TB Ppam Bismillah 123
TB Ppam Bismillah 123
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Bagian
tubuh manusia terdiri dari ¾ air, manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-
5 hari tanpa minum air. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi
berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang
(Perusahaan Daerah Air Minum). Masalah umum yang dihadapi adalah konsumsi
debit air tetap terbatas, hal ini akan berdampak kepada penurunan kualitas air
maka setiap 30 tahun jumlah penduduk akan menjadi dua kali lipat. Masalah
utama adalah kualitas air minum yang buruk akan berdampak kepada kesehatan.
Air dapat menjadi penyebaran penyakit tertentu seperti diare. Air merupakan
media yang baik untuk kehidupan bakteri patogen contohnya bakteri Escherichia
coli. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi adalah
2
total bakteri Coliform dan E.Coli. Penentuan kualitas air secara mikrobiologi
dilakukan dengan Most Probable Number Test. JIka didalam 100 ml sampel air
pencernaan lain. Total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia
sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu, kecenderungan
yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari
akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang, dalam
memerlukan sarana dan prasarana air bersih (Zikra, Amir, & Putra, 2018).
dalam kontek ini dapat di artikan sebagai upanya dan kegiatan penyediaan air
penyediaan air bersih terdiri dari dua komponen yaitu unit produksi terdiri dari
bangunan pengambilan air baku, pipa transmisi air baku, instalasi pengolahan air
dan bangunan-bangunan penunjang, dan unit distribusi terdiri dari pipa induk
distribusi, reservoir, jaringan pipa transmisi dan distribusi air bersih dan
mengolah air baku sehingga memenuhi syarat sistem penyediaan air minum
pengolahan air minum disuatu daerah akan banyak bermanfaat bagi masyarakat
air minum.
adalah untuk mengolah air baku yang tidak memenuhi standar tertentu menjadi
air minum dengan kualitas yang lebih baik yang kemudian dapat didistribusikan
berikut:
1. Syarat Kualitas, air minum harus memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis
Ruang lingkup dari tugas Perencanaan Pengolahan Air Minum ini meliputi:
4
1. Penentuan unit pengolahan air sesuai dengan karakteristik air baku yang akan
dan tahun perencanaan sesuai dengan tugas Sistem Penyediaan Air Minum
3. PPAM meliputi alternatif dan pemilihan unit operasi dan unit proses teknologi
pengolahan air minum yang sangat dipengaruhi oleh kualitas air baku
a. Intake
c. Sedimentasi
d. Filtrasi
e. Desinfeksi
relatif datar dengan luas yang memadai hingga akhir tahun perencanaan.
Data lain yang belum ditentukan dapat diasumsikan sendiri dan harus
asisten,
detail.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah salah satu kebutuhan yang terpenting dari makhluk hidup yang
ada di bumi ini. Kehidupan sehari-hari manusia memerlukan air khususnya air
bersih yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Air bersih adalah air yang
kesehatan dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
Air merupakan salah satu unsur alam yang sangat dibutuhkan dalam
digunakan untuk keperluan minum dan rumah tangga, air juga dimanfaatkan
aktivitas baru yang berpengaruh pada pola penggunaan air yang tersedia,
Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2009 pasal 1, daya dukung lingkungan hidup
dan makhluk hidup lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan
Penyediaan Air Minum, Pasal 1 angka 1 menentukan bahwa air baku adalah air
yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air
hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Berdasarkan peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa air baku air minum
adalah air yang berasal dari sumber air, yang meenuhi baku mutu tertentu yang
kimiawi, dan radioaktif. Hal tersebut tertulis dalam Pasal 3 Peraturan Menteri
tentang kualitas air disebabkan oleh beberapa sifat dari air dan kandungan
mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain yang ada dalam air tersebut.
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air
a. Kelas satu, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
7
pertanaman, dan/ atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan/atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
secara fisik, kimia, dan biologi. Pengolahan lengkap dilakukan bila air baku
tidak memenuhi persyaratan fisik untuk air minum. Air baku yang tidak
memenuhi persyaratan fisik adalah air permukaan, misalnya: air sungai, air
telaga, air waduk dan sebagainya. Adapun unit bangunan pengolahan air
1. Screening.
4. Sedimentasi.
5. Filtrasi.
6. Netralisasi.
dengan bangunan penangkap air atau intake. Kapasitas intake ini dibuat sesuai
dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan air bersih. Menurut (Al-Layla,
1978) beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi intake
yaitu :
a. Intake harus berlokasi pada tempat dimana tidak akan terjadi aliran deras
2.3.3 Prasedimentasi
maupun material kasar lainnya agar tidak masuk kedalam Instalasi Pengolahan
Air (IPA) Dengan dibangunnya prasedimentasi pada suatu sistem pengolahan air
minum, material kasar yang terbawa oleh air baku dapat direduksi sampai ke
tingkat minimal sesuai dengan rancang bangun yang akan diterapkan. Ada
1. Sistem Prasedimentasi.
9
jenis, yaitu:
Material yang kasar mempunyai berat jenis lebih besar dari pada air,
material ini pasti akan jatuh atau mengendap ke bagian dasar. Material ini
dapat terbawa arus air (melayang) sebagai akibat daya jatuhnya dikalahkan
oleh gaya dorong arus air. Bak prasedimentasi umumnya dibuat memanjang
searah aliran air, pada saat air masuk ke dalam bak maka kecepatan arusnya
menjadi berkurang. Karena luas penampang bak yang tegak lurus aliran
akan segera jatuh pada bagian muka bak (Ambat & Prasetyo, 2015).
Waktu
• Waktupengadukan (detik)
pengadukan (detik) 1-5
• Nilai
Nilai G/detik
G/detik >750
(Sumber :(Badan Standardisasi Nasional 6447, 2008))
terbentuk dalam proses koagulasi tadi membentuk flok yang lebih besar untuk
yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap (Margaretha
dkk., 2012).
Flokulator
Kriteria umum Sumbu horizontal Sumbu vertikal
hidrolis clarifier
dengan pedal dengan bilah
Luas bilah/pedal
dibandingkan luas - 5 – 20 0,1 – 0,2 -
bak (%)
Bukaan
pintu/ Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Pengendalian energi
putaran putaran aliran air
sekat
Kecepatan aliran
0,9 0,9 1,8 – 2,7 1,5 – 0,5
max. (m/det)
Kecepatan
perputaran sumbu - 1–5 8 – 25 -
(rpm)
Tinggi (m) - 2–4*
2.3.5 Sedimentasi
gravitasi. Partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar daripada berat
jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil akan melayang
pengendapan flok yang telah terbentuk pada proses flokulasi (Margaretha dkk
koagulan seperti tawas agar terbentuk flock yang dapat mengendap dan
kapur agar tercipta suasana basa pada air limbah. Air olahan yang akan disaring
Bilangan Fraude -5 -5 - -5
> 10 > 10 > 10
-
Kecepatan vertikal
- - - <1 <1
(cm/menit)
3 – 5%
Sirkulasi Lumpur - - - -
dari input
Kemiringan dasar bak
o o o o o
45o –60 45o –60 45o –60 >60 45o – 60
(tanpa scraper)
Periode antar
12 – 24
pengurasan lumpur 12 – 24 8 – 24 12 – 24 Kontinyu
***
(jam)
Kemiringan tube/plate 300 /600 300 /600 300 /600 300 /600 300 /600
Keterangan: *) luas bak yang tertutupi oleh pelat/tabung pengendap
**) waktu retensi pada pelat/tabung pengendap
***) pembuangan lumpur sebagian
(Sumber: (Badan Standardisasi Nasional 6447, 2008))
2.3.6 Filtrasi
dari fluida dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring
atau septum, di mana zat padat itu tertahan. Dalam industri, filtrasi ini meliputi
13
ragam operasi mulai dari penapisan sederhana sampai separasi yang amat
rumit. Sand filter adalah filtrasi yang terbuat dari bahan pasir kuarsa dengan
air baku dari sumber, sehingga tidak sampai mempengaruhi kualitas air pada
akhir produk yang dihasilkan. Carbon filter adalah karbon aktif sebagai sarana
material yang terdapat dalam air, seperti bau, kekeruhan, serta warna-warna
yang mungkin timbul pada air baku dan menyaring kotoran dengan ukuran antara
2. Kecepatan
penyaringan 6 – 11 6 – 11 12 – 33
(m/jam)
3. Pencucian: Tanpa/dengan Tanpa/dengan Tanpa/dengan
• Sistem pencucian blower & atau blower & blower & atau
surface wash atau surface wash surface wash
• Kecepatan (m/jam) 36 – 50 36 – 50 72 – 198
• lama pencucian 10 – 15 10 – 15 -
(menit)
• periode antara dua 18 – 24 18 – 24 -
pencucian (jam)
• ekspansi (%) 30 – 50 30 – 50 30 – 50
Media antransit:
• tebal (mm)
400 – 500 400 – 500 400 – 500
• ES (mm)
1,2 – 1,8 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8
5. • UC
1,5 1,5 1,5
• berat jenis
1,35 1,35 1,35
(kg/dm3)
0,5 0,5 0,5
• porositas
14
Jenis Saringan
Saringan dengan
No Unit Saringan Biasa Saringan
Pencucian Antar
(Gravitasi) Bertekanan
Saringan
6. Filter botom/dasar
saringan
1)Lapisan
penyangga dari
atas ke bawah 80 – 100 80 – 100 -
• Kedalaman (mm) 2–5 2–5 -
Ukuran butir (mm) 80 – 100 80 – 100 -
• Kedalaman (mm) 5 – 10 5 – 10 -
Ukuran butir (mm) 80 – 100 80 – 100 -
• Kedalaman (mm) 10 – 15 10 – 15 -
Ukuran butir (mm) 80 – 150 80 – 150 -
• Kedalaman (mm) 15 – 30 15 – 30 -
Ukuran butir (mm)
2) Filter Nozel
• Lebar Slot nozel < 0,5 < 0,5 < 0,5
(mm)
• Prosentase luas >4% >4% >4%
slot nozel
terhadap luas
filter (%)
2.3.7 Desinfeksi
Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar ultra
violet (UV). Sinar ultra violet (UV) dapat secara efektif menghancurkan virus dan
bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah energi yang diserap sehingga
dapat menghancurkan organisme yang terdapat pada air tersebut. Jika energi
tidak cukup tinggi, maka material organisme genetik tidak dapat dihancurkan.
1. UV radiasi tidak cocok untuk air dengan kadar suspended solids tinggi,
kekeruhan, warna, atau bahan organik terlarut. Bahan ini dapat bereaksi
kekeruhan tinggi dapat menyulitkan sinar radiasi menembus air dan pathogen.
listrik mati, maka alat tersebut tidak akan bekerja (Wiyono dkk., 2017).
Lintang Selatan dan 115016,5 sampai dengan 115024,4 Bujur Timur dengan
Luas Wilayah atau Area 41,00 km2. Batas Wilayah Kecamatan Banjang adalah
sebagai berikut:
dengan Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan di
terletak di sebelah tenggara Kabupaten Hulu Sungai Utara ini mempunyai luas
wilayah 41,00 km2 atau 4,59 persen dari luas wilayah Hulu Sungai Utara. Secara
morfologi, seluruh wilayah Banjang berada pada kemiringan 0-2 % dan di kelas
2.4.2 Klimatologi
juga dalam hal penyediaan air bersih.Oleh karena itu diperlukan adanya
pencatatan yang cermat mengenai iklim tersebut. Curah hujan di suatu tempat
antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran arus udara. Oleh
karena itu, jumlah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun
Hulu Sungai Utara, Jumlah curah hujan tertinggi selama tahun 2017 terjadi
Tabel 2.1 Curah Hujan dan Hari Hujan Dirinci Tiap Bulan Tahun 2017
Rata-rata
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan
Curah Hujan/Hari
(1) (2) (3) (4)
Januari 247,9 18 13,77
Pebruari 384,5 16 24,03
Maret 359,2 21 18,27
April 266,4 19 17,10
Mei 203,3 8 25,41
Juni 64,8 4 16,2
Juli 31,4 3 10.47
Agustus 18,9 4 4,73
September 98,4 8 12,3
Oktober 188,3 10 18,83
Nopember 168,4 13 12,95
Desember 326,8 19 17,2
Rata-rata 196,5 12 191,27
Sumber : Kecamatan Banjang dalam angka 2018, Badan Pusat Statistik Kab.
Luas wilayah hampir merata pada seluruh desa di kecamatan ini. Desa terluas
adalah Desa Pawalutan yang luasnya 5,90 km2 (14,39 %), sedangkan Desa
Teluk Sarikat mempunyai luas terkecil, yaitu hanya 2,44 persen atau 0,92 km 2.
Dari jumlah desa yang ada, 5 desa termasuk dalam klasifikasi desa swadaya dan
adalah 16.329 orang yang tersebar pada 4.399 rumah tangga dengan tingkat
kepadatan (population density) 375 jiwa per km2 dan 4 jiwa per rumah tangga.
Tabel 2.2 Luas Wilayah, Banyaknya Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tiap
Desa Tahun 2017
Kepadatan
Luas Desa Banyaknya Penduduk
Desa Penduduk
(Km2) (n)
(Per Km2)
Kepadatan
Luas Desa Banyaknya Penduduk
Desa Penduduk
(Km2) (n)
(Per Km2)
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling besar
terdapat di desa Kaludan Besar sebesar 1641 jiwa dengan kepadatan penduduk
283 jiwa/km2. Sedangkan untuk desa Danau Terati mempunyai jumlah penduduk
412 jiwa dengan kepadatan 412 jiwa/km2 atau merupakan kecamatan dengan
digunakan adalah pada kecamatan Banjang itu sendiri dari tahun 2008-2017
Tabel 2.3 Penyebaran Penduduk Pada Kecamatan Banjang Tahun 2008 – 2017
Jenis Kelamin
Tahun Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Population
Male Female
Jenis Kelamin
Tahun Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Population
Male Female
Banjang merupakan salah satu masukan yang penting. Berikut ini adalah
1. Pendidikan
2017, yang tersebar pada 20 desa dapat dilihat secara jelas pada tabel 2.4 di
bawah ini.
kesehatan yang cukup memadai. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun
2017 yang tersebar pada yang tersebar pada 20 desa Kecamatan Banjang, jenis
data yang terdapat di wilayah studi terdiri dari 1 puskesmas, 20 Klinik KB dan 20
Posyandu.
23
3 Klinik Kb 20
Jumlah 41
Sumber : Kecamatan Banjang dalam angka 2018, Badan Pusat Statistik Kab.
Hulu Sungai Utara
3. Peribadatan
disediakan fasilitas peribadatan.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.6
dibawah ini.
