Anda di halaman 1dari 9

UJI KINERJA ROTARY DRYER BERDASARKAN EFISIENSI

TERMAL PENGERINGAN SERBUK KAYU UNTUK


PEMBUATAN BIOPELET
Ahmad Zikri*, Erlinawati, Irawan Rusnadi

*Staf Pengajar Program Studi Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya


Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Email : ahmad.zikri@polsri.com

Abstrak

Permintaan sumber daya energi setiap harinya semakin meningkat, terutama untuk bahan bakar fosil atau
energi terbarukan seperti minyak, gas, dan batubara. Peningkatan ini tidak juga disertai dengan produksi
bahan bakar fosil. Cara yang bisa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini salah satunya
menggunakan energi terbarukan seperti biopelet dari serbuk kayu yang didukung oleh teknologi
pengeringan dalam proses pengobatan. Proses pengeringan adalah langkah yang sangat penting untuk
menghasilkan bahan bakar biomassa dengan kualitas baik, pengeringan ditujukan untuk mengurangi
kandungan air dalam bahan baku biomassa dan meningkatkan nilai kalor. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk membuat sebuah prototipe rotary dryer untuk biomassa, dan menghasilkan produk kering
untuk biopellets. Diawali dengan disain struktural alat yang akan dibuat dan menganalisis sistem termal
dengan variasi pengeringan (30 menit, 45 menit, dan 60 menit) pada suhu konstan 60 0C. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengeringan dengan waktu yang sangat lama, penurunan kadar debu kayu akan lebih
besar. Namun, efisiensi termal Tampilkan proses pengeringan ini masih cukup rendah karena ada besar
kehilangan panas.

Kata kunci : Biomassa, Biopelet, Rotary Dryer, Kehilangan Panas

Abstract

Demand for energy resources is increasing every day, especially for fossil fuels or non-renewable energy
such as oil, gas, and coal. This increase is not also accompanied by the production of fossil fuels. The way
that can we can do to overcome this problem is utilize renewable energy such as Biopellets of sawdust that
is supported by drying technology in the treatment process. The drying process is a very important step to
produce biomass fuel with good quality, drying is intended to reduce the water content containing in the
biomass feedstock and to improve the calorific value. The purpose of this research is to create a prototype
rotary dryer for biomass, and produce a dry product for biopellets. Beginning with the structural design
tools that will be created and analyzed the thermal system by varying the drying (30 minutes, 45 minutes
and 60 minutes) at a constant temperature of 60 0C. The results showed that drying with the longest time,
the decrease of the moisture content in the wood dust will be even greater. However, the thermal
efficiency of the drying process show is still quite low because there is a large of heat loss.

Keywords: Biomass, Biopellets, Drying, Rotary Dryer, Heat loss

1. PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan


menjadi tulang punggung penghasil devisa
Sumber energi biomassa mempunyai negara.
beberapa kelebihan antara lain merupakan Untuk memanfaatkan sumber daya biomassa
sumber energi yang dapat diperbaharui tersebut, biomassa harus mengalami proses
(renewable) sehingga dapat menyediakan sumber pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat
energi secara berkesinambungan (suistainable). digunakan sebagai sumber energi. Pada proses
Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya pegolahan biomassa, pengeringan merupakan
alam yang sangat penting dengan berbagai produk salah satu tahap yang sangat penting untuk
primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan menghasilkan kualitas bahan bakar biomassa yang
dan lain-lain yang selain digunakan untuk baik. Pengeringan tersebut dimaksudkan untuk

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 50


mengurangi kandungan air yang terdapat di dalam bagaimana mengevaluasi kinerja rotary dryer
biomassa dan meningkatkan nilai kalor dari terhadap efisiensi termal pengeringan serbuk kayu
biomassa tersebut. yang dihasilkan.
Adapun proses pengeringan dengan Tujuan dari penelitian ini adalah :
menggunakan sinar matahari (full sun drying) 1. Membuat suatu unit prototipe pengering
mempunyai banyak kekurangan, yaitu dalam biomassa (Serbuk kayu) dengan sistem rotari.
proses pengeringannya membutuhkan waktu yang 2. Mengetahui kinerja rotary dryer ditinjau dari
lama, memerlukan area yang cukup luas dan efisiensi termal.
cuaca yang sering berubah-ubah. Proses 3. Menghasilkan serbuk kayu kering untuk
pengeringan sendiri bertujuan untuk mengurangi pembuatan biopelet.
kadar air sampai batas tertentu. Adapun dalam mekanisme pengeringan,
Pengeringan yang menghasilkan produk udara yang terdapat dalam proses pengeringan
dengan mutu lebih baik dan efisien.maka mempunyai fungsi sebagai pemberi panas pada
dibutuhkan pengering dengan kinerja yang baik, bahan yang digunakan, sehingga menyebabkan
dan pengaturan serta pengendalian kondisi proses terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari udara
pengeringan seperti suhu yang digunakan, adalah untuk mengangkut uap air yang
kelembaban udara, serta waktu pengeringan dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan.
(Mujumdar, 2001). Kecepatan pengeringan akan naik apabila
Rotary Dryer secara umum merupakan alat kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir
pengering yang berbentuk sebuah drum yang apabila mulai mencapai kesetimbangannya, maka
berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik
tungku atau gasifier. Pengeringan pada rotary atau dengan kata lain lebih capat
dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga (Desrosier,1988).
tidak hanya permukaan atas yang mengalami Faktor yang dapat mempengaruhi
proses pengeringan, namun juga pada seluruh pengeringan suatu bahan adalah :
bagian yaitu atas dan bawah secara 1. Sifat fisik dan kimia dari bahan,
bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan meliputibentuk, komposisi, ukuran, dan kadar
oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak air yang terkandung didalamnya.
mengalami penyusutan serta mempercepat waktu 2. Pengaturan geometris bahan. Hal ini
pengeringan. (Jumari, A dan Purwanto A., 2005). berhubungan dengan alat atau media yang
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan digunakan sebagai perantara pemindah panas.
penelitian lebih lanjut sehingga menghasilkan 3. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat
proses pengeringan yang lebih cepat dan efisien, pengering, meliputi suhu, kecepatan sirkulasi
namun tidak dipanaskan dengan tungku atau udara, dan kelembaban.
gasifier, melainkan hanya dengan menggunakan 4. Karakteristik dan efisiensi pemindahan panas
elemen pamanas yang simpel dan dengan cara alat pengering.
pengeringan yang mudah. Dalam penelitian ini Proses pengeringan juga harus
telah dihasilkan suatu teknologi baruberupa memperhatikan suhu udara dan kelembaban. Suhu
prototipe pengering limbah biomassa berupa udara yang tinggi dan kelembaban udara yang
serbuk kayu sebagai bahan baku dan relatif rendah dapat mengakibatkan air pada
menggunakan elemenpemanas yang berfungsi bagian permukaan bahan yang akan dikeringkan
untuk memanaskan udara proses dalam silinder menjadi lebih cepat menguap. Hal ini dapat
pengering secara cepat. Alat pengering tipe rotari berakibat pada terbentuknya suatu lapisan yang
pada penelitian ini mampu mengurangi kadar air tidak dapat ditembus dan menghambat difusi air
hingga 20-23 % sehingga serbuk kayu yang secara bebas. Kondisi ini lebih dikenal dengan
dihasilkan memenuhi standar SNI yaitu maksimal case hardening (Desrosier,1988).
8 % dengan proses pengeringan kurang lebih 1 Salah satu jenis alat pengering adalah tipe
jam. Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer
Mengelolah limbah kayu menjadi sumber merupakan alat pengering yang berbentuk sebuah
energi biomassa yang merupakan energi alternatif drum dan berputar secara kontinyu yang
pengganti bahan bakar fosil, dengan dipanaskan dengan tungku atau gasifier. Rotary
menggunakan proses pengeringan di dalam dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan
tabung silinder (rotary dryer). Pada proses ini industri karena proses pengeringannya jarang
diharapkan mampu meningkatkan optimasi menghadapi kegagalan baik dari segi output
penggunaanbahan bakar,mempercepat waktu kualitas maupun kuantitas. Namun sejak
pengeringan, serta biaya proses pengeringan lebih terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar
ekonomis. Berdasarkan uraian tersebut, maka minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer
permasalahan yang akan ditinjau adalah mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 51


