Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini permasalahan dibidang peternakan dan pertanian masih terus

terjadi, terutama kurangnya penyuluhan dari dinas terkait maupun kurangnya

kesadaran peternak terhadap penyuluhan tersebut. Banyak peternak yang

mengabaikan dan tidak menerapkan materi maupun metode yang diberikan

penyuluh. Hal ini terjadi karena latar belakang peternak yang berbeda -beda

sehingga penyuluh harus lebih bersabar mengahadapi petani. Penyuluhan sangat

berperan penting terhadap pertanian dan peternakan karena penyuluhan

merupakan sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan

tentang sejauhmana program penyuluhan di suatu wilayah dapat dicapai sehingga

dapat ditarik suatu kesimpulan kemudian digunakan untuk mengambil keputusan

dan pertimbangan terhadapprogram penyuluhan yang dilakukan. Kegiatan

penyuluhan diperlukan suatu metode, teknik dan media yang tepat agar apa yang

disampaikan kepada responden dapat tercapai.

Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan pengalaman belajar kepada

mahasiswa tentang praktek penyuluhan dan komunikasi kepada peternak, mampu

memecahkan masalah peternak yang ada di lapangan dan memberikan solusi

kepada peternak. Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa lebih terampil

dalam menyampaikan analisis, penjelasan-penjelasan dan evaluasi kepada sasaran,

serta mampu berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi peternak.


2

BAB II

DATA LAPANG

2.1. Keadaan desa

Ilustrasi 1. Peta Kelurahan Sumurrejo

Sumber: Data Sekunder Praktikum Penyuluhan,2016

Berdasarkan hasil dari data monografi yang diperoleh dari Kelurahan

Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

berada pada ketinggian 308 mdpl dan curah hujan 500 mm/th. Memiliki suhu

maksimum 30˚C dan suhu minimum 26˚C, dengan suhu tersebut cukup ideal

dalam beternak sapi perah. Kelurahan Sumurrejo mempunyai luas wilayah

325,159 Km2dan memiliki jarak 22 Km dari Ibukota Semarang.


3

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Sumurejo tahun 2016


Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
0-5 tahun - - 678
6-16 tahun - - 827
17-25 tahun - - 828
26-55 tahun - - 2.778
56+ tahun - - 775
Sumurrejo 2.919 2.967 5.886
Sumber: Data Sekunder Praktikum Penyuluhan, 2016.

Berdasarkan dari data sekunder diperoleh hasil bahwa pada Kelurahan

Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati, Kabupaten Semarang memiliki jumlah

penduduk 5.886 orang dengan jumlah laki laki 2.919 dan perempuan 2.967.

penduduk yang paling mendominasi di Kelurahan Sumurrejo adalah perempuan.

Jumlah kepala keluarga di Kelurahan Sumurrejo yaitu 2.082 KK dengan laki-laki

1868 orang dan perempuan 214 orang.

Tabel 2.Pendidikan penduduk Kelurahan Sumurrejotahun 2016


No Jenis pendidikan Jumlah/orang
1 Belum sekolah 573
2 Tidak tamat sekolah dasar 1.298
3 Tamat SD/sederajat 2.030
4 Tamat SLTP/sederajat 387
5 Tamat SLTA/sederajat 1.256
6 Tamat akademik/sederajat 53
7 Tamat perguruan tinggi/sederajat 538
Jumlah 6.135
Sumber: Data Sekunder Praktikum Penyuluhan, 2016

Berdasarkan dari data sekunder diperoleh hasil bahwa pada Kelurahan

Sumurrejo memiliki pendidikan yang dominan yaitu lulusan SD yaitu 2.030

orang, sedangkan yang paling rendah yaitu tamatan akademik dengan jumlah 53

orang. Pendidikan SLTP sebanyak 378 orang, pendidikan SLTA sebanyak 1.256

orang dan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 538 orang. Sedangkan yang
4

pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar sebanyak 1.298 orang dan yang belum

seklah sebanyak 578 orang.

Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Sumurrejo


No Jenis pekerjaan Banyaknya/orang
1 Petani 1.356
2 Pengrajin/industri 15
3 Buruh industri 389
4 Buruh bangunan 436
5 Pedagang 78
6 Pengangkutan 37
7 Pegawai negeri 174
8 ABRI 29
9 Pensiunan (ABRI/PNS) 173
10 Peternak 115
Jumlah 2.802
Sumber: Data Sekunder Praktikum Penyuluhan, 2016

Berdasarkan dari data sekunder diperoleh hasil bahwa pada Kelurahan

Sumurrejo sebagian besar penduduk di Kelurahan Sumurrejo memiliki mata

pencaharian sebagai petani sebanyak 1.356 orang dan yang paling sedikit adalah

pengrajin/industri yaitu sebanyak 15 orang. Sedangkan mata pencaharian lainnya

sebagai buruh industri sebanyak 389 orang, buruh bangunan sebanyak 436 orang,

pedagang sebanyak 78 orang, pegawai negeri sebanyak 174 orang, ABRI

sebanyak 29 orang, pensiunan (ABRI/PNS) sebanyak 173 orang dan sebagai

peternak sebanyak 115 orang.


5

2.2. Kondisi Peternakan

KTT Rejeki Lumintu yang berada di Kelurahan Sumurrejo, Kecamatan

Gunung Pati, Kabupaten Semarang kondisi peternakannya kurang memenuhi

syarat sebagai peternakan karena jarak antara kandang peternak satu dengan

lainnya terlalu sempit, saluran untuk limbah minim, ukuran kandang yang terlalu

sempit, tidak adanya gudang pakan sehingga pakan dibiarkan begitu saja di

samping kandang dan tidak terdapat tempat pengolahan susu.

2.2.1. Responden 1

Bapak Tris yang berumur 46 tahun memiliki peternakan sapi perah dengan

modal awal meminjam dari salah satu bank, kemudian Bapak Tris membeli ternak

di pasar Ambarawa yaitu sapi perah bangsa PFH dan Limousin sebanyak 10 ekor

terdiri dari 5 sapi betina, 3 sapi pejantan dan sisanya anakan. Peternakan Bapak

Tris memiliki luas wilayah kandang sekitar 800m2 di kandang milik Bapak Tris

lebih terawat terlihat dari dalam kandangnya selalu bersih, pada lantai diberi alas

lantai agar ternak tidak cidera karena lantai yang licin, pakan yang diberikan

berupa ampas tahu, hijauan segar dan ketela, produksi susu yang dihasilkan rata –

rata berjumlah 10 – 20 liter/hari dengan harga jual Rp. 7000/liter Susu dijual

berdasarkan pesanan maupun secara langsung yaitu pembeli datang ke peternakan

milik Bapak Tris tetapi jika susu tidak habis biasanya diberikan ke pedet. Ternak

milik Bapak Tris juga sehat karena di KTT tersebut terdapat dokter hewan yang

siaga 24 jam untuk melayani ternak yang sakit.


6

2.2.2. Responden 2

Awal memiliki peternakan sapi perah Bapak Riwayat meminjam modal

usaha kepada salah satu bank dan membeli ternak sapi perah di pasar hewan

Boyolali dan Prambanan dengan jumlah ternak sebanyak 6 ekor yaitu sapi perah

bangsa PFH. Luas wilayah kandang yang terlalu sempit yaitu 5x6 m2 sangat tidak

efisien untuk jumlah ternak sebanyak 6 ekor, pakan yang diberikan berupa

konsentrat, ampas tahu dan hijauan segar. Tempat pakan yaitu palung juga tidak

memenuhi standar yang seharusnya berbentuk huruf U agar ternak mudah dalam

mengambil pakannya serta tidak ada alas lantai sehingga beresiko ternak cidera

karena lantai licin. Produksi susu yang dihasilkan ternak sapi perah rata – rata

10 - 15 liter/hari saja dan susu dijual di pengepul.