Jumlah 60
Sumber : Kecamatan Banjang dalam angka 2018, Badan Pusat Statistik Kab.
Hulu Sungai Utara
24
BAB III
RENCANA DASAR
Kebutuhan air di suatu kota dipengaruhi oleh jenis kota tersebut, kegiatan
masyarakat, tingkat ekonomi, taraf hidup, agama atau adat istiadat, geografi, dan
suplai harian maksimum pada awal tahun perencanaan hingga akhir tahun
kebutuhan masyarakat.
Merupakan hasil perhitungan Q max day yang diambil dari Sistem Penyaluran
akan semakin meningkat karena setiap tahun pencemaran yang terjadi umumnya
semakin besar sehingga air baku yang masuk untuk diolah akan semakin kotor.
Hal ini menyebabkan air untuk pemeliharaan peralatan akan semkain besar pula.
Pada perencanaan ini besar nilai % diasumsikan antara 6% pada tahun 2018,
5% pada tahun 2022 dan 4% pada tahun 2027. Hal ini disebabkan karena
25
dan operasi.
Rumus :
Faktor penyadapan air baku merupakan akibat adanya lumpur pada air baku.
Setiap tahun akan semakin kecil karena tingkat pengolahan air akan semakin
baik sehingga diharapkan tingkat kehilangan airnya akan semakin kecil. Nilai
faktor penyadapan air baku ini berkisar antara 1,1-1,3. Dalam tugas ini,
perencana mengasumsikan faktor penyadapan air baku sebesar 1,2. Hal ini
merencanakan instalasi yang baik, sehingga air yang diproduksi dapat maksimal.
Rumus :
6. Kapasitas produksi
Rumus :
(m3/hari).
c. Tahunan
Minum ini menggunakan asumsi kebutuhan air bersih pada tugas Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) pada semester IV. Metode proyeksi penduduk
kebutuhan air baik domestik maupun non domestik. Perhitungan kebutuhan air
akan dibangun.
pemeliharaan.
sebelumnya.
untuk air minum. Hal ini sangat diperlukan karena kualitas yang tidak sesuai
langsung maupun tidak langsung. Analisis air juga diperlukan dalam mengolah
air baku menjadi air minum sehingga menghasilkan keluaran air sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Dengan menganalisis kualitas air baku juga
28
menghasilkan pengolahan air yang baik, tepat dan efisien karena telah
Hasil analisis yang digunakan untuk analisis adalah pada saat keadaan
standar air minum, saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air minum,
baik yang bersifat nasional maupun internasional. Standar kualitas air minum
yang bersifat nasional hanya berlaku bagi suatu Negara yang menetapkan
(Sutrisno, 1987).
Dalam menganalisis kualitas air baku Sungai, ada 3 standar yang digunakan
3. PP No 82 Tahun 2001.
29
Tabel 3.3 Analisis Kualitas Air Baku Sungai Martapura dengan PP No 18 Tahun 2001
A Fisik
B Kimia
3.4 Alternatif dan Pemilihan Unit Operasi dan Unit Proses BPAM
pemilihan unit proses dan unit operasinya, salah satunya adalah kualitas air
baku. Selain itu, harus dipertimbangkan segi tepat guna dan kemudahan operasi
serta perawatannya. Dalam pemilihan unit operasi dan proses harus tepat, untuk
itu perlu diketahui kombinasi unsur-unsur atau konstituen dari air yang akan
digunakan sebagai sumber air baku air minum. Pada dasarnya, pemilihan teknik
yang harus dihilangkan dan dikurangi jumlahnya karena tidak memenuhi syarat.
dipilih bangunan pengolahan yang sesuai untuk kualitas air baku. Penghilangan
dan pengurangan beberapa parameter untuk diolah dari kualitas air baku Sungai
Alternatif
1. Pra-pengolahan
a. Prasedimentasi
gravitasi.
b. Praklorinasi
2. Pembubuhan
a. Adsorban
(disolved solid diameter 1 nm). Umumnya bahan penyerap ini digunakan untuk
kadang-kadang tidak hanya partikel terlarut saja yang terserap melainkan juga
partikel yang lebih besar. Sehingga air baku yang nilai kekeruhannya tinggi,
proses bahan penyerap ini akan melebihi kapasitas. Untuk menghindari hal
tersebut diatas ada kalanya bahan penyerap dapat dilakukan pada akhir
b. Koagulan
Bahan yang sering digunakan adalah alumunium dan besi. Senyawa ini dalam
air akan terionisasi menghasilkan kation dan anion dengan valensi tinggi, ion ini
besi biasa digunakan adalah ferrosulfat (FeSO4), dan sering pula campuran
c. Korektor pH
Pembentukan koagulasi yang optimum terjadi pada pH 6-7, sehingga untuk air
yang basa harus digunakan tawas, karena dalam air tawas akan bersifat asam.
Sedangkan untuk air yang bersifat asam harus digunakan kapur yang bersifat
basa.
a. Koagulasi
bak prasedimentasi, yaitu partikel dengan diameter 1 nm, baik koloid maupun
b. Flokulasi
proses terbentuknya pengumpulan flok-flok yang lebih besar dan akibat adanya
perbedaan jenis terhadap air, maka flok-flok tersebut dapat dengan mudah
koagulan dan partikel koloid sangat tergantung pada pH, nilai gradiebn,
kecepatan waktu kontak, suhu, jenis dan konsentrasi koagulan. foluklasi dan
c. Sedimentasi
33
mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap ke
bawah, dan yang lebih kecil akan mengapung. Kecepatan pengendapan partikel
akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya.
d. Filtrasi
dan dapat juga menyaring mikroorganisme dalam penjernihan air, saringan pasir
cepat lebih penting daripada pasir lambat, karena teknik ini dapat menghasilkan
air yang bening dalam jumlah besar dengan waktu yang cepat.
sangat penting untuk membuat air benar-benar bebas dari bakteri patogen.
maka harus diketahui terlebih dahulu tentang skema dalam pentahapan BPAM.
Flokulasi
34
Sedimentasi
Flokulasi
Filtrasi
Disuatu instalasi pengolahan air bersih selain bangunan untuk mengolah air
baku manjadi air bersih, juga diperlukan bangunan penunjang lainnya yang
sebagai berikut :
1. Kantor
kegiatan tata usaha dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan instalasi
2. Gudang material
mengalami kerusakan.
3. Laboratorium
Gudang bahan kimia adalah ruang untuk penyimpanan bahan kimia yang
5. Ruang Operator
6. Genset
tempat generator agar aman dari kelembaban, suhu, cuaca dan sinar matahari.
BAB IV
PERHITUNGAN DESAIN
Data Perencanaan :
𝑄 0.04105 𝑚3 /detik
Q sumuran = = = 0.020525
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑚𝑢𝑟𝑎𝑛 2
m3/detik
b. Volume sumuran
V sumuran = Q x Td
e. Dimensi sumuran
A =PxL
= P2
V sumuran 73.89 m3
A = H total
= 4.25 m
= 17.386 m3
A = P2
P = √A = √ 17.386 m3 = 4.2m
P =L
L = 4.2 m
P = 4.2 m
L = 4.2 m
H = 4.25 m
Data perencanaan
a. Debit rencana 3
= 0.04105 m /detik
b. Kecepatan aliran = 1 m/detik
c. Jumlah pipa sadap m3
= 2/detik
buah
d. Panjang pipa sadap = 3 meter
Perhitungan :
𝑄 0.04105 𝑚3 /detik
Q pipa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑠𝑎𝑑𝑎𝑝 = 2
= 0.020525 m3/detik
Q 0.020525 m3 /detik
A = = = 0.020525 m2
V 1 m/det
c. Diameter pipa
A = ¼ x π x D2
0.020525 m2 = ¼ x 3,14 x D2
0.020525 m2 x 4
D =√ 3.14
= 0.162 m2
= 162 mm
d. Headloss
Q 1.85
Hf = [0.2785 x C x D263 ] xL
0.020525 m3 /detik
= [0.2785 x 20 x 0.162 m2 263 ]1.85 x 3
= 2.28 m
4.1.3 Strainer
38
untuk tiap intake well, jadi ada 4 buah total pipa section. (Kriteria desain
Data perencanaan :
Perhitungan :
0.04105 𝑚3 /detik
Q suction = = 0.010263 m3/detik
4
0.010263 m3 /detik
Aef = = 0.006842 m2
1.5 detik
d. Diameter strainer
Agross = ¼ x π x D2
0.013863 m2 = ¼ x 3,14 x D2
0.013863 m2 x 4
D =√ 3.14
= 0.132 m2
= 132 mm
4.1.4 Pompa
Data perencanaan
c. Suction = 0.5 m
Perhitungan :
a. Debit
0.04105 𝑚3 /detik
Q pompa = 3
= 0.013863 m3/detik
b. Diameter
Q =VxA
A = ¼ x π x D2
4Q
D = √πV
4 x 0.013863 m3 /detik
=√ 3.14 x 1.5 m/detik
= 0.108
c. Debit pipa
e. Diameter pipa
A = ¼ x π x D2
4 x 0.002281 m2
D =√ 3.14
= 0.0539 m
Cek V:
Mayor loses
-Pipa suction
L = 3 + 0.5 = 3.5 m
Q 1.85
Hf =[ ] x L
0.2785 x C x D263
0.020525 m3 /detik
= [0.2785 x 130 x 0.0539 m2 263 ]1.85 x 3.5
= 0.08 m
-Pipa discharge
𝑄 1.85
Hf = [0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷263 ] xL
0.020525 𝑚3 /detik
= [0.2785 𝑥 130 𝑥 0.0539 m2 263 ]1.85 x 6.5
= 0.154154 m
= 0.08 m + 0.154154 m
= 0.234154 m
41
Minor loses
K = 6.5
𝑣2 1.52
Hf = 6 𝑘 2 𝑥 𝑔 = 6 (6.5) 2 𝑥 9.81 = 4.47 m
K = 14
𝑣2 1.52
Hf = 𝑘 2 𝑥 𝑔 = (14) 2 𝑥 9.81 = 1.61 m
K = 14
𝑣2 1.52
Hf = 2 𝑘 2 𝑥 𝑔 = 2 (14) 2 𝑥 9.81 = 0.92 m
K = 1.4
𝑣2 1.52
Hf = 2 𝑘 2 𝑥 𝑔 = 1.4 2 𝑥 9.81 = 0.16 m
g. Daya pompa
𝛾𝐴 = 1017.1 kg/m3
𝑄 𝑥 𝐻𝑃 𝑥 𝛾𝐴
WHP = 𝜏
𝑚3
0.013863 𝑥 17.39 m x 1017.1 kg/𝑚3
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 75
= 2.228 kg.detik/m
I HP = 75 kg.m/detik
I HP = 745.7 watt
42
2.228 kg.detik/𝑚3
75
= 0.043 hp ≈ 32.09037 watt
Sebelum air melalui pipa sadap air baku terebih dahulu air
yang berasal dari sungai harus melewati bar screen yang berfungsi agar
kotoran, sampah tidak ikut masuk ke pipa sadap air baku. (Kriteria desain
Data perencanaan:
Perhitungan:
𝑄 0.04105 𝑚3 /detik
A =𝑉= 0.45 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0.091 m
d. Jumlah bar
43
𝑄 0.04105 𝑚3 /detik
V = (ℎ 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑙 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 ) = (1𝑚 𝑥 1.5 𝑚)
= 0.282 m/detik
𝑣2 0.2822 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Hv = = = 0.00405 m
2𝑔 2 𝑥 9.81 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑤 4
Hf = 𝛽 x ( 𝑏 )3 x Hv x sin (𝛼)
0.008 4
=2.43 x ( 0.03 )3 x 0.00405 m x sin(45°)
= 0.0012 m
𝑄 0.04105 𝑚3 /detik
v = = = 0.9 m/detik
𝐴50 0.456 m
𝑤 4
Hf = 𝛽 x ( 𝑏 )3 x Hv x sin (𝛼)
𝑤 4 𝑣2
= 𝛽 x ( 𝑏 )3 x 2 𝑥 9 x sin (𝛼)
4.2 Prasedimentasi
Data perencanaan :
44
P:L =3:1
% removal = 65%
Slope = 2%
Kadar Lumpur = 3%
a. Zona Pengendapan
m3/dt
𝑄 0.02053 𝑚3 /dt
Luas Pengendapan, A = 𝑉𝑜 = 417 x 10−3 m/dt
= 4.93 m2
A = P x L = 3L x L = 3L2
4.93 m2 = 3L2
45
4.93 𝑚2
L =√ 3
= 1.28 m
P = 3 x 1.28 m = 3.844 x m
H =2m
𝑄 0.02053 𝑚3 /detik
VH = = = 0.008009 m/dt
𝐿𝑥𝐻 1.28 𝑚 𝑥 2
Jari-jari Hidrolis
𝐿𝑥𝐻 1.28 𝑚 𝑥 2
R= = m = 0.485 m
𝐿+2𝐻 1.28 𝑥 2(2)
𝑉𝐻 2 0.0080092 m/dt
NFr = 𝑔 𝑥 𝑅 = 9.81 𝑥 0.485 𝑚
= 1.3474 x 10-5 > 10-5 m3/dt (memenuhi)
Karena NRe tidak memenuhi kriteria desain, maka perlu memodifikasi bak
𝑄 0.04105 𝑚3 /detik
Q1 = 30 = 30
= 0.001368 m3/dt
𝑄1 0.001368 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A1 = 𝑉𝑜 = 0.00417 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= xx m