teknologi bahan bakar substitusi seperti burner, panasnya disebut sebagai konveksi paksa (forced
batubara, gas sintesis dan sebagainya.Pengering convection).
rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan Proses pemanasan atau pendinginan fluida
bahan yang berbentuk bubuk, granula, gumpalan yang mengalir didalam saluran tertutup seperti
partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan pada gambar merupakan contoh proses
dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan perpindahan panas.
berkesinambungan akibat gerakan vibrator,
putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya Perpindahan Panas Radiasi
gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat Perpindahan panas radiasi adalah proses di
berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah mana panas mengalir dari benda yang bersuhu
dan gas. tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan jika
sebuah silinder yang berputardan digunakan untuk terdapat ruang hampa di antara benda-benda
mengurangi atau meminimalkan tersebut. Refleksi
cairan kelembaban isi materi dan penanganannya .Radiasi datang
ialah kontak langsung dengan gas panas di dalam
ruang pengering. Pada alat pengering rotary dryer
terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding Absorpsi
dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum.
Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan
dengan dinding disebut konduksi karena panas
dialirkan melalui media yang berupa Transmisi
logam.Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat
kontak bahan dengan aliran uap disebut konveksi Gambar 2. Perpindahan Panas Radiasi
karena sumber panas merupakan bentuk aliran
(Mc.Cabe, 1985). Energi radiasi dikeluarkan oleh benda
karena temperatur, yang dipindahkan melalui
Perpindahan Panas Konveksi ruang antara, dalam bentuk gelombang
Konveksi adalah perpindahan panas karena elektromagnetik Bila energi radiasi menimpa
adanya gerakan atau aliran atau pencampuran dari suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan,
bagian panas ke bagian yang dingin. Contohnya sebagian diserap dan sebagian diteruskan seperti
adalah kehilangan panas dari radiator mobil, gambar Sedangkan besarnya energi :
pendinginan dari secangkir kopi dan lainnya.
Menurut cara menggerakkan alirannya, Qpancaran = k AT 4 …(J.P. Holman, 1988)
perpindahan panas konveksi diklasifikasikan
menjadi dua, yakni konveksi bebas di mana :
(freeconvection) dan konveksi paksa (forced Qpancaran = laju perpindahan panas (W)
convection). A = luas permukaan benda (m2)
Q T = suhu absolut benda ( 0C )
k = konstanta Stefan Boltzman
(5,67x10-8 W/m2.K4)
Perhitungan neraca energi merupakan
m,Cp aliran tahapan awal yang harus dilakukan dan dapat
dihitung dengan tahapan-tahapan dibawah ini.

Tb1 L Tb2 Q = m∫ Cp (T)dT …(Mc. Cabe, 1985)

Gambar 1. Perpindahan panas konveksi


(J.P.Holman) Nilai panas spesifik (cp) untuk masing-
masing komponen penyusun gas, untuk panas
Bila gerakan fluida disebabkan karena spesifik (cp) aliran material kayu atau Serbuk
adanya perbedaan kerapatan karena perbedaan kayu.Perhitungan panas yang masuk dan keluar
suhu, maka perpindahan panasnya disebut sebagai sistem dilakukan pada temperatur referensi 0 ºC.
konveksi bebas (free / natural convection). Bila Panas yang masuk ke rotary dryer terbagi
gerakan fluida disebabkan oleh gaya pemaksa / atas panas sensibel dan panas pengeringan dari
eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau serbuk kayu.Energi panas lainnya terbuang ke
kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida lingkungan melalui aliran material dan melalui
mengalir di atas permukaan, maka perpindahan perpindahan panas pada permukaan dryer.Adapun

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 52


perpindahan panas pada permukaaan berupa Keterangan :
radiasi dan konveksi alami. Perpindahan panas Q = Laju perpindahan panas secara
radiasi pada permukaan dryer dihitung sebagai konveksi
sebuah silinder menggunakanpersamaan berikut. Apk = Luas Permukaan dryer, yang terdiri
atas tabung silinder (m2)
Qr = Ϭ Ɛ ( − ) (kJ/s) … (JP.Holman, hcon = koefisien perpindahan panas konveksi
1988) Ts = temperatur permukaan, (K)
Too = temperatur lingkungan, (K)
di mana : Untuk perpindahan panas radiasi pada
Ϭ =Konstanta Stefan Boltzman = 5,67 x 10- permukaan dryer dihitung dengan memodelkan
8
W/m2 K4 sebagai sebuah silinder menggunakanpersamaan
Apk` =Luas Permukaan Silinder, (m2) ; berikut.
Ɛ = Emisivitas bahan : Ɛ = 0,09 (oxidized
sureface) Qr = Ϭ Ɛ ( − ) (kJ/s) … (JP.Holman,
T1 = Temperatur Permukaan, (K) 1988)
T2 = Temperatur Lingkungan, (K)
Keterangan :
Berikut adalah skema dan cara untuk menghitung Ϭ= Konstanta Stefan Boltzman = 5,67 x 10-8
efisiensi alat pengering dengan menghitung W/m2 K4
neraca panas pada gambar berikut ini : Apk = Luas Permukaan dryer, yang terdiri
Q panas sensible udara kering atas tabung silinder (m2)
Ɛ = emisivitas bahan ; Ɛ = 0.09
Ts = Temperatur Permukaan, (K)
Too = Temperatur Lingkungan, (K)
QBahan baku Rotary dryer
Menghitung panas yang dimanfaatkan untuk
QSerbuk Kayu proses pengeringan yaitu,
Q= Total Input - Total Output
Menghitung efisiensi termal dari rotary dryer
Q Listrik :
ɳ = x
Gambar 3. Skema Neraca Panas Pada
RotaryDryer 100 %
....
Menhitung panas dari bahan bakar (energi listrik) (Mc.Cabe,1985)
yaitu panas yang masuk untuk proses pengeringan
di dalam ruang pengering atau rotary dryer. Biomassa adalah bahan organik yang
W =Q dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa
W =Pxt produk maupun buangan. Contoh biomassa antara
lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi,
W = Energi Listrik (Joule) limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran
Q = Kalor (Joule) ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer
P = Daya listrik (Watt) serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati,
t = Waktu yang diperlukan (detik) bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan
Pada perhitungan perpindahan panas, bakar).Umum yang digunakan sebagai bahan
terdapat panas yang keluar, perhitungan panas bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya
yang keluar pada proses pengeringan di rotary rendah atau merupakan limbah setelah diambil
dryertersebut adalah sebagai berikut. produk primernya.Sumber energi biomassa
mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
Menghitung Panas Sensible : merupakan sumber energi yang dapat
Q= m x Cp x dt (kJ) ... (Mc.Cabe,1985) diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara
Menghitung Panas Laten : berkesinambungan (suistainable). Salah satu dari
Q= m x λ ... (Mc.Cabe,1985) potensi sumber biomassa yang banyak terdapat di
Indonesia adalah limbah kayu.Penggunaan kayu
Menghitung panas konveksi : sebagai bahan bakar memberikan keuntungan
QC = hcon Apk (Ts – Too) …(JP.Holman, 1988) yang lebih, bila dibandingkan dengan bahan bakar

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 53


fosil.Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan untuk bahan bakar menggunakan zat organik atau
bakar maka diperlukan teknologi untuk biomassa seperti bungkil jarak, sekam, dan serbuk
mengkonversinya.Teknologi konversi biomassa kayu.Keunggulan utama pemakaian bahan bakar
tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat pelet biomassa adalah penggunaan kembali bahan
yang digunakan untuk mengkonversi biomassa limbah seperti serbuk kayu yang biasanya dibuang
dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang begitu saja. Serbuk kayu yang terbuang begitu
dihasilkan. Densifikasi merupakan salah satu cara saja dapat teroksidasi dibawah kondisi yang tak
untuk memperbaiki sifat fisik suatu bahan yang terkendali akan membentuk gas metana atau gas
bertujuan untuk mempermudah penggunaan dan rumah kaca.
pemanfaatannya, sehingga terjadi peningkatan
efisiensi nilai bahan yang digunakan. 2. METODOLOGI PENELITIAN
Salah satu proses pengolahan biomassa
seperti limbah kayu ialah dengan cara pemeletan, Waktu dan Tempat
yaitu proses untuk menekan bahan menjadi Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
bentuk pelet. Bahan bakar padat ini sering disebut tahapan yaitu tahap rancang bangun dan
dengan pelet kayu atau biopelet, yang merupakan pengujian (pengambilan data) dan dilakukan di
bahan bakar biomassa berbentuk pelet dan tempat yang sama yaitu Laboratorium Energi
memiliki keseragaman ukuran, bentuk, Politeknik Negeri Sriwijaya.
kelembapan, densitas serta kandungan
energi.Pada proses pembuatan biopelet, biomassa Bahan dan Alat
diumpankan ke dalam pellet mill yang memiliki a. Bahan
dies dengan ukuran diameter 6-8 mm dan panjang 1. Serbuk kayu 3. Air
10-12 mm. Terdapat 6 tahapan proses pembuatan 2. Tepung tapioka 4. Vernis
biopelet, yaitu: perlakuan pendahuluan bahan
baku (pre-treatment), pengeringan (drying), b.Peralatan Rancangan Prototipe
pengecilan ukuran (size reduction), pencetakan Pengering
biopelet (pelletization), pendinginan (cooling), Biomassa Tipe Rotari dan
dan silage. Residu hutan, sisa penggergajian, sisa Alat Pencetak Biopelet
tanaman pertanian, dan energy crops dapat 1. Tabung silinder : 1 buah
didensifikasi menjadi pelet. Proses peletisasi 2. Pipa besi galvanis: 4 batang
dapat meningkatkan kerapatan spesifik biomassa 3. Glasswool : 1 lembar
lebih dari 1000 kg/m3. 4. Heater (elemen pemanas) : 2 buah
5. Tiang besi penyangga :10 batang
6. Motor penggerak : 1 unit
7. Gearbox : 1 unit
8. Belt (Rantai) : 1 buah
9. Saklar on/off (Display box): 1 buah
Gambar 4. Jenis-Jenis Pelet Kayu (Biopelet) 10. Batu tahan api : 1 kantong
Disamping memperhatikan teknologi untuk 11. Termokopel : 1 buah
proses pembuatan dari pelet kayu tersebut, adapun 12. Rangkaian tiang penyagga dan
faktor lain yang harus diperhatikan yaitu kualitas pencetak biopelet berupa gilingan daging
bahan bakar biopelet atau acuan dari kualitas ikan dengan lubang pencetak biopelet yang
briket itu sendiri yang sesuai SNI. Berikut ukuran diameternya bervariasi.
merupakan mutu bahan bakar berbasis briket
standar SNI No. 1/6235/2000. c. Peralatan Penelitian di Laboratorium
Tabel 1. Standar Kualitas Briket sesuai SNI 1. Sieving machine
Parameter Satuan Standar 2. Jaw crusher dan blender (untuk
Kadar Air % ≤8 penghalus serbuk kayu)
Kadar Abu % ≤8 3. Cawan Porselen, termometer, kantong
Kadar Karbon % ≥ 77 plastik, dan peralatan lainnya
KadarZat terbang % ≤ 15 4. Timbangan digital
Nilai Kalor Kal/gr ≥ 5000 5. Thermogun
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan 6. Wadah penampung
Kehutanan (1994) 7. Gelas kimia dan Spatula