2.2.3. Responden 3

Bapak Iswoto meminjam modal usaha di sebuah bank kemudian membeli

ternak di pasar hewan Ambarawa, dari sini Bapak Iswoto memulai usaha

ternaknya.Jumlah ternak yang dimiliki hanya 4 ekor saja dengan jenis ternak sapi

PFH, peternakan Bapak Iswoto memiliki luas kandang 5x6 m2.Pakan yang

diberikan berupa hijauan dan ampas tahu. Rata – rata produksi susu yang

dihasilkan adalah 10 - 15 liter/hari. Susu dijual di pengepul susu dengan harga jual

Rp. 5000/ liter.


7

2.2.4. Responden 4

Peternakan Bapak Junaidi memelihara sapi perah bangsa PFH, sapi

tersebut ia dapatkan dari hasil meminjam modal usaha dengan temannya. Bapak

Junaidi membeli ternak tersebut di pasar hewan Ambarawa, dengan jumlah ternak

yang dimiliki hanya 3 ekor.Luas kandang yang dimiliki 4x6 m 2. Kapasitas

kandang yang kurang memadai seperti tempat minum dari ember, tempat pakan

yang tidak berbentuk U dan tidak ada gudang pakan sehingga pakan dibiarkan

begitu saja di depan kandang. Pakan yang diberikan berupa konsentrat, ampas

tahu dan hijuauan segar. Jumlah produksi susu yang dihasilkan adalah

10 liter/hari. Susu dijual apabila ada pembeli yang datang ke peternakan milik

Bapak Junaidi, bahkan jika susu tersebut tidak habis terjual Bapak Junaidi akan

membuangnya hal ini akan merugikan peternak.

2.2.5. Responden 5

Awal memiliki peternakan sapi perah Bapak Jauhari meminjam modal dari

temannya untuk membeli ternak sapi perah sebanyak 1 ekor yang dibeli dari pasar

Ambarawa dan Bapak Jauhari mendapat bantuan dari pemerintah sebanyak 1 ekor

sapi PFH, seiring berjalannya waktu sekarang jumlah ternak yang dimiliki Bapak

Jauhari sebanyak 11 ekor yang terdiri dari 7 sapi betina dan 4 pejantan. Luas

kandang yang dimiliki Bapak Jauhari 10x8m2. Pakan yang diberikan adalah

ampas tahu, konsentrat dan hijauan segar. Tidak ada penyakit yang sedang di

alami ternak sebab di KTT tersebut sudah ada dokter hewan yang siap melayani
8

24 jam. Produksi susu yang dihasilkan rata – rata berjumlah 10 - 20 liter/hari.

Susu dijual ke pengepul.

2.3. Potensi yang ada (SDA)

Tabel 4. Potensi SDA Kelurahan Sumurrejo tahun 2016


No Daerah/Wilayah Luas daerah/ wilayah (Ha)
1 Sawah irigasi setengah teknis 152,58
2 Sawah irigasi sederhana 30,63
3 Sawah rendengan 74,70
4 Tanah kering pekarangan 94,54
5 Tanah kebun/tegal 59,02
Jumlah 411.47
Sumber: Data Sekunder Praktikum Penyuluhan,2016

Berdasarkan dari data sekunder diperoleh hasil bahwa Kelurahan

Sumurrejo,Kecamatan GunungPati,Kabupaten Semarang memiliki luas lahan

411,47 Ha. Memiliki sawah irigasi setengah teknis seluas 152,58 Ha, sawah

irigasi sederhana 30,63 Ha, dan sawah rendengan 74,70 Ha. Sedangkan pada

lahan tanah kering pekarangan 94,54 Ha dan tanah kebun 59,02 Ha. Lahan di

Kelurahan Sumurrejo sudah dimanfaatkan dengan baik, karena memiliki sawah

dan tanah kering yang ideal dalam pengembangan peternakan dan pertanian

sebagai sumber pakan ternak. Selain itu juga pada topografi yang datar sampai

berombak dan cuacanya cenderung sejuk.