𝐿 𝑥𝑥
L1 = 𝑥𝑥
= 𝑥𝑥
= xx m
P1 = xx m
46
H1 =xm
Cek td
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑥𝐿𝑥𝐻 𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥
td = td = 𝑄
= 𝑄
= 𝑥
dt = xxx detik = xx jam (OK)
𝑄 𝑥𝑥𝑥 10−3
VH = = m/dt = xx 10-3 m3/dt
𝐿𝑥𝐻 𝑥𝑥𝑥
Jari-jari Hidrolis
𝐿𝑥𝐻 𝑥𝑥
R = 𝐿1+2𝐻 = 𝑥𝑥 m = xx m
𝑉𝐻 2 𝑥𝑥
NFr = = = xx 10-5 > 10-5 (OK)
𝑔𝑥𝑅 𝑥𝑥
𝑥 𝑔 𝑝𝑠−𝑝𝑤
VS = √[𝑥 𝑥 𝐶𝐷
𝑥 𝑝𝑤
𝑥 10−4 ]
b. Zona Inlet
Xxx = xx x Hair
Hair = xx m
Hsaluran = Hair + F = xx + xx = xx m
Psaluran = xx m
47
c. Zona Lumpur
Ws = xx kd/hari
𝑊𝑠 𝑥𝑥 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Qds = = = xx m3/hari.turbidity
𝑝𝑠 𝑥𝑥 𝑘𝑔/𝑚3
Debit Lumpur
𝑄𝑑𝑠 𝑥𝑥 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
Qs = %𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 = 𝑥𝑥
= xx m3/hari
V = Qs + tc = xx m3/hari + x hari = xx m3
𝐿 𝑥𝑚
Ls =𝑥= 𝑥
=xm
V kerucut = x/x. A. Hs
𝑥𝑥 𝑚3
Hs = = xx m
𝑥 𝑚.𝑥 𝑚
Dpembuang = xx m
d. Zona Outlet
0.22866𝑚3 /𝑑𝑡
𝑛.6,7 𝑚
< 5 . 2.5 m . 5,56 x 10-4 m/dt
𝑛 >1.49
𝑛 > 1.5
n>2
Rencana jumlah gutter, n = 4 dengan 45o V-notch
Debit Tiap Gutter
𝑄 0.22866
Qg =𝑛= 2
= 0,057 m3/dt x 35,3088 = 2.012 cfs
Dimensi Gutter
Qg = 2,49 . Lg . Ho 3/2
2.012 cfs = 2.49 . (1,5.Ho) x Ho3/2
5
2.012 2
Ho= √[2,49 .1,5] = 0,73 ft = 2.394 m (1 m = 3,28 ft)
Dimensi V-notch
Freeboard V-notch, Fw = ½.ho = ½ . 0,03 m = 0,015 m
Lebar muka air V-notch, Lw = 2.ho.tan 45o = 2.0,03.1 = 6 cm = 0,06 m
Lebar pintu V-notch, Lp = 2. (ho+Fw).tan 45o = 2. (3 +1,5) . 1
= 9 cm = 0,09 m
Jarak antar V-notch
Pg = (n’ x Lp) + (n’ x w)
9.3 m = (134 x 0,09 m) + (75 x w)
17,55 𝑚 −(134 𝑥 0,09)
w = = 0,07 m
75
49
𝑤 0,07
Jarak V-notch ke tepi, w’ = 2
= 2
= 0,035 m
f. Kehilangan Tekanan
Head loss pada V-notch
8
Q/notch = 15 x CD x √2. 𝑔 x tan θ/2 x hf 5/2
8
2,12 x 10-4 m3/dt = 15 x 0,38x √2.9,81 x 1 x hf 5/2
5
2
2,12.10−4
hf = √[ 8 ] = 1.40 m
𝑥 0,38 𝑥 √2.9,81 𝑥 1
15
4.3 Koagulasi
Unit koagulasi berfungsi sebagai tempat membubuhkan koagulan ke dalam
air baku yang akan diolah. Unit koagulasi yang digunakan pada instalasi
pengolahan air minum ini menggunakan pengadukan secara hidrolis dengan
memanfaatkan gravitasi bumi dan ketinggian.
Data Perencanaan :
Jumlah bak = 1 bak
50
Perhitungan :
Menghitung Volume Bak Pengaduk
𝑉 = 𝑡𝑑 . 𝑄
= 40 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 × 228,66 𝑙/𝑑𝑡
= 9146,4 𝑙𝑡
= 9.14 𝑚3
V = p.l.t
9.14 = L3
3
L = √9.14 = 2.09 m
Menghitung Gradien kecepatan
𝐺 . 𝑡𝑑𝑜𝑝𝑡 . 𝐶 1,46 = 5,9 𝑥106
5,9 𝑥106 5,9 𝑥106
𝐺 = =
𝑡𝑑 . 𝐶 1,46 40 𝑑𝑒𝑡 . (351,46 )𝑚𝑔/𝑙
= 821,20 𝑙/𝑡𝑑
= 821 𝑙/𝑡𝑑
Daya Pengadukan (P)
P = μ . V. G2
= 0,898.10-3 N.dt/m2 x 9.14 m3 x (821)2
=5532 watt
Daya motor pengaduk (dengan Efesiensi (η daya) 60 %)
𝑃
Pmotor =η
𝐺2
ℎ = 𝑉 . 𝑡𝑑 𝑔
𝜇 𝐺2
= . 𝑡𝑑 .
𝜌 𝑔
0,894 . 10−3 N. dt/m2 (821)2 𝑙/𝑡𝑑
= .40 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 .
997,1 9,81
= 2,46 𝑚
4.3.1 Bak Pembubuh Koagulan
Koagulan yang akan digunakan adalah Al2(SO4)3 dalam bentuk slump
(slurry).
Data Perencanaan :
Debit pengolahan (Q) = 228.66 l/dt = 0,22866 m3/dt =19756 m3/hari
Pembubuhan alum kedalam bak = 24 jam sekali.
Jumlah bak pembubuh = 2 (1 operasional - 1 cadangan)
Dosis alum (100%) = 35 mg/L = 0,035 kg/m3
Berat Jenis alum, ρAl = 2,71 kg/L = 2710 kg/m3
Konsentrasi alum, CAl = 20%
Perhitungan :
Menghitung Kebutuhan alum
Massa alum = (Q x dosis alum yang dibutuhkan) x (100/20)
= (19756 m3/hari x 0,035 kg/m3) x (100/20)
= 3457.3 kg/hari
Debit alum (Qalum)
𝑚𝑎𝑙𝑢𝑚
Q alum = 𝑎𝑙𝑢𝑚
3457.3 kg/hari
= 2,71 𝑘𝑔/𝑙
= 1275,7 l/hari
1−0,2
𝑥 3457.3 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
0,2
= 997,1 𝑘𝑔/𝑚3
. 1 hari = 13.86 m3
V larutan
V = V alum + Vair
= 1,2757 m3 + 13.86 m3
= 15.13 m3
Dimensi bak pembubuh
Diameter bak pembubuh, d = 1,5 m
Luas alas bak pembubuh, A
1
A =4 𝑥 3.14 𝑥1,52 = 1,76 m2
1
0,2 1−0,2
+
2710 997,7
= 1142,015 kg/m3
Daya Pompa, P :
ρlarutan x g x q larutan x H
= η
kg m3
1142,015 𝑥 9.81 𝑥 0,014 𝑥10 m
m3 dtk
= 0.85
= 1845,22 watt
Pompa yang akan digunakan memiliki motor dengan daya 80 Watt (Grunfos).
53
4.4 Flokulasi
Data Perencanaan :
V = 617,382 m3
V = p.l.t
617,382 = t.l2
617,382 = 5t.l2
123,4764 = l2
L = 11 M
Panjang 11 M
Lebar 11 M
𝑛
2. 𝜇. 𝑇 𝐻. 𝐿. 𝐺 2
={ | 𝑄 } )1/3 𝑛
𝑃. (1.44 + 𝐹 )
1
3
2
2. (4,8492𝑘𝑔/𝑚𝑑𝑒𝑡)(2700𝑑𝑒𝑡) (5 𝑚). (11 𝑚). (60 𝑙/𝑑𝑒𝑡)
= {( 3 )( ) }
997.7 𝑘𝑔/𝑚 0,22866 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
997 .7 kg/𝑚3 (1,44 + 0,3)
= 83 buah
n = 52 buah
n = 40 buah
Dengan jarak antar sekat tiap flokulator adalah :
r1 = 11 m / 83 = 0,13 m …
(Persamaan 5.17)
r2 = 11 m / 52 = 0,21 m
r3 = 11 m / 40 = 0,27 m
Didapatkan Headloss sebesar :
Untuk r1 adalah :
𝑢.𝑡.𝐺 2
ℎ =
𝑝.𝑔
4.5 Sedimentasi
Data Perencanaan :
Debit perencanaan = 228,66/dt = 0,22866 m3/dt
Faktor harian maksimm = 1.5
Beban permkaan (Bp) = 2 m3/m2.jam (KD : 1,25 – 2,5 m3/m2.jam)
Jumlah pipa inlet = 2 buah
55
𝐴𝑝 615,6 m2
P = =
𝐿 6𝑚
= 102,6 m
0,22866
= = 0,114 m3/s
2
4𝑄 4 𝑥 0,114
D =√ =√
𝑣𝑥𝜋 0,25 𝑥 3,14
=0,76 m
𝑄ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 0,342 m3/detik
Kec. Aliran melalui lubang (VL) = =
𝑁𝐿 𝑥 𝐴𝐿 3 𝑥 0,283 m2
= 0,4 m/s
𝑄𝑡𝑖𝑎𝑝 𝐾𝑜𝑙𝑎𝑚
1 ( 𝑁𝐿
)
Headloss setiap lubang (hL) =
2𝑔 (𝐶𝐷 𝑥 𝐴𝑙)
0,342𝑚3 /𝑠
1 ( )
3
=
2 𝑥 9,81 𝑚2 /𝑠 (0,7 𝑥 0,283 𝑚2 )
= 0,02 m OKE!
(OKE! KD < 0,1)
Perencanaan dinding diffuser inlet dari kolam flokulasi
1
= 𝑥 3,14 𝑥 (0,12 𝑚)2
4
= 0,0113 m2
= 130 lubang
58
0,342
= = 0,23 m/detik
1,48
1 𝑄ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠
Headlos setiap lubang (hL) = ( )2
2𝑔 𝐶𝐷 𝑥 𝑡𝑜𝑡.𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
1 0,342
= (0,7 𝑥 1,48)2
2 𝑥 9,81
= 0,0055 m
= 0,719 m
1231,2 m3/jam
= 𝑚3
= 136,8 m
9 𝑥 𝑚
𝑗𝑎𝑚
136,8 m
= = 17,1 m
2 𝑥 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 6𝑚
Jarak dari tengah antar weir = =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑒𝑖𝑟+1 4 +1
= 1,2 m
17,1 𝑚 𝑥 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
= = 171 weir
0,200 𝑚 𝑥 2
= 684 buah
𝑄ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠
Debit tiap weir =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑒𝑖𝑟 𝑣−𝑛𝑜𝑡𝑐ℎ
0,342 𝑚3 /𝑠
= = 0,0005m/s
684
= 0,04 m
4.6 Filtrasi
Diketahui:
Media Filtrasi
Debit perencanaan (Q) = 0,22866 m3/detik
= 22,824 MGD
Jumlah bak saringan (N)
60
N = 12 x Q0,5
= 12 x (0.22866) 0,5 m3/detik
= 1,65 ≈ 2 buah bak
𝑄
Q =𝑁
0,22866m3 /detik
= 2buah bak
= 0,11 m3/detik
Kecepatan filtrasi (Vf) = 8 m/jam (KD: 6 – 11 m/jam)
= 192 m/hari
= 0,002222 m/detik
Kecepatan backwash (Vb) = 45 m/jam
= 1080 m/hari
Panjang : Lebar bak, p : l =2:1
Pengaturan Aliran
Kecepatan aliran dalam saluran inlet (Vin) = 0,6 m/detik
Kecepatan aliran dalam saluran outlet (Vout) = 0,9 m/detik
Kecepatan dalam saluran pencuci (Vp) = 1,5 m/detik
Kecepatan dalam saluran pembuangan (Vb) = 1,5 m/detik
Perhitungan
Desain media filtrasi
1. Karaktersitik media penyaring (pasir dan antrasit)
Pasir
Ukuran Efektif (ES) = 0,45 mm
Koefisien Keragaman (UC) = 1,3
Spesific Gravity (SG) = 2,65
Porositas (Φ) = 0,82
G = 0,45
Kedalaman media antrasit 20 mm
Distribusi lapisan media pasir
Diameter (mm) Berat (%) Tebal lapisan (cm)
0,27 - 0,37 8,34 1,668
0,37 - 0,49 33,39 6,678
0,49 - 0,65 58,27 11,654
2. Karakteristik Media penyangga (kerikil)
62
Menurut kriteria minimum untuk jumlah bak filtrasi adalah 2 buah, maka pada
perhitungan ini digunakan 2 buah bak.
Kapasitas tiap bak
𝑄
q =𝑁
63
0,22866m3 /detik
= 6
= 0,038m3/detik
= 17 m2
Dimensi bak
p:l = 2:1
Abak = 𝑝 𝑥 𝑙 = 2𝑙 2
𝐴𝑏𝑎𝑘 0,5
l = ( )
2
17 0,5
= ( )
2
= 2,9 m
P =2xl
= 2 x 2,9 m
= 5,8 m
Kecepatan filtrasi sebenarnya, Vf
𝑞
Vf =
𝑝𝑥𝑙
0.038
=
5,8 𝑥 2,9
= 0,00225 m/detik OK
Desain sistem underdrain
Sistem underdrain pada saringan pasir cepat ini terdiri dari orifice, pipa
lateral, dan pipa manifold,
Orifice
Diameter orifice, dor
dor = 0,25 inchi
= 0,635 cm
= 0,0064 m
Luas orifice, Aor
Aor = 0,25 x π x (dor)2 …
= 0,25 x 3,14 x (0,0064 m)2
= 0,0000317 m2
64
= 804 buah
Pipa lateral
Luas lateral : luas orifice = 2 : 1
Luas lateral total (Altot)
2
Altot = 𝑥 𝐴𝑜𝑟𝑡𝑜𝑡
1
2
= 1 × 0,0255 m2
= 0,051 m2
Panjang manifold = panjang bak (pm) = 4,2 m
jarak antar pipa lateral (jl)
jl = 5 inchi
= 12,7 cm
= 0,127 m
Jumlah pipa lateral(nl)
𝑃
nl = ( 𝑗𝑚) 𝑥 2 …
𝑙
4,2
=( ) 𝑥2
0,127
= 66 buah
Luas pipa lateral (Al)
𝐴𝑡𝑜𝑡
Al = 𝑛𝑙
0,051
= 66
= 0,000772 m2
Diameter lateral (dl)
65
4 𝑥 𝐴𝑙 0,5
dl = ( 𝜋
)
4 𝑥 0,000772 0,5
=( 3,14
)
= 0,03 m
= 1,18 inchi
Jumlah orifice per lateral(nol)
𝑛𝑜𝑟
nol = 𝑛𝑙
804 𝑏𝑢𝑎ℎ
= 66 𝑏𝑢𝑎ℎ
4 𝑥 0,0765 0,5
=( 3,14
)
= 0,3 m
= 11,81 inchi
= 1,3 m
Jarak antar orifice, jor
66
𝑃𝑙
Jor = 𝑛𝑜𝑙
1,3 𝑚
=
12 𝑏𝑢𝑎ℎ
= 0,108 m
= 4,25 inchi
Cek
Jumlah orifice total sebenarnya, nor
nor = nol x nl = 12 buah x 66 buah
= 792 buah
Luas orifce total sebenarnya, Aortot
Aortot = Nor x Aor = 792 buah x 0,000032 m2
= 0,025 m2
= 0.051 m2
Luas lateral : Luas orifice
Altot : Aortot