Biopelet memiliki karakteristik yang Pendekatan Desain Struktural


berbeda-beda tergantung pada bahan Secara umum rancangan alat pengering tipe
pembuatannya, kebanyakan pembuatan biopelet rotari ini berupa tabung silinder sebagai ruang

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 54


pengering biomassa, yang di dalamnya terdapat e. Pipa galvanis, berfungsi sebagai tempat
heater (coil) pemanas dan digerakkan dengan penampung heater dan batu tahan api.
menggunakan motor penggerak untuk berputar. f. Gearbox, berfungsi sebagai pemindah tenaga
Tabung ini dirancang dengan ukuran panjang 60 penggerak motor listrik ke alat yang ingin
cm dan diameter 15 cm. Tabung silinder ini digerakkan, gearbox juga berfungsi
terbuat dari plat besi yang dilengkapi dua memperlambat dan mempercepat kecepatan
rangkaian heater di dalamnya. Rancangan putaran yang dihasilkan dari perputaran
peralatan rotary dryer dibuat dalam bentuk motor listrik serta memperkuat tenaga
gambar dengan aplikasi pembuat vektor grafis putaran yang dihasilkan oleh motor listrik.
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. g. Heater, berfungsi sebagai pemanas pada
bahan baku biomassa yang akan dikeringkan.
1 3
h. Termokopel, berfungsi sebagai alat
pendeteksi suhu pada tabung silinder yang
telah dipasang heater.
i. Rantai, berfungsi sebagai penghubung antara
gearbox dan tabung silinder. Rantai tersebut
2 dihubungkan dengan gearbox dan tabung
silinder, sehingga apabila gearbox berputar
maka tabung silinder juga akan berputar.
4
Prosedur Penelitian
6 Prosedur penelitian meliputi rancang bangun
alat dan pengambilan data. Pada tahapan
penelitian rancang bangun alat, adapun bahan
yang dibutuhkan untuk rancang bangun alat
pengering biomassa tipe rotary ini yaitu ; plat besi
5 dengan tebal 3 mm dan dibentuk silinder dengan
ukuran diameter 6 inch atau 15 cm dan panjang 60
cm. lalu memasang pipa galvanis pada bagian
Gambar 5. Komponen Desain Prototipe dalam silinder untuk pelindung elemen pemanas
Pengering Tipe Rotari (coilheater) membnetuk dua cabang, kemudian
memasang glasswool dan plat alumunium sebagai
Keterangan Gambar 5 : isolator untuk melindungi tabung silinder. Setelah
1. Pintu keluar dan masuk umpan itu merangkai alat dengan tiang penyangga dan
2. Besi penyangga (frame L) merangkai aliran listrik serta lainya.
3. Tabung (ruang pengering) Proses Pengujian Kadar Air Awal Bahan
4. Rantai (Belt) Tahap penentuan kadar air awal dalam serbuk
5. Motor penggerak kayu adalah sebagai berikut.
6. Display box (Tombol on/off) 1. Mula-mula cawan kosong dikeringkan
dengan oven pada suhu 80 0C,
Pendekatan Desain Fungsional selama 15 menit dan didinginkan dalam
Uraian dari fungsi-fungsi dalam perancangan desikator, kemudian ditimbang.
alat pengering biomassa (Serbuk Kayu) tipe rotari 2. Sebanyak 5 - 15 gram sampel serbuk kayu
adalah sebagai berikut : dimasukkan dalam cawan yang telah
a. Tabung silinder, berfungsi sebagai tempat ditimbang dan selanjutnya dikeringkan
pengeringan dan penampungan bahan baku dalam oven bersuhu 100- 110 0C selama 1
biomassa yang akan digunakan. jam.
b. Motor jenis AC, berfungsi sebagai penggerak 3. Setelah selesai cawan yang telah berisi
tabung agar dapat berputar selama proses sampel tersebut dipindahkan ke dalam
pengeringan bahan baku biomassa. desikator, didinginkan dan ditimbang untuk
c. Glasswool, berfungsi sebagai isolator pada mendapatkan berat akhir sampel.
tabung silinder agar panas dari tabung 4. Mengulangi kembali pengeringan sampai
silinder tidak merambat keluar tabung. diperoleh bobot konstan.
d. Batu tahan api jenis keramik mika, berfungsi
sebagai pelindung heater agar tidak Proses Pengeringan Bahan Baku Pada Alat
mengalami overheat, batu tahan api juga Rotary Dryer
berfungsi sebagai tempat penyimpanan panas Adapun tahapan prosedur penelitian yang
agar panas dari heater tidak terbuang sia-sia. dilakukan untuk mengoperasikan prototipealat

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 55


pengering biomassa tipe rotari yaitu sebagai dengan coil heateratau elemen pemanas yang
berikut : berada didalam ruang pengering (tabung silinder)
a. Menyiapkan serbuk kayu sebagai bahan baku dengan panjang masing-masing 55 cm.
untuk pembuatan biopellet sebanyak 250 Biomassa yang digunakan dalam penelitian
gram, stopwatch dan peralatan penunjang ini, berupa serbuk kayu (gergaji) yang diperoleh
proses pengeringan lainnya. dari hasil pengolahan kayu oleh masyarakat
b. Menghubungkan kabel stopkontak, menekan (industri pembuatan perabot-perabot rumah
(tombol on) pada bagian saklar dan mengecek seperti pintu dan jendela) di daerah
arus listrik yang masuk pada rotary dryer Kab.Banyuasin km.15 Palembang. Adapun rata-
dengan testpen rata umur serbuk kayu sebelum diambil, yaitu
c. Menyalakan motor penggerak untuk memutar sekitar 2 bulan dan akan diangkut sebanyak 15 kg
tabung silinder dan jika posisi telah tepat, yang nantinya untuk diolah kembali menjadi
kemudian memasukkan serbuk kayu ke bahan bakar biopelet.
dalam tabung silinder melalui pintu masuk Proses pengeringan biomassa yang
umpan. dilakukan pada penelitian kali ini, bertujuan untuk
d. Menyalakan termokopel pada display box menurunkan kadar air biomassa antara (15-20%)
sebagai alat pendeteksi suhu pada tabung hingga kadar air mencapai ≤ 8 % berdasarkan
silinder yang telah dipasang heater berat basah atau sesuai SNI No. 1/6235/2000.
e. Mengatur besarnya temperatur (60 0C) dan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
melakukan pengeringan bahan (serbuk kayu) pada pengujian kadar air serbuk kayu dengan
pada rotary dryer. berat 250 gram, ternyata didapatkan persentase
f. Setelah 0,5 jam proses pengeringan, lalu kadar air setelah pengeringan, telah memenuhi
melakukan pengambilan sampel pertama dan SNI No. 1/6235/2000. Hasil yang didapat dari
melakukan penimbangan serta mengamati penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh
penurunan kadar air, perubahan warna yang dari pengamatan, percobaan (praktikum), dan
terjadi pada serbuk kayu setelah pengeringan. pengukuran langsung ke lapangan melalui
g. Mengulangi percobaan dengan waktu pengukuran langsung dengan menggunakan
pengeringan selama 0,75 jam, kemudian thermogun yaitu alat ukur tempertaturyang
percobaan dengan waktu 1 jam. menggunakan laser sebagai sensornya.
h. Setelah proses pengeringan selesai,
mematikan semua alat proses seperti heater, Data Hasil Penurunan Kadar Air
motor penggerak dan mencabut kabel pada Data kadar air sisa setelah proses
stopkontak. pengeringan, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
i. Menghitung persentase (%) penurunan kadar Penurunan kandungan air dari sampel serbuk kayu
air dalam serbuk kayu pada masing-masing yang dikeringkan dengan variasi lama waktu
waktu pengeringan yang telah dilakukan. pengeringan. Adapun pengujian alat rotary dryer
j. Menghitung besarnya energi yang digunakan dilakukan tiga kali setiap sekali percobaan untuk
dalam menurunkan kadar air dari bahan dan mengetahui rata-rata kadar air dan presentase (%)
efisiensi termal serta melakuakan analisa. dari kadar air sisa dalam serbuk kayu setelah
pengeringan tersebut, serta akan didapatkan panas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN H2O yang menguap.
Penurunan kandungan kadar air yang terjadi
Data Hasil Penelitian pada serbuk kayu sangat dipengaruhi oleh waktu
Pada peneltian ini, telah dibuat prototipe alat pengeringan yang dilakukan. Semakin lama waktu
pengering biomassa tipe rotary dryer. Alat ini pengeringan yang diberikan maka semakin besar
terdiri dari tabung silinder (ruang pengering) pula penurunan kadar air yang terjadi pada serbuk
dengan panjang 60 cm, diameter 15 cm, dan kayu. Waktu pengeringan yang lama akan
tinggi tiang penyangga setinggi 100 cm, yang mengakibatkan kontak antara serbuk kayu dengan
berputar perlahan serta dilengkapi dengan tiang udara panas semakin lama sehingga kadar air
penyangga, serta pintu umpan masuk dan keluar yang menguap akan semakin besar (Mc. Cabe,
dibagian depan tabung. 1985).
Sistem pemanasan pada pengering ini Grafik dibawah ini menunjukkan bahwa
dilakukan secara langsung, sumber panas berasal hasil penurunan kadar air yang terdapat dalam
dari dua buah heater (pemanas) yang dirangkai bahan baku serbuk kayu tersebut telah mengalami
dengan termokopel pendeteksi suhu pada pengurangan yang signifikan, yaitu berkisar
silinder.Heater pamanas dilindungi dengan antara 6,93 % sampai 3,40 % dan hasil tersebut
selongsong pipa galvanis dan batu tahan api agar memenuhi standar SNI yaitu ≤ 8 %.
bahan baku biomasa tidak kontak langsung

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 56


8 penggunaan panas efektif dalam pengeringan
yang dapat digunakan untuk menguapkan air dari
6 dalam bahan baku (serbuk kayu) dengan suhu
Kadar Air (%)

pengeringan 60 0C. Pada percobaan yang telah


4 dilakukan selama 3 hari, efisiensi termal
pengeringan bervariasi antara 9,70 % sampai
2 Kadar Air16,41 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
Sisa (%) besar panas yang terakumulasi dalam pengeringan
0 digunakan untuk menguapkan air dari bahan,
sedangkan sebagian lagi hilang.
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, maka
didapatkan grafik pengaruh waktu pengeringan
Gambar 6. Hubungan antara lama waktu
terhadap efisiensi termal pengeringan bahan
pengeringan terhadap kadar air
(serbuk kayu).
sisa.
Pada gambar 7 diatas, ditunjukkan bahwa
Pengeringan itu sangat berpegaruh dan efisiensi
Dalam hal ini, diketahui bahwa semakin lama
termal yang paling tinggi berada pada waktu
proses pengeringan terjadi, maka akan semakin
pengeringan selama 30 menit, yaitu sebesar 16,41
besar pula paenurunan kadar air yang terjadi saat
% karena apabila semakin lama proses
pengeringan yang dilakukan pada rotary dryer.
pengeringan untuk mengeringkan bahan baku
tersebut, maka energi panas yang terpakai akan
Data Hasil Perhitungan Neraca Energi dan
semakin tinggi dan menyebabkan efisiensi tidak
Efisiensi Termal
begitu besar. Hal ini disebabkan oleh penggunaan
Selanjutnya untuk menentukan efisiensi
energi panas yang disuplai untuk pengurangan
termal proses pengeringan maka dilakukan
kadar air pada serbuk kayu ini, ialah disuplai dari
perhitungan neraca energi dari proses pengeringan
energi panas heater (pemanas) yang terangkai
biomassa dengan bahan baku serbuk kayu
dibagian dalam silinder pengering rotari, yang
tersebut.
memiliki daya sebesar 250 watt. Energi yang
Dari hasil perhitungan neraca energi
disuplai oleh heater dan motor listrik ini,
sebelumnya, maka dapat diperoleh data berupa
berfungsi sebagai pemanas dan penggerak silinder
efisiensi termal pengering pada alat rotary dryer
pengering rotari. Namun, penggunaan pemanas ini
yang malalui proses pengeringan dengan lama
sangat menguntungkan karena proses pengeringan
waktu 30 menit, 45 menit, dan 60 menit dan suhu
0 dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dalam
60 C.
penggunaannya.
Rotary Dryer merupakan suatu alat
18
pengering yang berbentuk silinder dan bergerak
16 secara berputar yang berfungsi untuk mengurangi
Efisiensi Termal (%)

