Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang teori “Kekurangan Volume Cairan pada
pasien Anak Dengue Haemorrhagic Fever”. Pada bab ini juga akan disajikan materi sebagai
berikut: konsep dengue haemorhagic fever pada anak, konsep kekurangan volume cairan, dan
asuhan keperawatan Dengue Haemorrhagic Fever pada anak dengan masalah kekurangan
volume cairan.

2.1 Konsep Dengue Haemorrhagic Fever

2.1.1 Definisi Dengue Haemorrhagic Fever

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar
biasa atau wabah (Nursalam, 2008)

2.1.2 Tahapan Dengue Haemorrhagic Fever

Derajat I : - panas 2-7 hari

- Gejala umum tidak khas

- Uji tourniquet (+)

Derajat II : - sama dengan derajat I

- gejala perdarahan spontan seperti eputaksis, hematomesis, melena,


perdarahan gusi

Derajat III : - gejala-gejala kegagalan perdarahan otak

- nadi lemah dan cepat (<120x/ mnt)

- tekanan darah sempit

- tekanan darah menurun


Derajat IV : - nadi tidak teraba

- tekanan darah tidak teratur

- akral dingin, berkeringat

- kulit tampak biru


(Riyadi, 2010)

2.1.3 Etiologi

Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypty (betina) sebagai vektor ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi
gejala sebagai dngue fever dengan gejala utama demam, nyeri otot / sendi (Arief
Mansjoer, 2000; Riyadi, 2010).

2.2 Konsep Kekurangan Volume Cairan Pada Dengue Haemorrhagic Fever

2.2.1 Definisi

Penurunan cairan intravaskular, intersistial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada


dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium (Herdman, 2012).

2.2.2 Klasifikasi Kekurangan Volume Cairan Pada Dengue Haemorrhagic Fever

1. Dehidrasi Ringan/Sedang
2. Dehidrasi Berat

2.2.3 Tanda dan Gejala Kekurangan Volume Cairan pada Dengue Haemorrhagic Fever

1. Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas


2. Lesu tidak mau makan, dan mau muntah, datap disertai nyeri kepala, nyeri otot dan
sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis dan nyeri perut serta diare
3. Manifestasi perdarahan: Rumple Leed + ptekie, perdarahan gusi/
Echymosiepitaksis, kadang hematemesis dan melena
4. Hepatomegali dan kelainan fungsi hati
5. Bila tidak cepat ditangani timbul gejala syok: nadi cepat dan lemah serta
penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien
tampak gelisah.
6. Hasil lab: trombositopenia (100.000/µl atau kurang), PCV >20% dari normal.
(Setiawan, 2014)

2.2.4 Pengukuran Klinis Kekurangan Volume Cairan

Pengukuran klinis sederhana yang dapat perawat lakukan tanpa intruksi dari dokter
adalah pengukuran tanda-tanda vital, penimbangan berat badan, serta pengukuran
asupan, dan haluaran cairan.

1) Berat badan. Pengukuran berat badan membantu mengukur tentang peningkatan


atau penurunan 1 kg berat badan serta dengan pengeluaran ataupun penambahan
satu liter cairan.
2) Tanda-tanda vital. Perubahan tanda-tanda vital (tingkat kesadaran, suhu,
pernapasan, nadi, dan tekanan darah) dapat menandakan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
3) Asupan Cairan. Asupan cairan meliputi cairan oral (NGT dan oral), cairan parental
(obat-obatan intravena), irigasi kateter, makanan yang mengandung air.
Pengukuran manifestasi klinik dikaji melalui cairan hipertonik.
4) Haluaran cairan. Melakukan pengkajian input dan output (urine: volume dan
kepekaan, feses: jumlah dan konsentrasi, drainasi dan IWL).
5) Status Hidrasi. Status hidrasi meliputi adanya edema, rasa haus yang berlebihan,
kekeringan pada membran mukosa.
6) Proses Penyakit. Kondisi penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan
dan elektrolit (misalnya diabetes melitus, kanker, luka bakar, hemateesis, dan lain-
lain).
7) Riwayat pengobatan. Obat-obat atau terapi yang dapat mengganggu
kesesimbangan cairan dan elektrolit (misalnya steroid, diuretik, dialisis).
(Dewi, 2018)

2.2.6 Patofisiologi

Fenomena yang paling sering terjadi adalah meningkatnya permeabilitas dinding


kapiler yang mengakibakan terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstra seluler. Hal
pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang
mengakibatkan penderita demam, sakit kepala, mual, nyeri sendi, dan otot-otot, pegal-pegal
pada seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hiperemi tenggorokan
dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(hepatomegali) da pembesaran limpa (splenomegali).

Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma,


terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi serta efusi dan renjatan (syok). Hemokosentrasi
(peningkatan ematokrit 20%) menunjukkan atau mengambarkan adanya kebocoran
(pembesaran) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian
cairan intravena.