0,051 : 0,0255
2 : 1 OK
Luas manifold : luas lateral
Am : Altot
0,07 : 0,028
2,5 : 1 OK
= 0,2224 m
Media antrasit
Diameter
Ø tengah (di) (mm) Xi (%) Xi/di2 (mm-2)
(mm)
0.97-1.24 1.10 18.08 0.15
1.24-1.57 1.40 33.41 0.17
1.57-1.87 1.71 48.51 0.17
Total 0.49
𝑘 (1−𝜀)2 6 2 𝑋
ℎ𝑎 = 𝑔 . 𝑉𝑓 . 𝜐. 𝜀3
. (Φ) . 𝐿. ∑ 𝑑2𝑖
1
= 0,0727 m
Media Kerikil
Tebal Lapisan
Diameter (mm) Xi (%) Xi/di2(mm-2)
(cm)
2,54 12,19 29,45 0,04564
12,7 18,35 44,32 0,00275
22,86 10,73 25,93 0,0005
33,02 7,62 18,4 0,00017
43,18 5,91 14,27 0,00008
Total 55 132 0,04914
= 0,0067 m
Orifice
− Debit melalui orifice (qor)
𝑄
𝑞𝑜𝑟 = 𝑛
𝑜𝑟
0,03213
𝑞𝑜𝑟 =
804
68
hor = 0,03 m
Lateral
− Diameter lateral, dl = 0.91 inchi = 0,023 m
− Panjang lateral, pl = 1,3 m
− Debit melalui lateral, ql
𝑄
𝑞𝑙 = 𝑛
𝑙
0,038
ql =
66
= 0,00057 m3/detik
- Kecepatan melalui latera, V1
𝑞1
V1 =
𝑎1
0,00057
V1 =
0,000772
= 0,738 m/detik
1 1 0,7382
hl = 3
. 0,04 . 0,03 . 2 .9,81
hl = 0,012 m
Manifold
- Diameter manifold, dm = 11,81 inchi = 0,3 m
- Panjang manifold, pm = 4,2 m
- Debit melalui manifold, qm = 0,038 m3/detik
- Kecepatan melalui manifold, Vm =
𝑄𝑚
Vm = 𝐴𝑚
𝑄𝑚
Vm = 1
.𝜋.(𝑑𝑚)2
4
69
0,038
Vm = 1
.3,14 .(0,3)2
4
Vm = 0,54 m2/detik
- Kehilangan tekanan melalui manifold, hm =
1 𝐿𝑚 𝑉𝑚2
hm = . 𝑓. .
3 𝑑𝑚 2𝑔
1 1,5 0,542
hm = 3
. 0,004. .
0,3 2.9,81
hm = 0,0001 m
Total kehilangan tekan, ∆H =
∆H = hp + ha + hk + hor + hl + hm
∆H = 0,2224 + 0,0727 + 0,0067 + 0,03 + 0,012 + 0,0001
∆H = 0,345 m
Ketinggian air maksimum, Hmaks = 2m
Ketinggian bak filtrasi, H=
H = hp + ha + hk + ∆𝐻 + hmaks
H = 0,2224 + 0,0727 + 0,0067 + 0,345 + 2
H = 2,646 m
Freeboard = 20 cm
Desain Sistem Inlet
Sistem inlet pada unit filtrasi ini direncanakan terdiri dari saluran inlet dan
zona outlet.
Saluran inlet
A = 0,063 m2
Diameter pipa inlet, D:
1
A = 4 𝜋𝐷2
𝑚2 1
0,063 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 4 .3,14 . D2
0,063 = 0,785 . D2
D = 0,08 m
= 3,14 inchi
Kecepatan aliran sebenarnya pada inlet, V
𝑄
V=𝐴
0,038
V=1
.3,14 .(0,08)2
4
V = 7,56 m/detik
Panjang pipa terjauh direncanakan, L=8 m
Kehilangan tekan sepanjang pipa inlet, H
1/0,54
𝑄.𝐿 0,54
Hmayor = ( )
0,2785.𝑐.𝑑 2,63
1/0,54
0,038 . 80,54
Hmayor = (0,2785.110.0,262,63 )
H = 0,023 m
Data
0,038
A= 0,9
A = 0,042 m2
71
𝑄
V=1
.𝜋.𝑑 2
4
0,038
V=1
. 3,14 .0,172
4
V = 1,7 m/detik
0,038 .5 1/0,54
Hmayor = (0,2785.110.0,172,63 )
H = 0,116 m
Pada saat backwash media penyaring yang terdiri dari pasir dan antrasit
akan terekspansi, sedangkan media penyangga tidak ikut terekspansi.
72
3
𝜀 𝑘𝑒 𝑝𝑤 6 2
𝑒
1−𝜀𝑒
= 𝑔
. Vbw . 𝑢 . 𝑝 . (∅ .𝑑 )
𝑚− 𝑝𝑤 1
𝑋𝑡
Le = L . ( 1 – 𝜀) . ∑ 1− 𝜀
𝑒
Media Pasir
= 53%
Media Antrasit
Diameter ∅ tengah 𝜀𝑒 3 /(1 − Lie
𝜀 L1(m) 1/(1 - 𝜀𝑒 ) 𝑒𝑒
(mm) (d1) (mm) 𝜀𝑒 ) (m)
0,97 –
1,10 0, 0,108 0,508 2,45 0,59 0,154
1,24
1,24 –
1,40 0,5 0,2 0,314 2,13 0,53 0,248
1,57
1,57 –
1,71 0,5 0,291 0,208 1,91 0,48 0,322
1,87
= 21%
Media Pasir
Diameter ∅ tengah (1 − 𝜀𝑒) 2
𝑒𝑒 Lie (m) (1 − 𝜀𝑒) 2 / 𝜀𝑒 3
(mm) (d1) (mm) /𝜀𝑒 3 𝑥 𝐿𝑖𝑒 𝑑𝑖 (𝑚−1 )
0,27-
0,32 0,73 0,036 0,187 67741,44
0,37
0,37- 271562,5
0,43 0,65 0,111 0,446
0,49
0,49- 469896
0,56 0,58 0,16 0,904
0,65
Total 0,306 809199
hpbw = 0,184 m
Media Antrasit
Diameter ∅ tengah 2 3 (1 − 𝜀𝑒) 2
𝑒𝑒 Lie (m) (1 − 𝜀𝑒) / 𝜀𝑒
(mm) (d1) (mm) /𝜀𝑒 3 𝑥 𝐿𝑖𝑒 𝑑𝑖 (𝑚−1 )
0,97-
1,1 0,59 0,154 0,804 102994,1
1,24
1,24-
1,4 0,53 0,248 1,476 187783,9
1,57
1,57-
1,71 0,48 0,322 2,535 278363,2
1,87
habw = 0,17 m
Media Kerikil
74
hkbw = 0,032 m
Orifice
- Debit melalui orifice pada saat backwash, qorbw =
𝑞𝑏𝑤
qorbw = 𝑛𝑜𝑟
0,2 𝑚3 / 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
qorbw = 804
= 0,00024 m3/detik
- Kehilangan tekan melalui orifice pada saat backwash, horbw =
𝑞𝑜𝑟𝑏𝑤 2
horbw = 𝐴 2 2
𝑜𝑟 .2𝑔.𝑐
(0,00025)2 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
horbw = 0,00003172 𝑚2 𝑥 2 𝑥 9,81 𝑥 0,62
= 8,608 m
Lateral
- Diameter lateral, d1 = 0,03 m
- Panjang lateral, p1 = 1,3 m
- Debit melalui lateral pada saat backwash, qlbw =
𝑞𝑏𝑤
qlbw = 𝑛𝑙
0,038 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
qlbw = 66 𝑏𝑢𝑎ℎ
= 0,00057 m3 / detik
- Kecepatan melalui lateral pada saat backwash, Vlbw =
75
𝑞𝑏𝑤
Vlbw = 𝐴𝑙
0,0057 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vlbw = 0,000772 𝑚
= 0,738 m/detik
- Kehilangan tekan melalui lateral pada saat backwash, hlbw =
2
1 𝐿 𝑉𝑙𝑏𝑤
hlbw = 3 . 𝑓 . 𝑑 𝑙 . 2𝑔
𝑙
1 1𝑚 0,7382
hlbw = 3 .0,026 . 0,03 𝑚 . 2.9,81
= 0,008 m
Manifold
- Diameter manifold, dm = 0,3 m
- Panjang manifold, pm = 4,2 m
- Debit melalui manifold pada saat backwash, qmbw = 0,038 m3 / detik
- Kecepatan melalui manifold pada saat backwash, Vmbw =
𝑞𝑚𝑏𝑤
Vmbw =
𝐴𝑚
0,038 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vmbw = 0,07 𝑚2
= 0,542 m/detik
- Kehilangan tekan melalui manifold pada saat backwash, hmbw =
2
1 𝐿𝑚 𝑉𝑙𝑏𝑤
hmbw = .𝑓 . .