14 kadar air dari bahan solid dengan cara


12 mengontakkannya dengan udara kering. Bahan
10 yang akan dikeringkan masuk melalui pntu
8 umpan, dengan adanya putaran dari pengering
6 maka produk akan keluar secara perlahan lahan
4 pada pintu keluar umpan dengan memutar silinder
2 yang telah diarahkan ke wadah penampungan
produk dibagian bawah. Pada rotary dryer, massa
0 Efisiens…
dryer feed (serbuk kayu) masuk dan mengalami
30 45 pengeringan sehingga dalam penelitian ini, untuk
60 penurunan kadar air sisa serbuk kayu, didapatkan
Waktu (menit) keuntungan yang sangat besar apabila jika
semakin lama proses pengeringan pada rotary
dryer, maka semakin besar penurunan kadar air
yang terjadi. Ini terbukti pada 0,5 jam telah
Gambar 7. Pengaruh Waktu Pengeringan
mengalami penurunan kadar air serbuk kayu dari
Terhadap Efisiensi Termal.
23,00% menjadi 6,93 % dan untuk waktu
pengeringan 0,75 jam terjadi penurunan kadar air
Parameter kinerja rotary dryer seperti
dari 22,60 % menjadi 3,97 %. Sedangkan pada
efisiensi termal pengeringan pada alat pengering
waktu 1 jam terjadi penurunan kadar air dari
biomassa tipe rotari ini, menunjukkan besarnya
23,20 % menjadi 3,40 %. Sedangkan dalam

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 57


proses pengeringan pada rotary dryer, produk Company Inc., Wesport, Connecticut.
yang dihasilkan telah kering dengan waktu ESDM. 2011. Rencana Strategis Kementerian
pengeringan selama 30 menit dan hasil itu telah ESDM.
memenuhi standar SNI yaitu tidak boleh melebihi Jakarta
atau ≤ 8 %. Adapun faktor yang mempengaruhi Holman, J.P. 1988. Heat Transfer. Mc GrawHill
kecepatan pengeringan antara lain temperatur dan Kogusha. LTD, Tokyo
lama waktu pengeringan, kadar air bahan atau Jumari, A dan Purwanto A., 2005.Design Of
produk yang dikeringkan, varietas dari bahan atau Rotary
produk, banyaknya bahan yang dimasukkan Dryer For Improving The Quality Of
dalam alat pengering, suhu udara pengering pada Product Of Semi Organic Phosphate
awal dan akhir proses (keluar alat pengering). Fertilizer, Jurusan Teknik Kimia
F.T.UNS : Solo
4. KESIMPULAN Mc.Cabe, L., Warren. 1985. Operasi Teknik
Kimia
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (edisi ke-4). Terjemahan oleh : E. Jasifi.
mengenai pembuatan Prototipe Alat pengering Erlangga, Jakarta, Indonesia.
biomassa tipe rotari dan efisiensi termal Mujumdar , AS, Devastin, S. 2001. Prinsip dasar
pengeringan ini, maka dapat disimpulkan sebagai Pengeringan.Penerjemah : Armasyah et.
berikut, al., editor.Bogor : IPB Press. Terjemahan
1. Prototipe pengering biomassa dengan sistem dari : Mujumdar’s practical guide to
rotary dryer ini menggunakan tabung silinder industrial drying.
horizontal yang digerakkan dengan motor Trayball. 1981. Mass Transfer 3rd Edition.
penggerak untuk berputar dan juga McGrwa Hill.
menggunakan elemen pemanas (heater)yang Singapore.
dirangkaidi bagian dalam ruang pengering, alat
ini berfungsi sebagai pengering biomassa
untuk pembuatan biopelet (digunakan serbuk
kayu sebagai bahan baku).
2. Berdasarkan hasil perhitungan, semakin lama
proses pengeringan maka semakin rendah
efisiensi termal yang dihasilkan. Efisiensi
termal yang didapat pada rotary dryer sebesar
16,41 %, 12,26 %, dan 9,70 % untuk masing–
masing waktu pengeringan.
3. Setelah proses pengeringan dengan
menggunakan rotary dryer ini, penurunan
kadar air dari bahan baku semakin besar, hal
ini dikarenakan banyaknya kadar air yang
teruapkan pada serbuk kayu. Kadar air awal
serbuk kayu sebesar 23 % turun secara
signifikan setelah proses pengeringan terjadi
dan hasil tersebut telah memenuhi standar
mutu kualitas briket kayu (biopelet)
berdasarkan SNI No. 1/6235/2000 yaitu
sebesar 6,93 %, 3,97 %, dan 3,40 % dari
masing-masing lama waktu pengeringan yang
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kehutanan.1994.
Mutu Bahan Bakar Berbasis Briket Standar
SNI No. 1/6235/2000. Badan Standadisasi
Nasional Indonesia, Jakarta.
Desrosier, N.W. 1963. The Technology Of Food
Preservation, 3rd Edition. The AVI
Plishing

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 58

Anda mungkin juga menyukai