9

2.4. Masalah yang ditemukan

Berdasarkan hasil observasi di KTT Rejeki Lumintu ditemukan

permasalahan dari responden pertama hingga responden terakhir adalah masalah

penanganan susu yang kurang maksimal karena setiap responden tidak

memperhatikan kualitas maupun kuantitas dari susu tersebut. Para responden

biasanya hanya memerah susu dan menjualnya dalam bentuk segar namun apabila

susu tersebut tidak habis terjual di berikan pada pedet bahkan sampai dibuang

begitu saja. Hal ini sangat kurang efektif apabila terjadi setiap harinya, selain itu

penanganan susu yang belum maksimal akan dikhawatirkan jika hal ini terus

terjadi akan merugikan peternak tersebut.Responden kedua sampai empat

memiliki kandang yang cukup sempit, untuk ruang penyimpanan susu yang dapat

mempertahankan masa pakai susu dan kualitasnya. Masalah lainnya adalah tidak

adanya saluran pembuangan limbah di setiap kandang peternak. Hal ini akan

membahayakan lingkungan sekitar dan menimbulkan bau tidak sedap serta tidak

adanya gudang pakan sehingga pakan dibiarkan begitu saja di depan kandang.
10

BAB III

PENENTUAN DAN PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Penentuan Masalah

Permasalahan utama yang terdapat di dalam kelompok tani ternak adalah

kurangnya pengolahan susu secara baik sehingga dapat menurunkan kualitas susu

itu sendiri.Susu yang tidak ditangani dengan baik akan merusak kualitas susu itu

sendiri sehingga dapat menurunkan nilai jual. Menurut SNI (2011) bahwa susu

yang berkualitas baik memiliki warna, bau, rasa dan kekentalan yang baik. Hal ini

diperkuat oleh pendapat Umar et al. (2014) bahwa karakteristik susu sapi yang

baik yaitu memiliki warna putih kekuningan dan tidak tembus cahaya. Komposisi

rata-rata air susu sapi mengandung 3,3% protein, 3,8% lemak, 4,7% karbohidrat,

8,76% air, 0,7% vitamin, mineral pH 6,3 – 6,75. Susu yang dihasilkan dari

peternakan tersebut jika diolah dengan benar akan meningkatkan nilai jual dan

terjaga kulitasnya. Menurut Ako (2012) bahwa faktor yang mempengaruhi

produksi dan kualitas susu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah bangsa sapi, keturunan, masa laktasi, umur, kondisi ternak, siklus

estrus dan kebuntingan, sedangkan faktor eksternal adalahmusim, frekuensi

pemerahan, pergantian pemerah, masa kering, calving interval, obat-obatan,

hormon, penyakit dan makanan serta nutrisi.


11

3.2. Pembahasan Masalah

Masalah yang dihadapi peternak adalah tidak adanya penanganan susu

yang baik hal ini akan merusak kualitas susu dan mengurangi kuantitas susu.

Kurangnya kesadaran peternak dalam mengolah susu sangat merugikan peternak

itu sendiri, seperti saat terdapat susu yang belum laku tejual ada peternak yang

membuangnya begitu saja hal ini sangat tidak efisien dan akan merugikan

peternak padahal susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat

dan bersih, diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, memiliki kandungan