3 𝑑𝑚 2𝑔
= 0,00064 m
4.7 Desinfeksi
Data Perencanaan :
Q = 0,22866 m3 / detik = 19756,22 m3 / hari
Data peningkatan chlor = 0,5 mg/l
Sisa chlor = 0,3mg/l
Jumlah bak pembubuh = 4 buah (operasional dan cadangan)
Kadar (C) chlor = 60%
𝜌 kaporit = 0,86 kg/l
76
Perhitungan:
= 9,4 kg/hari
Debit kaporit (Qkpr) per hari
𝑚𝑘𝑙𝑜𝑟
Qkpr = 𝜌𝑘𝑙𝑜𝑟
9,4
=
0,86
= 10,93 l/hari
Debit kaporit (Qkpr) per minggu
𝑚𝑘𝑙𝑜𝑟
Qkpr = 𝜌𝑘𝑙𝑜𝑟
66
= 0,86
= 76,74 l/hari
Volume kaporit tiap pembubuhan
77
Vkpr = qkpr x td
= 10,93 l/hari x 1 hari
= 10,93 l/hari
= 0,01093 m3 (perhari)
Vkpr = qkpr x td
= 10,93 l/hari x 7 hari
= 76,51 l/hari
= 0,07651 m3 (perminggu)
Volume pelarut
1−𝐶𝑘𝑝𝑟𝑡
𝑥 𝑚𝑘𝑝𝑟𝑡
𝐶𝑘𝑝𝑟𝑡
Vair =
𝜌𝑎𝑖𝑟
1−0,6
𝑥 9,4 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0,6
997,7 𝑘𝑔 𝑚3
, 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 0,00628 𝑚3
1−𝐶𝑘𝑝𝑟𝑡
𝑥 𝑚𝑘𝑝𝑟𝑡
𝐶𝑘𝑝𝑟𝑡
Vair = 𝜌𝑎𝑖𝑟
1−0,6
𝑥 9,4 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0,6
997,7 𝑘𝑔 𝑚3
, 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 0,04396 𝑚3
Vlarutan
V (per hari) = Vkprt + Vair = 0,01093 + 0,00628
= 0,01721 m3
V (per minggu) = Vkprt + Vair
= 0,07651 + 0,04396
= 0,120 m3
Dimensi bak pembubuh
Ketinggian bak pembubuh, H = 1 m
𝑉 0,03
A =ℎ= 1
= 0,03 𝑚2
d = ((4 x A) / 𝜋)0,5
= (( 4 x 0,03) / 3,14)0,5
= 0,195 m
= 195,12 cm
78
= 0,007 watt
(maka pompa yang digunakan adalah yang memiliki motor dengan daya
0,005 watt)
Kapasitas tiap bak = Q x td
= 228,66 x 1 x 3600
= 823176 lt
= 823 m3
Volume bak = p x l x t (asumsi H= 3 m)
823 = p3
P = 8230,33
P =9
Jadi, dimensi bak
P =9m
L =9m
Kedalaman (L) = 9 + 0,4
= 9,4 m ≈ 9
4.8 Reservoir
79
Jumlah Reservoir
Jumlah Supply/j Pemakaian/ja Jumlah
Waktu Pemakaia
jam am m Supply Surplus Defisit
n
a. Dimensi Reservoir
Perencanaan:
Bentuk reservoir : Persegi panjang
Jenis reservoir : Ground reservoir
Perbandingan P : L : 2:1
80
5316 𝑚3
(Areservoir) = 7𝑚
= 759 𝑚2
Pipa Outlet
Karena pipa outlet dari reservoir distribusi ini telah masuk ke dalam
sistem jaringan distribusi air minum ke konsumen, maka kapasitas
pengaliran dalam pipa yang digunakan adalah kebutuhan jam puncak.
Kecepatan pada pipa outlet direncanakan 2 m/detik. (2 – 4 m/detik.
Qasim, 1975)
81
Perhitungan
Debit total pipa outlet
Qr-outlet = Qr x fmh →fmh = 1,75
Qr-outlet = 0,22866 m3 / det x 1,75 = 0,4 m3 /det
Luas pipa outlet (Aoutlet)
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡
Aoutlet = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡
0,4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Aoutlet = 2 𝑚 / 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,2 m2
Pipa penguras
Perencanaan:
Tinggi pengurasan (hpenguras) :2m
Waktu pengurasan (tpenguras) : 15 menit (10-20 menit.
Qasim, 1975)
Kecepatan dalam pipa pengurasan (vpenguras) : 4,5 m/detik ( 4-5 m/detik.
Qasim, 1975)
Jumlah pipa penguras : 4 buah
Perhitungan
1521 𝑚3
Qpenguras = = 1,69 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
1,69 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
AT-penguras = 4,5 𝑚 / 𝑑𝑒𝑡
= 0,375 m2
0,375 𝑚2
Apenguras = 4
= 0,093 m2
DAFTAR PUSTAKA
Kasus Kota Malang). Jurnal Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 13–20.
https://doi.org/10.1001/archderm.1979.04010090039021
Michigan.
23–29.
Badan Standardisasi Nasional 6447. (2008). Tata Cara Perencanaan Unit Paket
Margaretha, Mayasari, R., Syaiful, & Subroto. (2012). Pengaruh Kualitas Air Baku
Dan Variasi Filtrasi Terhadap Penurunan Kadar Tss, Cod Dan Warna Pada
https://doi.org/10.26555/chemica.v2i1.4560
Wiyono, N., Faturrahman, A., & Syauqiah, I. (2017). ( Portable Water Treatment
), 6(1).
Zikra, W., Amir, A., & Putra, A. E. (2018). Artikel Penelitian Identifikasi Bakteri
Escherichia coli ( E . coli ) pada Air Minum di Rumah Makan dan Cafe di