Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINDAKAN CUCI

TANGAN PADA ANAK SD KEDOKANSAYANG 02


KABUPATEN TEGAL

Eka Mardiyanti
Jurusan Keperawatan, STIKES Bhakti Mandala Slawi 52416, Tegal, Indonesia

Email : ekamardiyanti1703@yahoo.com

ABSTRAK

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu yang didapatkan melalui panca indera. Pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain pendidikan, umur, lingkungan dan informasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan cuci tangan pada anak
SD Kedokansayang 02 Kabupaten Tegal. Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 76 orang dengan teknik total
sampling. Teknik analisa datanya menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi dari
analisa bivariat yaitu menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan tindakan cuci tangan.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Cuci Tangan.

PENDAHULUAN Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh


Kesehatan adalah kesejahteraan dari badan, factor - faktor seperti pengetahuan, sikap,
jiwa, sosial yang memungkinkan seseorang motivasi dan lingkungan (Notoatmodjo,
hidup produktif secara sosial dan ekonomis 2010). Pengetahuan adalah hasil dari tahu
(Richo, 2009). Perilaku sehat mencuci yang terjadi melalui proses sensoris
tangan dengan sabun merupakan salah satu khususnya mata dan telinga terhadap objek
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), tertentu. Sikap adalah respon tertutup
yang saat ini juga telah menjadi perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek,
dunia. Hal ini karena kurangnya praktek baik yang bersifat intern maupun ekstern
perilaku mencuci tangan tidak hanya terjadi sehingga manifestasinya tidak dapat
di negara–negara berkembang saja tetapi langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ternyata di negara maju pun kebanyakan ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
masyarakat masih enggan untuk melakukan yang tertutup tersebut (Sunaryo, 2014).
cuci tangan. Usia anak sekolah merupakan
masa rawan untuk terserang penyakit. Salah satu bentuk perilaku hidup sehat
Beberapa penyakit yang diderita anak adalah dengan menjaga kebersihan diri.
sekolah seperti diare, cacingan dan infeksi Hasil penelitian yang dilakukan oleh
saluran pernafasan atas (ISPA) (Fajriati, Zuraidah pada tahun 2013 menunjukkan
2013). ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku mencuci tangan. Penelitian yang

1
dilakukan oleh Asfan pada tahun 2013 juga Tindakan Cuci Tangan pada Anak SD
menunjukkan ada hubungan signifikan yang Kedokansayang 02 Kab. Tegal”.
sangat kuat antara pengetahuan dan sikap
terhadap cuci tangan.
METODE PENELITIAN
Menurut Sunaryo (2012) pengetahuan Desain penelitian adalah jenis kuantitatif
merupakan domain terpenting bagi karena penelitian ini disajikan dengan
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku angka– angka. Termasuk dalam penelitian
yang disadari oleh pengetahuan akan lebih yang bersifat deskriptif korelasi yaitu untuk
langgeng dari pada yang tidak didasari oleh mengetahui hubungan antara suatu variabel
pengetahuan. Penerapan perilaku hidup dengan variabel lain, kemudian
sehat tidak hanya melibatkan peran sekolah diidentifikasi pula variabel lain yang ada
saja yang berpengaruh, tetapi peran peran pada objek yang sama dan dilihat apakah
orang tua sangat dibutuhkan agar ada hubungan antara keduanya
pengetahuan siswa tentang perilaku hidup (Notoatmodjo, 2010).
sehat menjadi lebih tinggi. Hal ini Rancangan penelitian yang digunakan
disebabkan orang tua merupakan pendidik dalam penelitian ini adalah rancangan
pertama sehingga orang tua diharapkan penelitian cross sectional yaitu metode
memberikan arahan dan bimbingan yang pengambilan data yang dilakukan pada
baik kepada anaknya (Alif, 2014). waktu yang sama dengan subjek yang
berbeda. Metode ini bertujuan agar
Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh data lengkap dalam waktu yang
peneliti lakukan di SD Kedokansayang 02 relatif cepat (Arikunto, 2006). Penelitian ini
diperoleh data dari hasil observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
siswa tidak mencuci tangan sebelum dan hubungan tingkat pengetahuan dengan
setelah makan serta kuku tangan yang tindakan cuci tangan pada anak SD
terlihat kotor dan panjang. Selain itu juga, Kedokansayang 02 Kabupaten Tegal.
saat jam istirahat anak sekolah membeli Teknik pengambilan sampel pada penelitian
jajan tanpa memperhatikan kebersihannya. ini menggunakan total sampel, jadi besar
Kurangnya fasilitas untuk mencuci tangan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
juga menyebabkan siswa tidak mencuci yaitu 76 siswa yang memenuhi kriteria
tangan. Hasil wawancara dengan siswa inklusi dan eksklusi.
mengatakan kadang perutnya merasa sakit
setelah jajan di sekolah dan informasi dari HASIL DAN PEMBAHASAN
guru hasil setiap bulannya ada siswa yang ANALISIS UNIVARIAT
tidak masuk sekolah karena diare. Data Analisis univariat dalam penelitian ini
didapatkan bahwa anak yang pernah dilakukan pada variabel penelitian yang
mengalami diare kurang memahami dan meliputi tingkat pengetahuan, tindakan cuci
tidak melakukan CTPS dengan baik dan tangan.
benar, walaupun sering diajarkan oleh guru
dan orang tua di rumah. Melihat kejadian
diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan

2
TINGKAT PENGETAHUAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
PENGETAHUAN DAN TINDAKAN
Kategori Frekuensi (%) CUCI TANGAN (N=76)
Baik 38 50 Pengeta Cuci Tangan Total X² P
Cukup 36 47,4 huan value
Kurang 2 2,6 Baik Cukup N
Total 76 100 Baik 25 13 38 7.520 0,023
Cukup 14 22 36
Berdasarkan tabel di atas menunjukan Buruk 0 2 2
bahwa responden yang memiliki tingkat Total 39 39 76
pengetahuan baik yaitu 38 orang (50%),
ditunjukan dengan banyak responden yang
mengerti tentang pengertian cuci tangan Berdasarkan tabel di atas menunjukan
serta menurut responden mencuci tangan bahwa responden dengan pengetahuan baik
yang baik adalah dengan air mengalir dan adalah 50%, pengetahuan cukup 47,4 %
sabun. sedangkan pengetahuan yang buruk 2,6%.
Responden dengan tindakan cuci tangan
TINDAKAN CUCI TANGAN yang baik sebesar 51,3% sedangkan
responden dengan tindakan cuci tangan
Cuci Tangan Frekuensi (%)
yang cukup sebesar 48,7%. Hasil hitung
Baik 39 51,3
dari nilai Chi-Square 7.520 dan p-value
Cukup 37 48,7
(0,023) < 0,05. Artinya terdapat hubungan
Kurang 0 0
yang signifikan antara tingkat pengetahuan
Total 76 100 dan tindakan cuci tangan.
Berdasarkan tabel di atas menunjukan PEMBAHASAN
bahwa responden yang melakukan tindakan PENGETAHUAN
cuci tangan dengan baik yaitu sebanyak 39 Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan
orang (51,3%), dengan hasil banyak dari merupakan hasil dari tahu dan terjadi
responden yang menjawab pernyataan setelah melakukan penginderaan terhadap
selalu melakukan cuci tangan dengan air suatu obyek tertentu atau diperoleh dari
mengalir dan sabun, mencuci tangan pengalaman. Pengetahuan atau kognitif
sebelum dan sesudah makan, setelah merupakan domain yang sangat penting
bermain serta buang air besar. dalam membetuk tindakan seseorang.
ANALISIS BIVARIAT Menurut Arikunto (2006), pengetahuan
Analisis bivariat pada penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu baik bila
dilakukan untuk mengetahui hubungan subyek mampu menjawab pertanyaan
antara tingkat pengetahuan dengan tindakan dengan benar 76-100% dari seluruh
cuci tangan pada anak SD Kedokansayang jawaban, cukup bila subyek mampu
02 Kabupaten Tegal. Hubungan kedua menjawab pertanyaan dengan benar 56-75%
variabel tersebut dapat diketahui dari hasil dari seluruh jawaban, kurang bila subyek
uji chi square.

3
mampu menjawab dengan benar pertanyaan pernyataan dengan benar adalah kelas 6 hal
40-55% dari seluruh jawaban. ini di pengaruhi karena faktor pendidikan
dan umur. Hasil wawancara dengan guru
Hasil analisa berdasarkan distribusi tingkat juga mengatakan menciptakan kebiasaan
pengetahuan menunjukan responden yang diri untuk mencuci tangan pada kelas 6
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 38 lebih mudah di bandingkan pada kelas 4
responden (50%), berpengetahuan cukup 36 karena pada anak kelas 4 pengetahun
responden (47,4%) sisanya berpengetahuan mereka hanya sebatas mencuci tangan biasa
kurang sebanyak 2 responden (2,6%). saja mengunakan air, mereka belum
memahami betul pentingnya menjaga
Penelitian yang sama dilakukan oleh Alif kesehatan tangan.
(2014) deskripsi responden berdasarkan
tingkat pengetahuan menunjukan 72 TINDAKAN CUCI TANGAN
responden (81,3%) adalah berpengetahuan Tindakan merupakan perilaku yang dapat
baik. Hasil penelitian yang sama diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,
kemungkinan dapat dipengaruhi oleh faktor durasi dan tujuan baik disadari maupun
lingkungan dan informasi yang mereka tidak disadari. Perilaku atau tindakan adalah
dapatkan baik dari guru, orang tua mau pun kumpulan berbagai faktor yang saling
media elektronik sehingga membiasakan berinteraksi. Faktor - faktor yang
mereka untuk melakukan cuci tangan mempengaruhi tindakan cuci tangan antara
dengan air mengalir dan sabun. Mereka lain pengetahuan, sikap, motivasi serta
mengerti dengan sering melakukan cuci lingkungan (Nursalam, 2008).
tangan maka akan terhindar dari berbagai Dari hasil penelitian diperoleh data
macam penyakit seperti diare, cacingan. responden yang melakukan tindakan cuci
Hasil penelitian yang sama juga tangan dengan baik yaitu 51,3%, sedangkan
dipengaruhi oleh teknik pengambilan responden yang melakukan tindakan cuci
sampel yaitu total sampling, dengan adanya tangan dengan nilai cukup yaitu 48,7%.
teknik pengambilan sampel yang sama ada Penelitian yang sama dilakukan oleh Ratna
kemungkinan kriteria dari responden itu (2015) deskripsi responden berdasarkatn
tidak jauh berbeda. Dengan terjadinya tindakan cuci tangan dengan hasil
peningkatan pengetahuan cuci tangan maka menunjukan tindakan cuci tangan yang
dapat meningkatkan kepatuhan untuk dilakukan dengan baik sebanyak 25 anak
melakukan tindakan cuci tangan, hal ini (83.3%).
dibuktikan dari penelitian Zuraidah (2013) Hasil penelitian menunjukan responden
yang mengatakan bahwa ada hubungan yang melakukan tindakan cuci tangan
antara pengetahuan dengan tindakan dengan baik adalah reponden pada anak
mencuci tangan. Faktor lain yang kelas 6 dibanding dengan kelas 5 atau kelas
mempengaruhi pengetahuan cuci tangan 4. Kelas 6 adalah yang terbanyak dalam hal
adalah pendidikan. minat, pengalaman, tindakan cuci tangan yang baik. di SD
umur, sosial budaya, serta individu itu Kedokansayang sendiri untuk fasilitas
sendiri menurut Wawan dan Dewi (2011). mencuci tangan masih sangat kurang,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan disetiap kelas hanya terdapat waskom berisi
responden yang banyak menjawab air yang diganti pada saat jam istirahat.

4
Letak kran-kran air yang jauh membuat dibuktikan dengan masih adanya waskom di
siswa jarang mencuci tangan. Mereka depan kelas untuk mencuci tangan dan
mencuci tangan hanya ketika tangan kotor terdapat beberapa kran tetapi kran ini
setelah makan jajan atau bermain. biasanya digunakan untuk menyiram
tanaman atau berwudhu. Hal ini
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT menunjukan bahwa sekolah sudah mulai
PENGETAHUAN DENGAN menyadari pentingnya cuci tangan bagi para
TINDAKAN CUCI TANGAN siswa.
Hasil penelitian Zuraidah (2013) di daerah
Data yang diperoleh bahwa responden palembang menunjukan juga terdapat
dengan pengetahuan baik adalah 50%, hubungan yang signifikan antara pengaruh
pengetahuan cukup 47,4 % sedangkan pendidikan kesehatan dan pengetahuan
pengetahuan kurang 2,6%. Responden dengan tindakan cuci tangan pakai sabun
dengan tindakan cuci tangan yang baik dimana dalam penelitian tersebut nilai p
sebesar 51,3% sedangkan responden dengan value nya (0.012) < 0.05.
tindakan cuci tangan yang cukup sebesar Hasil penelitan ditempat lainnya juga
48,7%. Hasil hitung dari nilai Chi-Square menunjukan hasil yang sama Khoiruddin
7.520 dan p-value (0,023) < 0,05. Artinya dkk (2015) dengan judul “Tingkat
terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Berhubungan dengan Sikap
tingkat pengetahuan dan tindakan cuci Cuci Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum
tangan. dan Setelah Makan Pada Siswa SDN
Dari jumlah seluruh tingkat pengetahuan Ngebel Bantul Jogakarta” Hasil analisis
yang baik yaitu 50% responden, yang diperoleh nilai r sebesar 0,236 dan p-
melakukan tindakan cuci tangan cukup value=0,001 yang artinya terdapat
yaitu 34,2% sedangkan yang melakukan hubungan antara tingkat pengetahuan
tindakan cuci tangan baik 65,8%. Total tentang cuci tangan dengan sikap cuci
jumlah tingkat pengetahuan cukup yaitu tangan sebelum dan setelah makan dengan
47,4% responden, yang melakukan tindakan tingkat keeratan yang lemah.
cuci tangan cukup 61,1% sedangkan yang Hasil penelitian dan hasil hitung chi squere
melakukan tindakan cuci tangan baik membuktikan bahwa ada hubungan yang
38,9%, sedangkan jumlah seluruh tingkat signifikan antara tingkat pengetahuan dan
pengetahuan buruk yaitu 2,6%, mereka tindakan cuci tangan di SD Kedokansayang
yang mempunyai pengetahuan buruk 02 Kabupaten Tegal. Hasil analisa yang
melakukan tindakan cuci tangan dengan didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa
nilai cukup100%. terdapat responden dengan tingkat
Pengetahuan cuci tangan akan berhasil pengetahuan baik belum tentu tindakan cuci
ketika sudah tertanam kebiasaan dan juga tangannya baik, juga sebaliknya responden
tersedianya sarana dan prasarana untuk dengan tingkat pengetahuan cukup tetapi
mencuci tangan, penyediaan air bersih dan tindakan cuci tangannya baik. Faktor yang
juga sabun untuk mencuci tangan sangat menyebabkan ini terjadi dipengaruhii oleh
diperlukan. Berdasarkan hasil penelitian macam-macam faktor antara lain yang
sekolah belum menyediakan fasilitias air sudah dijelaskan di atas.
mengalir untuk mencuci tangan, ini

5
SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Anggrainy R. (2010). Cuci tangan pakai
Terdapat hubungan antara tingkat sabun untuk menurunkan angka
pengetahuan dan tindakan cuci tangan yang diare di Daerah Istimewa
signifikan dengan nilai Chi-Square 5.284 Yogyakarta dalam program
dan p-value (0,023) < 0,05, dengan nilai mendukung perilaku hidup bersih.
X²hitung = 7.520 > X²Tabel= 3,84. Diunduh
http://www.perilakuhidupbersih(P
SARAN HBS).com. April 2017.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka ada
beberapa saran yang dapat peneliti berikan Asmadi. (2008). Konsep dasar
antara lain sebagai berikut: keperawatan. Jakarta: EGC.

Saran Keilmuan Arikunto, S . (2006). Prosedur penelitian.


Agar SD Kedokansayang dapat Jakarta: PT. Rineka Cipta.
memberikan pendidikan tentang pentingnya
cuci tangan secara rutin agar dapat _______. (2010). Prosedur penelitian:
menambah pengetahuan siswa dan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
meberikan kesadaran siswa untuk selalu Rineka Cipta.
mencuci tangan.
Batanoa, J. (2008). Kebiasaan cuci tangan
Saran Aplikatif dengan kejadian diare. Jakarta: EGC.
Diharapkan Dinas Kesehatan terkait selalu
berkordinasi dengan pihak sekolah untuk Depkes, RI. (2011). Pusat promosi
selalu melakukan kegiatan rutin kesehatan pedoman dan pelatihan
menggadakan program PHBS khusunya PHBS. Diunduh:
program cuci tangan secara berkala. Pihak http://www.promkes.depkes.go.id.
sekolah diharapkan bisa menyedikan sarana Januari 2017
dan prasaran cuci tangan di sekitar
lingkungan sekolah, seperti membangun __________. (2009). Buku panduan
tempat cuci tangan di setiap kelas. peringatan hari cuci tangan pakai
sabun sedunia, Kedua. Jakarta:
Saran Metodologi Depatemen Kesehatan RI.
Diharapkan pihak sekolah selau
mengupdate informasi khusunya Efendi, A. (2013). (Tesis). Hubungan
berhubungan dengan cuci tangan, serta bisa antara pengetahuan, sikap dan
menjadikan cuci tangan kegiatan rutin pelaksanaan cuci tangan perawat
dilakukan di sekolah agar kedepanya five moment for hand hygiene di
sekolah dapat membuat jurnal tentang cuci ruang instalasi rawat inap RSUD
tangan dan bisa dijadikan referensi bagi Dr.H.Moh Anwar Kabupaten
ilmu pengetahuan. Sumenep. Program pasca sarjana
UNS. Diunduh: Desember 2016.

6
Fajriati, W. (2013). Kebiasaan cuci tangan sabun sedunia. Diunduh:
pakai sabun di rumah sakit. http://www.panduan.hctps10.ok.
Diunduh: http://healt.kompas.com. Januari 2017.
Januari 2017.
Khoiruddin & dkk. (2015). Tingkat
Hendra . (2007). Permasalahan umum pengetahuan berhubungan dengan
kesehatan anak usia sekolah. Jakarta: sikap cuci tangan bersih pakai sabun
Rineka Cipta. sebelum dan setelah makan pada
siswaSDN Ngebel Tamantirta,
Hidayat, A. (2007). Metode penelitian dan Kasian, Bantul, Jogjakarta. Diunduh:
teknik analisa data. Jakarta: Salemba http://jurnal.ipi362266.pdf April
Medika. 2017.

Hardiyansyah. (2006). Perkembangan Lestari. (2008). Cuci tangan cara mudah


anak. Jakarta: Erlangga. mencegah penyakit. Diunduh:
http://n-
Jacob, A, dkk. (2014). Buku ajar clinical lestari.blogspot.com/2008/05/mencuc
nursing procedures, edisi 2. Jakarta: i-tangan-cara-mudah-menghindari-
Binarupa Aksara Publisher. penyakit. Desember 2016

Kementrian Kesehatan RI. (2011).


Peraturan menteri kesehatan Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan
republik indonesia nomor: dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
2269/MENKES/PER/XI/2011 Cipta.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: ________________. (2010). Ilmu perilaku
Kementrian Kesehatan RI. Diunduh : kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.depkes.go.id. Desember
2016. ________________. (2011). Promosi
kesehatan dan ilmu kesehatan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Rineka Cipta.
RI. (2012). Program dokter kecil
wujudkan generasi sehat. Diunduh: _______________. (2012). Metodelogi
http://www.kemendikbud.go.id. penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Desember 2016. Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
_________________. (2012). Pedoman metodelogi penelitian ilmu
pelaksanaan UKS di Sekolah. keperawatan edisi 2. Jakarta :
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Salemba Medika.
Kebudayaan.
Potter, P. A & Perry, A. G . (2005). Buku
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan:
panduan hari cuci tangan pakai

7
konsep, proses, dan praktik edisi 4. Setiadi. (2007). Statistika untuk penelitian.
Jakarta: EGC. Bandung: Alfabeta.

Ngalim, P. (2013). Panduan penelitian Sugiyono. (2010). Metodelogi penelitian


tindakan kelas. Yogyakarta: Pustaka kuantitatif kualitatif dan R&B.
Pelajar. Bandung: Alfabeta.

Retno, W. (2013). Hubungan antara Syahputri.(2011). (Skripsi). Hubungan


perilaku mencuci tangan dengan perilaku hidup bersih dan sehat
insiden diare pada anak usia sekolah dengan kejadian diare pada balita
di Kabupaten Jember. Diunduh: usia 1-3 tahun. Diunduh:
http://jurnal.ipi362272.pdf Januari http://www.perilaku.hidup.bersih(PH
2017. BS).com Januari 2017.

Richo. (2009). Undang-undang praktek Tamaji, A. (2014). (Skripsi). Tingkat


kesehatan kedokteran. Yogyakarta: pengetahuan siswa sekolah dasar
Redaksi New Merah Putih. kelas IV dan V tentang perilaku
hidup sehat di SDN Gentan
Rikwidikdo. (2013). Statistik kesehatan. Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Fak.
Yogyakarta: Rohima Press. Ilmu Keolahragaan, UNY. Januari
2017.
Rosyidah, N A. (2014). (Skripsi).
Hubungan perilaku cuci tangan Wawan, A & Dewi, M. (2011).
terhadap kejadian diare di SDN Pengetahuan, sikap dan perilaku
Ciputat 02. Jakarta: Fak.Ilmu manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
UIN Syarif Hidayatullah. Februari Wawan, A. (2011). Teori dan pengukuran
2017. pengetahuan, sikap, perilaku
manusia. Yogyakart: Nuha Medika.
Subea. (2010). Gastroenterologi anak.
Jakarta: Sagung Seto. Wong, D. (2009). Buku ajar keperawatan
pediatrik. Volume 2. Edisi 6. Jakarta:
Sunaryo. (2014). Psikologi untuk EGC.
keperawatan. Jakarta: EGC.
Zuraidah. (2013). (Skripsi). Hubungan
_______. (2012). Promosi kesehatan. pengetahuan dan sikap dengan
Jakarta : Raja Grafindo Persada. perilaku mencuci tangan dengan
benar pada siswa kelas V SD AN-
Sunarto, & Artono, A. (2008). NIDA Kota Lubuk Linggau.
Perkembangan peserta didik. Jakarta: Palembang: Politeknik Kesehatan
Rineka Cipta. Fak. Keperawatan. Februari 2017.

8
9

Anda mungkin juga menyukai