alami yang tidak ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun

kecuali pendinginan. Kandungan di dalam susu di antaranya protein, lemak,

kalsium dan fosfor, vitamin A dan B zat ini sangat mudah dicerna dan diserap

oleh darah dengan sempurna. Menurut Umar et al. (2014) bahwa susunan zat gizi

yang sempurna dari susu ini merupakan media yang sangat baik bagi

pertumbuhan mikroba, sehingga susu sangat peka terhadap kontaminasi mikroba

serta sangat mudah busuk. Pengolahan susu menjadi salah satu strategi untuk

menjaga kualitas susu dan meningkatkan nilai jual susu sehingga dapat

memberikan keuntungan lebih bagi peternak. Kebanyakan peternak disana hanya

menyaring susu lalu dikemas kedalam plastik. Perlakuan seperti ini tidak menjaga

kualitas susu, belum lagi kondisi kandang yang belum memadai sehingga

mempermudah susu tercemar kontaminan yang berasal dari udara. Faktor

kebersihan menjadi hal yang perlu diperhatikan karena peternak hanya

menggunakan alat-alat yang sederhana dan alat-alat tersebut hanya dibersihkan

secara sederhana. Susu yang terus menurus diperlakukan seperti ini


12

akanmengalami perubahan fisik maupun perubahan kandungan seperti

meningkatkan berat jenis susu, kadar lemak yang melebihi batas, warna, bau, rasa

dan kekentalan yang berubah. Hal ini sesuai dengan pendapat SNI (2011) bahwa

ciri - ciri susu yang baik memiliki berat jenis yang normal, kadar lemak sebanyak

3%, warna, bau, rasa dan kekentalan yang tidak berubah


13

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi peternak sapi perah di KTT

Rejeki Lumintu dapat dilakukan pemecahan masalah dengan cara mengolah susu

sehingga dapat mengurangi kemungkinan rusaknya kualitas susu. Selain itu,

terdapat beberapa faktor yang menentukan kualitas susu seperti bangsa sapi dan

umur ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Ako (2012) bahwa faktor yang

mempengaruhi produksi dan kualitas susu adalah faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah bangsa sapi, keturunan, masa laktasi, umur,

kondisi ternak, siklus estrus dan kebuntingan, sedangkan faktor eksternal adalah

musim, frekuensi pemerahan, pergantian pemerah, masa kering, calving interval,

obat-obatan, hormon, penyakit dan makanan serta nutrisi. Hal ini diperkuat

dengan pendapat Sabil (2015) bahwa faktor yang mempengaruhi komposisi susu

adalah jenis ternak (genetika), waktu pemerahan, urutan pemerahan, musim, umur

sapi, penyakit, makanan ternak dan faktor dari luar.

Salah satu cara pengolahan susu adalah dengan cara pasteurisassusu segar.

Menurut Sabil (2015) bahwa susupasteurisasi adalah susu segar yang diolah

melalui proses pemanasan dengan tujuan mencegah kerusakan susu akibat

aktivitas mikroorganisme perusak (patogen) dengan tetap menjaga kualitas nutrisi

susu. Menurut Sudarwanto (2012) bahwa pasteurisasi tidak mematikan semua

mikroorganisme tetapi hanya mematikan kuman yang patogen dan yang tidak
14

membentuk spora. Proses ini sering diikuti teknik lain seperti pendinginan atau

pemberian gula dengan konsentrasi tinggi.

Pasteurisasi membutuhkan alat-alat seperti penyaring, panci, kompor dan

Thermometer.Pasteurisasi dilakukan dengan metode Low Temperature Long Time

(LTLT) yaitu cara proses memanaskan susu yang telah disaring selama 30 menit

pada suhu 62ºC. Hal ini sesuai dengan pendapat Sabil (2015) bahwa proses

pasteurisas dilakukan dengan memanaskan susu pada suhu 62ºC selama 30 menit

atau suhu 72ºC selama 15 detik. Kemudian setelah proses pemanasan susu

dilanjutkan dengan pendinginan pada suhu 10ºC. Menurut pendapat yang

dikemukakan oleh Tjahjadi dan Marta (2011) bahwa tujuan pengolahan susu

dengan metode pasteurisasi adalah untuk membunuh bakteri patogen dan

memperpanjang masa simpan.


15

BAB V

RENCANA KERJA

5.1. Materi

Materi yang digunakan untuk penyuluhan adalah pengolah susu dengan

metode pasteurisasi.Kurangnya pengolahan susu secara baik dapat berdampak

rusaknya kualitas susu. Pengolahan yang baik untuk menanggulangi resiko

rusaknya susu dan memperpanjang masa simpan. Menurut pendapat yang

dikemukakan olehTjahjadi dan Marta (2011) pengolahan susu dengan metode

pasteurisasi dapat memperpanjang masa simpan susu dan membunuh bakteri

patogen.Manurut Sabil (2015) menyatakan penerapan pengolahan susu secara

pasteurisasidapat dilakukan dengan sederhana dan tidak merusak kandungan

nutrisi didalam susu tersebut. Sehingga cocok jika diterapkan dimasyarakat

umum.

5.2. Media

Media yang digunakan adalah berupa media cetak yaituLeaflet.Leaflet

merupakan lembaran kertas yang dilipat menjadi dua atau tiga bagian

tujuannyauntuk menyebar luaskan informasi. Menurut Suiraoka dan Supriasa

(2012) bahwa leaflet merupakan media cetak dari selembar kertas yang dilipat-

lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar tertentu mengenai suatu topik

khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Hal ini ditambahkan oleh Lucie (2005)

bahwa kelebihan leaflet adalah sasaran dapat menyesuaikan dan belajar secara
16

praktis, berbagai informasi dapat diberikan, mudah dibuat, diperbanyak dan

mudah disesuaikan dengan kelompok.

5.3. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum penyuluhan adalah metode

ceramah.Metode ceramah adalah metode menyampaikan informasi kepada

sasaran pada suatu rapat atau pertemuan tujuannya untuk menyampaikan

informasi yang lengkap dan cepat dengan penjelasan. Menurut Saputra (2011)

bahwa metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan

telah lama dijalankan dalam usaha menularkan pengetahuan secara lisan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Pulungan (2008) bahwa ceramah merupakan metode

penyuluhan yang sering digunakan pada kelompok yang pesertanya lebih dari 15

orang. Ceramah akan berhasil apabila penyuluh menguasai materi yang akan

diceramahkan. Cara pelaksanaan penyuluhan dilakukan didalam kelas dimana

dalam satu kelompok yang maju untuk mempresentasikan dihadapan teman satu

kelas dan mengadakan tanya jawab dan membagikan media cetak yang mereka

buat kepada teman satu kelas.


17

5.4. Jadwal Kegiatan/Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan didalam kelas dimulai

pada tanggal10 November 2016 di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas

Diponegoro, dengan rincian sebagai berikut :

Judul : Menjaga kualitas susu dengan pasteurisasi

Media : Leaflet dan PPT

Metode : Ceramah

Petugas : 1. Moderator : Jhon Prika Sinukaban

2. Presentator : Yunia Nurul N.

3. Notulis : Nisa Purnamasari dan Dedi Yudika Sitompul

4. Operator : Rani Anggraeni.

Evaluasi :Penanganan susu yang baik setelah produksi, manfaat penanganan

dengan pengolahan susupasteurisasi, proses pembuatan susu

pasteurisasidantujuan pengolahan susu pasteurisasi.

Materi : Membahas tentang penanganan susu sapi agar kualitas susu tetap

baik dan dapat memperpanjang masa simpan susu dengan

menggunakan pengolahan pasteurisasi susu.


18

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa KTT Rejeki

Lumintu yang terdapat di Kelurahan Sumurrejo,Kecamatan Gunungpati memiliki

ketinggian 308 mdpl dan curah hujan 500 mm/th. Memiliki suhu maksimum 30˚C

dan suhu minimum 26˚C, dengan suhu tersebut cukup ideal dalam beternak sapi

perah. Kelurahan Sumurrejo mempunyai luas wilayah 325,159 Km2. Kondisi

peternakan di KTT Rejeki Lumintu kurang memenuhi syarat sebagai peternakan

karena jarak antara kandang peternak satu dengan lainnya terlalu sempit, saluran

untuk limbah minim, ukuran kandang yang terlalu sempit, tidak adanya gudang

pakan sehingga pakan dibiarkan begitu saja di samping kandang dan tidak

terdapat tempat pengolahan susu.Tingkat kesadaran yang rendah untuk mengolah

susu yang dihasilkan sehingga berpotensi terjadi penurunan kualitas

susu.Pemecahan masalah dari permasalahan tersebut adalah cara mengolah susu

sehingga dapat mengurangi kemungkinan rusaknya kualitas susu. Metode

pengolahan yang dapat dilakukan adalah dengan carapasteurisasi. Pasteurisasi

tidak merusak kandungan nutrisi susu namun membunuh bakteri patogen dan

memperpanjang masa simpan susu. Media yang digunakan untuk penyuluhan

adalah leaflet. Metode yang dilakukan adalah dengan cara ceramah.


19

6.2. Saran

Penyuluhan lebih sering diadakan pada KTT tersebut, karena dalam satu

tahun hanya terdapat dua kali penyuluhan.Penyuluhan yang diharapkan mampu

memberi peternak ilmu pengetahuan untuk mengembangkan usaha sehingga dapat

memperbaiki kualitas peternakan di daerah.


20

DAFTAR PUSTAKA

Ako, A. 2012. Ilmu Ternak Perah Daerah Tropis. IPB Press, Bogor.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 2011. Susu segar pada Sapi. SNI 01-
3141-2011

Lucie, S.2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Ghalia


Indonesia, Bogor.

Pulungan, R. 2008. Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan


Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun
2007. Universitas Sumatera Utara, Medan. (Tesis).

Sabil, S. 2015. Pateurisasi High Temperature Short Time (HTST) Susu terhadap
Listeria monocytogenes pada Penyimpanan Refrigerator. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).

Saputra, N. 2011. Pengaruh Pendidikan Keehatan Melalui Metode Ceramah


dengan Media Audio Visual Terhdap Pengetahuan Siswa Tentang Narkoba
di SMA Negeri 4 Tanggerang Selatan. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
(skripsi).

Sudarwanto, M. 2012. Pemeriksaan Susu dan Produk Olahannya. IPB Press,


Bogor.

Suiraoka dan Supariasa. 2012. Media Pendidikan Kesehatan. Graha


Ilmu, Yogyakarta.

Tjahjadi, C.dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas


Padjajaran, Bandung.

Umar, Razali dan A. Novita. 2014. Derajat keasaman dan angka reduktase susu
sapi pasteurisasi dengan lama penyimpanan yang berbeda. J. Medika
Veterinaria. 8(1) : 43-46.
21

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Foto responden 1dengan peresponden


22

Lampiran 2.Foto responden 2 dengan peresponden


23

Lampiran 3. Dokumentasi responden 3 dengan peresponden


24

Lampiran 4.Foto responden 4 dengan peresponden


25

Lampiran 5. Foto responden 5 dengan peresponden


26

Lampiran 6.Kuisioner

A. Identitas Responden

1. Siapanamabapak/ibu?
2. Berapaumurbapak/ibu?
3. Belajarbeternakdarisiapa?
4. Dimanaalamatpeternakanmilikbapak/ibu?
5. Berapakah jumlah anggota keluarga bapak/ibu?
6. Apakahpendidikanterakhirbapak/ibu?
7. Mengapa bapak/ibu menmilih mendirikan peternakan sapi perah?
8. Selain usaha peternakan ini, apakah bapak/ibu memiliki usaha lain?

B. Produk

1. Jenis sapi perah apa sajakah yang ada dipeternakan bapak/ibu?


2. Darimanaternaktersebutdidapatkan?
3. Berapakah jumlah ternak yang dimiliki bapak/ibu?
4. Berapajumlahsapibetina?
5. Berapa jumlah sapi pedet
6. Apa saja yang diproduksi dari peternakan bapak/ibu?
7. Umur berapa sapi siap berproduksi?
8. Berapa lamakah sekali produksi?
9. Berapa liter susu yang dihasilkan setiap pemerahan?
27

C. Price

1. Berapakah biaya sekali produksi?


2. Berapabiayapakanyang bapak/ibu keluarkan selama
sebulansaatbeternaksapi?
3. Apakah ada biaya perawatan kandang ?jika ada kira - kira berapa?
4. Jika ada ternak yang sakit, berapa biaya yang
dibutuhkanuntukkesehatanternak?
5. Berapakah kira- kira pendapatan bapak/ibu selama sebulanatausetahun?
6. Berapa harga susu sapi setiap penjualan?
7. Jika sapi tersebut sudah afkir apakah sapi tersebut dijual ?
Berapahargajualsetiapsapi yang dijual?

D. Place

1. Apakah lahan ini milik bapak/ibu?


2. Berapakah luas seluruh lahan yg bapak/ibu punya?
3. Berapaluaslahankandang?
4. Berapaluastempatpakan?
5. Ada berapa kandang dalam satu peternakan ini?

E. Promotion

1. Biasanya susu tersebut dijual kemana?


2. Bagaimana cara bapak/ibu memasarkan hasil produk susu tersebut?
3. Jika sapi yang sudah afkir dijual kemana?
4. Bagaimana cara mempromosikan produk bapak/ibu?
28

F. Permasalahan

1. Apakendalayang dihadapisaatmemeliharasapi perah?


2. Apakah ada kendala saat penjualan produk ?
3. Kapankah bapak/ibu mengalami masa kesulitan atau mengalami suatu
masalah atau kendala?
4. Bagaimanakah bapak/ibu menangani masalah atau kendala tersebut?
5. Apakah pernah sapi perah mengalamisakit?
6. Bagaimana penanganan sapi perah apabila terkena penyakit?
7. Apakah sudah pernah ada penyuluhan kepada peternak?
8. Apa dampak dari adanya penyuluhan terhadap peternak?
29

Lampiran 7. Evaluasi Praktikum Penyuluhan

1. Cara apa yang dapat dilakukan untuk mengolah susu dalam kasus ini ?
a. Pasteurisasi
b. Yougurt
c. Penyaringan
d. Tanpa perlakuan
2. Alat apa yang digunakan dalam pengolahan susu dalam kasus ini ?
a. Plastik
b. Milkcan
c. Panci
d. Oven
3. Faktor apa yang membuat peternak memilih untuk mengolah susu?
a. Mengikuti tren
b. Menjaga kualitas susu
c. Memperpanjang masa simpan susu
d. B dan C benar
4. Masalah apa yang ditemukan dalam KTT Rejeki Lumintu pada kasus ini?
a. Limbah
b. Pakan
c. Kandang
d. Susu
5. Terletak di daerah mana KTT Rejeki Lumintu?
a. Gunung pati
b. Sumurrejo
c. Ungaran
d. Kalisidi
30

Lampiran 8. Evaluasi Pelaksanaan Praktikum Penyuluhan

No Kelompok Pretest Posttest

1 1 50 60

2 2 50 70

3 3 80 80

4 4 50 90

5 5 100 100

6 7 40 90

Total 370 490

Rata – rata 61,6 81,6

Rata-rata pretest adalah 61,6

Rata-rata posttest adalah 81,6

Silisih nilai adalah 20

Selisih
Persentase keberhasilan = x 100%
Nilai total

20
= x 100%
100

= 20%

Keterangan : Materi komoditas sapi perah KTT Rejeki Lumintu Kelurahan


Sumurrejo, Kecamatan Gunungpati, Kabupaten Semarang dengan menggunakan
media leaflet dan dengan metode ceramah memiliki persentase keberhasil 20%

Anda mungkin juga menyukai