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran


plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi.
2.2.7 Pathway

DHF

Viremia

Demam Sakit kepala Mual Nyeri otot petekhie Pembesaran kelenjar


getah bening

Trombositopenia Pembesaran Limfa (splenomegali) Hepatomegali Hiperemia

Vaskulitis Reaksi imunologis

Permeabilitas vaskular meningkat (dinding kapiler)

Kebocoran plasma Hemokonsentrasi (peningkatan HCT > 20%)

Hipoproteinemia

Hiponatremia

Efusi Serosa

Hipovolume Peningkatan reabsorbsi air dan Na oleh ginjal

dan penurunan ekskresi Na urine serta peningkatan osmolalitas

Syok

Hipoksia jaringan

DIC Asidosis Metabolik

Pendarahan masif

(Hidayat, 2008)
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengue Haemorrhagic Fever

2.3.1 Pengkajian Pada Pasien Anak Dengue Haemorrhagic Fever

1. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF tersering menyerang anak-anak dengan usia kurang 15
tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit
adalah panas tinggi anak lemah
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak disertai menggigil, saat demam
kesadaran komposmentis. Panas menurun terjadi antara hari ke-3 dan ke-7,
sementara anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek,
nyeri telan, mual, muntah anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada dengue haemorrhagic fever, anak
bisa mengalami serangan ulangan dengue haemorrhagic fever dengan tipe virus
yang lain.
5. Riwayat imunisasi
Bila anak mempunyai kekebalan yang baik, kemungkinan timbul komplikasi
dapat dihindarkan.
6. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status
gizi baik, maupun buruk dapat berisiko apabila terdapat faktor presdisposisinya.
Pada anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang adekuat anak dapat mengalami penurunan berat badan,
sehingga status gizinya menjadi kurang.
7. Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya, lingkungan yang kurang
kebersihannya (air yang menggenang), dan gantungan baju di kamar.
8. Pola kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme, yaitu frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
berkurang/menurun.
b. Eliminasi alvi (buang air besar) kadang-kadang anak mengalami
diare/konstipasi. DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena.
c. Eliminasi urnie (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering kencing,
sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.
d. Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena sakit/nyeri
otot dan persendian, sehingga kuantitas dan kualitas tidur, serta istirahat kurang.
e. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang tertama tempat sarangnya nyamuk Aedes aegypti.
f. Tanggapan bila ada keluarga yang sakit dan upaya untuk menjaga kesehatan.
(Susilanigrum, 2013)
9. Pemeriksaan fisik melipui inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
rambut sampai ujing kaki. Berdasarkan tingkat (grade) DHF, keadaan fisik anak
sebagai berikut:
a. Grade I : kesadaran komposmentis; keadaan umum lemah; tanda-tanda
vital nadi lemah.
b. Grade II : kesadaran komposmentis; keadaan umum lemah; adanya
perdarahan spontan petekia; perdarahan gusi dan telinga; nadi lemah, kecil, tidak
teratur.
c. Grade III : kesadaran apatis; somnolen; keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil, tidak teratur; tensi menurun.
d. Grade IV : kesadaran koma; nadi tidak teraba; tensi tidak terukur;
pernapasan tidak teratur; ektremitas dingin; berkeringat; dan kulit nampak biru.
(Susilanigrum, 2013)
10. Sistem integumen
a. Kulit adanya petekia, turgor kulit menurun, keringat dingin, lembab.
b. Kuku cyanosis/tidak
c. Kepala dan leher.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan pada muka karena demam (flushy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan/epistaksis (grade II,III,IV).
Pada mulut didapatkan mukosa mulut kering, perdarahan gusi, kotor, dan nyeri
telan. Tenggrokan mengalami hiperemia faring, terjadi perdarahan telinga (grade
II, III, IV).
d. Dada
Bentuk simetris, kadang-kadang sesak, pada foto thoraks terdapat adanya cairan
yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pelura), rales + , ronchi + biasanya
pada grade III, IV.
e. Pada abdomen terdapat nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali), dan
asites
f. Ektremitas, yaitu akral dingin, nyeri otot, dan sendi serta tulang.
(Susilanigrum, 2013)
11. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai sebagai berikut.
a. Hb dan PCV meningkat (≥ 20%)
b. Trambositopenia (≤ 100.000 / ml).
c. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis).
d. Ig. D. dengue positif.
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokolremia,
hiponatremia.
f. Urium dan pH darah mungkin meningkat.
g. Asidosis metabolik: pCO3 < 35 – 40 mmHg, HCO3 rendah.
h. SGOT/SGPT mungkin meningkat. (Susilanigrum, 2013)

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat muncul pada pasien anak dengan dengue haemorrhagic fever
adalah kekurangan volume cairan (Hidayat, 2008)

2.3.3 Intervensi Keperawatan

1) Monitor keadaan umum pasien


2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam
3) Perhatikan keluhan pasien, seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemah,
ekstremitas dingin, dan sesak napas
4) Apabila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien telentang tanpa
bantal
5) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi
dengan dokter)
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Implementasi juga sesuai denga kondisi
dan kebutuhan anak untuk dapat memenuhi kebutuhan kekurangan volume cairan.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan hasil dari perkembangan anak dengan berpedoman kepada


kriteria hasil dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan rencana atau intervensi keperawatan
yang telah disusun.
Daftar Pustaka

Setiawan, Dony dkk 2014 Keperawatan Anak & Tumbuh Kembang (Pengkajian dan
Pengukuran) Yogyakarta Nuha Medika

Susilaningrum, Rekawati. Nursalam. Utami, Sri. 2013 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak:
untuk Perawat dan Bidan Edisi 2 Jakarta Selatan Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul 2008 Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2 Jakarta Salemba
Medika

Riyadi, Sujono 2010 Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit Yogyakarta Gosyen Publishing

Herdman, T. Heather 2012 Nursing Diagnoses: Definitions & Classifications 2012-2014 by


NANDA International (Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014) Jakarta
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Nursalam. Susilaningrum, Rekawati. Utami, Sri 2008 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak
(Untuk Perawatan dan Bidan) Jakarta Penerbit Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai