berjalan di jalaur kendaraan dan dengan peninggian lefel trotoar
maka civitas kendaraan tidak bisa naik ke area trotoar.

Anda mungkin juga menyukai